30 Menit Perjalanan.
Mobil mewah milik Kevin dan Gina telah sampai di sebuah Mansion besar dan mewah milik Kevin dan Gina. Selama perjalanan, Zoe dan Zia tak henti-hentinya berebut untuk berpangku di pangkuan Ayunda. Nathan yang menyaksikan itu semua hanya menyembunyikan rasa senangnya. Nathan sangat bahagia, Ayunda tak hanya mampu menaklukan hati Alson saja, namun ia juga mampu menaklukan hati keponakannya, Zia dan Zoe.
“Yun, kamarmu seperti biasa bersebelahan dengan kamar Nathan. Aku sudah meminta staff disini untuk membersihkannya kemarin. Bersihkanlah dirimu dulu, jika kau merasa lelah beristirahatlah tapi akan lebih baik kita bisa makan malam bersama. Aku sudah siapkan masakan kesukaanmu.” ucap Gina kepada Ayunda yang tengah berdiri di ambang pintu kamar tamu.
Ayunda tersenyum senang, rasa hangat keluarga selalu ia rasakan didalam keluarga Abraham. Tak hanya Haris dan Sisilia, Gina dan Kevin juga ikut memp
The Power Of Love (28) Sinar surya terbit menghangatkan seluruh makhluk hidup di bumi. Ayunda dan Nathan telah terbangun pukul 07.00 pagi waktu jam Australia. Ayunda terbangun lebih dahulu karena ia ingin membantu para pelayan di Mansion untuk menyiapkan makanan dan beberapa cemilan yang akan ia bawa untuk piknik bersama si Kembar. Kini mereka telah bersiap dikamar mereka masing-masing, meski matahari begitu terik, namun udara masih terasa dingin. Ayunda mengenakan pakaian casual dipadukan dengan jacket tebal agar ia tak kedinginan. Begitu pula Nathan, ia mengenakan sweater tebal dan celana panjang. Ayunda masih harus memoleskan bibirnya dengan pewarna agar ia terlihat cerah dan cantik seperti biasanya. “Sempurna!” seru Ayunda, melihat bagaimana dirinya dari pantulan cermin membuat dirinya senang. Ayunda segera bergegas untuk keluar dari kamarnya dan menemui Nathan untuk segera bersiap ke Sydney Park.
PLAK Tamparan telak mengenai pipi mulus Ayunda, gadis cantik ini baru saja bercecok lagi dengan sang papa. papa yang seharusnya menjadi pelindung untuk keluarganya, namun tidak untuk papa Ayunda.Ayunda meringis dan memegang pipi kanannya, rasa pedih atas tamparan yang diberi oleh sang papa tak ada artinya dibandingkan rasa sakit di hatinya. Ayunda melirik sang mama yang tengah menangis memohon bersujud dibawah kaki sang papa, Ayunda menarik nafas panjangnya dan segera membantu mamanya untuk berdiri.“Bangun, Ma jangan kau habiskan banyak tenaga untuk meladeni manusia gila didepanmu.” ucap Ayunda dengan tegas.Subagia sang papa yang mendengar ucapan Ayunda hendak melayangkan tamparan lagi dipipi Ayunda, Ayunda dengan cepat menatap sang papa dengan tajamnya.“Tampar aku lagi, Pa. Jika itu yang membuatmu senang!” seru Ayunda.Tangan Subagia mengepal, terdiam dan tak mela
Ayunda mengendarai mobil miliknya, ia berkendara dengan sangat baik dengan kecepatan yang sedang. Meski ia tengah berkendara dengan baik namun, pikirannya masih terpaku pada mimpinya pagi tadi. Mimpi yang selalu menghantui dirinya dan mengingatkan dirinya kembali pada kilas menyakitkan 7 tahun silam.20 Menit berlalu.Ayunda telah sampai disebuah Mansion besar. Keadaan pagi ini cukup baik jadi ia tidak memakan waktu yang lama untuk sampai dirumah atasannya.“Selamat pagi neng, Ayu!” sapa Satpam penjaga dengan senyum sumringah seperti biasanya.“Selamat pagi, Pak Jono, terimakasih sudah dibukakan gerbangnya. Jangan lupa sarapan pak!” seru Ayunda dengan ramah menyapa Satpam keluarga Abraham.Ya ABRAHAMSiapa yang tak kenal?Abraham adalah keluarga terpandang yang menduduki kerajaan Bisnis, apalagi semenjak dipimpin oleh sang pewaris.
Ayunda membantu pelayan untuk menyajikan sarapan di meja makan sebelum Nathan dan Alson turun, biasanya ada Tuan Besar Haris dan Nyonya Besar Sisilia yang bergabung untuk sarapan namun karena mereka tengah mengunjungi cucunya di Australia, (Anak-anak dari Gina putri pertamanya) hal membuat meja makan telihat sepi.“Good Morning, Mama Gita!“ sapa Alson berjalan menghampiri Ayunda yang tengah menyiapkan sarapan.Mama Gita, adalah panggilan khusus Alson pada Ayunda sedari dulu, Alson selalu menganggap dan berharap Ayunda bisa menjadi ibunya kelak.“Hay, good morning, Son!“ sapa Ayunda kepada Alson yang berjalan mendekati dirinya.Ayunda menghampiri Alson dan merapikan sedikit baju Alson yang terlihat sedikit belum rapi,“Sudahh,“ ucap Ayunda tersenyum lalu menarikkan satu kursi untuk Alson duduk.“Terimakasih, Mama.” ucap Alson yang masih sangat lugu.Ayunda menganggukkan kepalanya dan ters
Nathan telah masuk lebih dulu kedalam ruangannya, terlihat disana sudah ada Mr.Paul yang tengah menunggunya. Ayunda memilih pergi ke Pantry terlebih dahulu, untuk menyiapkan beberapa cemilan ringan dan kopi untuk Nathan dan Mr Paul.Tok tok tokAyunda mengetuk pintu rungan Nathan dan membukanya perlahan,“Excusme,“ sapa Ayunda dengan sopan, tangan kirinya memapah nampan yang berisikan Kopi dan Cemilan.Mr Paul dan Nathan menoleh dan mengangguk, mempersilahkan Ayunda untuk masuk.“Good morning, Mr Paul, Good morning, Mr Nathan.” sapa Ayunda kembali sembari berjalan mendekati Nathan dan Mr Paul yang tengah berbincang mengenai kerja sama bisnis mereka kedepannya.“Good morning, Ms Ayunda. How are you today?“ sapa Mr Paul dengan nada gembiranya.Ayunda meletakkan kopi dan cemilan di meja dekat sofa tempat Nathan dan Mr Paul duduk.“I’m exce
Jam menunjukan pukul 12.00 siang artinya, aktivitas kerja dipending sementara dan dipergunakan untuk mengisi perut ataupun beristirahat.Nathan membuka pintu ruangannya dan berjalan menuju meja kerja Ayunda,“Ayo makan Siang!“ ajak Nathan.Ayunda mengangguk lalu mengambil tasnya yang berisikan ponsel, dompet, dan semua alat-alat makeup wanita. Mereka berdua berjalan beriringan, karyawan yang berlalu lalang hendak ke kantin ataupun makan diluar kantin menyapa Nathan dan Ayunda. Memberi mereka berdua hormat dengan membungkukkan setengah badannya.Ayunda menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada karyawan yang menyapanya, sedangkan Nathan memilih acuh dan berjalan mantap tanpa memperdulikan sekitarnya.Nathan dan Ayunda sudah berada di depan dilobby, mobil mereka masih terparkir dengan baik didepan lobby. Ayunda hendak masuk kedalam kursi kemudi tiba-tiba dicekat oleh Nathan .“Aku yang akan mengemudi, kamu duduklah dikursi p
Dentingan ponsel Ayunda berbunyi, membuat fokusnya didepan komputer teralihkan. Ayunda sudah melanjutkan pekerjaannya setelah makan siang bersama Nathan tadi. Saat karyawan lain sudah pulang dan beristirahat, Ayunda masih sibuk berkutat dengan komputer didepannya dan menunggu bosnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ayunda mengecek ponselnya, ternyata ia mendapat pesan dari Mama Dewi.Mama Dewi mengirim beberapa foto rumah yang telah rampung, rumah yang Ayunda bangun dari hasil jerih payahnya sendiri. Rumah besar dengan 3 lantai itu sangat indah, lengkap dengan garase dan terdapat 3 mobil didalamnya. Mobil-mobil itu juga merupakan jeri payah Ayunda selama merantau di Jakarta. 6 tahun bekerja sebagai Sekertaris di perusahaan besar dengan gajih yang cukup fantastic, bahkan bonus-bonus yang diberikan Nathan untuk Ayunda juga sangatlah besar. Tak heran jika gajih Ayunda perbulan bisa mencapai 8 digit.Ayunda menitihkan air matanya, perjuangannya membuahkan hasil.&l
06.00 PagiDering alarm pada ponsel Ayunda berbunyi dengan sangat nyaring membuat Ayunda seketika bangun dari tidurnya. Setelah kejadian malam kemarin, Ayunda langsung membersihkan dirinya dan tertidur. Tak ada acara makan malam yang di rencanakan Nathan sebelumnya, karena Nathan sendiri juga tak turun dari kamarnya.Ayunda mengerjapkan pandangannya, lalu berdalih mengambil ponselnya dan mematikan alarm pada ponselnya. Ayunda meregangkan badannya, dan seketika ia tersadar jika tengah berada di kamar tamu keluarga Abraham. Ayunda kembali mengingat kejadian kemarin malam, saat dirinya dan Nathan didalam mobil kejadian yang hampir saja membuat dirinya dan Nathan berdosa. Wajah Ayunda memerah , ia sangat malu dengan dirinya sendiri.Ayunda menggelengkan kepalanya seraya menepuk pipinya dengan sangat keras,“Ahh tidak-tidak. Bagaimana bisa aku memikirkan kejadian kemarin malam?” gumam Ayunda pada dirinya