Setelah pertemuannya dengan Anhard barusan, dan sudah membahas hal-hal yang akan mereka rencanakan untuk menjebak Viscount dan Viscountess Satalia, kali ini Mikaila memutuskan untuk menemui Tuan Madelvine dan melanjutkan kerjasama mereka.
Gadis cantik beriris biru itu lebih memilih berjalan kaki, karena jarak antara menara sihir dan rumah Tuan Madelvine tidak terlalu jauh.
Dia sudah mengenakan tudung penutup kepala agar tidak ada yang mengenalinya. Sebab, atas kejadian dia memutuskan pertunangannya dengan putra mahkota beberapa bulan lalu, Mikaila menjadi terkenal.
Wajahnya di muat dalam surat kabar, dengan judul 'Wanita pemberani yang memutuskan pertunangan dengan putra mahkota di acara ulang tahun ratu' Semenjak itu, baik para bangsawan dan rakyat jelata sekalipun banyak yang mengenali wajah Mikaila.
Meskipun sebelumnya dia sudah terkenal sebagai Lady gila budak cinta putra mahkota, akan tetapi sekarang popularitasnya semakin tinggi karena d
Setelah melawan para pasukan kegelapan itu, Xavier mengajak Casis dan juga Mikaila ke mansionnya.Mikaila memperhatikan sekitar, mansion Grand Duke Xavier sangatlah luas dan megah. Begitu banyak ukiran-ukiran kuno di dinding mansionnya."Sepertinya, anda tertarik dengan ukiran yang ada di sini Lady," ucap Xavier yang seketika mengagetkan Mikaila."Ya Grand Duke, saya hanya merasa bahwa ukiran-ukiran di sini, sangatlah indah," jawab Mikaila seadanya.Xavier segera menganggukan kepalanya. "Tiap ukiran di sini, mengandung arti tersendiri," ucap Xavier dengan nada misterius.Mikaila mengalihkan atensinya pada Xavier. Kini, iris mata keemasan Xavier bertemu iris mata biru Mikaila. "Benarkah? Apa itu?" tanya Mikaila penasaran.Xavier hanya tersenyum tipis, "Itu ... rahasia," jawab Xavier seraya berbalik pergi, dan meninggalkan Mikaila yang penasaran.Sedangkan Mikaila yang melihat Xavier tiba-tiba pergi,
Anhard, Xavier dan Casis saling menatap tajam, mereka kini tengah berada di dekat jendela kamar Mikaila.Dengan sengaja, mereka bertiga menyelinap malam-malam begini untuk menemui Mikala.Awalnya, mereka murni datang ke sini sendiri-sendiri. Akan tetapi ternyata, mereka tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu secara bersamaan tepat di jendela kamar Mikaila."Tidak saya sangka, ternyata Yang Mulia putra mahkota Casis, dan Yang Milia Grand Duke Xavier, akan datang secara diam-diam begini untuk menemui seorang gadis," sindir Anhard pada dua pria tersebut, sambil tersenyum ramah.Casis yang mendengar sindiran Anhard kepadanya mendengkus sinis. "Saya juga tidak menyangka, bahwa penyihir agung yang terhormat, akan menyelinap malam-malam ke mansion orang begini," sindir Casis balik.Sedangkan Xavier yang disindir, tidak mengatakan apa-apa dia tetap memasang wajah tanpa ekspresinya. Tapi dalam hati, dia menyetujui ucapan Cas
Suasana di sana menggambarkan peperangan, begitu banyak mayat bergelimpangan di mana-mana, tempat yang dulunya indah kini berubah seperti neraka.Gadis itu berlari cepat dengan sisa-sisa tenaga yang dia punya, seluruh tubuhnya terasa sakit. Begitu banyak luka dan kini energinya perlahan menipis, dia tidak peduli dia tetap berlari ke sebuah tempat yang menjadi sumber peperangan.Di sana dia melihat seorang pemuda tampan yang sudah sekarat dan tergeletak di tanah. Gadis itu dengan cepat berlari dengan sisa kekuatan yang dia miliki, dia sudah menangis dengan kuat kala melihat keadaan si pemuda yang begitu parah."Kau tidak boleh mati," ucap sang gadis sambil memeluk erat tubuh pemuda yang sudah sekarat itu. "Aku tidak mengizinkanmu untuk itu," sambungnya sembari terisak pelan.Si pemuda perlahan membuka matanya, dia menatap wajah cantik wanita yang sangat dia cintai, wanita yang selalu bertahta dihatinya. "J-jangan m-menangis, kau tidak lag
Ketika Mikaila melangkahkan kakinya ke dalam mansion Deorwine, dia sudah menarik banyak perhatian. Bagaimana tidak? Mikaila sangatlah cantik dengan gaun berwarna merah maroon yang sudah dia rancang sendiri.Ditambah kini Mikaila datang dengan tiga orang pria tampan yang sudah menjadi incaran gadis-gadis yang ada di kerajaan ini.Berbagai macam tatapan diterima oleh Mikaila, mulai dari terpesona, kagum, iri bahkan mencemooh. Akan tetapi Mikaila tidak memperdulikan tatapan mereka semua, terlalu memikirkan pandangan orang lain terhadap kita itu hanyalah buang-buang waktu untuk menikmati hidup.Dia segera menghampiri Serena, bintang utama dalam pesta kali ini."Lady Serena, selamat ulang tahun,", ucap Mikaila sambil memberikan sebuah hadiah yang sudah dia siapkan untuk Serena kemudian disusul oleh pemberian hadiah dari Anhard, Xavier dan Casis."Terima kasih Lady Mikaila, saya benar-benar senang akhirnya anda datang." Sere
"Ini memang cap asli milik keluarga Arundell," aku Mikaila dihadapan semua orang.Semua orang yang ada di sana mulai berbisik-bisik heboh. Apakah Mikaila ini gila? Apakah dia akan mengakui kejahatannya dihadapan umum? Sangat sulit untuk dipercaya!Sedangkan Helena sudah tertawa keras dalam hati.Mikaila tetap tenang dia tidak memperdulikan orang-orang yang sudah menghakiminya secara terang-terangan. "Tapi Lady Helena, sejak kapan tulisan tangan saya berubah?" tanya Mikaila pada Helena yang masih bersimpuh dihadapannya.Gadis cantik berambut pirang itu tersenyum sinis, dia sekarang percaya bahwa Helena benar-benar idiot. Ingin menjebaknya, akan tetapi caranya kurang.Wajah Helena pucat, dia ingin berbicara tapi rasanya sedikit sulit. Otaknya mendadak blank."Lady Helena, bukankah selama beberapa hari terakhir ini anda sering pergi ke mansion Arundell? Kita tidak pernah tau bukan apa yang anda lakukan di sana." Mikaila
Tubuh Mikaila terasa lemas, wajahnya pucat. Dia menatap kalung berbentuk bunga mawar yang ada di leher Helena. Ini terlalu gila, kekuatan hitam itu begitu kuat. Sehingga membuat Mikaila yang belum mengaktifkan elemen sihir cahayanya secara penuh merasa kesulitan.Sedangkan Helena tiba-tiba saja sudah pingsan, dan membuat semua orang yang ada di sana panik seketika.Carlos yang berada di dekat Helena, dengan sigap langsung menggendong wanita itu dan membawanya pergi dari sana.Semua orang yang ada di sana berbisik-bisik, bingung dengan wajah Mikaila yang begitu pucat dan Helena yang tiba-tiba saja pingsan."Karena pesta hari ini nampak kacau, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada kalian dan pesta ini bubar!" Serena berkata dengan lantang akan tetapi tetap sopan.Para bangsawan yang tau akan situasi dan segera pergi dari sana.Hanya tersisa, Serena, Leonard, Mikaila, Anhard, Casis dan Xavier di sana. 
Tubuh Serena seakan kaku, dia segera berbalik dan menatap Leonard dengan tatapan yang sulit dipercaya.Dia tidak menyangka bahwa Leonard, seorang lelaki yang telah dia cintai selama 9 tahun akan mengatakan hal itu.Siapapun tolong, tolong beritahu Serena bahwa hal yang dia alami saat ini bukanlah mimpi."A-anda menerima saya, Yang Mulia?" tanya Serena yang masih belum percaya."Tidak," jawab Leonard dengan datar.Jawaban yang keluar dari mulut Leonard membuat senyum Serena luntur seketika. Dia harusnya tau, bahwa Leonard tidak mungkin membalas perasaannya."Tidak salah lagi, maksud saya," lanjut Leonard dengan jahil.Serena menatap Leonard dengan kesal, mengapa juga lelaki yang sering terlihat dingin seperti Leonard bertingkah menyebalkan dihadapannya."Jadi ... anda menerima atau menolak saya Yang Mulia, tolong jangan mempermainkan saya seperti ini." Serena berkata dengan serius.
Suara tamparan itu menggema begitu keras dalam suatu ruangan, Kevlan menampar Evands dengan kuat, sehingga meninggalkan jejak kemerahan di wajahnya yang tampan."Evands Arundell! Kau tau apa yang kau lakukan saat ini? Kau membuat malu keluarga Evands! Apa kau paham bahwa perilakumu dapat memunculkan gosip dan membuat nama keluarga kita menjadi jelek?" Kevlan berteriak dengan marah, dia menatap putra ketiganya dengan tatapan tajam."Kau menodongkan pedangmu pada Mikaila, dihadapan semua orang demi orang luar. Apa kau tau itu akan membuat orang-orang berpikir bahwa keluarga kita begitu buruk? Mengancam keluarga sendiri demi orang luar," lanjutnya sekali lagi. Dia tidak pernah tau, bahwa putranya akan bertindak begitu gegabah hari ini. Meskipun dia tau bahwa Evands adalah orang yang berpikir pendek, akan tetapi dia tidak tahu bahwa Evands akan begitu bertindak bodoh."Helena bukanlah orang luar Ayah! Ayah sendiri yang mengatakan kepada kami bahwa Helena