Share

Part 4

Mikaila meringis saat menatap gaun-gaun yang ada di lemarinya, semua gaun di dalam lemarinya sebagian besar tidak ada yang benar, pakaian yang begitu cerah dan dengan model yang norak membuat Mikaila bergidik ngeri, setelah di pikir-pikir pantas saja ia selalu di hina di pergaulan sosial kelas atas, toh dirinya memiliki selera gaun yang mengerikan.

"Astaga tidak aku sangka aku benar-benar memiliki selera yang menjijikan," monolognya sembari menatap gaun-gaun itu jijik.

Lama Mikaila memilih, pilihannya jatuh pada gaun berwarna pastel dengan desain halus dan elegan, gaun ini lebih baik dibanding gaun-gaun lainnya.

Mikaila segera memakai gaun itu dengan dibantu Marry dan beberapa pelayan lainnya. Dan benar saja, gaun itu nampak sangat cocok dipakai oleh Mikaila.

"Astaga nona, anda benar-benar cantik. Sungguh saya tak menyangka apabila ini nona," decak Marry dengan penuh kekaguman.

Mikaila tak menjawab ia hanya terkekeh pelan, Mikaila memang cantik sangat cantik malah, bukannya ia merasa sombong atau tinggi hati, tapi itu adalah Kenyataan. Dengan lekuk tubuh yang sempurna meskipun diumurnya yang baru 15 taun, kulitnya yang seputih susu. Mata bulatnya yang sejernih kristal, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang kecil begitu menggoda. Ayolah, Mikaila sangat cantik bahkan lebih cantik dari Helena yang dirumorkan wanita paling cantik dikerajaan.

Namun sayangnya Mikaila menyembunyikan kecantikannya. Bukan tanpa alasan Mikaila melakukannya, Mikaila yang dulu begitu bodoh, ia pikir dengan ia berdandan dan berpakaian cerah ia akan berhasil mendapatkan cinta pangeran, namun semuanya salah, Pangeran malah memandangnya sebagai wanita yang menjijikan dan buruk rupa seperti badut.

Haish ya lelaki mana yang tidak kesal apabila ditempeli dengan perempuan mengerikan seperti Mikaila, ya tapi setidaknya Mikaila begitu tulus pada sang pangeran.

Ia menatap dirinya di cermin, sungguh ia kagum dengan kecantikannya sendiri, heh dengan kecantikan seperti ini dia tidak akan pernah mau lagi mengejar pura mahkota sialan itu.

"Nona, anda ingin gaya rambut seperti apa hari ini?" tanya Marry yang kini tengah menyisir surai coklat Mikaila yang sangat lembut.

"Hm tidak usah, lebih baik digerai saja," jawab Mikaila sembari terus menatap dirinya di cermin.

"Baik Nona."

"Marry, apa jadwalku hari ini?" tanya Mikaila

"Jadwal nona hari ini adalah belajar tatak krama dengan countess Charemon dan belajar sejarah dengan vicsount Deorwine ," jawab Marry dengan cepat.

Mikaila tidak menjawab, ia hanya tersenyum. Dalam pikirannya, ia akan membuat suatu perubahan yang sangat menyenangkan.

"Salam kepada Nona Mikaila Arundell semoga dewi cahaya selalu memberkati anda." Mikaila mengalihkan atensinya kepada pelayan yang baru saja masuk dan memberikan salam kepadanya.

"Ada apa?" tanya Mikaila dengan dingin.

Pelayan itu tersentak, hari ini ada yang berbeda dengan Nona Mikaila, biasanya gadis itu akan menjawabnya dengan ketus atau bahkan menyentak, tapi kali ini berbeda, sang nona menjawab dengan begitu dingin dan penuh wibawa.

"Yang mulia duke, sudah menunggu anda untuk sarapan bersama nona," jawab sang pelayan yang masih membungkuk hormat.

"Cih, tumben sekali pria itu menungguku untuk sarapan bersama." Mikaila berdecih, tidak peduli apabila suaranya terdengar oleh pelayan itu.

Marry dan pelayan itu lagi-lagi tersentak kaget, mereka semua tau bagaimana nonanya selalu menggunakan semua cara untuk menarik perhatian Duke, tapi apa ini? Sang nona malah berdecih dan menggurut seolah Duke adalah pengganggu?

"Baiklah aku akan segera datang, tolong katakan seperti kepada yang mulia duke," lanjutnya lagi.

"Baik nona, akan saya sampaikan." Setelah mengucapkan itu, si pelayan langsung pergi. Meninggalkan Mikaila dan Marry berdua di dalam kamar.

+++

Mikaila berjalan menuju ruang makan dengan Marry dibelakangnya, ketika Mikaila berjalan ia memancarkan aura keagungan dan keanggunan secara bersamaan.

Sepanjang jalan, para pelayan yang melihat Mikaila terkaget dan terpesona. Mikaila sangat cantik, tidak ada lagi Mikaila dengan senyum bodoh dengan riasan wajah yang mengerikan, dengan gaun berwarna cerah dan modelan norak, atau dengan gaya rambut seperti anak kecil yang membuat orang sakit mata melihatnya.

Kini Mikaila berjalan dengan anggun, dengan wajah polos yang menunjukan kecantikannya, dan gaun yang sangat cocok dikulit putih susunya.

Para pelayan berbisik dan berdecak kagum, sungguh Mikaila sangat cantik, kecantikannya seperti dewi yang baru saja turun ke bumi yang Tersesat diantara manusia-manusia.

Sementara Mikaila hanya diam dengan ekspresi datar, masih berjalan dengan anggun menuju ruang makan.

"Salam kepada yang mulia duke yang terhormat, tuan muda pertama, tuan muda kedua dan tuan muda ketiga, semoga dewi cahaya selalu memberkati kalian." Mikaila membungkukkan badannya hormat. Suaranya terdengar sangat halus dan murni membuat siapapun yang mendengarnya merasa tenang.

Kevlan, Antonio, Edward dan Evands diabuat tak percaya, wajah mereka terlihat terkejut ketika melihat Mikaila yang sangat berbeda dari biasanya. Tidak ada lagi Mikaila yang berisik dan mengoceh dengan tidak sopan juga Mikaila yang selalu menempel manja pada mereka. Mikaila berbeda, ia tidak pernah memanggil mereka dengan panggilan yang mulia duke atau tuan muda. Biasanya Mikaila akan langsung melompat kepelukan sang duke dan berkata, "Ayah aku rindu."

Namun kali ini berbeda, Mikaila membungkuk hormat kepada mereka seolah mereka hanyalah orang asing. Namun sesaat kemudian mereka tidak peduli toh keesokan harinya mungkin Mikaila akan kembali pada kebiasaan lamanya.

Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Mikaila segera duduk ditempatnya, toh mereka juga tidak akan pernah menjawab salam Mikaila. Seperti biasanya, bagi mereka Mikaila hanyalah hama penngganggu.

Mikaila makan dengan tenang, cara makannya indah dan elegan. Seperti cara makan seorang ratu disebuah kerajaan. Oh ayolah, dirinya sudah sering melihat cara Mikaila versi dewasa makan, ia sudah banyak belajar dari mimpinya itu.

Ke-empat lelaki berbeda umur itu lagi-lagi dibuat terpana oleh Mikaila, wajahnya yang sangat cantik bahkan mengalahkan kecantikan Helena yang dirumorkan wanita tercantik dikerajaan.

Sarapan pagi ini cukup tenang, tidak ada yang berbicara mereka makan sampai selesai.

"Aku sudah selesai, saya pamit undur diri yang mulia duke, tuan muda pertama, tuan muda kedua dan tuan muda ketiga, saya pamit." Mikaila membungkukkan badannya hormat setelah selesai memakan sarapannya.

Ia segera pergi meninggalkan keempat lelaki yang masih terpaku tersebut.

+++

"Salam kepada nona muda Arundell semoga dewi cahaya selalu memberkati anda," sapaan salam itu terdengar ketika Mikaila masuk kedalam ruangan tersebut. Ruangan tempatnya belajar tatak krama kerajaan.

"Tidak perlu terlalu hormat Countess bagaimanapun anda adalah guru saya saat ini, jadi tidak perlu terlalu formal," ucap Mikaila sembari tersenyum sopan.

Memang sistem kasta di kerajaan ini masih sangat berlaku, dimana orang yang berpangkat lebih rendah haeus membungkuk hormat kepada orang yang lebih tinggi. Dan Mikaila membenci sistem kasta yang seperti itu.

Countess terkejut mendengar perkataan Mikaila, ayolah memangnya siapa yang tidak tau Mikaila Arundel? Semua orang di kerajaan ini tau bahwa Mikaila dijuluki sebagai Lady gila budak cinta putra mahkota. Setiap harinya menganggu putra mahkota dan selalu merendahkan seseorang yang pangkatnya lebih rendah. Tapi apa ini? Ia jelas-jelas sangat sopan dan elegan.

"Baik Lady, sesuai keinginan anda," balas Rachel sang countess dengan tersenyum ramah.

"Baik Lady, mari kita mulai pelajaran etiket hari ini," lanjutnya dan memulai kelas etiket.

Kelas etiket dimulai materi pembelajaran hari ini adalah etiket pesta teh para Lady. Dan Rachell lagi-lagi dibuat takjub dengan etiket Mikaila yang sempurna.

"Hebat sekali Lady, etiket anda benar-benar sempurna." Rachell berdecak kagum, ia yakin bahwa Lady Mikaila belum memulai debutnya tapi etiketnya benar-benar sudah sangat sempurna.

"Anda terlalu memuji saya countess, saya bisa seperti ini berkat ajaran anda," balas Mikaila dengan rendah hati.

"Tidak, anda memang hebat Lady. Saya hanya mempraktekkan ini satu kali dan anda sudah langsung bisa melakukannya dengan sempurna, saya benar-benar kagum dengan anda."

Mikaila tersenyum sopan, "Terima kasih countess, namun sekali lagi, ini semua berkat anda."

"Baik saya rasa materi kali ini sudah cukup, saya permisi Lady," pamit Rachell mengundurkan diri.

"Ya countess hati-hati di jalan," jawab Mikaila dibarengi salam ala Lady.

Setelah Rachell pergi, Mikaila tersenyum smirk.

'Satu anjing untuk menjatuhkan Helena, mulai tertangkap,' batinnya menyeringai.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Vya Kim
menarik banget ceritanya ..., suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status