Home / Romansa / The Dark Affair / Bab 7. Perjodohan yang Memang Sudah Diatur   

Share

Bab 7. Perjodohan yang Memang Sudah Diatur   

last update Last Updated: 2025-04-16 22:22:01

Shakira menang, memimpin dengan senyuman puas. Tatapannya sedikit meledek Shula yang tertinggal di belakang. Tampak jelas raut wanita itu bangga karena berhasil unggul daripada Shula. Ya, tentu kemenangan Shakira, membuat Shula sangat marah. Bahkan sejak tadi tatapan mata Shula menatap tajam Shakira—seakan menunjukkan bahwa mereka adalah musuh. Padahal jelas mereka memiliki darah yang sama. 

“Kau licik, Shakira!” seru Shula seraya turun dari kuda, dan menghampiri Shakira. 

Shakira tersenyum tipis melihat kemarahan di wajah Shula. “Ini bukan pertama kali aku menang darimu, kenapa kau sekarang mengatakan bahwa aku licik? Ck! Memalukan! Tuan Putri yang tidak bisa menerima kekalahan.” 

Shula mengepalkan tangannya kuat mendengar ledekan yang lolos di bibir Shakira. “Anak gundik tidak tahu diri!” geramnya penuh amarah. 

Shakira mendekat, melayangkan tatapan tajam pada Shula. “Ibuku bahkan jauh lebih terhormat daripada ibumu yang seorang ratu. Kau tahu, kenapa? Ibuku tidak memiliki sifat licik dan kejam seperti ibumu.” 

“Kau—” Shula ingin memukul Shakira, tetapi dia melihat Stanley sejak tadi menatapnya. Ya, tentu dia tak ingin meninggalkan kesan buruk di hadapan Stanley. Apalagi dirinya akan dijodohkan dengan pria itu. 

Shula mendekatkan bibirnya ke telinga Shakira, sambil berbisik meledek, “Percuma kau menang berkuda, pada kenyataannya aku adalah calon ratu di masa depan. Ah, satu lagi, aku bahkan memiliki calon suami yang sempurna. Sementara kau? Apa yang kau punya, Shakira? Ck! Kau sangat menyedihkan. Tidak dianggap di istana. Selalu dihina banyak orang, aku sangat yakin tidak ada pria yang mau menikahi anak pelacur.” 

Setelah mengatakan itu, Shula pergi meninggalkan Shakira yang tampak menatapnya tajam. Wanita cantik itu memutuskan mendekat ke arah Stanley—dan mengabaikan tatapan tajam dari Shakira. Dia merasa puas, karena memiliki apa yang dirinya inginkan.  

Tangan Shakira mengepal kuat, mengumpat dalam hati. Tak menampik bahwa kata-kata Shula membuat emosi di dalam dirinya terpancing. Dia ingin sekali melampiaskan kemarahan. Detik itu juga dia memutuskan berbalik, dan hendak pergi meninggalkan tempat latihan. 

“Shakira, tunggu. Kau mau ke mana?” tanya Stanley seraya menahan lengan Shakira. 

Shakira melihat sebentar ke arah tangan Stanley yang menyentuh lengannya. “Maaf, aku tidak bisa berlama-lama di sini.” 

“Kau ke sini bersamaku, maka kau juga harus pulang denganku,” kata Stanley menegaskan. 

Shula yang sudah sejak tadi berdiri di samping Stanley, tampak sangat kesal akan ucapan pria itu. “Stanley, jika Shakira ingin pergi, biarkan saja. Jangan dihalangi.” 

Stanley mengabaikan ucapan Shula. Sebab, dia merasa bahwa dirinya datang ke tempat latihan kuda bersama dengan Shakira, maka dia juga yang harus mengantar Shakira pulang sebagai bentuk tanggung jawabnya. 

“Shakira, kalau kau ingin pergi dari sini, aku akan mengantarmu,” ucap Stanley yang sontak membuat mata Shula melebar terkejut. 

Shakira menghela napas dalam, dan perlahan menyingkirkan tangan Stanley yang menyentuh lengannya. Wanita cantik itu menatap Stanley sebentar, dengan tatapan dalam dan tersirat hangat. Tentu dia sangat berterima kasih pada Stanley yang mengajaknya pergi, tetapi adanya Shula membuat dia ingat akan posisinya. 

“Stanley, terima kasih atas kebaikanmu. Aku cukup terhibur hari ini. Tapi, lebih baik aku pulang sendiri saja. Ibuku sudah menungguku. Sekali lagi terima kasih,” ucap Shakira tulus, lalu pergi meninggalkan Stanley yang bergeming di tempatnya. 

Stanley hendak bermaksud mengejar Shakira, tetapi geraknya terhenti di kala Shula menahan lengannya. Tuan putri manja itu menunjukkan tak suka di mana Stanley dekat dengan Shakira. 

“Stanley, ayo antar aku ke istana. Setelah itu kita bisa makan bersama. Orang tuaku pasti akan senang melihat kau mengantarku,” ucap Shula lembut, dan terdengar manja. 

Stanley mengembuskan napas kasar, mendengar permintaan Shula. “Tuan Putri yang terhormat, kau bisa datang ke tempat latihan ini, maka pasti kau tahu cara pulang dengan baik. Maaf, aku tidak bisa mengantarmu kembali ke istana. Banyak pekerjaan yang harus aku urus.” 

Tanpa mau berkata lagi, Stanley melangkah pergi meninggalkan Shula yang tampak kesal. Terdengar suara Shula yang meneriaki nama ‘Stanley’, tapi tetap pria tampan itu melangkah pergi meninggalkan Shula. 

“Ah sialan! Ini semua karena anak pelacur itu!” seru Shula kesal, di kala semua orang pergi meninggalkannya. 

***

Aroma kue lezat begitu menyeruak ke indra penciuman, di kala Stanley tiba di mansion keluarganya yang ada di Denmark. Pria tampan itu melangkahkan kaki tegas, bermaksud ingin mencari William Geovan—kakeknya. 

“Grandpa? Grandpa?” panggil Stanley cepat, memasuki mansion. 

Marsha yang baru saja selesai membuat kue, menatap hangat dan penuh kasih sayang cucunya. “Sayang, Grandpa sedang di luar bertemu teman lamanya. Sini Grandma membuat kue. Kau pasti suka.” 

Stanley mendekat, menatap Marsha. “Grandma, ada hal yang ingin aku katakan pada Grandpa.” 

“Kau ingin mengatakan apa, Sayang?” tanya Marsha lembut, sambil menyuapi kue yang dia buat ke mulut cucunya. 

Stanley menerima suapan neneknya, menghargai neneknya memberikan makanan. “Aku ingin Grandpa mengkaji ulang lagi tentang perjodohanku dengan Shula. Aku mulai malas dengan wanita itu. Dia terlalu manja, seakan berkuasa, dan menurutku sifatnya tidak menunjukkan wanita bermartabat.” 

Marsha tersenyum, sambil menggelengkan kepalanya. “Kau jangan membuat Grandpa-mu marah, Sayang. Perjodohanmu dan Shula sudah diatur. Orang tuamu sebentar lagi juga akan datang. Bahkan sebelum berangkat tadi, Grandpa-mu bilang pada Grandma bahwa dia sudah mengatur tanggal pertunanganmu dengan Shula.” 

Mata Stanley melebar terkejut. “Grandma, kenapa Grandpa terburu-buru sekali? Grandpa bilang perkenalan dulu. Tapi, kenapa sekarang tiba-tiba pertunangan sudah disiapkan?” 

Marsha membelai rahang Stanley lembut. “Stanley, Grandpa dan Grandma ini sudah tidak lagi muda. Sebentar lagi pasti Tuhan akan memanggil kami. Grandpa dan Grandma ingin sebelum kami meninggalkan dunia ini, kami sudah melihatmu dan saudaramu yang lain menikah.” 

Stanley berdecak tak suka. “Grandma, kau tahu? Aku sangat benci jika kau membahas kematian. Sudah aku katakan, kau dan Grandpa akan hidup di dunia ini seribu tahun. Malaikat maut tidak akan berani menjemput kalian. Aku yang akan mematahkan leher melaikat maut itu kalau sampai berani menjemput kalian.” 

Marsha tertawa pelan mendengar ucapan konyol cucunya. “Kau itu selalu saja bicara sembarangan. Sudah, intinya kau wajib berkenalan dengan baik pada Shula dulu. Jangan langsung menilai seseorang, tanpa mengenal dengan baik.” 

“Grandma, tapi—” 

“Lakukan demi Grandma dan Grandpa. Perjodohan ini sudah diatur oleh Grandpa. Itu artinya Grandpa-mu yakin bahwa Shula terbaik untukmu,” ucap Marsha memotong ucapan Stanley. 

Stanley menghela napas dalam, tak bisa berkata apa pun jika neneknya sudah mengatakan hal demikian. Pasalnya, memang sejak dulu dia menolak perjodohan, tapi dia sekarang menerima itu karena ancaman kakek dan neneknya yang mengatakan tidak lama lagi di dunia ini. Ancaman konyol tapi berhasil membuatnya tak berkutik. 

“Baiklah, aku akan melakukan yang Grandma dan Grandpa inginkan.” Stanley mengecup kening Marsha, lalu dia mendapatkan pelukan hangat dari neneknya itu.  

***

Shakira pulang ke rumahnya dengan raut wajah kesal. Tampak jelas wanita cantik itu berusaha memendam amarah di dalam dirinya. Namun, semua sulit, karena tak dipungkiri ucapan Shula menusuk hatinya. 

“Sayang? Akhirnya kau pulang,” ucap Filipa—ibu Shakira—yang masih terlihat sangat cantik dan menawan. 

Shakira menghempaskan tubuhnya ke sofa. “Ya, aku sudah pulang. Seperti biasa berada di istana layaknya berada di neraka. Mom, bisakah kita hidup tanpa Dad? Aku muak menjadi bayang-bayang di istana.” 

Filipa tersenyum anggun sambil menyentuh tangan Shakira. “Nak, jangan bicara seperti itu. Kau memiliki pendidikan yang bagus, karena ayahmu memberikan fasilitas yang baik. Jangan dilihat dari sisi buruk, tapi lihat sisi baik ayahmu. Bagaimanapun, ayahmu adalah sosok ayah yang mencintaimu.” 

Shakira mendengkus tak suka. “Jujur, aku lebih baik menjadi anak seorang tukang kayu daripada anak Raja Jokum. Aku muak dengan semua ini.” 

Filipa terdiam sebentar, dengan raut wajah muram. “Maafkan Mommy, Shakira. Semua karena Mommy. Kau pasti selalu merasa tersingkirkan. Maaf, Mommy bukan wanita hebat yang pantas menjadi permaisuri.” 

Shakira menghela napas dalam, menatap ibunya yang menyalahkan diri sendiri. “Mom, ini bukan salahmu. Aku sangat bangga menjadi anakmu, Mom. Sudah, lupakan saja. Tidak perlu dipikirkan. Yang harus kau ingat adalah aku bangga memilikimu,” ucapnya sambil memeluk ibunya. 

Kisah Filipa—ibu Shakira—dengan Raja Jokum, bagaikan elang dan tikus. Status yang bahkan berbeda jauh. Filipa hanya anak seorang tukang kayu di Denmark, yang jatuh cinta pada Raja Jokum. Tentunya hubungan mereka ditentang oleh kedua orang tua Raja Jokum—yang saat itu masih bertakhta memimpin negeri. Namun, fakta yang ada adalah Filipa tak pernah merampas Raja Jokum dari Ratu Asta. Sebab, Filipa jauh lebih dulu menjalin hubungan dengan Raja Jokum daripada Ratu Asta—ibu Shula.  

***

“Daddy!” Shula menerobos masuk ke dalam ruang kerja sang ayah. Wanita cantik itu menghentakkan kakinya, tampak menunjukkan jelas kekesalan di wajahnya. Dia sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk bicara dengan ayahnya. 

Raja Jokum menatap Shula yang ada di hadapannya. “Shula ada apa? Kenapa wajahmu kesal sekali?” tanyanya pada putrinya itu. 

Shula mendecakkan lidahnya sambil melipat tangan di depan dada. “Daddy, kapan aku dan Stanley akan menikah? Aku sudah tidak sabar menikah dengannya.” 

Raja Jokum tersenyum mendengar ucapan Shula. “Rupanya kau sudah tidak sabar menjadi menantu di keluarga Geovan.” 

Shula menarik kursi, duduk di hadapan sang ayah. “Jelas aku sudah tidak sabar, Dad. Aku ingin sekali memiliki Stanley sepenuhnya.” 

Raja Jokum menyandarkan punggungnya ke kursi. “Tadi aku melakukan panggilan telepon dengan William Geovan. Kakek Stanley itu setuju acara pertunanganmu dan Stanley dipercepat. Nanti setelah kedua orang tua Stanley datang ke Denmark, kita akan segera membahas pertuanganmu dengan Stanley.” 

Raut wajah Shula berubah mendengar ucapan sang ayah. Dia sampai bangkit berdiri, memeluk ayahnya. “Dad, kau tidak bercanda, kan?” 

Raja Jokum tersenyum samar. “Dalam hal ini, aku tidak mungkin bercanda. Kau sangat mengenal ayahmu dengan baik, Shula.” 

Shula sumiringah bahagia, dan langsung berseru riang gembira, “Dad! Kau yang terbaik! Terima kasih, Dad!” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Dark Affair   Bab 60. Stanley Tercipta Bukan Untukku

    Shakira menatap jam dinding waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Seharian dia hanya berdiam diri di kamar, tidak keluar sama sekali. Dia sengaja tidak keluar, karena malas menjadi sorotan banyak orang. Berita tentangnya sedang memanas, menjadikannya pusat perhatian. Jujur, dia membenci menjadi pusat perhatian, tetapi karena dirinya ingin sengaja memancing kemarahan orang yang mencelakainya, dia terpaksa membiarkan berita ini tersebar luas di media.Tak menampik rasa bosan menghampiri. Wanita cantik itu ingin sekali keluar ke kafe lalu membaca buku. Namun, dia menahan diri untuk melakukan itu. Media telah berhasil menyorot dirinya. Dia enggan menjadi tatapan banyak orang—seolah dirinya hal yang menjijikkan. Kemarin, Shakira membuka media sosial. Hanya sebentar saja. Namun, yang dia lihat tidak sedikit orang yang menyumpahi nasib buruk menghampirinya. Meski banyak yang berkomentar baik, tetapi ada juga yang mengecam dirinya. Hal itu disebabkan semua orang beranggapan dia adalah dosa ya

  • The Dark Affair   Bab 59. Menyewa Detective

    Kerajaan Denmark semakin tersorot oleh media. Hal itu dikarenakan kejadian buruk yang menimpa Shakira. Sampai detik ini Raja Jokum terus mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap motif kejahatan dua pria yang nyaris memerkosa Shakira. Namun, belum ada informasi lengkap. Informasi yang didapatkan adalah dia pria itu merupakan komplotan penjahat yang kerap meresahkan. Pun dua pria tersebut adalah warga negara asing, bukan warga Denmark.Tidak jarang publik turun prihatin akan masalah yang menimpa Shakira, dan tidak sedikit juga orang yang menyumpahi Shakira. Posisi Shakira yang merupakan anak selir Raja, tentunya membuat banyak orang yang tak menyukainya. Bahkan sekalipun Shakira berbuat baik, tetap saja tidak dipandang. Terbukti di kala masalah datang, masih ada sekumpulan orang yang menjelek-jelekkan namanya. Sementara nama Shula selalu disanjung bagaikan orang yang tak memiliki celah kekurangan sedikitpun.Pagi itu suasana kerjaaan cukup hening. Raja Jokum tidak ada di istana, karen

  • The Dark Affair   Bab 58. Kewarasan yang Telah Lenyap

    Berita tentang Shakira nyaris menjadi korban pemerkosaan gempar ke seluruh penjuru Denmark. Meski Shakira bukan anggota kerajaan, tetapi wanita itu adalah anak dari Raja Denmark yang masih berkuasa. Berita ini menggemparkan, dan bahkan banyak orang yang tak habis-habisnya membahas tentang kejadian mengerikan yang menimpa Shakira.Kediaman tempat tinggal Shakira telah dijaga ketat oleh kepolisian. Sementara Shakira dan ibunya tinggal di tempat lain atas perintah Raja Jokum. Semua dilakukan demi keamanan Shakira dan ibunya. Menurut Raja berkuasa itu, tempat tinggal Shakira sudah tidak lagi aman. Selama ini Shakira dan ibunya memang tinggal di rumah yang bisa dikatakan bukan rumah mewah, tapi juga bukan rumah kecil. Alasan sang Raja membiarkan Shakira dan Filipa tinggal di rumah sederhana, karena itu permintaan Shakira dan Filipa. Namun, sejak kejadian buruk tempo hari, membuat Shakira dan Filipa menuruti Raja Jokum untuk pindah tempat tinggal.Ya, demi keamanan Shakira dan Filipa, sang

  • The Dark Affair   Bab 57. Membiarkan Media Tahu

    Lumatan demi lumatan tercipta. Gejolak di dalam diri tak mampu teratasi. Suara decapan terdengar di kala dua insan begitu panas dalam menciptakan sebuah ciuman menggelora. Lidah mereka saling menaut, mengabsen rongga mulut masing-masing. Ciuman itu telah berhasil membuat otak mereka tak berfungsi dengan baik.Sampai tiba-tiba …“Tuan!” Marlon menerobos masuk ke dalam rumah Shakira, dan dikejutkan dengan adegan di mana tuannya berciuman dengan Shakira. Perintah dari tuannya yang meminta lampu rumah Shakira harus menyala, membuatnya bertindak cepat—termasuk untuk datang. Namun, ini di luar prediksi, di mana dia harus melihat adegan di depannya ini.Ciuman terlepas tepat di kala seruan Marlon mengejutkan. Shakira langsung sedikit menjauh dan mengeratkan jaket Stanley di tubuhnya. Tampak dia menunduk malu, kepergok berciuman dengan Stanley di depan asisten pribadi pria itu.Stanley mendengkus kasar melihat Marlon datang di waktu yang tidak tepat. Tampak jelas tatapannya terhunus tajam—men

  • The Dark Affair   Bab 56. Hadiah dari Sebuah Pertolongan

    Langkah kaki Shakira berusaha kencang. Namun, dua pria berbadan besar mengejarnya dengan mudah. Dia panik dan rasa takut menguasai dirinya. Kegelapan membuatnya kesulitan. Apalagi ponsel yang di tangannya kini sudah terjatuh entah ke mana.“Kau mau lari ke mana? Tidak akan ada yang bisa menolongmu,” ucap salah satu penjahat itu seraya tertawa puas.Shakira ketakutan, sampai ketika dia mencoba melarikan diri, penjahat itu berhasil menangkapnya. Tampak dia berusaha keras untuk berontak, tapi tenaganya tidak sebanding dengan dua penjahat itu.“Lepaskan aku! Jika kalian butuh uang aku akan berikan!” teriak Shakira mencoba berontak.Salah satu penjahat itu menyeringai. “Uang kami sudah cukup banyak. Sekarang kami ingin menikmati tubuh indahmu, Nona,” ucapnya, yang langsung menarik Shakira masuk ke dalam kamar.Shakira berteriak bercampur menangis, dan dua penjahat itu menertawakan. Wanita cantik itu berusaha berontak, tapi berujung sia-sia. Tampak jelas dua penjahat itu puas melihat di man

  • The Dark Affair   Bab 55. Siapa Kalian?!

    Mobil Stanley meluncur ke kota dengan kecepatan di atas rata-rata. Tampak Shakira yang duduk di samping Stanley, memasang wajah jengkel dan kesal. Bagaimana tidak? Shakira sangat yakin bahwa tindakan Stanley tadi membuat keluarga pria itu salah paham. “Stanley, apa sebenarnya isi kepalamu itu?” tanya Shakira, dengan nada menahan emosi.Stanley demngan santai mengemudikan mobil, seakan tak terjadi masalah apa pun. “Apa maksud pertanyaanmu?” balasnya bertanya, tanpa beban.Shakira mendesah kasar. “Aku yakin kau tidak mengalami gegar otak, sampai lupa kejadian tadi. Kau tahu? Tindakanmu ini bisa membuat keluargamu salah paham. Mereka akan berpikir tidak-tidak tentang kita.”“Kau terlalu berlebihan, Shakira,” ucap Stanley dingin, dan datar. Shakira memijat keningnya di kala rasa pusing melanda. “Pertunanganmu dan Shula semakin dekat. Tolong jangan membuat masalah. Aku tidak mau ada berita macam-macam lagi di media. Hidupku sudah cukup rumit, Stanley. Tolong kau mengerti posisiku.”Sta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status