Share

TK 8

Penulis: KakaResa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-10 09:44:00

Di bangsa iblis, ada sebuah pasukan terkenal, para petarung handal dan mempunyai kekuatan besar. 

Mereka memiliki peran yang besar, kehebatannya terkenal dikalangan semua bangsa iblis. Dan mereka jugalah yang nanti akan menjadi bom bagi immortal.

Pasukan itu dipimpin oleh seorang iblis yang kuat, tangguh dan sangat ditakuti oleh kaum iblis. Zalan namanya, dia adalah anak dari jendral perang bangsa iblis, sekaligus teman pangeran Lucifer.

Kehebatan Zalan di dukung pasukannya yang sama kuat, pertama Kanika, iblis perempuan yang sangat pendiam namun mematikan. Serangannya tak bisa terlihat musuh.

Kedua adalah Awar, iblis berbadan tinggi dan besar. Gerakannya sangat agresif dan mempunyai serangan kutukan. Siapa saja yang terkena olehnya akan mati dalam beberapa jam.

Kemudian Ladia, dia adalah iblis yang terkenal dengan lumpur dan kemampuan hisapnya. Tak ada yang bisa tahan ketika Ladia membuka lubang masa ditangannya.

Yang keempat adalah si bungsu klan gagak, kekuatannya adalah berteleportasi, dia banyak membunuh musuh hanya dengan gerakan hunusan pedangnya yang tiba-tiba. Clara namanya.

Kelima dan keenam adalah pasangan saudara kembar, Nikol dan Nakol. Keduanya memiliki kekuatan kecepatan yang kuat. Mereka pandai membuat tornado besar yang terdiri dari elemen tanah, api dan petir.

Zalan memimpin keenam orang itu dengan sangat baik, dan pasukannya kali ini akan menyerang immortal.

"Apa kata Lucifer?" tanya Kanika kepada Zalan.

"Kita akan menyerang immotal tiba-tiba" jawab Zalan.

"Apa itu efektif? Maksud ku, kita tidak benar-benar tahu tentang immortal sekarang ini" timpal Awar.

Memang benar, mereka semua tidak pernah datang langsung mengunjungi Immortal. Pasalnya raja mereka sangat ketat dalam menjaga daerah kekuasaannya.

"Karena itulah kita menunggu Lucifer datang" ujar Ladia.

Memang benar, sekarang ini mereka sedang menunggu Lucifer, katanya pangeran iblis itu akan datang membawakan informasi mengenai immortal.

Clara si ahli teleportasi mendesign kesal, pasalnya nanti kekuatannya lah yang akan digunakan pertamakali untuk datang ke immortal, tapi perempuan itu sudah terlanjur bosan. 

Tahu seperti ini dia akan pergi ke club dulu saja, menikmati minuman pemuas bihari itu sampai puas.

Sret!

Karena kesal Clara terus melempar batu, yang mana benda itu langsung menghilang karena diteleportasi. 

Plak!

Namun salah satu batu yang dia lempar ternyata mengenai temannya. 

Brak!

Nikol mengaduh ketika kepala bagian belakangnya terkena lemparan batu, sampai membuatnya tersungkur.

"Clara!" pekik Nikol.

"Hahaha" sebaliknya Clara tertawa melihat itu.

Nikol tak menyukai tawa itu, tangannya hendak mengibaskan kekuatan untuk membalas Clara. Namun sebelum itu terjadi suara Zalan menginterupsi keduanya.

"Itu Lucifer" ujar Zalan menunjuk seorang iblis tengah terbang dengan sayap hitamnya.

Wush!

Wush!

Sret!

Lucifer mendarat tepat di depan Zalan, dia terlihat sangat senang sekali. 

"Pangeran" sapa semua orang kecuali Zalan.

"Zalan kamu tak menyapa ku" ujar Lucifer bergurau.

"Hai Cici" timpal Zalan.

Mendengar kata Cici, sontak semua orang tertawa. Sampai Lucifer mendesih malu karenanya.

"Hanya kamu yang berani menjatuhkan martabat seorang pangeran iblis, Zalan" ujar Lucifer.

"Benarkah? Apa hadiah nya?" tanya Zalan.

"Harusnya kamu meminta maaf, aku akan menghukum mu" timpal Lucifer kesal.

"Akan aku lakukan jika memang kamu sanggup menghukum ku" ujar Zalan.

"Siapa tak akan melakukan itu pada pasukan ku bukan, siapa kami? Dan siapa diri mu? Kita sudah tak perlu membicarakannya lagi" imbuhnya sombong.

"Ketika aku jadi raja aku harus mengangkat mu jadi menteri apa? Sombong yang menjengkelkan" desis Lucifer.

Pangeran itu sampai lupa apa tujuannya datang kemari. Tapi sudahlah, dia tak mempunyai waktu banyak untuk berkeliaran.

"Mengenai informasi itu, kalian tak akan menyangkanya" ujar Lucifer serius.

"Apa?" tanya Zalan tak sabar.

"Ternyata selama ini raja immortal tertidur, sejak ribuan tahun lalu" ujar Lucifer disambut keterkejutan semua orang.

"Hah? Lalu kenapa kita tak pernah mencoba kesana sebelumnya, sialan. Mereka cukup pandai menggunakan topengnya" timpal Awar.

"Darimana pangeran mengetahui itu semua?" tanya Nikol saudara Nakol.

"Penjahat. Kemarin aku mengunjungi kawasannya, dan ternyata memang benar. Karena aku sudah menyelinap masuk kesana. Penyamaran ku tidak disadari siapapun" ujar Lucifer.

"Apa, jadi kamu sudah lebih dulu pergi?" tanya Zalan.

Lucifer mengangguk.

"Kenapa kembali? Harusnya kamu mati disana" ujar Zalan polos.

Bugh!

Brak!

Lucifer mengangetkan semua orang dengan gerakannya yang tiba-tiba dan tak terlihat. Zalan tersungkur memegangi perutnya, namun iblis itu tersenyum disela-sela sakitnya.

"Sialan. Mulut mu itu terkadang ingin aku robek" desis Lucifer kesal.

"Ah. Ini cukup sakit untuk sebuah pukulan, baiklah sepertinya pangeran berkembang sangat cepat" ujar Zalan bangkit.

Lucifer mendelik.

"Untuk sekarang yang menjadi fokus kita adalah para petinggi kerajaan dan jendralnya. Mereka mungkin sedang menyiapkan pasukan, tapi akan cukup sulit karena rakyat immortal tak tertarik banyak" ujar Lucifer.

"Jika kalian bisa, menyusuplah ke istana. Dan lihat ada apa saja di sana" imbuhnya.

"Permintaan pangeran sangat membuat kami tersanjung" ujar Ladia.

Lucifer mengedikkan bahunya acuh.

"Aku pergi, pulanglah dengan emas. Aku menolak tangan kosong" ujar Lucifer mengembangkan sayapnya.

Wush!

Pangeran itu langsung melesat pergi dengan cepat, Zalan dan pasukannya sebentar bersiap-siap lebih dulu.

"Apa tujuan kita?" tanya Kanika.

"Bukankah pangeran meminta kerajaan?" tanya Awar.

"Kita bagi-bagi saja" usul Ladia.

Zalan mengangguk setuju, lagipula dengan kemampuan teleportasi Clara semuanya akan mudah dan mereka akan saling terhubung.

"Aku ingin pergi ke kerajaan. Ada banyak jendral yang harus aku temui" ujar Zalan.

"Baiklah biar aku tentukan. Zalan, Nikol, Nakol, Clara. Kalian ke kerajaan. Sisanya ikut aku mengacaukan kota" seru Kanika.

Mereka semua mengangguk. Tak membuang waktu, Clara dengan kekuatannya membuka portal untuk berteleportasi ke immortal.

Clara bisa memperbanyak diri. Kali ini dia membuat bayangan sebanyak teman-temannya. Dia menempel didalam tubuh, jadi itulah rahasia yang membuat pasukan Zalan bisa berpindah tempat seenaknya.

"Ayo!" seru Zalan.

Wush!

Dalam singkat semua pasukan Zalan menghilang.

Ditempat lain, Evan masih bergulat dengan perasaannya. Hari sudah menjelang siang. Lelaki itu sudah melewatkan sarapan pagi, dan membuat kedua orangtuanya khawatir.

Orangtua? Ah dia lupa, Mikaila dan Austin bukan ayah dan ibunya. 

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu menyadarkan Evan sejenak. Namun sesaat, lelaki itu kembali bersikap tak peduli.

"Evan, mari makan nak" suara Austin terdengar.

"Jangan seperti ini terus. Ayah jadi tidak bisa menceritakan bagaimana kami menemukan kamu" timpal Mikaila sedikit membuat Evan tertarik.

"Jangan berpikir menyalahkan orangtua kandung mu sayang, dan kami mohon jangan membenci kami. Karena ayah dan ibu tetap orangtua kamu yang sangat sayang anaknya" ujar Mikaila semakin membuat Evan bimbang.

Benar juga kata sang ayah. Meski tak lahir dari darah keduanya, tapi selama ini mereka sangat menyayangi dirinya. Begitupun Evan, dia sangat sayang Mikaila dan Austin. 

Tap!

Tap!

Tap!

Evan berjalan mendekati pintu. Ya, selama ini dirinya telah salah. Dia juga sudah egois, jadi mari perbaiki itu semua mulai dengan meluruskan permasalahannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The King Immortal   TK 19

    Achilles tak menyangka akan mengatakan kalimat seperti itu, dan mirisnya lelaki yang ditolongnya mengatakan pernyataan setuju.Memang sepintas tak merugikan, Achilles menyediakan tempat sedangkan orang yang ditolongnya menyediakan tenaga."Jadi siapa nama mu?" tanya lelaki itu.Achilles mendongak, nafasnya sedikit memburu karena menggendong seekor kijang yang ternyata lumayan berat."Achilles" jawabnya.Lelaki itu mengangguk, dia tidak terlihat kesusahan sama sekali. Padahal dia membawa banyak hewan buruan dan keranjang buah. Achilles sampai ternganga jika kalian tahu."Lalu nama mu siapa?" benar sekali, Achilles sampai lupa menanyakan hal serupa itu padanya."Aku.." ujar lelaki itu menggantung."Kenapa? Apa jangan-jangan kamu lupa ingatan saat terjatuh itu!" pekik Achilles."Haha, benar sekali tapi tidak juga" ujar lelaki itu

  • The King Immortal   TK 18

    "Nggh.."Achilles tergugu ketika suara lenguhan menyapa telinganya.Matanya yang masih mengantuk dipaksakan terbuka dan melihat sekitar, ternyata lelaki yang diselamatkannya mulai sadarkan diri.Sontak Achilles langsung menghampirinya. Dengan pelan dan apatis dia menggoyangkan bahunya."Hey.. bangun.." ujar Achilles."Hm.. ahh" lelaki itu meringis memegangi kepalanya yang pusing."Dimana aku?" tanyanya."Kamu sudah sadar?" timpal Achilles bertanya."Aku ingin pingsan saja, dan tidak bangun lagi" ujar lelaki itu."Hah? Kalau begitu mati saja" timpal Achilles.Lelaki itu menggeleng, mati? Bukan, bukan itu kemauannya."Tidak. Aku hanya ingin tidur dengan waktu yang lama. Agar aku tak perlu mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini dan aku melupakan semua rasa sakit yang ada" ujar lelaki itu.

  • The King Immortal   TK 17

    Seminggu berlalu.Tak terasa saja, hari sudah berganti minggu. Selama itu pula Evan terbang. Tanpa beristirahat sejenak pun. Kalian bayangkan, tanpa beristirahat sejenak pun!.Rasa sedih, kecewa, sakit dan perasaan-perasaan lainnya yang menumpuk di hati lelaki itu, membuatnya berlaku demikian.Tak kuasa dengan semu itu dan ingin melupakannya, namun Evan berlaku salah. Keinginannya itu justru menyakiti dirinya sendiri.Saat ini pun dia juga masih belum tahu dimana?. Setelah beberapa hari lalu di terbang diatas air atau padang pasir. Kini dibawah kakinya terdapat daratan. Ada tanah yang bisa dia pijak.Nging!Brak!Kepala Evan tiba-tiba berdengung. Pandangannya mengabur dan dewa itu kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya melayang jatuh kebawah, siap menghantam apa saja yang ada dibawahnya."Aku lelah.." gumam Evan memejamkan matanya.Ditempat lain

  • The King Immortal   TK 16

    Brak!Evan yang sedang melamun langsung terkejut ketika beberapa barang, jatuh tepat disampingnya.Dan si pelaku tampak menahan tangisnya, siapa lagi jika bukan Mikaila. Melihat sang ayah dengan nafas memburu seperti itu, lantas Evan berdiri menyamakan tinggi badannya."Cepat pergi dari sini" ujar Mikaila tegas."Ayah mengusir ku?" tanya Evan tak kuasa.Namun Mikaila enggan menjawab, hanya tangannya yang menunjukan arah kemana lelaki itu harus pergi."Aku tidak mau pergi ayah, aku akan tetap disi-""Kamu ingin ayah mati hah?!" ujar Mikaila berteriak."Kalau kamu tetap disini ayah akan bunuh diri!" tegasnya.Evan menggelengkan kepalanya, air mata sudah berada diujung pelupuk mata indah lelaki itu.Sret!Tanpa diduga, Mikaia membawa sebuah pisau runcing yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Dan dengan

  • The King Immortal   TK 15

    Saat ini para penasehat, dewi Chanda, Aristaeus dan kepala jendral sedang berkumpul melaksanakan rapat setelah membagikan bantuan kepada rakyat tadi.Permasalahannya tak jauh soal penyerangan bangsa iblis dan perang yang memungkinkan akan terjadi."Kita tarik semua dewa dewi muda dan jadikan mereka bala tentara perang" ujar dewi Chanda."Itu berarti kita mengobarkan masa depan immortal, aku tidak akan setuju" timpal Aristaues."Aku tidak membutuhkan persetujuan mu" ujar dewi Chanda."Tanpa kuantitas, immortal bisa kalah. Atau kamu memang ingin kerajaan ini hancur hah?" imbuhnya."Saat ini tak ada yang bisa kita lakukan selain bertahan, tapi selama itu juga bukan berarti kita hanya diam" ujar salah satu jendral."Kita harus memperkuat pertahanan dan menyiapkan pasukan sebanyak mungkin untuk kemungkinan terburuk" imbuhnya."Lantas jendral setuju

  • The King Immortal   TK 14

    Kanagara sudah sadarkan diri, pangeran itu langsung mengeluhkan keadaan yang tengah mengelilinginya sekarang.Serangan, kerusakan, bangsa iblis, kemarahan rakyat, pelarian, prajurit, perang dan masalah-masalah lainnya. Membuat ia ingin tak sadarkan diri saja, sama seperti sang ayah yang saat ini sedang ditatapnya.Ya, untuk yang ke dua kalinya lelaki itu datang melihat raja di kamarnya. Tak ada yang berubah, orangtua itu terlihat damai nan asik dengan tidurnya."Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya tangan itu mengelus kepala ku" ujar Kanagara di samping sang ayah."Sejak lahir, kita tak pernah bermain. Jika ayah sadar jangan marah melihat sikap ku ini ya" imbuhnya tersenyum lucu.Berharap sekali saja, ada jawaban dari raja. Jujur Kanagara sangat lelah, dia ingin menyerah pada kehidupannya, yang menjadi kenyataan adalah, kehidupan rakyat biasa lebih enak daripada mengemban nama pangeran.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status