Share

130. Selamat, Sayangku

David mengambil sepiring nasi goreng dan telur, lalu dia bawa ke depan. Lintang balik duduk di ruang tengah, di sofa yang sama. Lintang duduk bersandar pada punggung sofa.

"Sayang, sarapan dulu," ujar David. Dia sodorkan piring di depan Lintang.

"Ga mau. Eneg, Kak." Lagi-lagi jawaban ketus.

"Alin, ini kamu sendiri yang masak," bujuk David.

"Ga mau," sahut Lintang, dia bersedekap sambil mengerutkan kedua keningnya karena kesal.

"Terus mau sarapan apa?" Agak gusar, David mencoba sabar.

"Bubur sumsum," kata Lintang. Dia melirik pada David yang bingung dengan sikap Lintang.

"Bubur sumsum?" David menjawab heran.

"Iya, beliin." Lintang cemberut.

"Jangan pakai ngambek, Alin. Aku ga enak sama ayah. Dipikir aku jahat sama kamu," sahut David.

Lintang berdiri dan naik ke kamar. "Emang."

David makin bingung. Dia bawa balik piring ke dapur. Ada Wulan juga sekarang di sana.

"Dia ga mau?" tanya Farid.

"Pingin bubur sumsum katanya," jawab David. Dia letakkan piring di tengah meja.

"Sini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status