Share

7. Alfano

PoV. Author

Malam itu Fano merasa sangat tidak nyaman dengan hatinya, ia seperti telah membuat masalah yang sangat besar. Rasa mengganjal di hati membuatnya sulit untuk tertidur, kilasan saat ia melihat Kissela bersama  dengan dokter muda itu terulang terus menerus di kepalanya.
"Brengsek! Kenapa ini semua menyerangku balik," hembusan nafas panjang terdengar sarat akan kefrustasian.

Dengan perlahan ia berjalan kearah pintu, membukanya dan berjalan keluar kamar rawat itu. Ia memandang ke sekelilingnya yang sudah sepi, tak ada aktifitas yang terlihat mengingat ini sudah dini hari.

Samar ia mendengar suara orang bercengkrama, terdengar sangat serius. Dengan perlahan ia menghampiri suara itu, sungguh tidak seperti biasanya. Ia tidak pernah merasa penasaran dengan apa yang dilakukan oleh orang lain.

Namun ini berbeda saat yang dilihat disana adalah Kissela yang sedang tertawa bersama dokter muda yang kemarin dilihatnya. Mereka terlihat serius namun sesekali gadis itu akan tertawa karena di pria.

Tak lama dokter muda itu mengeluarkan kotak cincin di hadapan Kissela yang mengejutkan Fano. Hancur.

"Gadis tidak tau diri, banyak juga yang dia bohongi dengan wajah polos itu, sial!" Serunya mengepalkan tangannya dan pergi berlalu.

^^^^


Hari ini Fano sudah di perbolehkan pulang ke Mension nya. Ia di jemput oleh supir pribadinya, dengan santainya ia meminta di antar ke kantor nya.

"Tuan, anda yakin ingin langsung ke kantor?" Tanya supir pribadinya.

Fano tidak menjawab ia terus berjalan kearah pintu utama dari rumah sakit tersebut. Sempat berpapasan dengan Kissela namun tak dihiraukan sama sekali.

Kissela merasakan rasa itu lagi, rasa kosong. Dia tidak pernah merasakan sesak seperti saat ini, bahkan kemarin saat ia melihat kekasihnya berselingkuh ia tidak merasakan sakit, hanya sedikit kecewa. Ia memperhatikan punggung kokoh itu sampai ke depan lobi rumah sakit.

Beda lagi dengan Fano ia berusaha terlihat acuh walaupun sulit. Fokusnya teralih saat melihat mobil sahabatnya baru saja datang.

"Kau langsung ke kantor?" Tanya Leo yang baru saja keluar dari mobilnya.

"Ya. ada rapat direksi hari ini, kau pasti tau tidak semua orang suka saat kita diatas" jawab Fano yang berdiri di depan pintu lobby.

Banyak yang memandang mereka dengan tapjuk. Terutama para wanita dan perawat yang sedang menunggu atau bekerja. Jelas mereka sudah terbiasa dengan itu, terlihat namun tak bisa di gapai.

Mobil Fano datang ia berpamitan pada Leo dan berlalu terlebih dahulu. Begitu ia menutup pintu, terdengar hembusan nafas kasar ia melihat Kissela yang masih menatap kearah mobil nya dengan wajah polos.

"Benar-benar total dalam berekting menjadi jalang" ujarnya dengan mendungus.

^^^^^^

Rapat direksi hari ini seperti rapat didalam air, sangat sulit untuk bernapas. Fano dengan aura gelapnya sangat mendominasi ruangan itu.

"Apa kalian pernah berpikir kenapa aku bisa berdiri di sini?" Tanya Fano dengan pongah.

Karena tidak mendapatkan jawaban Fano tertawa penuh sarkasme "jelas karena usaha tiada henti, kalian jelas mengenal ku, jadi." Berhenti sesaat manatap seluruh penjuru ruangan dengan mata tajamnya "jangan bermain-main dengan ku jika kalian tidak mau menjadi mainan ku" ujarnya dengan penuh ancaman.

Baru beberapa jam lalu ia mengetahui jika ada yang mengelapkan uang perusahaan untuk membangun Mega proyek nya tahun ini di Dubai.

"Ku akhiri sampai disini, laporan keuangan bulan ini ubah sesuai laporan yang akan di berikan asisten pribadi ku, aku masih memaafkan kalian hari ini" ujarnya dengan senyum penuh dengan celaan.

Dengan itu ia berjalan keluar ruang rapat yang masih membisu penuh ketegangan. Mereka terkejut dengan kedatangan CEO mereka yang mereka tahu sedang sakit.

Diluar sana Fano berjalan dengan angkuh diikuti beberapa orang kepercayaan nya.

"Anda sangat cermat dalam mengamati pergerakan mereka, tuan" ujar asisten pribadinya.

"Tak sulit untuk melihat tikus kelaparan" balasnya acuh.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status