Home / Romansa / The Devil's Mistress / Trapped with Devil's

Share

Trapped with Devil's

last update Huling Na-update: 2021-05-12 00:45:40

Menjelang malam, Milly ingin rasanya keluar kamar dan menikmati suasana villa yang terlihat begitu mengagumkan, tapi hatinya sungkan. Ada rasa kikuk yang menyelimutinya. 

Mengingat Jetro adalah pria yang penuh dengan aturan aneh, Milly akhirnya memilih untuk berdiam di kamar dan menunggu hingga perintah datang untuknya. 

Ketukan di pintu terdengar dan Milly bergegas membukanya. 

"Kamu sampai kapan ada di kamar?" tanya Jetro dengan tatapan heran.

Mulut Milly membeku. Ia tidak memiliki keberanian menjawab. 

"Aku ...." 

"Makan malam sudah siap, cepat ke bawah sebelum semua dingin," potong Jetro. Pria itu berbalik dan meninggalkan Milly. Dengan langkah tergesa, ia pun menyusul. 

Berbagai hidangan tersusun dengan indahnya di atas piring dan mangkuk porselen. Saking terpesonanya, Milly hanya menatap piring dengan mulut membulat. Terasa sayang untuk menyentuh dan merusak penampilan masakan tersebut. 

"Tutup mulutmu dan mulailah bersantap, Milly!" cetus Jetro tanpa mengangkat wajahnya. 

Milly merasa malu dan segera mengangkat garpunya dengan gerakan perlahan. Matanya mencari sendok, tapi hanya tersedia garpu dan pisau saja. 

Akhirnya, tanpa bertanya lagi, dia menyantap dalam diam. Jetro tidak bicara sepatah kata pun. Hanya denting garpu dan pisau yang menyentuh piring saja yang terdengar. 

Milly merasakan tekanan yang tidak menyenangkan mulai terjadi. Apakah hidupnya akan terus seperti ini? 

Diperlakukan seperti sebuah robot yang hanya bergerak jika diperintah? 

"Aku bukan pria yang kau pikirkan dalam otakmu, Milly! Malam ini kau bisa tidur sendiri dan besok aku akan hadir untuk kau layani!" seru Jetro tanpa perasaan. 

Milly tertegun. Status istri hanyalah untuk mengikatnya selama satu tahun penuh secara legal. Namun cara Jetro memperlakukan dirinya tetap tidak berubah. Ia hanyalah wanita yang dibayar untuk memuaskan nafsunya setiap saat. 

Jetro tidak lagi mengucapkan kalimatnya dan setelah selesai menyantap seluruh makanan di piring, ia meninggalkan Milly.

"Selamat malam," pamitnya dengan suara dingin. 

Milly tetap tidak menjawab.  Sepeninggal Jetro, ia baru merasakan emosinya meledak. 

Dengan buru-buru, ia bangkit dan berlari menuju kamarnya. Ketika menaiki tangga, Milly berpapasan dengan Virgo. Wanita itu hanya mengangguk sembari menahan tangis dan meneruskan langkahnya. 

Tangisnya meledak ketika masuk ke dalam kamar. Ia membenamkan wajah di bantal dan hatinya berdenyut sakit. 

***

Pagi itu Milly bangun terlalu pagi. Setelah membersihkan tubuh dan berganti baju, Milly memutuskan untuk berkeliling di sekitar Villa. 

Virgo terlihat sedang memotong ranting bunga bougenville yang mulai merambat liar di tembok depan villa.

"Pagi, Milly! Kamu baik-baik saja?" sapa Virgo dengan nada sedikit khawatir. 

Bahasanya terlalu formal. Walaupun tampang Virgo dan Jetro tidak menyerupai pria Indonesia, logat bicara mereka sangat fasih. 

"Lebih baik dari tadi malem," jawab Milly jujur. 

Virgo tersenyum samar. Pria itu melanjutkan memangkas ranting dengan cekatan. 

"Jetro memang terkadang lupa akan sopan santun. Tapi sebetulnya dia baik," timpal Virgo. 

Milly membantah dalam hatinya. 

"Dia paling lemah jika berhubungan dengan wanita," sambung Virgo.

"Kamu lagi nggak bela dia 'kan?" tuduh Milly dengan kerlingan tajam. Virga tertawa kecil. 

"Jetro tidak perlu dibela. Dia bisa mempertahankan dirinya sendiri. Tapi seandainya mau bersabar sedikit saja, kamu akan menemukan bahwa dia adalah pria yang luar biasa."

Milly tidak memiliki keinginan untuk berdebat pagi itu. 

"Aku akan menikmati laut, Virgo. Semoga itu bukan salah satu aturan yang tidak boleh kulanggar," pamit Milly. 

Virgo berhenti dan memandang Milly. 

"Pergilah. Kamu bebas menikmati pulau ini. Jetro tidak akan mengusikmu untuk hal itu." Seperti sebuah janji, Virgo mempersilahkan Milly dengan diiringi senyum yang lembut. 

***

Entah berapa lama ia tertidur, ketika terbangun, Milly merasa jauh lebih segar. Dirinya menghabiskan pagi hingga siang hari dengan bermain di pantai. 

Pasir putih yang bagaikan serpihan berkilau menjadi pengalih dukanya. Milly ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi. 

Bunyi dentang jam enam kali mengingatkan dirinya jika waktu sudah beranjak malam. Milly beringsut bangun dan segera mandi. 

Makan malam kali ini hanya ada dirinya. Ketika ia bertanya pada pelayan yang menghidangkan makanan untuknya, wanita itu hanya menjawab dengan gelengan kepala lalu segera pergi. 

Milly tidak tahu, kenapa Jetro dan Virgo tidak hadir saat ini? Virgo memang tidak pernah bergabung sejak hari pertama. Tapi Jetro? 

Hingga makan malam berakhir, Milly hanya bersantap sendiri di meja makan tersebut. 

Dihinggapi rasa malas untuk mencari tahu, ia memutuskan untuk masuk kamar dan akhirnya kembali terlelap. 

***

Sentuhan lembut di leher dan bahunya, membuat Milly terjaga. Ia terkejut dan hampir berteriak. 

Ketika menyadari bahwa itu adalah Jetro, Milly terlihat kesal. 

"Kamu bisa bangunin aku dulu nggak sih?" ucap Milly pelan. Jetro tidak menjawab dan terus bergerilya menyentuh tubuhnya dengan penuh kelembutan. 

Ini yang Milly tidak pernah habis pikir! 

Sebenci apa pun dirinya pada Jetro, ketika pria tersebut mulai mencumbu, semua pertahanannya melemah. 

Milly terhanyut oleh sentuhan yang seperti dilakukan dengan penuh perasaan. Jetro bagaikan memahami titik terlemahnya dan melambungkan angan Milly hingga lupa diri. 

Setiap lumatan, sapuan lidahnya yang begitu nikmat, membuat Milly memekik liar dan melupakan semua kejengkelannya. 

Sentuhan kulit Jetro saat menempel di tubuhnya, membuat Milly ingin terus merengkuh dan berlindung dalam dekapan tubuh kekarnya. 

Hempasan yang terkadang lembut dan sesekali kasar, memberikan sensasi tersendiri dalam keintiman mereka. 

Jetro terus memberikan kenikmatan tiada tara dengan pelayanan yang maksimal untuknya. Milly merasa bukan dirinya yang sedang melayani, melainkan Jetro yang berusaha memuaskan dirinya, hingga Milly menjerit berkali-kali mencapai puncak kenikmatan. 

Saat berada dalam suasana seperti ini, Milly melihat Jetro dari sudut pandang yang berbeda. Pria angkuh dan dingin tersebut berubah total menjadi begitu penyayang dan lembut. Semua tercermin dari setiap sentuhan yang ia lakukan. 

Jetro dengan bersabar dan telaten, memberikan waktu dan durasi yang cukup untuk Milly merasakan nikmatnya bercinta. 

Terakhir, sebelum keduanya saling memacu hasrat menuju puncak bersama, Jetro mengucapkan sesuatu yang membuat Milly makin mengelinjang liar.

"Nikmati aku, sepuasmu," bisik Jetro sembari melumat bulatan kenyal yang membuat Milly menggigit bibir sekuatnya. 

Inilah kelemahannya! 

Kini ia menyadari kenapa pilihannya jatuh pada Jetro. Prana tidak memiliki hal yang membuatnya luluh lantak hingga tidak berdaya! 

Jetro mampu membuat Milly menjadi wanita yang bahagia seutuhnya di atas ranjang! 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
knp jd jatuh k yang salah.....
goodnovel comment avatar
Christ Ibenk
keren banget cok
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • The Devil's Mistress   The Devil Mistress

    Kapal pesiar yang sedang menyelenggarakan pesta pernikahan Virgo dan Joya itu tampak dihadiri oleh ratusan, bahkan mungkin ribuan tamu. Semua tampil dengan baju mahal dan elegan. Masing-masing tidak menyembunyikan diri dari wujud aslinya. Para siluman, manusia keturunan iblis, dan juga makhluk unik lainnya menunjukkan diri mereka yang sesungguhnya. Milly duduk dengan mempelai wanita, Joya, Gen, Trey dan Minerva juga Greta. Wanita tambun yang terlihat mulai bisa berbaikan dengan Jetro dan Virgo itu, terlihat ingin mengenal Milly lebih dekat lagi. Hidangan mewah terhidang terus menerus tanpa berhenti. Sementara minuman yang mahal, seperti sampanye dan wine, juga mengalir non-stop. Virgo menyalami satu persatu kawan lama yang sudah lama tidak ia temui. Mereka sangat terkejut ketika melihat Virgo akhirnya menjatuhkan pilihan pada seorang wanita cantik yang sangat eksotis. Ketika pembawa acara mengumumkan mengenai sambutan dari mempelai wanita, Mil

  • The Devil's Mistress   Jetro Six is Back

    Pagi itu, Milly terbangun dan jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Tidak biasanya ia terbangun lambat.Ia menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya dan beringsut turun. Setelah mengingat ingin segera memeriksa kondisi Jetro, ia bergegas menuju kamar mandi.Tadi malam, Milly sempat menengok sebentar sebelum tidur. Betapa batu permata ajaib itu memang bereaksi sangat cepat pada Jetro. Tubuh pria yang tadinya mengalami sakit parah dan tinggal kulit yang membalut tulang, kini mulai mengubah Jetro kembali seperti sebelumnya.Sangat mengesankan!Harapan Milly, semoga pagi ini Jetro sudah pulih seutuhnya. Setelah berganti baju, Milly merapikan tempat tidur. Meski Frey selalu membongkar dan merapikan kembali, tapi Milly tetap merapikan setiap harinya.Sebelum keluar dari kamar, ia mematutkan diri di depan kaca. Pantulan bayangan yang di depannya, membuat Milly tersenyum.Baju terusan sederhana dan sedikit longgar ini, dengan kancing kecil dari

  • The Devil's Mistress   One Life Replace Another

    Ketika memasuki ruangan yang tampak terang itu, Milly melihat semua hadir. Bahkan pilot dan sopir Jetro yang tidak pernah nimbrung juga ada di sana.Virgo memberi isyarat pada Minerva untuk mendekat. Jetro dalam posisi duduk menatap Milly dengan wajah pucat. Matanya cekung dan tulang pipinya tampak tirus.Pria gagah yang pernah Milly kenal berubah menjadi mayat hidup, yang tinggal tulang belulang berbalut kulit.Minerva dan Virgo berdiri berhadapan, sementara saling berpegangan tangan. Entah apa yang mereka gumamkan, tapi Milly mendengar dengung halus seperti mantra terlontar dari semuanya. Trey memberikan tabung kaca yang berisi Blood Diamond sebesar bola kelereng itu, lalu memberikan pada Frey.Sementara dalam hati ia terus bertanya dan menebak rentetan pengembalian batu ke dalam tubuh Jetro. Frey mengambil batu tersebut lalu mendekati Jetro yang tersenyum tipis kepadanya.Tidak pernah Milly duga sebelumnya, jika proses tersebut akan begitu memil

  • The Devil's Mistress   Roller Coaster Life

    Setelah kembali ke pulau pribadi Jetro, Milly hanya duduk termenung dengan wajah melamun. Koper dan semua benda miliknya yang baru saja Maxer letakkan di kamarnya belum tersentuh sedikit pun.‘Kenapa aku menjalani kehidupan ini?’ batin Milly masih tidak mengerti bisa terjebak dalam kehidupan seperti ini.Pikirannya kembali terbayang saat merunut semua perjalanan hidupnya dari pertama bertemu mereka semua.Waktu remaja, bukan ini yang ia cita-citakan untuk terjadi. Bahkan ketika menjalani profesi sebagai pelacur pun, Milly tidak pernah memiliki imajinasi akan berada dalam lingkungan para siluman, monster, bahkan iblis.“Aku adalah manusia yang tidak pernah menginginkan hal besar terjadi dalam hidupku. Aku bukan wanita serakah. Tapi kenapa alur hidup bisa sedemikian rumit?” gumam Milly pada dirinya sendiri.Wajah cantiknya menengadah dan memandang langit-langit kamarnya.Pertama kali ia datang tiba di kamar ini, dirinya

  • The Devil's Mistress   Damn Soul Rest in Regret

    Milly memandang wajah Prana sepuasnya. Mungkin ada sekitar satu jam ia membiarkan dirinya menangis serta mengenang masa lalu mereka.Tidak terpikir dirinya akan menjadi malaikat maut, penjemput jiwa bagi Prana.Tidak juga terbayang jika Prana menyerahkan nyawanya dengan sukarela, tanpa perlawanan.Benarkah masih ada bentuk cinta yang masih sedemikian tulus dan segila ini? Memberikan nyawa demi yang dicintai?Akhirnya pintu terkuak dan Joya masuk lebih dulu.“Mill,” panggil siluman ular yang telah menjadi sahabatnya itu pelan. Joya terlihat prihatin dan tegang.Wanita yang dipanggil namanya menoleh dan kembali menangis. Joya berlari mendekat, lalu bersimpuh di hadapan Milly.“Aku tidak perlu menjadi pembunuhnya secara langsung, Joy. Dia menyerahkan nyawanya tanpa perlawanan,” adunya Milly seperti ingin meluapkan sesal yang menghimpit dadanya.Joya memeluk Milly dan mengusap punggung dengan lembut.

  • The Devil's Mistress   Every Creature Deserve

    Makan malam yang mungkin menjadi akhir dari hidup Sybil atau Prana, dipenuhi keheningan dan isak tangis pelan yang terlontar dari Milly.“Jadi hatimu lebih memilih Jetro ….” Prana seperti berkata pada dirinya sendiri.Milly masih membisu dalam sedu sedan.“Seharusnya aku sadar dan tidak memaksakan kehendakmu. Maafkan aku, Mill. Telah membuat hidupmu seperti di neraka dunia.” Prana menitikkan air mata pertama dan menatap Milly dengan kesedihan juga penyesalan mendera.“Di luar semua kekejian yang telah kulakukan padamu, satu hal yang ingin aku kembali katakan padamu, Mill Berliana. Aku sangat mencintaimu melebihi nyawaku sendiri. Seandainya untuk membuktikan seberapa besar perasaan ini harus menyerahkan napasku, aku rela.”Milly menutup wajah dengan kedua tangannya.Dengan gerakan perlahan, Prana meraih sendok dan garpu, lalu kembali menyuap makan malam. Kunyahan itu diiringi derai air matanya.

  • The Devil's Mistress   Birthday Bloody Surprise

    Semua makanan telah terhidang. Sementara menunggu Gen yang sedang mandi, Milly yang terlebih dulu selesai menata piring dibantu oleh Made.“Mbok, kalo mau ikut makan sekalian yuk?”Made buru-buru meminta maaf.“Saya malah nggak enak, karena lupa beli kue ulang tahun buat bapak. Kayaknya, saya pamit duluan deh, Bu,” cetus Made terlihat sungkan.Milly membeku sementara berdiri memegang sendok dan garpu yang akan dia susun.“Ulang tahun Prana?” ulang Milly dengan ekspresi kaget.“Iya. Ibu lupa ya?” goda Made dengan senyum jenaka.“I-iya. Ya udah nggak apa-apa. Kita rayakan dengan makan malam yang ini aja,” tukas Milly dengan senyum kikuk. Rasa bersalah memenuhi benak Milly dan ia menjadi makin salah tingkah. Sesekali ia melirik ke arah makanan dan tampak bingung sekaligus gugup.Tegakah hatinya melakukan ini pada hari ulang tahun Prana? Hari perayaan kelahiran, akan menja

  • The Devil's Mistress   Pretend Not Hurt

    Suasana villa seperti biasa tampak sepi. Milly meminta Gen menemani dirinya dan setelah masuk ke dalam, Made menyapa mereka dengan ramah.Ada beberapa pegawai lain yang sedang membersihkan kolam renang dan juga taman di tengah villa. Milly melemparkan sapaan seperti biasa.“Kamu tunggu aku di sini, masuk aja ke kamar. Nggak dikunci,” ucap Milly.Gen menatap Milly dengan pandangan yang agak khawatir.“Hati-hati,” peringatnya.“Aku akan baik-baik aja.” Milly tersenyum kecut dan mengangguk.Setelah menarik napas, ia melangkah ke arah bangunan utama di mana Prana berada. Mobil merah sport ada di garasi, ini menunjukkan jika Prana ada di rumah .Ketika ia menggeser pintu sliding itu, Prana segera menoleh dari arah meja bar yang jadi satu dengan ruang bersantai mereka.“Milly,” sambut Prana sedikit kaget karena Milly kembali dua hari kemudian. Sebelumnya, ia meminta tiga hari untuk meng

  • The Devil's Mistress   I will Choose

    Mendung mengelayuti langit Bali sejak pagi. Hampir keseluruhan langit gelap melingkupi pulau dewata. Prana berdiri menatap ke luar sementara penampilannya kusut. Jendela kamarnya berembun, seperti mata cokelatnya.Pria tampan yang termenung sendiri itu terlihat putus asa. Tidak ada sinar di matanya. Raut wajahnya semendung langit, tanpa cahaya. Entah sudah berapa lama, Prana membiarkan dirinya tersiksa dalam deraan kasih tak sampai.Kilasan peristiwa buruk bergantian mengisi benaknya. Hingga momen bertemu Milly untuk pertama kalinya di halte, Prana masih bisa merasakan debar hatinya yang jatuh cinta pada pandangan perdana. Gadis itu tampil dalam wujud menawan, begitu mempesona. Pipinya yang bersemu merah karena terkena panas, justru menambah kecantikannya.Mata lentik dan bibir mungil penuh yang terbentuk dalam lengkung sempurna itu sangat pas menghiasi wajah ovalnya. Kulit putih halus menawan, tanpa cacat dan noda. Milly adalah makhluk paling sempurna bagi Pran

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status