Share

Bab 5

Author: AiniRhee
last update Last Updated: 2021-03-30 11:41:17

Keana dengan telaten mengobati luka yang ada di kaki Arthur, pria itu sesekali meringis saat Keana mengoleskan obat merah di kakinya, luka di kaki Arthur bentuknya memanjang di bagian betisnya, seperti terkena benda tajam. Namun tidak seperti tadi malam, luka ini terlihat sudah membaik. Setelah selesai, Keana membalutnya dengan perban.

"Ahh, bosan juga, ya," kata Keana. "Bagaimana kalau kau belajar berjalan saja?" tanya Keana antusias. Sepertinya ia harus mengajari Arthur berjalan, tidak mungkin juga ia harus mendorong Arthur memakai gerobak ketika ia mengembalikan pria itu ke laut.

Keana berpikir sejenak. "Tapi, aku tidak yakin, kakimu masih sakit nanti saja, sekarang kau istirahat saja," kata Keana. Ia membiarkan Arthur duduk di kursi sedangkan ia pergi ke kamar. Mungkin ia akan mengajarinya nanti, yang penting Arthur akan beristirahat terlebih dahulu hingga kakinya sembuh.

Jam menunjukan pukul 11 siang, Keana bergegas turun dari ranjangnya  yang sedari tadi ia menghabiskan waktu dengan bermain ponsel. Membuka sosial media. Keana keluar, dilihatnya Arthur masih duduk seperti terakhir kali yang Keana tinggalkan. Ya, mau pindah ke mana lagi? Ia saja tidak bisa berjalan. Keana mendekati Arthur.

"Kau lapar?" Keana duduk di sisi Arthur, menatap makhluk tampan yang balas menatapnya.

"Aa ... Aa." Arthur hanya bersuara sebisanya, lagi-lagi Keana tertawa kecil.

"Aku akan memasak mi instan, kau pasti suka." Kemudian Keana pergi ke dapur.

~~~

Keana tidak keluar rumah, yang dilakukannya hanya bersama Arthur di rumah dan bermain ponsel sambil tidur-tiduran. Keana menonton sebuah film di YouTube, film yang berkisah tentang kehidupan seorang gadis dengan atasannya.

"Aa wa." Keana menoleh mendengar suara Arthur. Pria itu menatap ponsel Keana penasaran.

"Apa? Kau mau menontonnya juga?" tanya Keana, lalu ia memberikan ponselnya pada Arhur, membiarkan pria itu memuaskan rasa penasarannya dengan menonton film yang terlebih dulu diunduh oleh Keana.

Keana berdiri ada hal yang harus ia lakukan. "Aku akan membersihkan rumah, kau diam disini saja," ucap Keana yang diabaikan oleh Arthur, pria itu sibuk menonton film di ponsel Keana.

Keana membersihkan rumah, dari dapur hingga ruang tamu, lalu ia pergi ke kamarnya, mengambil pakaian mendiang ayahnya yang masih disimpannya, ia akan meminjamkannya pada Arthur. Keana keluar kamar sambil membawa kotak P3K, dilihatnya Arthur sudah tidur.

Ponsel Keana masih menyala, ia mengambil ponselnya dari genggaman Arthur, lalu mematikannya. Keana menyingkap celana Arthur hingga betis, lalu membuka perban yang menutupi lukanya.

Astaga!

Keana terkejut, bagaimana luka ini bisa sembuh secepat itu, luka di kaki Arthur sudah sembuh hanya meninggalkan bekasnya saja. "Bagaimana bisa?" Keana terheran-heran. Tetapi Keana akhirnya ingat, pria ini bukan manusia.

"Arthur," panggil Keana, ia akan membantu Arthur mengganti pakaian, sebenarnya Keana akan menyuruhnya mandi namun Keana tidak tega pria itu kesakitan lagi.

Arthur membuka matanya perlahan, lalu ia duduk berhadapan dengan Keana.

"Ayo, ganti bajumu," kata Keana.

~~~

Arthur mengambil pakaian yang dipegang Keana, lalu ia membuka bajunya sendiri.

"Eh! Apa-apaan? Kau sudah bisa buka baju?" Keana terpekik kaget. Kemarin saja pria ini tidak tahu apa-apa. Arthur melanjutkan membuka celananya.

"Hey!" Mata Keana membulat melihat pertunjukan vulgar di depannya, tapi buru-buru ia menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

Dasar, apakah ia tidak malu? Batin Keana kesal karena pria itu seenaknya melakukan hal itu didepannya.

Dengan mata tertutup, Keana meraba-raba pakaian yang tadi teronggok di lantai, Keana akan membantu Arthur memakai baju. Seperti inilah kemarin Keana memakaikan Arthur pakaian. Dengan mata tertutup. Mau bagaimana lagi, Keana tidak mau memandang hal seperti itu.

Tak kunjung menemukan pakaian tadi, Keana perlahan membuka matanya, mengintip di mana pakaian itu. Namun ternyata Arthur telah berpakaian lengkap, sedangkan pakaian kotor tadi telah berada di tangan kiri Arthur.

Keana cukup terkejut tapi ia bisa mengatasinya. "Ah! Kau juga sudah bisa berpakaian ya." Keana mengelus dadanya, untunglah pria ini sudah bisa berpakaian sendiri.

"Di mana kau belajar? Atau kau pernah mengintipku, ya?" Mata Keana menyipit manatap Arthur, telunjuk tangannya juga teracung di depan wajah Arthur.

Arthur menunjuk ponsel Keana yang mengintip di saku bajunya, membuat Keana bingung. Langsung saja Keana merogoh saku bajunya dan mengambil ponselnya dari sana, kemudian menunjukkannya pada Arthur.

Keana mengangkatnm ponselnya. "Kau belajar dari ponsel?" tanya Keana.

"...." Arthur tidak menjawab. Ia hanya menatap ponsel Keana lurus.

~~~

Keana membuka lemari pakaiannya, mengambil kaos lengan panjang dan celana dengan merek Adidas di sana, juga dengan dalamannya. Ia akan mandi dan segera mengantarkan Arthur ke laur. Sebelum itu ia harus bersiap-siap. Setelah selesai Keana menutup pintu lemari dan berbalik.

Keana terkejut.

"Astaga! Arthur!" Keana memegang dadanya, pria ini punya banyak kejutan, sekarang pria ini berdiri di depan Keana.

"Kau bisa berdiri?" Keana syok lalu ia memukul bahu Arthur pelan, membuat Arthur mundur karenanya.

"Dan berjalan?!" pekik Keana seraya menggelengkan kepalanya takjub.

Keana keluar kamar diikuti Arthur di belakangnya, sesekali Keana menoleh. Pria ini cerdas dan sepertinya Keana jangan terkejut lagi melihat sesuatu yang mudah di pelajari pria ini dengan cepat. Keana tiba di depan pintu kamar mandi, dengan Arthur yang masih setia mengekorinya.

"Kau kenapa ikut ke sini? Sana-sana, aku mau mandi," perintah Keana seraya mengipas-ngipaskan tangan. Bermaksud mengusir Arthur. Keana membuka pintu kamar mandi, masuk lalu menguncinya dari dalam. Meninggalkan Arthur di luar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Merman   Bab 62 END

    Deburan suara ombak menjadi latar belakang suara perpisahan mereka, Arthur kini telah berada di dalam air, tubuhnya juga sudah menjadi setengah bukan lagi. Di daratan sana Jack dan Angelina memandang mereka berdua dari jauh, membiarkan Keana mengucapkan perpisahannya dengan Arthur. Hari juga telah menjadi gelap dan di pantai ini sangat sepi satu-satunya penerangan adalah bulan purnama yang bersinar terang di atas sana."Keana ...."Keana menghapus air matanya, ia benci ini. Keana selalu membenci perpisahan, perpisahan selalu meninggalkan luka di hatinya dan butuh waktu untuk sembuh, perpisahan selalu meninggalkan lubang di hatinya. Baru beberapa bulan yang lalu ia merasa hatinya penuh sekarang Keana harus kembali merasakan hatinya remuk kembali."Arthur, kau harus kembali. Pergilah yang jauh, jangan sampai ada manusia yang menemukanmu!" Air mata Keana semakin bercucuran ketika ia mengatakan itu, hatinya menolak perpisahan

  • The Merman   Bab 61

    "Keana, sebaiknya kau di belakang saja, ketika aku melawan mereka kau carilah cara untuk membebaskan Arthur, oke?" Jack mengambil sebuah batang besi yang berada di dekatnya, ia cukup heran mengapa di ruangan ini terdapat banyak besi yang rata-rata sepanjang 1 meter itu .Keana khawatir dengan Jack. "Jack, kau yakin?" tanya Keana. Jack akan melawan dua orang gila di depannya, jika Angelina tahu pasti Angelina akan melarang Jack melakukan itu.Jack tersenyum pada Keana, jenis senyuman yang menenangkan. "Tenang saja, aku masih muda. Melawan orang tua seperti mereka tidak masalah buatku." Jack maju dan Keana tidak dapat mencegah Jack ketika pria itu memulai serangnya.Erwin dan Jeff juga begitu, mereka langsung menuju Jack dengan berlari, tidak lupa besi yang mereka bawa. Dan pertarungan antara mereka pun tidak dapat dielakkan."Matilah!"Sementara itu, Keana lewat di tepi, ia menuju Arthur yang terikat di dalam sebuah kotak. Setengah badan Arthur bera

  • The Merman   Bab 60

    "Sial, bagaimana ini terjadi?!" Jeff hanya bisa mengumpat ketika laboratorium miliknya diterobos begitu saja oleh beberapa orang-orang yang tidak diketahui siapa dan apa tujuan mereka. Sekarang mereka semua berada di depannya, beberapa dari mereka berpakaian baju hitam dengan lambang seperti berasal dari suatu organisasi."Siapa kalian? Apa kalian berasal dari pemerintahan?" teriak Jeff. Orang-orang itu tidak mendengarkan, mereka malah masuk dan menerobos melewati Jeff dan Erwin yang mencoba menahannya. "Sialan, jangan masuk ke sana. Kalian tidak ada hak untuk melakukan ini!" Erwin menahan salah satu orang yang melewati mereka begitu saja.Orang yang menerobos itu, Detektif Han menatap Jeff dengan pandangan datarnya. "Dan kalian tidak bisa melakukan percobaan ilegal seperti itu terhadap Arthur, sekarang kami akan mengambil Arthur itu kembali."Jeff terkejut, maupun dengan Erwin. "Sial, bagaimana mungkin ...." Jeff tidak tahu bagaimana mereka mengetahui ini, d

  • The Merman   Bab 59

    Arlan beserta para bawahannya telah diserahkan ke kantor polisi beserta beberapa barang bukti. Gadis yang diculik itu juga dijadikan sebagai saksi dan dimintai keterangan, meski sedikit trauma tapi ia bisa mengatasinya. Sekarang tinggallah Keana yang harus segera mencari keberadaan Arthur."Dari data yang diperoleh memang benar, jika Arlan memiliki ayah yang dulunya adalah seorang ilmuwan. Tapi sekarang ia sudah tidak aktif lagi melakukan penelitian karena dulu ia pernah melakukan penelitian ilegal dan ia dipenjara selama beberapa tahun. Pria itu bernama Jeff Adison."Detektif Han membacakan data yang ia dapatkan dari pihak kepolisian, mudah sekali berurusan jika kau memiliki orang dalam. Dalam waktu secepat itu ia sudah memiliki data lengkap tentang Jeff Adison berserta alamatnya."Tapi kita tidak tahu dimana ia menyembunyikan Arthur."Keana tidak menyangka akan sesulit ini, Arthur memang tidak cocok ada di daratan. Setitik rasa penyesalan menyerang Kean

  • The Merman   Bab 58

    Arlan menatap waspada pada Detektif Han yang tiba-tiba saja telah ada di markasnya ini, ia tidak tahu bagaimana Detektif ini bisa berada di sini, tapi ia yakin dirinya pasti telah diawasi selatan beberapa hari hingga Detektif Han itu mengetahui markasnya. Tidak hanya itu Keana juga datang dan berdiri di sana."Arlan, apakah kau yang menculik Arthur?" Keana mendekat kepada Arlan dan langsung menodongnya dengan pertanyaan itu.Sekarang semua sudah jelas, pembunuh Emilia sudah diketahui dan semua bukti dan tuduhan itu mengarah kepada Arlan yang kini sedang berdiri di depan pintu masuk markas. Di belakangnya ada 5 orang yang Jack tahu adalah orang yang menyerangnya dengan Arthur, sekarang mereka juga memakai masker dan Jack masih ingat dengan mata mereka semua.Arlan menatap Keana datar. "Tidak," jawabnya singkat.Kedatangan Detektif Han tidak sendiri, ia bersama dengan beberapa bawahannya, Jack juga datang tapi tidak dengan Angelina. Angelina katanya ada uru

  • The Merman   Bab 57

    Begitu mengkonfirmasi jika Arlan adalah orang yang melakukan penculikan, Detektif Han langsung melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap Arlan dan anak buahnya. Diam-diam Detektif Han mengikuti dan memata-matai Arlan Adison. Butuh dua hari hingga akhirnya Detektif Han menemukan sesuatu yang mengejutkannya."Itu adalah tempat semacam markas, tidak tahu apa yang ia lakukan di sana karena dari luar sana itu hanya terlihat seperti rumah biasa. Kami juga menemukan beberapa pria berpakaian serba hitam keluar masuk di sana, sepertinya mereka adalah orang yang terlibat mengingat ia memiliki akses untuk itu."Detektif Han memperlihatkan sebuah Vidio yang telah ia sambungan terhadap proyektor agar semuanya bisa melihatnya dengan jelas. Ia memang telah memasang kamera di sekitar markas Arlan itu dan benar, mereka melihat Arlan keluar masuk dalam beberapa waktu di sana.Keana menatap itu dengan pandangan gelisah. "Jadi, apa mungkin A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status