Shakira menang, memimpin dengan senyuman puas. Tatapannya sedikit meledek Shula yang tertinggal di belakang. Tampak jelas raut wanita itu bangga karena berhasil unggul daripada Shula. Ya, tentu kemenangan Shakira, membuat Shula sangat marah. Bahkan sejak tadi tatapan mata Shula menatap tajam Shakira—seakan menunjukkan bahwa mereka adalah musuh. Padahal jelas mereka memiliki darah yang sama.
“Kau licik, Shakira!” seru Shula seraya turun dari kuda, dan menghampiri Shakira. Shakira tersenyum tipis melihat kemarahan di wajah Shula. “Ini bukan pertama kali aku menang darimu, kenapa kau sekarang mengatakan bahwa aku licik? Ck! Memalukan! Tuan Putri yang tidak bisa menerima kekalahan.” Shula mengepalkan tangannya kuat mendengar ledekan yang lolos di bibir Shakira. “Anak gundik tidak tahu diri!” geramnya penuh amarah. Shakira mendekat, melayangkan tatapan tajam pada Shula. “Ibuku bahkan jauh lebih terhormat daripada ibumu yang seorang ratu. Kau tahu, kenapa? Ibuku tidak memiliki sifat licik dan kejam seperti ibumu.” “Kau—” Shula ingin memukul Shakira, tetapi dia melihat Stanley sejak tadi menatapnya. Ya, tentu dia tak ingin meninggalkan kesan buruk di hadapan Stanley. Apalagi dirinya akan dijodohkan dengan pria itu. Shula mendekatkan bibirnya ke telinga Shakira, sambil berbisik meledek, “Percuma kau menang berkuda, pada kenyataannya aku adalah calon ratu di masa depan. Ah, satu lagi, aku bahkan memiliki calon suami yang sempurna. Sementara kau? Apa yang kau punya, Shakira? Ck! Kau sangat menyedihkan. Tidak dianggap di istana. Selalu dihina banyak orang, aku sangat yakin tidak ada pria yang mau menikahi anak pelacur.” Setelah mengatakan itu, Shula pergi meninggalkan Shakira yang tampak menatapnya tajam. Wanita cantik itu memutuskan mendekat ke arah Stanley—dan mengabaikan tatapan tajam dari Shakira. Dia merasa puas, karena memiliki apa yang dirinya inginkan. Tangan Shakira mengepal kuat, mengumpat dalam hati. Tak menampik bahwa kata-kata Shula membuat emosi di dalam dirinya terpancing. Dia ingin sekali melampiaskan kemarahan. Detik itu juga dia memutuskan berbalik, dan hendak pergi meninggalkan tempat latihan. “Shakira, tunggu. Kau mau ke mana?” tanya Stanley seraya menahan lengan Shakira. Shakira melihat sebentar ke arah tangan Stanley yang menyentuh lengannya. “Maaf, aku tidak bisa berlama-lama di sini.” “Kau ke sini bersamaku, maka kau juga harus pulang denganku,” kata Stanley menegaskan. Shula yang sudah sejak tadi berdiri di samping Stanley, tampak sangat kesal akan ucapan pria itu. “Stanley, jika Shakira ingin pergi, biarkan saja. Jangan dihalangi.” Stanley mengabaikan ucapan Shula. Sebab, dia merasa bahwa dirinya datang ke tempat latihan kuda bersama dengan Shakira, maka dia juga yang harus mengantar Shakira pulang sebagai bentuk tanggung jawabnya. “Shakira, kalau kau ingin pergi dari sini, aku akan mengantarmu,” ucap Stanley yang sontak membuat mata Shula melebar terkejut. Shakira menghela napas dalam, dan perlahan menyingkirkan tangan Stanley yang menyentuh lengannya. Wanita cantik itu menatap Stanley sebentar, dengan tatapan dalam dan tersirat hangat. Tentu dia sangat berterima kasih pada Stanley yang mengajaknya pergi, tetapi adanya Shula membuat dia ingat akan posisinya. “Stanley, terima kasih atas kebaikanmu. Aku cukup terhibur hari ini. Tapi, lebih baik aku pulang sendiri saja. Ibuku sudah menungguku. Sekali lagi terima kasih,” ucap Shakira tulus, lalu pergi meninggalkan Stanley yang bergeming di tempatnya. Stanley hendak bermaksud mengejar Shakira, tetapi geraknya terhenti di kala Shula menahan lengannya. Tuan putri manja itu menunjukkan tak suka di mana Stanley dekat dengan Shakira. “Stanley, ayo antar aku ke istana. Setelah itu kita bisa makan bersama. Orang tuaku pasti akan senang melihat kau mengantarku,” ucap Shula lembut, dan terdengar manja. Stanley mengembuskan napas kasar, mendengar permintaan Shula. “Tuan Putri yang terhormat, kau bisa datang ke tempat latihan ini, maka pasti kau tahu cara pulang dengan baik. Maaf, aku tidak bisa mengantarmu kembali ke istana. Banyak pekerjaan yang harus aku urus.” Tanpa mau berkata lagi, Stanley melangkah pergi meninggalkan Shula yang tampak kesal. Terdengar suara Shula yang meneriaki nama ‘Stanley’, tapi tetap pria tampan itu melangkah pergi meninggalkan Shula. “Ah sialan! Ini semua karena anak pelacur itu!” seru Shula kesal, di kala semua orang pergi meninggalkannya. *** Aroma kue lezat begitu menyeruak ke indra penciuman, di kala Stanley tiba di mansion keluarganya yang ada di Denmark. Pria tampan itu melangkahkan kaki tegas, bermaksud ingin mencari William Geovan—kakeknya. “Grandpa? Grandpa?” panggil Stanley cepat, memasuki mansion. Marsha yang baru saja selesai membuat kue, menatap hangat dan penuh kasih sayang cucunya. “Sayang, Grandpa sedang di luar bertemu teman lamanya. Sini Grandma membuat kue. Kau pasti suka.” Stanley mendekat, menatap Marsha. “Grandma, ada hal yang ingin aku katakan pada Grandpa.” “Kau ingin mengatakan apa, Sayang?” tanya Marsha lembut, sambil menyuapi kue yang dia buat ke mulut cucunya. Stanley menerima suapan neneknya, menghargai neneknya memberikan makanan. “Aku ingin Grandpa mengkaji ulang lagi tentang perjodohanku dengan Shula. Aku mulai malas dengan wanita itu. Dia terlalu manja, seakan berkuasa, dan menurutku sifatnya tidak menunjukkan wanita bermartabat.” Marsha tersenyum, sambil menggelengkan kepalanya. “Kau jangan membuat Grandpa-mu marah, Sayang. Perjodohanmu dan Shula sudah diatur. Orang tuamu sebentar lagi juga akan datang. Bahkan sebelum berangkat tadi, Grandpa-mu bilang pada Grandma bahwa dia sudah mengatur tanggal pertunanganmu dengan Shula.” Mata Stanley melebar terkejut. “Grandma, kenapa Grandpa terburu-buru sekali? Grandpa bilang perkenalan dulu. Tapi, kenapa sekarang tiba-tiba pertunangan sudah disiapkan?” Marsha membelai rahang Stanley lembut. “Stanley, Grandpa dan Grandma ini sudah tidak lagi muda. Sebentar lagi pasti Tuhan akan memanggil kami. Grandpa dan Grandma ingin sebelum kami meninggalkan dunia ini, kami sudah melihatmu dan saudaramu yang lain menikah.” Stanley berdecak tak suka. “Grandma, kau tahu? Aku sangat benci jika kau membahas kematian. Sudah aku katakan, kau dan Grandpa akan hidup di dunia ini seribu tahun. Malaikat maut tidak akan berani menjemput kalian. Aku yang akan mematahkan leher melaikat maut itu kalau sampai berani menjemput kalian.” Marsha tertawa pelan mendengar ucapan konyol cucunya. “Kau itu selalu saja bicara sembarangan. Sudah, intinya kau wajib berkenalan dengan baik pada Shula dulu. Jangan langsung menilai seseorang, tanpa mengenal dengan baik.” “Grandma, tapi—” “Lakukan demi Grandma dan Grandpa. Perjodohan ini sudah diatur oleh Grandpa. Itu artinya Grandpa-mu yakin bahwa Shula terbaik untukmu,” ucap Marsha memotong ucapan Stanley. Stanley menghela napas dalam, tak bisa berkata apa pun jika neneknya sudah mengatakan hal demikian. Pasalnya, memang sejak dulu dia menolak perjodohan, tapi dia sekarang menerima itu karena ancaman kakek dan neneknya yang mengatakan tidak lama lagi di dunia ini. Ancaman konyol tapi berhasil membuatnya tak berkutik. “Baiklah, aku akan melakukan yang Grandma dan Grandpa inginkan.” Stanley mengecup kening Marsha, lalu dia mendapatkan pelukan hangat dari neneknya itu. *** Shakira pulang ke rumahnya dengan raut wajah kesal. Tampak jelas wanita cantik itu berusaha memendam amarah di dalam dirinya. Namun, semua sulit, karena tak dipungkiri ucapan Shula menusuk hatinya. “Sayang? Akhirnya kau pulang,” ucap Filipa—ibu Shakira—yang masih terlihat sangat cantik dan menawan. Shakira menghempaskan tubuhnya ke sofa. “Ya, aku sudah pulang. Seperti biasa berada di istana layaknya berada di neraka. Mom, bisakah kita hidup tanpa Dad? Aku muak menjadi bayang-bayang di istana.” Filipa tersenyum anggun sambil menyentuh tangan Shakira. “Nak, jangan bicara seperti itu. Kau memiliki pendidikan yang bagus, karena ayahmu memberikan fasilitas yang baik. Jangan dilihat dari sisi buruk, tapi lihat sisi baik ayahmu. Bagaimanapun, ayahmu adalah sosok ayah yang mencintaimu.” Shakira mendengkus tak suka. “Jujur, aku lebih baik menjadi anak seorang tukang kayu daripada anak Raja Jokum. Aku muak dengan semua ini.” Filipa terdiam sebentar, dengan raut wajah muram. “Maafkan Mommy, Shakira. Semua karena Mommy. Kau pasti selalu merasa tersingkirkan. Maaf, Mommy bukan wanita hebat yang pantas menjadi permaisuri.” Shakira menghela napas dalam, menatap ibunya yang menyalahkan diri sendiri. “Mom, ini bukan salahmu. Aku sangat bangga menjadi anakmu, Mom. Sudah, lupakan saja. Tidak perlu dipikirkan. Yang harus kau ingat adalah aku bangga memilikimu,” ucapnya sambil memeluk ibunya. Kisah Filipa—ibu Shakira—dengan Raja Jokum, bagaikan elang dan tikus. Status yang bahkan berbeda jauh. Filipa hanya anak seorang tukang kayu di Denmark, yang jatuh cinta pada Raja Jokum. Tentunya hubungan mereka ditentang oleh kedua orang tua Raja Jokum—yang saat itu masih bertakhta memimpin negeri. Namun, fakta yang ada adalah Filipa tak pernah merampas Raja Jokum dari Ratu Asta. Sebab, Filipa jauh lebih dulu menjalin hubungan dengan Raja Jokum daripada Ratu Asta—ibu Shula. *** “Daddy!” Shula menerobos masuk ke dalam ruang kerja sang ayah. Wanita cantik itu menghentakkan kakinya, tampak menunjukkan jelas kekesalan di wajahnya. Dia sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk bicara dengan ayahnya. Raja Jokum menatap Shula yang ada di hadapannya. “Shula ada apa? Kenapa wajahmu kesal sekali?” tanyanya pada putrinya itu. Shula mendecakkan lidahnya sambil melipat tangan di depan dada. “Daddy, kapan aku dan Stanley akan menikah? Aku sudah tidak sabar menikah dengannya.” Raja Jokum tersenyum mendengar ucapan Shula. “Rupanya kau sudah tidak sabar menjadi menantu di keluarga Geovan.” Shula menarik kursi, duduk di hadapan sang ayah. “Jelas aku sudah tidak sabar, Dad. Aku ingin sekali memiliki Stanley sepenuhnya.” Raja Jokum menyandarkan punggungnya ke kursi. “Tadi aku melakukan panggilan telepon dengan William Geovan. Kakek Stanley itu setuju acara pertunanganmu dan Stanley dipercepat. Nanti setelah kedua orang tua Stanley datang ke Denmark, kita akan segera membahas pertuanganmu dengan Stanley.” Raut wajah Shula berubah mendengar ucapan sang ayah. Dia sampai bangkit berdiri, memeluk ayahnya. “Dad, kau tidak bercanda, kan?” Raja Jokum tersenyum samar. “Dalam hal ini, aku tidak mungkin bercanda. Kau sangat mengenal ayahmu dengan baik, Shula.” Shula sumiringah bahagia, dan langsung berseru riang gembira, “Dad! Kau yang terbaik! Terima kasih, Dad!”Suasana pesta pertunangan menjadi tegang. Keheningan membentang menyelimuti ketegangan yang ada di sana. Cincin pertunangan yang harusnya Stanley sematkan di jari manis Shula berada di depan Shakira. Seakan semesta tak mengizinkan pertunangan itu berlangsung, tetapi kejadian ini menimbulkan seluruh mata tertuju pada Shakira yang sejak tadi diam mematung.Stanley masih bergeming di tempatnya, menatap Shakira yang tampak panik. Pria tampan itu tersenyum samar—dia seakan mengabaikan tatapan semua orang yang memandang penuh rasa bingung.Stanley mulai melangkah, mendekat menghampiri Shakira, dan tepat di kala dia tiba di depan Shakira—dia menundukkan tubuhnya mengambil cincin berlian yang ada tepat di depan kaki Shakira.Suasana makin mencekam. Sorot mata dua insan itu saling melemparkan tatapan dalam penuh arti. Mereka seakan menganggap bahwa orang-orang di sekeliling mereka hanya patung yang tak dapat bereaksi apa pun.Tatapan itu bagaikan magnet tarik menarik yang sulit untuk ditolak.
“Ya Tuhan, Shakira! Kau cantik sekali!” Savannah langsung berlari, menghampiri Shakira, memberikan pelukan erat pada teman dekatnya itu. Tampak raut wajahnya gembira melihat keberadaan Shakira. Sebab sejak tadi, Savannah memang sudah mencari Shakira, tetapi temannya itu tak kunjung muncul.Shakira tersenyum sambil mengurai pelukannya, menatap hangat Savannah. “Terima kasih. Kau juga sangat cantik.”“Tidak secantik dirimu. Malam ini kau benar-benar luar bisa, Shakira. Menurutku kau tampil sangat sempurna,” kata Savannah memuji dengan jujur, tanpa berlebihan.Malam itu, Shakira memang tampil sangat cantik. Bahkan banyak tamu undangan pria yang tak berkedip sedikit pun melihat penampilan Shakira yang memukau. Meski banyak yang membenci Shakira, karena statusnya anak selir, tetapi mata manusia tidak bisa berbohong sama sekali. Shakira tampil begitu cantik dan menawan.Shakira kembali tersenyum. “Kau juga sangat cantik, Savannah. Gaunmu sangat indah.” Savannah menyentuh kedua tangan Shak
Alunan musik memenuhi ballroom hotel milik kerajaan Denmark. Ribuan tamu memadati tempat itu. Semua tamu yang hadir jelas dari kalangan atas. Bahkan untuk masuk ke acara pesta, mendapatkan tidak bisa sembarangan masuk. Harus ada pemeriksaan yang ketat. Sebab ini bukan pesta biasa, melainkan pesta pertunangan calon ratu Denmark bersama dengan seorang billionaire yang lahir dari keluarga berkuasa di dunia.Ya, hari yang dinantikan seluruh orang telah tiba. Hari di mana Stanley Geovan bertunangan dengan Shula. Para wartawan turut hadir atas izin dari Raja Jokum. Acara ini tak sama sekali disembunyikan. Malah yang ada acara ini digelar sangat mewah—bahkan masuk pemberitaan dunia.Keluarga Geovan telah hadir, dan menjadi sorotan para media. Pun kerabat kerjaan Denmark semua datang. Bisa dikatakan acara pertunangan megah ini, membuat seperti pertemuan para orang yang berkuasa. Tak heran jika yang hadir ke pesta pertunangan itu, mengenakan pakaian dari rancangan designer ternama dunia.Para
“Shakira? Kau sudah pulang, Sayang?” Filipa tersenyum lembut, melihat Shakira yang baru saja pulang. Dia langsung memberikan pelukan hangat pada putri kesayangannya itu.“Tidak usah berlama-lama di istana,” jawab Shakira datar di kala mendapatkan sambutan dari sang ibu. Raut wajahnya tampak menyimpan rasa kesal di dalam diri.Filipa mengurai pelukannya. “Apa kau tadi bertemu Daddy-mu?”Shakira menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku datang ke istana murni untuk mencoba gaun yang akan aku pakai di pesta pertunangan Shula dan Stanley saja.”Kening Filipa mengerut, menatap jengkel putrinya. “Sayang, kau tidak sopan. Harusnya setelah kau sudah mencoba gaun pengantinmu, kau wajib menemui ayahmu.”“Aku tidak suka berlama-lama di istana, Mom,” jawab Shakira tenang.Filipa menghela napas dalam. “Shakira, Mommy sangat tahu kau tidak suka berlama-lama di istana, tapi paling tidak kau tetap menghargai Daddy.”“Aku percaya Daddy mengenalku dengan baik,” jawab Shakira lagi, dengan raut wajah kali ini
“Daddy!” Shula memeluk lengan Raja Jokum yang baru saja keluar dari ruang kerja. Dia bergelayut manja, dengan tatapan raut wajah berbinar bahagia. Ya, hari ini dia datang ke istana membawa Stanley atas permintaan sang ayah.Raja Jokum mengabaikan pelukan Shula, tatapannya menatap Stanley. “Terima kasih kau sudah datang di sela-sela kesibukanmu. Aku dengar dari asistenmu belakangan ini banyak hal yang harus kau urus. Tapi, aku minta kau tetap utamakan Shula. Hari pertunanganmu dan Shula makin dekat.”Stanley tersenyum samar. “Maaf, belakangan ini memang ada beberapa hal yang harus aku lakukan. Dan tenang saja, aku tahu hari pertunanganku dan Shula makin dekat. Tentu aku akan utamakan.”Pria tampan itu sebenarnya sedang tak ingin mendatangi istana, tetapi karena permintaan Raja Jokum, membuatnya memilih untuk mengalah. Pun dia sadar bahwa sebentar lagi pertunangannya dan Shula. Dia tak ingin apa yang sudah direncanakan menjadi berantakan.“Daddy, aku sudah memesan kalung berlian edisi k
Berita tentang tindak kejahatan yang menimpa Shakira mulai tersingkirkan berganti dengan penuhnya berita tentang persiapan pertunangan Shula dan Stanley. Berita yang terang-terangan menggemparkan seluruh negeri itu berhasil melenyapkan berita tentang kejahatan yang menimpa Shakira.Ya, dunia memang terlalu kejam seakan Shakira tak sepenting itu. Bahkan polisi yang ditugaskan khusus oleh Raja Jokum hanya memberi tahu, kejahatan yang menimpa Shakira murni berasal dari komplotan penjahat. Tidak ada unsur musuh yang memiliki dendam atau ada dalang sebenarnya. Semua hanya murni kejatan dari imigran gelap.Pernyataan polisi tentang semua murni kejahatan imigran gelap, membuat tak lagi banyak pertanyaan. Sebab, menurut mereka semua sudah sangat jelas bahwa itu adalah tindakan kejahatan, tidak ada unsur dendam atau apa pun. Akibat pernyataan polisi itu, berita tentang Shakira telah tersingkirkan—semua orang fokus pada berita persiapan pertunangan Shula dan Stanley yang makin dekat.Banyak ora