Share

Part 5

Sedari tadi Mikaila sudah berguling-guling di kasur empuknya, bukan karena dia gila, bukan. Dia sudah terlalu bosan seharian ini tidak melakukan aktivitas apapun, biasanya hari-hari yang ia lakukan adalah mengejar Carlos, tapi kali ini tidak lagi, tidak sudi.

"Astaga aku bisa mati kebosanan apabila terus seperti ini," monolognya sedikit berteriak kesal.

Mikaila menghembuskan nafasnya lelah, ia mulai menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal dan lanjut berguling diatas kasur empuknya.

Lama melakukan hal yang unfaedah seperti itu, dirinya mulai berhenti karena pusing.

Setelah lama berpikir kemana ia saat ini, lebih baik ia mengunjungi perpustakaan membaca banyak buku untuk menambah pengetahuan.

"Marry bantu aku untuk bersiap, aku ingin pergi ke perpustakaan."

Marry segera menghadap sang nona, dirinya dibuat kaget mendengar Mikaila ingin pergi ke perpustakaan. Apakah mungkin saat ini dirinya salah dengar? Ayolah ia yang paling tau Mikaila, ia jelas sangat hapal bagaimana kelakuan Mikaila yang sangat anti dengan yang namanya buku. Dan ini? Ia ingin pergi ke perpustakaan ke tempat banyak buku itu? Dia pasti sudah gila sekarang.

"Maaf nona, anda ingin pergi kemana saat ini?" tanya Marry dengan tak yakin.

"Aku bilang aku ingin pergi ke perpustakaan, jadi cepat bantu aku bersiap," kata Mikaila dengan suara datarnya.

"Ba-baik bona, saya akan membantu anda." Marry buru-buru membantu Mikaila. Setelah ini ia akan melakukan sujud syukur nonanya sudah benar-benar berubah.

Sementara Mikaila hanya mendengus pelan, tak mau ambil pusing dengan tingkah Marry yang seakan tidak mempercayainya.

Setelah berganti pakaian, Mikaila langsung melangkahkan kakinya dengan diikuti Marry dibelakangnya.

Disepanjang jalan, lagi-lagi dirinya menjadi pusat perhatian para pelayan dan para pengawal. Semua orang berdecak kagum dengan kecantikan Mikaila yang bagai dewi, namun sayang seribu kali sayang, bagi mereka sikap sang nona tidak seindah paras rupawannya.

Sementara Mikaila yang menjadi pusat perhatian hanya memasang wajah datar, seakan tak peduli dengan bisikan orang-orang yang berbicara tentangnya.

Mikaila berhenti tepat di depan pintu perpustakaan pribadi milik keluarganya. Ia berbalik menatap kearah Marry

"Marry kau tunggulah di sini, aku akan masuk ke perpustakaan. Atau kau ingin ikut aku?" tanya Mikaila dengan suara dinginnya.

"Tidak nona, saya akan menunggu anda. Silakan anda masuk nona," jawab Marry dengan hormat.

Mikaila tidak menjawab, ia segera berbalik dan masuk kedalam perpustakaan.

Dapat Mikaila lihat pustakawan yang terkejut melihat kedatangan Mikaila, namun Mikaila bersikap abai dan terus melangkahkan kakinya menuju rak buku yang menarik perhatiannya.

"Cih, apa yang dilakukan hama pengganggu di tempat suci seperti ini?"

Suara berat nan tegas itu mengalihkan perhatian Mikaila dari rak buku yang ingin ia tuju.

Ia berbalik, matanya menatap kearah seorang pemuda tampan yang berusia kisaran 18-an yang kini berdiri tepat didepannya. Rambutnya coklat sama seperti dirinya dan mata biru yang merupakan ciri khas anggota keluarga Arundell.

Pemuda itu ialah Edward Arundell, kakak keduanya, sekaligus orang yang sangat membenci Mikaila.

Mata mereka bertemu, sesaat Edward terpesona oleh kecantikan Mikaila. Harus Edward akui gadis gila itu sangat cantik, wajahnya merupakan perpaduan antara ibun dan ayahnya. Namun nampaknya ibunyalah yang lebih mendominasi.

Akan tetapi cepat-cepat mengenyahkan semua keterpesonannya. Ia segera memandang Mikaila dengan jijik.

Mikaila tidak menjawab, ia hanya memandang dingin kearah Edward.

"Aku kira rumor Lady gila budak cinta putra mahkota yang berubah itu benar. Tapi aku rasa rumor itu hanyalah rumor, lihatlah kau di sini ingin menempeli aku lagi seperti biasanya kan?" tanya orang itu sarkas, matanya menatap tajam Mikaila.

Namun lagi-lagi tak terdengar jawaban dari Mikaila. Ia hanya mendengus malas, lalu melangkahkan kakinya lagi menuju rak buku yang sedari tadi ia tuju.

Edward yang ditinggalkan tercengang, ia terkejut memandang Mikaila yang sudah menjauh dengan ekspresi aneh. Ayolah, ini Mikaila, gadis gila yang dulu selalu menempelinya hingga membuatnya jijik. Apa ia benar-benar sudah berubah? 'pikirnya tak percaya.

"Tidak usah melakukan trik murahan seperti itu untuk menarik perhatian, sampai kapanpun manusia seperti mu memang pantas untuk di benci."

Kata-kata kejam dan pedas itu keluar dari mulut Edward. Ia kini berdiri tepat disamping Mikaila. Ia yakin sebentar lagi akan melihat senyuman Mikaila seperti biasanya.

Mikaila yang dulu benar-benar bodoh, ketika dihina dan dicaci oleh keluarganya sediri. Mikaila tidak pernah marah ataupun menangis, dia malah tersenyum, berharap senyumnya bisa menguatkannya.

Sementara Mikaila hanya melirik Edward sekilas. Seakan tak peduli dengan kata-kata kejam yang keluar dari mulutnya barusan. Dirinya sudah sangat terbiasa, dengan kata-kata seperti itu dia sudah kebal.

Mikaila hanya menganggap perkataan Edward itu sebagai anjing yang sedang menggong-gong

Mikaila mengambil buku tentang sihir yang menarik perhatiannya. Segera ia mengambil buku tersebut dan berjalan melewati Edward yang memandangnya sinis.

Lagi-lagi Edward tercengang ketika ia diabaikan oleh Mikaila lagi.

Mikaila mendudukan dirinya tepat di kursi di dekat jendela perpustakaan. Ketika melihat kearah jendela, ia bisa melihat taman bunga mawar yang indah peninggalan mendiang ibundanya.

Gadis itu mulai membuka buku yang berjudul 'Magic' dia membuka halaman demi halaman yang menjelaskan tentang sihir yang ada di dunia ini.

Sihir di dunia ini tebagi menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan kelebihan masing-masing. Sihir di dunia ini antara lain ialah ;

Sihir tanah : sihir tanah merupakan sihir terendah pada tingkat sihir. Sihir tanah biasanya dimiliki oleh para rakyat atau bangsawan-bangsawan bergingkat rendah, contohnya seperti baron dan Viscount.

Sihir angin : orang yang memiliki sihir angin biasanya dapat mengendalikan angin atau bahkan bisa menciptakan angin puting beliung yang sangat dahsyat apabila memiliki mana yang sangat banyak.

Sihir ice : sihir ini biasanya dimiliki oleh bangsawan yang memiliki gelar duke atau granduke bahkan archaduke. Pengendali es ini sangat kuat dan hanya bangsawan-bangsawan kelas tinggi yang memiliki elemen ini.

Sihir api : sihir api merupakan elemen sihir khas keluarga kerajaan atau kekaisaran. Tentu dengan bentuk api yang berbeda. Sihir api khas kekaisaran biasanya berwarna putih atau biru. Sedangkan sihir api keluarga kerajaan berwarna seperti api biasanya.

Sihir murni : sihir murni merupakan elemen sihir yang sangat langka, hanya orang-orang terpilih yang memiliki elemen sihir jenis ini. Sihir ini memiliki kekuatan yang kuat dan dahsyat maka dari itu sangat jarang orang yang memiliki elemen sihir murni. Orang yang memiliki sihir murni tidak akan pernah terpengaruh dengan sihir hitam.

Sihir hitam : sihir hitama atau dark magic merupakan sihir yang melambangkan kejahatan, kekuatan sihir ini bisa memanipulasi pikiran seseorang dan pemilik elemen ini biasanya adalah mereka yang menukar jiwanya dengan iblis.

Sihir cahaya : berbeda dengan sihir murni yang sangat kuat dan dahsyat. Sihir ini merupakan sihir yang sangat-sangat kuat dan maha dahsyat. Konon katanya pemilik elemen cahaya merupakan legenda sang titisan dewa dan dewi yang akan membawa perdamaian dan keabadian. Sihir cahaya atau light magic satu-satunya sihir yang bisa melawan sihir hitam atau dark magic.

Mikaila segera menutup buku tentang sihir yang baru saja selasai ia baca, beberapa informasi tentang sihir dan tekhnikh bagaimana belajar sihir cukup membantunya.

Ia segera bangkit dari duduknya, atensinya menyapu keseluruh perpustakaan. Ia dapat menghela nafas lega, karena sedari tadi anjing yang terus menggong-gong telah pergi entah kemana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status