Home / Romansa / The Dark Affair / Bab 7. Perjodohan yang Memang Sudah Diatur   

Share

Bab 7. Perjodohan yang Memang Sudah Diatur   

last update Last Updated: 2025-04-16 22:22:01

Shakira menang, memimpin dengan senyuman puas. Tatapannya sedikit meledek Shula yang tertinggal di belakang. Tampak jelas raut wanita itu bangga karena berhasil unggul daripada Shula. Ya, tentu kemenangan Shakira, membuat Shula sangat marah. Bahkan sejak tadi tatapan mata Shula menatap tajam Shakira—seakan menunjukkan bahwa mereka adalah musuh. Padahal jelas mereka memiliki darah yang sama. 

“Kau licik, Shakira!” seru Shula seraya turun dari kuda, dan menghampiri Shakira. 

Shakira tersenyum tipis melihat kemarahan di wajah Shula. “Ini bukan pertama kali aku menang darimu, kenapa kau sekarang mengatakan bahwa aku licik? Ck! Memalukan! Tuan Putri yang tidak bisa menerima kekalahan.” 

Shula mengepalkan tangannya kuat mendengar ledekan yang lolos di bibir Shakira. “Anak gundik tidak tahu diri!” geramnya penuh amarah. 

Shakira mendekat, melayangkan tatapan tajam pada Shula. “Ibuku bahkan jauh lebih terhormat daripada ibumu yang seorang ratu. Kau tahu, kenapa? Ibuku tidak memiliki sifat licik dan kejam seperti ibumu.” 

“Kau—” Shula ingin memukul Shakira, tetapi dia melihat Stanley sejak tadi menatapnya. Ya, tentu dia tak ingin meninggalkan kesan buruk di hadapan Stanley. Apalagi dirinya akan dijodohkan dengan pria itu. 

Shula mendekatkan bibirnya ke telinga Shakira, sambil berbisik meledek, “Percuma kau menang berkuda, pada kenyataannya aku adalah calon ratu di masa depan. Ah, satu lagi, aku bahkan memiliki calon suami yang sempurna. Sementara kau? Apa yang kau punya, Shakira? Ck! Kau sangat menyedihkan. Tidak dianggap di istana. Selalu dihina banyak orang, aku sangat yakin tidak ada pria yang mau menikahi anak pelacur.” 

Setelah mengatakan itu, Shula pergi meninggalkan Shakira yang tampak menatapnya tajam. Wanita cantik itu memutuskan mendekat ke arah Stanley—dan mengabaikan tatapan tajam dari Shakira. Dia merasa puas, karena memiliki apa yang dirinya inginkan.  

Tangan Shakira mengepal kuat, mengumpat dalam hati. Tak menampik bahwa kata-kata Shula membuat emosi di dalam dirinya terpancing. Dia ingin sekali melampiaskan kemarahan. Detik itu juga dia memutuskan berbalik, dan hendak pergi meninggalkan tempat latihan. 

“Shakira, tunggu. Kau mau ke mana?” tanya Stanley seraya menahan lengan Shakira. 

Shakira melihat sebentar ke arah tangan Stanley yang menyentuh lengannya. “Maaf, aku tidak bisa berlama-lama di sini.” 

“Kau ke sini bersamaku, maka kau juga harus pulang denganku,” kata Stanley menegaskan. 

Shula yang sudah sejak tadi berdiri di samping Stanley, tampak sangat kesal akan ucapan pria itu. “Stanley, jika Shakira ingin pergi, biarkan saja. Jangan dihalangi.” 

Stanley mengabaikan ucapan Shula. Sebab, dia merasa bahwa dirinya datang ke tempat latihan kuda bersama dengan Shakira, maka dia juga yang harus mengantar Shakira pulang sebagai bentuk tanggung jawabnya. 

“Shakira, kalau kau ingin pergi dari sini, aku akan mengantarmu,” ucap Stanley yang sontak membuat mata Shula melebar terkejut. 

Shakira menghela napas dalam, dan perlahan menyingkirkan tangan Stanley yang menyentuh lengannya. Wanita cantik itu menatap Stanley sebentar, dengan tatapan dalam dan tersirat hangat. Tentu dia sangat berterima kasih pada Stanley yang mengajaknya pergi, tetapi adanya Shula membuat dia ingat akan posisinya. 

“Stanley, terima kasih atas kebaikanmu. Aku cukup terhibur hari ini. Tapi, lebih baik aku pulang sendiri saja. Ibuku sudah menungguku. Sekali lagi terima kasih,” ucap Shakira tulus, lalu pergi meninggalkan Stanley yang bergeming di tempatnya. 

Stanley hendak bermaksud mengejar Shakira, tetapi geraknya terhenti di kala Shula menahan lengannya. Tuan putri manja itu menunjukkan tak suka di mana Stanley dekat dengan Shakira. 

“Stanley, ayo antar aku ke istana. Setelah itu kita bisa makan bersama. Orang tuaku pasti akan senang melihat kau mengantarku,” ucap Shula lembut, dan terdengar manja. 

Stanley mengembuskan napas kasar, mendengar permintaan Shula. “Tuan Putri yang terhormat, kau bisa datang ke tempat latihan ini, maka pasti kau tahu cara pulang dengan baik. Maaf, aku tidak bisa mengantarmu kembali ke istana. Banyak pekerjaan yang harus aku urus.” 

Tanpa mau berkata lagi, Stanley melangkah pergi meninggalkan Shula yang tampak kesal. Terdengar suara Shula yang meneriaki nama ‘Stanley’, tapi tetap pria tampan itu melangkah pergi meninggalkan Shula. 

“Ah sialan! Ini semua karena anak pelacur itu!” seru Shula kesal, di kala semua orang pergi meninggalkannya. 

***

Aroma kue lezat begitu menyeruak ke indra penciuman, di kala Stanley tiba di mansion keluarganya yang ada di Denmark. Pria tampan itu melangkahkan kaki tegas, bermaksud ingin mencari William Geovan—kakeknya. 

“Grandpa? Grandpa?” panggil Stanley cepat, memasuki mansion. 

Marsha yang baru saja selesai membuat kue, menatap hangat dan penuh kasih sayang cucunya. “Sayang, Grandpa sedang di luar bertemu teman lamanya. Sini Grandma membuat kue. Kau pasti suka.” 

Stanley mendekat, menatap Marsha. “Grandma, ada hal yang ingin aku katakan pada Grandpa.” 

“Kau ingin mengatakan apa, Sayang?” tanya Marsha lembut, sambil menyuapi kue yang dia buat ke mulut cucunya. 

Stanley menerima suapan neneknya, menghargai neneknya memberikan makanan. “Aku ingin Grandpa mengkaji ulang lagi tentang perjodohanku dengan Shula. Aku mulai malas dengan wanita itu. Dia terlalu manja, seakan berkuasa, dan menurutku sifatnya tidak menunjukkan wanita bermartabat.” 

Marsha tersenyum, sambil menggelengkan kepalanya. “Kau jangan membuat Grandpa-mu marah, Sayang. Perjodohanmu dan Shula sudah diatur. Orang tuamu sebentar lagi juga akan datang. Bahkan sebelum berangkat tadi, Grandpa-mu bilang pada Grandma bahwa dia sudah mengatur tanggal pertunanganmu dengan Shula.” 

Mata Stanley melebar terkejut. “Grandma, kenapa Grandpa terburu-buru sekali? Grandpa bilang perkenalan dulu. Tapi, kenapa sekarang tiba-tiba pertunangan sudah disiapkan?” 

Marsha membelai rahang Stanley lembut. “Stanley, Grandpa dan Grandma ini sudah tidak lagi muda. Sebentar lagi pasti Tuhan akan memanggil kami. Grandpa dan Grandma ingin sebelum kami meninggalkan dunia ini, kami sudah melihatmu dan saudaramu yang lain menikah.” 

Stanley berdecak tak suka. “Grandma, kau tahu? Aku sangat benci jika kau membahas kematian. Sudah aku katakan, kau dan Grandpa akan hidup di dunia ini seribu tahun. Malaikat maut tidak akan berani menjemput kalian. Aku yang akan mematahkan leher melaikat maut itu kalau sampai berani menjemput kalian.” 

Marsha tertawa pelan mendengar ucapan konyol cucunya. “Kau itu selalu saja bicara sembarangan. Sudah, intinya kau wajib berkenalan dengan baik pada Shula dulu. Jangan langsung menilai seseorang, tanpa mengenal dengan baik.” 

“Grandma, tapi—” 

“Lakukan demi Grandma dan Grandpa. Perjodohan ini sudah diatur oleh Grandpa. Itu artinya Grandpa-mu yakin bahwa Shula terbaik untukmu,” ucap Marsha memotong ucapan Stanley. 

Stanley menghela napas dalam, tak bisa berkata apa pun jika neneknya sudah mengatakan hal demikian. Pasalnya, memang sejak dulu dia menolak perjodohan, tapi dia sekarang menerima itu karena ancaman kakek dan neneknya yang mengatakan tidak lama lagi di dunia ini. Ancaman konyol tapi berhasil membuatnya tak berkutik. 

“Baiklah, aku akan melakukan yang Grandma dan Grandpa inginkan.” Stanley mengecup kening Marsha, lalu dia mendapatkan pelukan hangat dari neneknya itu.  

***

Shakira pulang ke rumahnya dengan raut wajah kesal. Tampak jelas wanita cantik itu berusaha memendam amarah di dalam dirinya. Namun, semua sulit, karena tak dipungkiri ucapan Shula menusuk hatinya. 

“Sayang? Akhirnya kau pulang,” ucap Filipa—ibu Shakira—yang masih terlihat sangat cantik dan menawan. 

Shakira menghempaskan tubuhnya ke sofa. “Ya, aku sudah pulang. Seperti biasa berada di istana layaknya berada di neraka. Mom, bisakah kita hidup tanpa Dad? Aku muak menjadi bayang-bayang di istana.” 

Filipa tersenyum anggun sambil menyentuh tangan Shakira. “Nak, jangan bicara seperti itu. Kau memiliki pendidikan yang bagus, karena ayahmu memberikan fasilitas yang baik. Jangan dilihat dari sisi buruk, tapi lihat sisi baik ayahmu. Bagaimanapun, ayahmu adalah sosok ayah yang mencintaimu.” 

Shakira mendengkus tak suka. “Jujur, aku lebih baik menjadi anak seorang tukang kayu daripada anak Raja Jokum. Aku muak dengan semua ini.” 

Filipa terdiam sebentar, dengan raut wajah muram. “Maafkan Mommy, Shakira. Semua karena Mommy. Kau pasti selalu merasa tersingkirkan. Maaf, Mommy bukan wanita hebat yang pantas menjadi permaisuri.” 

Shakira menghela napas dalam, menatap ibunya yang menyalahkan diri sendiri. “Mom, ini bukan salahmu. Aku sangat bangga menjadi anakmu, Mom. Sudah, lupakan saja. Tidak perlu dipikirkan. Yang harus kau ingat adalah aku bangga memilikimu,” ucapnya sambil memeluk ibunya. 

Kisah Filipa—ibu Shakira—dengan Raja Jokum, bagaikan elang dan tikus. Status yang bahkan berbeda jauh. Filipa hanya anak seorang tukang kayu di Denmark, yang jatuh cinta pada Raja Jokum. Tentunya hubungan mereka ditentang oleh kedua orang tua Raja Jokum—yang saat itu masih bertakhta memimpin negeri. Namun, fakta yang ada adalah Filipa tak pernah merampas Raja Jokum dari Ratu Asta. Sebab, Filipa jauh lebih dulu menjalin hubungan dengan Raja Jokum daripada Ratu Asta—ibu Shula.  

***

“Daddy!” Shula menerobos masuk ke dalam ruang kerja sang ayah. Wanita cantik itu menghentakkan kakinya, tampak menunjukkan jelas kekesalan di wajahnya. Dia sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk bicara dengan ayahnya. 

Raja Jokum menatap Shula yang ada di hadapannya. “Shula ada apa? Kenapa wajahmu kesal sekali?” tanyanya pada putrinya itu. 

Shula mendecakkan lidahnya sambil melipat tangan di depan dada. “Daddy, kapan aku dan Stanley akan menikah? Aku sudah tidak sabar menikah dengannya.” 

Raja Jokum tersenyum mendengar ucapan Shula. “Rupanya kau sudah tidak sabar menjadi menantu di keluarga Geovan.” 

Shula menarik kursi, duduk di hadapan sang ayah. “Jelas aku sudah tidak sabar, Dad. Aku ingin sekali memiliki Stanley sepenuhnya.” 

Raja Jokum menyandarkan punggungnya ke kursi. “Tadi aku melakukan panggilan telepon dengan William Geovan. Kakek Stanley itu setuju acara pertunanganmu dan Stanley dipercepat. Nanti setelah kedua orang tua Stanley datang ke Denmark, kita akan segera membahas pertuanganmu dengan Stanley.” 

Raut wajah Shula berubah mendengar ucapan sang ayah. Dia sampai bangkit berdiri, memeluk ayahnya. “Dad, kau tidak bercanda, kan?” 

Raja Jokum tersenyum samar. “Dalam hal ini, aku tidak mungkin bercanda. Kau sangat mengenal ayahmu dengan baik, Shula.” 

Shula sumiringah bahagia, dan langsung berseru riang gembira, “Dad! Kau yang terbaik! Terima kasih, Dad!” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Dark Affair   Bab 41. Jadi, Kau Adik Tiri Shula?

    Dokter baru saja menjahit luka tembak di punggung Stanley. Beruntung, luka tembak tidak mengenai organ vital. Jadi, setelah dijahit, Stanley tampak baik-baik saja. Sementara Shakira yang mengalami luka gores pisau, tak memerlukan luka jahit, karena kebetulan luka Shakira tidak terlalu dalam. “Tuan Geovan, jangan lupa habiskan obat yang sudah saya resepkan untuk Anda,” ucap sang dokter pada Stanley.Stanley mengangguk samar. “Aku mengerti, tapi bagaimana dengan luka di lengan Shakira? Tidak ada yang serius, kan?” tanyanya, menanyakan luka di lengan Shakira.Sang dokter tersenyum sopan. “Saya sudah memberikan resep obat untuk Nona Laursen. Obat yang saya resepkan ada antibiotik agar membuat luka di lengan Nona Laursen mengering. Anda tidak perlu khawatir. Nona Laursen bak-baik saja, Tuan.”Stanley kembali mengangguk, lalu pria tampan itu mengucapkan terima kasih pada sang dokter. Pun Shakira yang ada di samping Stanley mengucapkan terima kasih pada sang dokter. Detik selanjutnya, sang

  • The Dark Affair   Bab 40. Kau Mengenalnya?

    Stanley masih mencoba mencerna di mana dia melihat Steve ada di depannya. Hal yang dia tahu saudara kembarnya itu belum datang ke Denmark, tapi kenapa sekarang saudara kembarnya ada di depannya? Dia yakin apa yang dia lihat ini salah, tetapi bukti sangat jelas—di mana benar di hadapannya ini adalah saudara kembarnya.Shakira yang masih memeluk Stanley seketika langsung melepaskan pelukannya itu, tepat di kala seorang pria bernama Steve mendekat. Dia menatap bingung Stanley yang tak bisa berkata-kata dengan tatapan tak lepas menatap Steve.“Stanley? Kau mengenal dia?” tanya Shakira bingung.Stanley berdeham sebentar. “Dia, Steve Geovan, saudara kembarku.”Mata Shakira melebar, tak menyangka bahwa di hadapannya adalah saudara kembar Stanley. Wanita itu menatap Stanley dan Steve secara bergantian. Ya, harus dia akui bahwa Stanley dan Steve sama-sama tampan dan berpostur gagah. Hanya saja, dua pria itu berbeda. Rambut Stanley dan Steve sama-sama cokelat gelap, tetapi Stanley memiliki warn

  • The Dark Affair   Bab 39. Tambahan Sang Penyelamat Saat Kondisi Berbahaya

    Shakira merasakan detak jantungnya berdegup kencang, adrenalinnya memompa, dan insting bertahannya terbangun. Dia menghindar ke samping saat Amy melayangkan pisau itu ke arahnya, ujungnya melesat hanya beberapa inci dari wajahnya. Dia tak bisa bela diri, tetapi dalam keadaan seperti ini yang dia bisa lakukan adalah menghindar dengan gerak cepat dari serangan musuh. Dia kini berputar, menghindari serangan berikutnya yang datang begitu cepat. Dia tahu bahwa dia harus tetap bergerak, tidak memberi ruang untuk Amy menyerangnya lagi.“Berengsek! Mati kau, Jalang Sialan!” Amy membabi-buta menyerang Shakira. Emosi di dalam dirinya semakin mendidih di kala Shakira mampu menepis serangannya. Dia kini menyerang dengan lebih keji.“Akh—” Shakira merintih kesakitan di kala pisau menggores lengannya. Darah mulai jatuh ke bawah, dan tentu Anja yang melihat itu semakin panik bercampur dengan rasa bersalah.“Shakira,” seru Anja panik, dan matanya sudah berkaca-kaca tak tega pada Shakira yang berkorban

  • The Dark Affair   Bab 38. Aku Masih Belum Ingin Meninggalkan Dunia Ini

    “Jadi, berapa harga anak itu?” tanya Amy, seorang wanita berambut pirang, berkulit putih, dan bertubuh tinggi langsing. Usianya tampak menunjukkan usia 30an. Masih terlihat muda, tetapi menunjukkan kedewasaan. Dia adalah ibu tiri Anja.“Anak tirimu itu cantik. Jika dijual di pasar gelap harganya cukup tinggi. Dia bisa dididik untuk kelak menjadi seorang pelacur,” jawab salah satu pria yang berbicara dengan Amy. Pria itu berpostur tinggi dan tubuhnya kekar. Tato di sekujur tubuh pria itu juga tampak menyeramkan.Pria lain di sana menatap Amy dengan senyuman penuh arti. “Kau yakin ingin menjual anak tirimu? Bagaimana dengan suamimu? Bukankah dia sekarang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Tokyo? Jika suamimu pulang, dan anak tirimu tidak ada, maka kau pasti dalam bahaya.”Amy mendecakkan lidahnya, dan mengembuskan napas kesal. “Aku sudah sangat muak dengan anak tiriku. Kau tenang saja. Aku bisa bersandiwara mengatakan pada suamiku kalau anak tiriku menghilang. Kau tidak perlu khawati

  • The Dark Affair   Bab 37. Menyelamatkan Anja

    Stanley melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pria tampan itu melirik sekilas Shakira yang menunjukkan jelas kecemasan. Ya, tentu dia mengerti pasti kecemasan membentang dalam diri wanita itu. Sebab, rekaman CCTV menunjukkan jelas adanya tindak kejahatan pada Anja—gadis kecil—yang sudah dianggap Shakira sebagai sahabat. “Stanley, Anja akan baik-baik saja, kan?” tanya Shakira seraya menggigit bibirnya, dengan tangan saling menaut menunjukkan kegelisahan yang membentang. “Anja akan baik-baik saja. Kita akan segera menemukannya. Kau tunggu sebentar. Asistenku sudah aku minta menyelidiki letak GPS ponsel Anja,” jawab Stanley berusaha menenangkan Shakira. Sebelumnya, dia sudah meminta nomor Anja pada Shakira, dan hal yang dilakukannya adalah meminta asisten pribadinya melacak GPS ponsel Anja.Shakira mengatur napasnya, berusaha untuk tetap tenang. “Aku sangat takut terlambat menyelamatkan Anja, Stanley.” “Kita akan datang tepat waktu,” jawab Stanley kembali menenangk

  • The Dark Affair   Bab 36. Memberikan Pertolongan

    “Stanley?” Shula berlari dengan riang, menghampiri Stanley yang keluar dari ruang kerja ayahnya. Dia langsung memeluk lengan pria itu, bergelayut manja. Posisinya sekarang adalah calon tunangan Stanley, jadi dia berhak bermanja-manja dengan sang pujaan hati.Stanley terdiam di kala Shula bergelayut manja di lengannya. Pria tampan itu sama sekali tidak menolak, dan juga tidak membalas pelukan Shula. Dia hanya bergeming, membiarkan Shula bergelayut manja di lengannya.“Aku sudah selesai bicara dengan ayahmu. Sekarang aku harus pulang. Ada beberapa hal yang aku ingin urus,” ucap Stanley dingin, dan datar.Shula mendongakkan kepalanya, menatap jengkel Stanley. “Kenapa kau langsung pulang? Jika kau ada pekerjaan penting, kau bisa serahkan pada asistenmu saja. Ayo luangkan waktu untukku.”Stanley menyingkirkan tangan Shula. “Maaf, aku tidak bisa. Aku ingin bertemu dengan seseorang,” jawabnya menolak ajakan Shula.“Kau ingin bertemu siapa?” tanya Shula lagi, yang sedikit kesal. Padahal dia b

  • The Dark Affair   Bab 35. Kau Kembar, Kan?

    Stanley duduk di depan Raja Jokum, dengan tenang dan menunjukkan wibawa. Pria tampan itu baru saja tiba di keranjaan Denmark, dan sang Raja mempersilakan Stanley untuk duduk. Mereka berada di ruang kerja khusus sang Raja—di mana tidak ada yang bisa masuk dengan mudah ke sana. Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke ruang kerja sang Raja yang berkuasa itu.“Minum?” tawar Raja Jokum seraya menuangkan wine, ke gelas kosong di hadapan Stanley.Stanley menghormati, dan langsung mengambil gelas yang berisikan wine yang telah dituang oleh Raja Jokum. “Terima kasih,” jawabnya sambil menyesap wine perlahan.Raja Jokum tersenyum. “Aku yang berterima kasih, karena kau sudah datang, Stanley. Terima kasih kau telah meluangkan waktumu bertemu denganku. Aku yakin kau pasti pria yang sibuk.”Stanley menatap sopan sang Raja. “Aku akan berupaya meluangkan waktu, jika kau meminta bertemu denganku. Aku sangat yakin, kau memintaku datang, karena ada hal penting yang ingin kau katakan.”Raja Jokum ke

  • The Dark Affair   Bab 34. Memberi Tahu Tentang Hal Tersembunyi

    “Stanley, di mana Shula?” tanya Stella hangat, menatap putranya sudah masuk ke dalam mansion. Wanita paruh baya itu melihat ke belakang putranya tidak ada siapa pun. Padahal dia pikir Shula akan diajak masuk oleh putranya, tapi kenyataan yang ada putranya itu masuk ke mansion hanya seorang diri.“Shula sudah pulang,” jawab Stanley datar, yang membuat Stella langsung mengerutkan kening. Tampak jelas raut wajah Stella bingung, sedangkan Stanley terlihat tenang.“Kenapa Shula ke sini cepat sekali? Kau tidak bersikap buruk padanya, kan?” tanya Stella memastikan. Wanita paruh baya itu khawatir, putranya memprilakukan Shula dengan tak baik.Stanley tersenyum samar. “Shula ke sini, karena menyampaikan pesan ayahnya. Dia tadi bilang ayahnya ingin bertemu denganku hanya berdua.”Stella mengangguk paham. “Ah, mungkin Raja Jokum ingin membahas pertunanganmu dan Shula. Sebentar lag ikan kalian akan bertunangan.”“Aku tidak tahu, tapi mungkin saja iya.” Stanley mengecup kening ibunya, dengan penuh

  • The Dark Affair   Bab 33. Meminta Datang ke Istana Sendiri

    “Terima kasih sudah mengantarku pulang.” Perkataan yang Shakira ucapkan di kala dirinya sudah tiba di depan rumah. Dia diantar oleh Stanley tepat di depan rumah. Tadi, dia sempat meminta Stanley menurunkan di ujung jalan, tetapi lagi lagi Stanley mengatakan jika menurunkan di pinggir jalan terkesan dirinya seperti ‘wanita bayaran’. Sial sekali, akhirnya Shakira menyetujui Stanley mengantarnya hingga di depan rumah.Stanley memasukan tangannya ke saku celananya. “Harusnya aku yang berterima kasih, karena kau meluangkan waktumu untuk menemaniku. Well, hari ini cukup menyenangkan.”Shakira mendesah panjang. “Aku bukan meluangkan waktuku, tapi kau memaksaku, Tuan Geovan. Kau tahu itu?” balasnya dengan nada sindiran.Stanley mengangguk santai, tanpa ragu. “I know, tapi kau menurutiku. Jadi, aku tetap harus mengucapkan terima kasih padamu.”Shakira memutar bola matanya malas. “Lebih baik kau pulang. Aku ingin istirahat. Hari ini cukup melelahkan.” Stanley kembali menangguk, menghargai Sha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status