Share

Keadaan Rumit

Kayla masih kebingungan mencari cara agar bisa menutupnya kembali rak buku itu, tetapi semua cara yang ia lakukan tidak berhasil. Saat melangkah kembali tidak sengaja menyandung pilar di sebelah kursi kerja ayah dan rak buku itu bergeser otomatis dan menutup rapat kembali. 

'Apa yang aku lihat tadi itu nyata? Atau aku hanya berhalusinasi belaka?' tanyanya dalam hati.

“Tapi bagaimana mungkin itu tampak nyata sekali?” Kayla terus berjalan sembari berjalan mondar-mandir.

“Apa mungkin Ayah mengoleksi itu semua? Tapi sangat penting mengoleksi semua senjata sebanyak itu,” Kayla memegang kepalanya yang terasa pusing.

Pikirannya masih berkelana mencari jawaban tentang gudang rahasia milik ayah tersebut.

“Apa sebaiknya aku bertanya kepada Ibu? Apakah Ibu tahu tentang semua ini?” Kayla mengacak-ngacak, karena begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam kepalanya, masih ada semua hal. 

Karena sibuk berpikir Kayla tidak menyadari kedatangan Tasya di belakang dengan tiba-tiba Tasya mengejutkan Kayla. 

“Dor....” Tawa Tasya menggema di ruangan itu.

“Astaga, kamu bikin jantungku mau copot!” Kayla mengelus pelan, Tasya hanya tertawa melihat ekspresi wajah kakaknya yang terlihat cukup lucu. 

“Habisnya, Kakak terhanyut dalam khayalan Kakak sendiri...,” Tasya memeluk Kayla dari belakang. 

Kayla beranjak dari tempat duduknya dengan langkah kaki yang cukup cepat dan meninggalkan ruangan itu, Tasya membuntut di belakang Kayla sambil meminta maaf dengan suara memelas. Kayla berhenti dan membalikkan badan mengungkapkan adiknya yang sejak tadi mengikuti langkahnya. 

“Jangan seperti itu lagi ya! Nanti Kakakmu ini bisa mati karena serangan jantung.” Pinta Kayla sembari menyuguhkan senyuman tipis.

kisah Tasya menangis terinspirasi dari kakaknya, gadis itu memeluk Kayla dengan erat sembari berkata-kata. 

“Sudah, jangan menangis!” Kayla mengusap air mata Tasya.

“Kakak jangan tinggal-in Tasya! Cukup Ayah yang pergi”, suara isak tangis Tasya. 

“Hai, siapa yang akan meninggalkan gadis cantik sepertimu?” Kayla mengelus wajah Tasya. 

Tasya masih menangis karena perbuatannya, Kayla memeluk adiknya erat-erat dan mengantarnya pergi ke kamar agar beristirahat, setelah berhasil menikmati Tasya. Kayla pergi ke kamar ibunya, dia mencoba mencari sesuatu yang berhubungan dengan pintu rahasia yang ada di ruang kerja ayahnya, dalam pikirannya, sang ayah memiliki segudang pintu lain di rumah yang selama ini ia tinggali.

  

'Aku yakin di kamar Ayah pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan ruangan di balik rak buku itu,' batin Kayla.

Dia masih mencari ke setiap sudut kamar ibunya, dia memotret dinding. Dan setiap benda yang ada dia pegang dan pindahkan bahkan semua furnitur telah dia otak-atik berharap ada sesuatu yang bisa menjadi petunjuk baru, tapi tidak ada yang meminta.

“Maafkan Kayla yang telah mencurigai Ayah!” dia dengan lembut. 

Tanpa sengaja sengaja menyenggol lukisan vas bunga yang ada di atas nakas sebelah sofa, Ketika ingin mengembalikan posisi semula suara benda yang bergeser. 

Kreek...!!

Kayla menoleh ke sebelah kiri sofa tersebut, ternyata suara itu berasal dari lemari kecil yang ia tendang-tendang sejak tadi segera Kayla mengintip ke dalam lorong yang menuju ke suatu tempat lain dari kamar ibunya.

“Astaga! Mengapa begitu banyak ruangan rahasia di rumah ini?” seru Kayla sambil mengintip ke dalam lorong.

Kayla memutuskan untuk memeriksa sempit itu, sebelum dia masuk ke dalam itu ia menemukan cara menutup pintu tersebut hanya untuk menghindari hal-hal yang tidak terduga. Dari foto dan geser-geser sofa dan akhirnya menemukan tombol di sisi dinding lorong tersebut, segera Kayla mengunci pintu setelah masuk ke lorong kecil itu dengan pelan pelan. merasa lelah Kayla berhenti dan melihat ke belakang dari jauhnya pintu yang ia lewati tadi.

'Apa yang Ayah lakukan di ruangan yang gelap ini?' gerutu Kayla dalam hatinya.

Gadis itu melanjutkan perjalanannya, tidak lama kemudian Kayla sampai di ujung kaki meraba-raba mencari pijakan untuk turun ke bawah. Begitu banyak perabotan elektronik seperti radio dan masih banyak jenis lainnya, Kayla melihat semua barang-barang yang begitu berharga di simpang di ruang bawah tanah seperti ini. Kayla mengotak-ngatik semua barang yang ada dan mencoba memeriksa satu per satu alat lainnya tanpa sengaja Kayla melihat sebuah foto yang telah rusak sebagian.

'foto siapa ini? Dan suara siapa yang aku dengar tadi?' hati Kayla bertanya-tanya.

Kayla terus membocorkan sekeliling ruangan berharap ada petunjuk lainnya selain rekaman yang ia temukan tadi, kecemasan Kayla sangat berlebihan tentang hal ini membuat menangis. Bayangan-bayangan yang tampak di pelupuk mata yang tangisannya semakin pecah, Kayla akan larut dalam pikiran yang ia rasakan saat ini sehingga lupa akan keberadaan.

“Sebaiknya, aku segera keluar dari sini! Sebelum Ibu Pulang.” Kayla meninggalkan ruangan itu.

“Semoga Ibu belum pulang,” suara Kayla terdengar harap harap cemas.

Cukup lama Kayla keluar dari sana setelah sampai di ujung lorong Kayla segera menekan ke sisi dinding untuk menutup ruangan bawah tanah dengan cepat lemari kecil itu bergerak dan menutup lorong dengan rapat dan tak meninggalkan bekas apa pun.

Hari ini Kayla lolos dan berhasil menemukan dua ruangan rahasia ayahnya yang tidak diketahui oleh siapa pun, di depan pintu Kayla celingukan melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang yang tahu keluar kamar ibunya hari ini.

***

Dari ruang tamu Kayla memperhatikan ibunya yang baru pulang dari kantor, tampak lelah dan lesu wajah Erlina mungkin saja hari ini Erlina menghadapi masalah yang cukup rumit di cabang kantor suaminya.

bahkan beberapa hari belakangan ini sikap Erlina banyak perubahan, sifatnya yang dulu ceria dan banyak bicara kini berubah menjadi kepribadian yang pendiam bahkan senyuman yang dulu tidak hilang. Dulu Erlina adalah orang yang penuh perhatian tidak pernah mengeluh meski mendapat situasi sulit sekali pun.

***

Erlina, Kayla dan Tasya sedang menikmati makan malam, suasananya sangat hening tak ada satu patah kata pun yang terucap dari bibir mereka hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu. Tasya melirik ke arah ibunya dan Kayla, dia merasa sikap ibunya tampak aneh, karna selama ini Erlina tidak pernah bertanya-tanya tentang anak-anak, kaki Tasya menendang kaki Kayla berharap Kayla memberitahu sesuatu tentang perubahan sikap Erlina.

“Ibu kenap ya Kak? Tasya merasaErlina sudah berubah!” Bisik Tasya.

“Hebat dong! Kalau Ibu berubah kita bisa jadi terkenal,” seloroh Kayla.

“Maksud Tasya tu sikap Ibu ke kita! Kenapa sih Kakak selalu menganggap ucapan Tasya hanya main-main belaka?” Tasya pandangannya, berharap kakaknya mau merayu.

“Duduk di pojok sana biar dapat jawaban dari pertanyaanmu tadi!” Kayla tertarik ke arah Tasya.

“Idiih, benar-benar ngeselin!” pekik Tasya, wajahnya terlihat cemberut dengan langkah yang sedikit membuat Erlina terkejut.

“Anak gadis tidak boleh dilihat seperti itu!” ucapkan Erlina seraya mengelus pipi Tasya yang halus.

“Kakak, Bu! Bikin Tasya jengkel...,” rengek manja Tasya kepada ibunya.

Senyuman mereka dari bibir Erlina, tangan Tasya merangkul ibunya dan mereka berjalan beriringan menuju kamar masing-masing.

***

Di pagi yang begitu, Kayla dan Tasya sempurna bersiap-siap untuk pergi ke kampus karena mereka mendapat jam kuliah pagi, Ketika hendak masuk ke dalam mobil Kayla memanfaatkan handphone-nya tertinggal di dalam kamar.

Setelah menuruni tangga, Kayla melihat ibunya memasuki ruang kerja, terdengar samar-samar suara tangisan dari dalam, niat hati ingin bertanya mengapa menangis tetapi tidak ingin mengikuti kelas ini karna pertama kali ia masuk setelah beberapa bulan mengambil cuti kuliah.

“Aku akan bertanya sewaktu pulang nanti!” seru Kayla sembari melangkah cepat.

Kayla di antar terlebih dahulu oleh pak joko, kedatangan Kayla di sambut oleh ke dua sahabatnya yaitu Najwa dan Aini mereka berteman sejak masih SMA persahabatan lebih dari sahabat bisa bilang mereka seperti saudara karena tidak ada rahasia apa pun di antara tiga gadis cantik ini.

“Akhirnya Kita bisa berkumpul kembali!!” Ucap Najwa.

“Iya.. Setelah tiga bulan Kamu menghilang seperti buronan. Hahaa....” Celetuk Aini di selingi tawa.

“Hmmm... aku penjahat dong!” Kayla memasang wajah cemberut.

“Memang! Kamu kan penjahat hati kami berdua,” jelas Najwa seraya melirik Aini yang tertawa sembari menghalangi jalan menuju kelas, terlintas di kepala Kayla ingin menceritakan semua tentang ruang rahasia yang ia temukan, hendak memulai percakapan dengan sahabatnya tiba-tiba Pak Cakra masuk ke dalam ruangan dan Kayla menghentikan niatnya itu.

  

“Oya… Tadi kamu mau cerita apa, Kay?” tanya Aini sembari merangkul bahunya.

“Aku lupa! Nanti kalau aku ingat pasti cerita sama kalian,'' Kay menyadarila pandangannya.

“Ke kantin yuk! Aku lapar.” Ajak Najwa.

"Ayo pergi!" pekik Aini.

'Kalau mereka tahu tentang ruangan itu, kemungkinan saja mereka akan Ilfi dan berpikir yang macam-macam tentang Ayah!' Gumam Kayla dalam hati.

Canda tawa mereka bertiga di kantin dan makan siang yang penuh dengan kebahagiaan pun berlalu, Kayla berpamitan pergi terlebih dahulu karna dia ingin mengunjungi makam ayah. Sudah cukup lama Kayla tidak pergi ke tempat peristirahatan terakhir ayahnya.

Sesampainya di makam Kayla berbicara tentang ruangan itu, cukup lama Kayla duduk termenung di sebelah makam ayahnya, tiba-tiba Kayla di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang mendekap doa dengan erat.

“Siapa kau? Apa yang kau inginkan?” tanya Kayla gusar.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Iwan Kurniawan
aa tambah seru
goodnovel comment avatar
Septy
semangat ...
goodnovel comment avatar
Rozi Pashter Black Ant
Apa benar begitu? Lalu siapa dibalik semua ini? Dan lelaki itu, siapa???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status