Share

54. Ayah Tak Akan Pernah Lupa

Mata Lintang melebar melihat pria setengah baya yang berdiri memandang padanya.

"Ehh ... aku membawakanmu ..." Farid mengulurkan tangan, memberikan bungkusan untuk Lintang. Dari aromanya Lintang tahu apa yang Farid bawa. Kue kesukaan Lintang, putu.

"Sebenarnya aku ..." Farid melihat Lintang. Tatapan Lintang masih dingin. Farid tidak meneruskan kalimatnya. Dia berbalik, beranjak pergi.

Hati Lintang bergemuruh. Masih ada kekakuan di sana. Tapi mungkin saja ini saatnya dia bicara dengan ayahnya.

"Ayah!" panggil Lintang.

Farid menghentikan langkah dan menoleh, memandang putrinya. Lintang memanggilnya ayah, dengan sangat jelas.

"Ayah tidak ingin duduk dulu?" tanya Lintang. Dia berusaha menenangkan hatinya yang bergejolak.

"Eh ... aku ..." Farid sedikit bingung. Dia masih merasa takut Lintang akan marah dan meledak.

"Aku ingin bicara dengan Ayah." Lintang berkata dengan wajah serius, tidak ada senyum.

Farid kembali mendekat, duduk di kursi di teras itu. Lintang melangkah, duduk di d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status