Carlos menatap wajahnya di cermin, dia tidak pernah mengerti apa yang terjadi. Dia telah mati dibunuh oleh Helena dan orang yang sangat dia percaya, akan tetapi sekarang ... dia hidup kembali.
Carlos tidak pernah melupakan apa yang dikatakan oleh Helena saat itu.
"Carlos, kau begitu bodoh. Dari awal sampai akhir aku tidak pernah mencintaimu, kau hanyalah alat. Dan sekarang tugasmu sudah selesai. Maka kau harus mati." Helena terkekeh saat melihat Carlos yang sudah tidak berdaya.
"Selain bodoh kau juga idiot, membunuh wanita yang mencintaimu secara tulus demi seorang wanita yang berniat membunuhmu sedari dulu."
Mengingat hal itu, membuat Carlos mengepalkan kedua tangannya erat. Pancaran matanya menunjukkan dendam yang sangat dalam. Bayangan Helena yang bergelung diatas tempat tidur dengan orang yang paling dia percaya membuat dia semakin marah.
Dia sungguh tidak percaya, dua orang yang sangat dia percaya ternyata adalah orang
Carlos menuju ke sebuah taman, taman itu sangat indah, dan di depan taman itu terdapat sebuah danau yang berwarna biru yang sangat cantik.Tempat ini adalah adalah tempat kesukaan Mikaila, dia mengetahui tempat ini tepat sebelum hari pengesekusian Mikaila. Mengingat dia sendiri yang menyuruh Mikaila mati dengan cara meminum racun, membuat hati Carlos lagi-lagi merasa sakit.Tanpa sadar mata Carlos menangkap sosok seorang gadis yang sedang duduk di kursi taman, sambil bernyanyi. Suaranya begitu indah dan merdu, setiap lagu yang keluar dari mulut gadis itu membuat Carlos begitu tenggelam dalam rasa penyesalannya."Mikaila," panggil Carlos sambil berjalan mendekati sosok gadis itu. Pakaian Carlos yang biasa terlihat begitu rapih, kini terlihat kotor dan acak-acakan. Peluh, membasahi pipinya. Karena dia berlari begitu kuat seperti orang yang kehilangan akal.Merasa namanya dipanggil, Mikaila mengalihkan atensinya dari danau, ia kini me
Mikaila bangun dari tidurnya, napasnya sedikit memburu. Karena dia lagi-lagi bermimpi hal yang sama secara berulang-ulang. Tentang perang, mayat-mayat bergelimpangan, tangisan, dendam dan amarah yang bercampur menjadi satu.Lagi-lagi dia melihat sesosok seorang pria yang mati dalam dekapannya, dan anehnya, dia seolah merasakan itu adalah hal yang nyata, sampai-sampai dia ikut menitihkan air mata. Dia sendiri tidak mengerti apa maksud dari semua ini, jika mimpi ini terjadi satu atau dua kali itu mungkin adalah hal yang wajar, tapi ini ... berulang kali, bahkan hampir setiap hari. Seolah mimpi ini adalah sebuah petunjuk, akan tetapi dia tidak mengerti arti dari petunjuk ini.'Tok tok tok'"Nona, Pangeran Leonard, Grand Duke Xavier dan Tuan Anhard sudah menunggu anda di luar," ucap Marry balik pintu.Mikaila mendesah kasar, dia mengumpat pelan karena lupa bahwa ternyata mereka telah membuat janji untuk membahas tentang langkah selanjutnya yang ha
Peresmian butik milik Mikaila begitu sukses di kalangan bangsawan, banyak sekali para bangsawan khususnya para gadis datang ke peresmian tersebut.Hanya dalam sekali debut, begitu banyak gaun-gaun yang terjual. Bahkan setelah tiga hari peresmian butik pun, butik Mikaila masih dikerumuni oleh banyak orang.Mereka menyukai desain gaun yang Mikaila ciptakan.Saat ini Mikaila tengah bersantai sambil meminum segelas teh yang telah dibuat oleh Marry, dia sedikit kelelahan karena akhir-akhir ini begitu sibuk.Tak lama, Mikaila mendengar suara ketukan pintu dari luar, karena dia sudah tahu bahwa Marry tidak ada dan mereka hanya tinggal berdua. Membuat Mikaila mau tak mau bangkit dari posisi duduknya saat ini, dan melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.Dia pikir orang yang datang ke rumahnya ini adalah orang yang biasanya datang ke sini. Akan tetapi dia merasa sedikit terkejut ketika pintu terbuka malah menampilkan sosok lelaki pa
Helena merasa marah, dia membanting apa saja yang ada di kamarnya. Dia sungguh kesal, dia tidak mengerti apa yang terjadi sampai-sampai keluarga Arundell dan juga Carlos menjauhinya. Belum lagi desakan dari ratu untuk segera menjalankan rencananya."Sialan, semuanya sialan!" Helena terus berteriak seperti orang gila, dia menarik seprai di kasurnya lalu mengacak-acaknya begitu saja.Tadi dia pergi ke istana mencoba untuk menemui Carlos, akan tetapi lelaki itu malah tidak ingin menemuinya dan menyuruh para penjaga mengusirnya. Lalu setelah itu dia pergi ke rumah keluarga Arundell, akan tetapi para pelayan di sana mengatakan bahwa mereka mencari Mikaila."Mikaila, ini semua pasti karena dia!" desis Helena tajam, sikap Carlos yang menjadi aneh pun itu karena dia bertemu Mikaila.Kenapa semua orang malah berbalik mendukung wanita gila itu, harusnya mereka tetap membenci Mikaila karena dia memang pantas dibenci.Sedetik kemu
"Phillen, apakah wajahku sekarang terlihat jelek? Ini sakit sekali." Helena merengek seperti anak kecil. Dia menatap sebuah luka yang ada di dagu juga di pipinya, melalui cermin. Ini semua karena sayatan belati yang diberikan oleh Xavier."Tidak Helena, bagiku kau tetap yang tercantik," balasnya dengan tersenyum lembut. Dia begitu berhati-hati saat mengobati luka yang ada di wajah cantik Helena."Tapi ... wajahku ada bekas luka, aku pasti tidak cantik lagi dan kau pun pasti akan meninggalkanku." Helena memanyunkan bibirnya, dia menunduk. Dan bulu matanya mengerjap-ngerjap menghalau air mata yang berjatuhan.Dengan lembut, Phillen menangkup wajah mungil Helena. "Tidak, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkanmu sedangkan, setiap harinya aku terus memikirkanmu?""Pembohong," ujar Helena tak percaya. Dia memalingkan wajahnya kesamping. Tidak ingin melihat Phillen secara langsung."Jika aku berbohong. Bagaimana mungkin aku bertahan sej
Mikaila terduduk di sebuah sofa ruang tamu rumahnya, dia membalik lembar demi lembar buku yang saat ini dia baca. Buku ini merupakan buku kuno yang diberikan oleh Anhard.Sesaat matanya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Dalam buku kuno tersebut, terdapat lambang tato yang sama di persis ditubuh Anhard dan juga Casis.Pantas saja, saat melihat tato yang ada di tubuh Anhard dan Casis dia merasa tak asing. Ternyata dia pernah melihatnya di buku ini. Tapi kenapa lambang tato yang ada di tubuh Anhard dan Casis ada di buku kuno ini? Mikaila tidak mengerti apa maksud semua ini.Ketika Mikaila menyentuh lambang tato tersebut, tiba-tiba saja buku tersebut mengeluarkan sebuah cahaya berwarna merah yang menyilaukan. Dan muncul sebuah tulisan setelah cahaya tersebut meredup.'4 bunga, setengah bulan, di bawah cahaya merah. Membangkitkan keabadian.'Mikaila mendadak syok, saat membaca tulisan yang ada di buku kuno tersebut. In
"Lady Mikaila, silakan masuk." Anhard menyambut kedatangan Mikaila dengan ramah seperti biasanya. Lelaki itu berdehem pelan, lalu membuat gerakan merapikan penampilan. Takut kalau penampilannya acak-acakan dihadapan Mikaila.Gadis itu langsung saja duduk di sebuah sofa berwarna putih, berhadapan langsung dengan Anhard."Ada apa anda ke sini? Apakah anda ingin mengetes kemampuan sihir anda seperti biasanya? Tapi ini belum jadwalnya." Anhard bertanya dengan bingung, karena biasanya Mikaila datang ke sini hanya untuk mengetes kemampuan sihirnya dan itu pun setiap dua minggu sekali.Mikaila menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya ke sini bukan untuk itu.""Lalu apa?" tanya Anhard penasaran.Mikaila langsung mengeluarkan sebuah buku kuno, dari balik tudung yang dia kenakan. Dia memberikan buku tersebut pada Anhard. "Saya tidak mengerti dengan arti yang ada di buku ini Tuan, tadi ... saat saya sedang membaca buku ini. Tiba-tiba saja
Selama lebih dari seminggu ini, Evands baru saja dikeluarkan dari ruang hukuman. Saat di ruang hukuman, dia disuruh menyalin peraturan keluarga, sebanyak seribu lembar. Dan dia tidak diizinkan keluar ruangan, apabila hukumannya belum selesai. Akibatnya, tangannya kini menjadi sakit karena menulis tiada henti. Di hanya berhenti hanya ketika makan dan tidak sengaja ketiduran. Dan itu pun sebentar, setelah selesai makan dan tidur dia kembali melanjutkan menulis hukumannya.Pemuda tampan itu, merebahkan tubuhnya diatas kasur. Seluruh tubuhnya terasa remuk, karena lebih dari seminggu ini dia hanya bisa duduk.Evands mendesah kasar, semua ini karena anak pembawa sial itu. Mengapa juga ayah dan kedua kakak lelakinya yang lain lebih membela Mikaila? Padahal, jelas-jelas dia hanyalah si pembuat onar dan hanya bisa menyusahkan.Tak lama, tatapan matanya tanpa sadar melihat pada sebuah kotak persegi panjang yang bisa dibilang cukup besar. Kotak persegi panjang