Share

58. Senyum dan Tawa

Setelah saling menyapa dan melepas rindu, mereka duduk di kursi di ruang tamu.

"Kamu berjasa banyak padaku saat aku belum ada kerjaan dulu. Kamu juga banyak ngajarin aku, bukan hal yang sangat istimewa kalau aku bisa bantu sedikit Lintang dan Wulan," ujar Pak Lurah. Dia mengenang kisah lama antara dia dan Farid.

"Syukurlah, kalian bisa sama-sama lagi," sahut Bu Lurah.

"Ya, akhirnya kami dipertemukan lagi. Walau tanpa Tyas." Farid tersenyum, terdengar sedih dari nada suaranya.

Pak Lurah sempat melihat Farid yang agak pincang berjalan. Agak canggung bicara, tapi dia menanyakannya juga. Farid bercerita apa adanya pada Pak Lurah. Mereka tampak begitu akrab meskipun sekian lama tidak pernah bertemu. Terasa getir di hati Pak Lurah mendengar kisah Farid yang begitu malang.

Bu Lurah masuk ke rumah belakang. Tak lama dia kembali dengan Mak Imah.

"Mak!" Wulan langsung memanggil wanita tua itu dan berdiri mendekatinya. Lalu memeluk Mak Imah dengan senyum lebar.

"Duh, Gusti, ini Wulan??" Mb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status