Share

Singgah

Jesper membuka matanya perlahan. Ia mengerjap sedikit, berusaha mengembalikan kesadarannya kembali. Setelah ia sadar sepenuhnya, ia pun bangkit dari tempatnya. Dengan panik, ia lalu memeriksa kondisi di sekitarnya.

"Tuan Putri?" Jesper mencari bayinya dengan panik.

Betapa leganya dia saat mendapati bayi kecil itu malah sedang bermain sendiri. Segera ia gendong bayi itu.

"Syukurlah kamu tidak terluka," ucap Jesper seraya bersyukur. 

Ia lalu melihat ke arah kudanya yang kini sedang berlari kecil seolah merasa gembira. "Kau sudah merasa lebih baik ya, Pil."

Kuda itu seolah mengerti apa yang dikatakan oleh Tuannya. Kuda itu meringkik berirama sesekali berdengus sambil terus berlari mengibaskan ekor dan mengangkat kaki depannya. Terlihat sekali jika kuda tersebut sedang bahagia. Jesper pun menyimpan bayinya ke keranjang bayi. Lalu ia mendekati kudanya untuk memeriksa kondisinya.

"Hah?" 

Jesper terlihat begitu terkejut. Ia mengecek kaki kudanya lebih seksama lagi. Bahkan ia sampai mengucek matanya berkali-kali, takut-takut dia memang salah melihat. Namun ternyata memang benar apa yang dia lihat. Bagian tubuh kudanya yang terkena cakaran serigala kemarin hilang tak membekas. Malah seolah tidak pernah ada cakaran sebelumnya di sana.

Jesper juga baru sadar jika luka cakaran yang ada di punggungnya tidak berasa sama sekali. Malah ia seperti orang yang sehat-sehat saja.

"Ini tidak mungkin," sangkalnya. "Kemarin sakit sekali. Aku bisa merasakannya. Tapi kenapa sekarang ... ."

Kebingungan itu menjadi sirna saat kudanya mulai menjilati pipinya. Jesper tertawa kemudian. 

"Ya ampun. Kau lapar ya Pil? Coba kita lihat. Apa yang kita punya saat ini," ujar Jesper sambil tertawa lepas.

Jesper mulai beranjak mengecek barang-barangnya yang tersisa. Akibat pertarungan sengit kemarin, seluruh barang bawaannya berhamburan dan sudah tidak terselamatkan. Bahkan kue kering yang dia simpan sudah tak jelas bentuknya. 

"Ow, rupanya kita kehabisan makanan. Tapi semoga kau menyukai remahan kue kering ini," kata Jesper sembari menyodorkan remahan kue kering kepada kudanya. Namun kudanya mendengus sambil mengalihkan wajahnya sebagai bentuk penolakan.

Jesper akhirnya tidak jadi memberikan remahan kue itu. Ia menghela napas panjang. Ia lalu mulai mengemasi barang yang bisa ia bawa dan mengikatnya kembali ke atas kudanya. 

"Sepertinya ini waktu yang tepat untuk kita melanjutkan perjalanan. Ayo kita berangkat."

Jesper lalu memacu kudanya kembali untuk melanjutkan perjalanan mereka. Jesper masih ingat kemana arah yang akan ia tuju. Untuk sementara ini, dia tidak bisa pergi terlalu jauh. Karena dia harus beristirahat sementara. Tak beberapa lama setelah melewati hutan yang panjang, dia pun melihat sebuah kawasan yang dipenuhi oleh kerumunan penduduk. Ia lalu turun dari kudanya. Tak lupa, ia mengenakan jubah coklat usang untuk menutupi tubuhnya.

Jepser pun mulai berjalan sambil menarik pelana kudanya memasuki kawasan pedesaan yang cukup padat penduduk. Pemandangan pasar tradisional kini tersaji di hadapannya. Kios sederhana yang berjejer dengan menjajakan berbagai barang seolah menyambut kedatangannya. 

"Silahkan Tuan. Sayuran hari ini ada potongan harga spesial! Baru saja dipetik dari pertanian milik rakyat terbaik di Romsdal!" seru seorang Pria tambun dengan antusias menjajakan barang dagangannya kepada Jesper. 

"Tidak. Terimakasih," tolak Jesper dengan sopan.

Jesper pun terus berjalan, menembus hingar bingar pasar tradisional di hari itu. Sejujurnya ada hal lain yang lebih penting daripada sayur segar yang dijajakan oleh penjual tadi. Ia berniat mencari penginapan untuk menyimpan barangnya, sekaligus mengistirahatkan kudanya. 

Jesper menemukan ada sebuah penginapan kecil tak jauh letaknya dari pasar tadi. Dengan segera, ia tambatkan kudanya di pinggir penginapan. Lalu ia pun masuk ke dalamnya. Tak lupa ia membawa serta keranjang bayinya. Kedatangannya disambut oleh Penjaga penginapan.

"Selamat siang Tuan. Ada yang bisa dibantu?" Penjaga penginapan bersikap seramah mungkin dengan memamerkan deretan giginya yang tidak begitu rapi.

"Selamat siang. Bisakah aku menginap di sini untuk beberapa malam?" tanya Jesper langsung pada intinya.

"Berapa malam?" tanya Penjaga penginapan dengan tertarik.

"Sekitar tiga hari," jawab Jesper.

"Kalau begitu saya meminta 300 Penning untuk 3 hari menginap," ujar Penjaga penginapan kemudian.

"Mahal sekali," gumam Jesper. "Tidak bisakah kau mengurangi harganya? Apalagi untuk penginapan ini. Rasanya itu terlalu mahal."

"Itu sudah standar harga Tuan. Apalagi penginapan ini hanya ada satu di sini," celoteh Penjaga penginapan. "Tidak akan ada penginapan lain di wilayah ini. Silahkan saja Tuan mencari."

Jesper berpikir sejenak. Memang benar apa yang dikatakan oleh Penjaga penginapan itu. Di Romsdallen memang belum ada banyak penginapan, walaupun wilayah tersebut merupakan Capital City dari wilayah More. Kalaupun mau mencari penginapan lain, pasti akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Sedangkan kudanya perlu istirahat.

"Baiklah kalau begitu. Tiga malam." Jesper pada akhirnya setuju. Disusul oleh senyuman lebar dari Penjaga Penginapan itu.

Jesper lalu berusaha mengeluarkan kantung uang yang ada di sakunya. Namun, bayi kecilnya menangis sehingga dia harus menenangkannya dulu. Melihat hal itu, Penjaga penginapan langsung menekuk wajahnya.

"Maaf. Tidak ada bayi di penginapan ini. Lebih baik Tuan cari penginapan lain saja," usir Penjaga penginapan.

"Mengapa? Kita kan sudah sepakat! 300 Penning untuk 3 malam." Jesper menggertakan giginya kesal. Sementara bayinya masih juga menangis.

"Tapi tidak ada bayi. Suara tangisannya akan mengganggu pelanggan lain di penginapan ini, " jelas Penjaga penginapan.

"Kau meminta lebih? Ini kuberikan! Berapa yang kau minta? Seratus? Tiga ratus? Atau lima ratus?" Jesper langsung membongkar kantung uangnya dan menyodorkan sejumlah kepingan Penning ke hadapan Penjaga penginapan.

Melihat ada banyak uang di depannya, dengan rakus Penjaga penginapan tadi mengambil semua uang itu dan memasukannya ke dalam saku bajunya.

"Baiklah. Setuju," kata Penjaga penginapan pada akhirnya. Namun ia terlihat tidak begitu senang. Kemudian dengan enggan, ia pun mengantarkan Jesper ke kamarnya, sekaligus membantu Jesper untuk membawakan barang-barangnya dari atas kuda.

Jesper diantarkan ke sebuah kamar yang terletak paling ujung di  penginapan itu. Letaknya di lantai dua. Mungkin Penjaga penginapan itu sengaja memberikan kamar yang jauh dari penghuni penginapan yang lain agar tidak ada yang merasa terganggu. Lalu Penjaga penginapan itu menyerahkan kunci kamarnya kepada Jesper.

"Terimakasih," kata Jesper pendek. Ia segera memasukan kunci itu ke dalam lubang kunci sehingga pintu pun terbuka.

"Tiga hari lagi, kembalikan kuncinya kepada saya. Semoga Anda menikmati istirahat di penginapan kami." Penjaga penginapan pada akhirnya undur diri. Meninggalkan Jepser yang kewalahan membuka pintu kamarnya.

Pada akhirnya, ia berhasil membawa masuk semua barang bawaannya dan menyimpannya di pojok ruangan. Jesper yang kelelahan segera merebahkan diri di atas tempat tidur yang tidak begitu empuk. Ia merasakan perutnya mulai kembali lapar. Bayinya juga masih terdengar merengek-rengek. Jesper menghela napas panjang dan berusaha menggendong bayinya.

"Kau pasti lapar ya, Gadis kecil," ucap Jesper sedih. "Kalau begitu ikut bersamaku. Kita berbelanja ke pasar tradisional. Sekalian membelikan apel untuk Pil."

Jepser tidak jadi beristirahat. Ia kemudian membawa keranjang bayinya pergi ke pasar tradisional. Suasana pasar masih lumayan ramai walau matahari sudah berada di atas kepala. Ia segera membeli beberapa buah apel untuk kudanya. Lalu ia membelikan Roti untuk dirinya dan juga susu kambing untuk Tuan Putrinya.

Ketika ia hendak kembali menuju penginapan, tiba-tiba terdengar seruan dari kejauhan.

"Minggir! Beri jalan untuk Raja!"

Serempak para rakyat segera menepi dan memberikan jalan untuk rombongan Kerajaan yang akan lewat. Jesper pun ikut menepi. Ia lebih merapatkan jubahnya dan agak menunduk. Apalagi saat melihat bendera Sunnmore yang berkibar di sana. 

Ketika itu kereta kuda Kerajaan Sunnmore melintas perlahan. Raja Giovanni melongokkan wajahnya dari kereta kuda sambil melihat para rakyat dari Romsdallen. Raja begitu terkejut saat mendapati sosok tinggi di antara kerumunan Rakyat. Jesper yang merasa dia berdiri terlalu dekat, segera menerobos kerumunan rakyat untuk pergi menjauh. 

Raja Giovanni merasa orang yang ia lihat tadi adalah Jesper. Namun ia juga merasa tidak yakin. Apalagi pandangan matanya mulai kabur, akibat luka pertarungan yang dia derita. Ia ingin menghentikan kereta kudanya untuk memastikan apa yang dia lihat. Tapi pada akhirnya ia mengurungkan niat dan memutuskan untuk tetap melakukan perjalanan pulang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status