Share

57. Tangisan di Pusara Ibu

Farid masih mematung. Dia menatap lurus pada pusara di depan Lintang. Itu makam istrinya. Tyas benar-benar telah tiada.

"Ayah ...." panggil Lintang pilu.

Farid masih tak bergerak. Tapi dia merasa tubuhnya lemas. Hatinya hancur. Sangat sakit dan sedih. Dia tinggalkan istrinya dalam keadaan miskin dan menderita. Tak pernah berkabar, apalagi bertemu. Setelah hampir sembilan tahun, dia hanya mendapati nisan yang menunjukkan wanita yang dicintainya sudah beristirahat untuk selamanya.

"Ayah ...." Wulan menarik pelan tangan Farid.

Dengan tubuh gemetar, Farid melangkah mendekati nisan Tyas. Begitu dekat, dia terduduk. Dan meledaklah tangisnya.

"Hhuuukk ... Uuhhhhuukkk ...." Tak ada yang bisa menahan kepedihannya. Rasa bersalah, merasa bodoh, merasa tak berguna, kembali memenuhi dirinya.

Farid menelungkupkan kepala sampai dahinya menyentuh tanah makam itu. Lintang dan Wulan bersimpuh di kiri dan kanannya. Mereka tak bicara apa-apa. Mereka hanya bisa menangis meski tanpa suara. Hati mereka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status