Share

Bab 42

Wajah Emilia telah penuh dengan cairan anyir berwarna merah, darah. Semenjak tadi Emilia terus menjerit sakit karena pisau itu yang terus saja tanpa henti melukai wajahnya. Arlan benar-benar menepati ucapannya jika ia akan membuat Emilia merasakan dua kali lipat dari yang Keana terima.

"Jadi, kau juga mencambuknya setiap hari?" Arakan berdiri lalu mengambil sebuah rotan panjang yang berada di sudut ruangan ini. "Kau bilang sepuluh kali, bukan? Kalau begitu kau akan mendapatkan dua puluh kali."

Emilia menggeleng lemah ketika Arlan mendekat ke arahnya. "Tidak, jangan lakukan itu. Ku mohon. Tolong kembali aku ke polisi, aku akan menjalani hukumannya." Bagi Emilia lebih baik ia di penjara dari pada harus menjalani kesakitan dari pria gila di depannya. Well, sepertinya Emilia tidak sadar jika dirinya juga sama-sama gila.

"Apa? Menyerahkan mu ke polisi?" Arlan meraba tekstur rotan itu. "Hukuman di penjara terlalu ringan untukmu. Ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status