Home / Romansa / The Power Of Love / Rutinitas Ayunda

Share

Rutinitas Ayunda

Author: Chynthia
last update Last Updated: 2021-09-14 20:22:34

Ayunda mengendarai mobil miliknya, ia berkendara dengan sangat baik dengan kecepatan yang sedang. Meski ia tengah berkendara dengan baik namun, pikirannya masih terpaku pada mimpinya pagi tadi. Mimpi yang selalu menghantui dirinya dan mengingatkan dirinya kembali pada kilas menyakitkan 7 tahun silam.

20 Menit berlalu.

Ayunda telah sampai disebuah Mansion besar. Keadaan pagi ini cukup baik jadi ia tidak memakan waktu yang lama untuk sampai dirumah atasannya.

“Selamat pagi neng, Ayu!” sapa Satpam penjaga dengan senyum sumringah seperti biasanya.

“Selamat pagi, Pak Jono, terimakasih sudah dibukakan gerbangnya. Jangan lupa sarapan pak!” seru Ayunda dengan ramah menyapa Satpam keluarga Abraham.

Ya ABRAHAM

Siapa yang tak kenal?

Abraham adalah keluarga terpandang yang menduduki kerajaan Bisnis, apalagi semenjak dipimpin oleh sang pewaris. ABRAHAM’company  semakin jaya dan memiliki banyak cabang diluar negeri maupun didalam negeri. Abraham’company adalah sebuah perusahaan yang bergelut didunia Jawelry dan Elektro namun, saat dipimpin oleh pewaris Abraham’company semakin menggencarkan bisnisnya didunia cosmetik dan properti.

Dulunya, Perusahaan ini didirikan dan diperjuangankan oleh Bapak Haris Abraham yang kini menjabat sebagai Chairmen diperusahaan itu. Untuk saat ini  Presiden Direktur atau pimpinan dibawah Bapak Haris Abraham saat ini adalah putra dari bapak Haris itu sendiri.

Nathan Ksatria Abraham,

Putra satu-satunya pasangan Bapak Haris dan Ibu Silia, hal itu tentunya membuat Nathan menjadi pewaris tunggal dari Abraham’company. Bapak Haris dan Ibu Sisilia mempunya 2 orang anak, anak pertamanya adalah Gina Dewi Abraham kakakperempuan dari Nathan yang sudah menikah dengan pengusaha sukses juga di Australia maka dari itu ia sangat jarang pulang ke Indonesia. Dan anak keduanya adalah Nathan Ksatria Abraham Presdir atau pimpinan yang memimpin Abraham’company saat ini.

Nathan Ksatria Abraham, pria gagah berwibawa, cerdas dan tampan tentunya membuat banyak wanita berlomba-lomba untuk menaklukan seorang Nathan. Ditambah statusnya adalah seorang Duda beranak satu membuat wanita diluar sana gencar ingin menjadi ibu sambung untuk Alson Kstria Abraham putra dari hasil cintanya dengan mendiang sang istri.

Ayunda memakirkan mobilnya dengan rapi tepat didepan dilobby Mansion keluarga Abraham.

Ayunda, ia adalah seorang sekertaris kepercayaan Nathan dan keluarga Abraham, menjadi sekertaris yang sudah menemani Nathan dan berjasa kepada Abraham’company selama 7 tahun, tentu saja membuatnya sangat akrab dan dekat dengan semua orang yang ada di Mansion keluarga Abraham.

Pembawaan Ayunda yang tenang, sopan, kalem, cerdas, dan cekatan membuat Haris, Sisilia, maupun Nathan suka kepadanya, suka dengan cara kerja dan kepribadian Ayunda yang menenangkan.

Meski begitu, mereka tidak tahu ada banyak luka yang Ayunda simpan dihatinya.

Ting Nong

Ayunda memencet tombol dan berdiri didepan pintu utama Mansion Abraham sembari menunggu pelayan membukakan pintunya.

“Selamat pagi mbak, Tin!” sapa Ayunda kepada pelayan keluarga Abraham.

“Selamat pagi, Neng Ayu, “ sapa pelayan tersembut lembut, mereka sudah saling mengenal sejak lama.

“Tuan Nathan, dan Tuan Muda, sudah bangun kah? “ tanya Ayunda.

“Seperti biasa,” sahut Titin pelayan pribadi keluarga Abraham cekikikan.

Ayunda menarik nafasnya pelan dan dalam, ia menyemangati dirinya sendiri untuk hari yang panjang seperti biasanya.

Dunia tipuan, kita pasti bisa!!” seru batin Ayunda.

“Baiklah, aku keatas kalau begitu.“ pamit Ayunda kepada Titin.

“Semangat, Neng Ayuu!“ ucap titin memberikan semangat kepada Ayunda dengan gerakan tangannya, hal itu tentu membuat Ayudia terhibur dipagi hari.

Ayunda berjalan ke lantai 2, menuju kamar Nathan.

Tok tok tok

 

Ayunda mengetuk pintu kamar Nathan lalu membukanya perlahan, Ayunda mendengus kecil melihat sang Bos masih bergelut didalam dunia mimpinya. Ayunda memilih untuk membuka tirai terlebih dulu, membiarkan cahaya masuk menyinari kamar Nathan yang sebelumnya sedikit gelap.

Berbalik, Ayunda kemudian berdalih mendekati Nathan

“Pak, Selamat Pagi, bangun Bos!“ ucap Ayunda membangunkan Nathan sembari menggoyangkan sedikit badan Nathan.

Lenguhan Nathan mulai terdengar, artinya Nathan mulai mengumpulkan kesadarannya

“Ehuhmm, jam berpaa ini?“ suara serak Nathan terdengar bertanya kepada Ayunda

“Sudah jam setengah 7 pagi, Pak, mohon bersiap lebih cepat agar kita tidak terlambat. Pagi ini akan ada pertemuan dengan perusahaan G, Pak.“ sahut Ayunda sopan.

Nathan segera bangkit dari tidurnya lalu bergegas berjalan kekamar mandi dengan sedikit sempoyongan. Hal itu membuat Ayunda terkekeh geli. Ayunda mulai merapikan tempat tidur milik Nathan, dan segera memilihkan pakaian set lengkap yang sesuai dan senada lalu menaruhnya diatas kasur Nathan yang telah rapi. Hal yang setiap hari Ayunda lihat namun masih saja membuatnya terkagum-kagum adalah figura besar yang menempel ditembok atas tepat ditengah-tengah tempat tidur Nathan.

Figura foto pernikahan Nathan, dan mendiang sang Istri Anggun Ranjani. Senyum Nathan yang terlihat sangat bahagia tanpa beban dan teduh tergambar jelas pada foto itu.

“Pak Nathan, pasti sangat menyayangi mendiang, sang Istri“ gumam Ayunda tersenyum.

Tak mau membuang-buang waktu, Ayunda berdalih menuju kamar yang berada tepat disamping kamar Nathan. Kini  saatnya ia membangunkan putra kecil nan tampan Nathan yang kini telah berumur 7 tahun.

Alson, anak semata wayang Nathan, Alson sangat menyayangi Ayunda bagaimana tidak? Mereka kenal dan sering bermain bersama sejak Alson berumur 2 tahun. Begitupula dengan Ayunda, ia juga sangat menyayangi Alson seperti ia menjaga putranya sendiri. Segala sesuatu yang diperintah Ayunda pasti dengan cepat Alson jalankan berbeda dengan sang papa, jika Nathan memerintah sesuatuAlson sering mengacuhkan dan menolak.

Setelah membangunkan 2 pria yang hobby tidur itu, Ayunda segera turun dan mengecek sarapan dimeja makan. Sesekali ia mengecek jadwal pada tablet yang ia bawa dan harus ia bacakan saat Nathan akan sarapan. Tahun ini hitungan beberapa bulan lagi ia akan memasuki tahun ke 7 Ayunda bekerja dan mengabdi kepada keluarga Abraham, meski sering ada rasa bosan dan lelah yang menghampiri dirinya namun ia masih menunggu waktu yang tepat untuk mengakhiri ini semua.

Senyum manis Nathan selalu tersungging di wajah tampannya, harus Nathan akui jika Ayunda memang sangat cekatan dalam bekerja. Nathan tak pernah dibuat kecewa oleh hasil kerja Ayunda meski diawal-awal tahun Nathan sering memarahi dan memaki Ayunda karena kesalahan-kesalahan kecil yang tak sengaja Ayunda buat namun Ayunda dengan lapang dada meminta maaf dan memperbaiki.

“Dia belajar dengan sangat baik,“ gumam Nathan yang tengah mengeringkan rambutnya dan menatap pakaian-pakaian lengkap dengan jam tangan dan seluruh setelan yang akan Nathan pakai hari ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
CHJUDE
Semangat yun!
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • The Power Of Love    Taman

    The Power Of Love (28) Sinar surya terbit menghangatkan seluruh makhluk hidup di bumi. Ayunda dan Nathan telah terbangun pukul 07.00 pagi waktu jam Australia. Ayunda terbangun lebih dahulu karena ia ingin membantu para pelayan di Mansion untuk menyiapkan makanan dan beberapa cemilan yang akan ia bawa untuk piknik bersama si Kembar. Kini mereka telah bersiap dikamar mereka masing-masing, meski matahari begitu terik, namun udara masih terasa dingin. Ayunda mengenakan pakaian casual dipadukan dengan jacket tebal agar ia tak kedinginan. Begitu pula Nathan, ia mengenakan sweater tebal dan celana panjang. Ayunda masih harus memoleskan bibirnya dengan pewarna agar ia terlihat cerah dan cantik seperti biasanya. “Sempurna!” seru Ayunda, melihat bagaimana dirinya dari pantulan cermin membuat dirinya senang. Ayunda segera bergegas untuk keluar dari kamarnya dan menemui Nathan untuk segera bersiap ke Sydney Park.

  • The Power Of Love    Gina yang licik

    30 Menit Perjalanan. Mobil mewah milik Kevin dan Gina telah sampai di sebuah Mansion besar dan mewah milik Kevin dan Gina. Selama perjalanan, Zoe dan Zia tak henti-hentinya berebut untuk berpangku di pangkuan Ayunda. Nathan yang menyaksikan itu semua hanya menyembunyikan rasa senangnya. Nathan sangat bahagia, Ayunda tak hanya mampu menaklukan hati Alson saja, namun ia juga mampu menaklukan hati keponakannya, Zia dan Zoe. “Yun, kamarmu seperti biasa bersebelahan dengan kamar Nathan. Aku sudah meminta staff disini untuk membersihkannya kemarin. Bersihkanlah dirimu dulu, jika kau merasa lelah beristirahatlah tapi akan lebih baik kita bisa makan malam bersama. Aku sudah siapkan masakan kesukaanmu.” ucap Gina kepada Ayunda yang tengah berdiri di ambang pintu kamar tamu. Ayunda tersenyum senang, rasa hangat keluarga selalu ia rasakan didalam keluarga Abraham. Tak hanya Haris dan Sisilia, Gina dan Kevin juga ikut memp

  • The Power Of Love    Arrived Well

    Ayunda membulatkan matanya, ia sangat terkejut. Ayunda bergegas hendak bangun dari pangkuan Nathan, namun Nathan dengan kuat mencekalnya. Nathan mengeratkan kedua tangannya memeluk pinggang Ayunda. “Biarkan seperti ini, sebentar saja.” ucap Nathan. Ayunda melemah, ia tak memberontak lagi. Ayunda membiarkan Nathan memeluk dirinya hangat. “Apa kau memiliki masalah?” tanya Ayunda dengan lembutnya. Nathan mendongakkan kepalanya menatap Ayunda. Nathan tersenyum dan mengangguk. Melihat wajah Nathan yang menatap dirinya serius membuat Ayunda penasaran. Masalah apa yang di miliki Nathan sehingga Ayunda harus menjadi tameng penghangat Nathan. “Apa masalahmu, ceritakan padaku. Aku yakin, aku bisa membantumu.” ucap Ayunda dengan antusias. “Masalahku itu kamu.” sahut Nathan seraya menatap manik mata hitam lelat milik Ayunda. Ayunda memincingkan matanya, “Apa kau masih memikirkan kepergianku sebagai Sekertaris? Apa kau seham

  • The Power Of Love    Perjalanan

    Hari berganti dengan begitu cepatnya. Tak terasa ini adalah hari yang ditunggy oleh Nathan. Membawa Ayunda ke Australia untuk berlibur selama 10 hari kedepan. Ayunda sebelumnya telah mengajukan permohonan pengunduran diri kepada HRD Abraham’company. Dan itu mengejutkan seluruh karyawan Abraham’Company. Haris dan Sisilia juga sangat terkejut atas berita ini, namun dengan tenang Nathan mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Meski hati Haris dan Sisilia tidak menerima jika Ayunda harus pergi, namun ia tak bisa memaksa kehendak Ayunda. Haris dan Sisilia menyerahkan semua kepada Nathan.Bandara Udara International Soekarno Hatta. Haris dan Sisilia ikut adil mengantarkan Nathan dan Ayunda untuk bertolak ke Australia. Alson tak ikut, ia terpaksa tidak diikut sertakan untuk mengantar Ayunda dan Nathan. Karena jika tidak, Alson pasti akan merengek dan ingin ikut.“Kalian jangan lupa kaba

  • The Power Of Love    Rencana 10 Hari

    Sebulan berlalu telah berlalu dengan cepat. Project jam tangan Abraham’company juga telah berhasil launching tanpa hambatan. Bahkan, jam tangan tersebut berhasil menjadi trending topic dan laku keras dalam kurun waktu seminggu.Kini mereka ada disini, di ruang meeting. Dengan wajah gembira dan suka cita. Selama sebulan bekerja penuh dengan tekanan, hasilnya berbuah dengan sangat manis.“Saya sampaikan kepada seluruh team. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Terutama untuk Sekertaris Ayunda. Karena telah sigap menangani kasus pada project ini dengan sigap. Karena itu, project ini menjadi berhasil dan menguntungkan banyak pihak. Kita lihat disini, penjualan semakin meningkat setiap detiknya. Akan saya minta pada Bagian Devisi Sales dan Marketing untuk menguatkan promosinya.” ucap Nathan yang memimpin rapat sembari menunjukkan presentasi penjualan di depan layar Lcd.Seluruh team yang mengikuti meeting pagi ini terlihat sangat senang d

  • The Power Of Love    Kerja bagus, Alson!

    CklekPintu ruang rawat Ayunda terbuka, terlihat Haris, Sisilia, dan si kecil Alson yang berlari menuju brankar tempat Ayunda berbaring.Ayunda sedikit terkejut, karena kehadiran Tuan dan Nyonya Abraham untuk mengunjungi dirinya.“Mama!” isak Alson berlari menuju Ayunda dan memeluk Ayunda erat.“Hey, Son!” sapa Ayunda seraya mengelus rambut Alson.“Mama, dimana yang sakit? Mengapa, Mama, bisa sakit? Apa Alson nakal sehingga mama kelelahan?” tanya Alson beruntun, pria kecil itu sangat mengkhawatirkan Ayunda. Mendengar Ayunda masuk Rumah Sakit, si kecil Alson langsung mendesak Sisilia untuk mengantarkan dirinya bertemu dengan Mamanya.“Hey, Mama, baik-baik saja, Sayang. Bahkan, sebentar lagi, Mama, sudah boleh pulang.” jelas Ayunda menenangkan Alson.Alson mengangguk seraya melepas pelukannya kepada Ayunda. Bocah kecil itu mengelap ingusnya, membuat Ayunda s

  • The Power Of Love    Kebodohan Nathan

    Nathan melumat lembut bibir Ayunda, Ayunda hanya terdiam dan meremas kasar baju Nathan.PLAKAyunda memukul kasar dada Nathan dan membuat Nathan tersadar.Nathan membuka matanya, ia melepas ciuman di bibir Ayunda. Ayunda segera menjauh dari Nathan. Ayunda mencoba duduk perlahan di dalam lift tersebut agar tak menimbulkan guncangan.Sementara itu, Nathan terdiam dan merutuki kebodohannya.“Harusnya kita tidak begini.” ucap Ayunda membuka suaranya. Ada rasa tak enak di hatinya. Ini adalah kedua kalinya mereka berciuman tanpa status yang pasti.“Maafkan saya, Ayunda.” sahut Nathan.“Saya tak bermaksud, tapi itu semua murni atas kesadaran diri saya.” sambung Nathan seraya menghela nafas panjangnya.“Menikahlah denganku, Yun.” ucap Nathan lagi lalu memandang Ayunda yang tengah terduduk.Ayunda mendongakkan kepalanya, matanya menatap m

  • The Power Of Love    Di dalam Lift

    Pukul 8 petang, Nathan dan Ayunda masih berkutat sibuk dengan pekerjaan mereka. Keadaan kantor juga sudah semakin sepi hanya ada beberapa orang yang sedang lembur bekerja. Nathan merenggangkan badannya, ia melirik Ayunda yang tengah serius pada layar komputernya. Ucapan Devandra siang tadi begitu membekas di otaknya. “Benar yang di ucapkan, Devan. Aku akan merubah sikapku ini, aku akan membuat, Ayunda, terpesona padaku hingga ia benar-benar tak ingin pergi.” batin Nathan. Nathan bertekad menjerat Ayunda dengan pesona yang ia miliki hingga Ayunda tak mampu pergi untuk meninggalkan dirinya. Nathan segera mematikan laptopnya, merapikan meja kerjanya yang penuh dengan berkas. Terkahir, Nathan menutup curtain jendela kantornya menggunakan remote. Ayunda yang melihat keadaan kantor Nathan yang mulai gelap pun segera berberes juga untuk pulang. Cklek Pintu ruangan Nathan terbuka, Nat

  • The Power Of Love    Undangan Pernikahan

    “Selamat siang, Tuan muda Mahes.” sapa Nathan saat ia baru saja membuka pintu ruang kerjanya. Devandra yang sebelumnya terduduk langsung berdiri dan tersenyum kepada Nathan. “Selamat siang, Tuan muda Abraham.” ucap Devan seraya menjabat tangan Nathan yang sudah berdiri di depannya. “Maaf membuat anda menunggu terlalu lama. Silahkan kembali duduk.” pinta Nathan kepada Devandra. “Terimakasih, Pak Nathan. Maaf mengganggu waktu anda, Pak Nathan. Saya tidak membuat janji sebelumnya untuk menemui anda.” ucap Devan yang merasa tak enak hati. Nathan duduk di sofa dan berhadapan dengan Devan. “Tak masalah, suatu kehormatan untuk saya mendapatkan tamu dari CEO Muda dari keluarga Mahes.” ucap Nathan seraya bercanda ringan. Devan terkekeh pelan. “Anda terlalu berlebihan menilai saya, Pak Nathan.” ucap Devan tersenyum. Nathan terkekeh. “Ada apa, Devan? Apa ada masalah dengan kerja sama kita? Sehingga k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status