Home / Fantasi / The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND) / Act 12. Keputusan yang Menyedihkan

Share

Act 12. Keputusan yang Menyedihkan

Author: arrinknight
last update Last Updated: 2022-09-08 09:25:18

Yvoxy lalu menggandeng Rae, dan berjalan menuju ke tengah-tengah bagian dalam gedung tersebut, dan para penyihir senior terlihat memberikan jalan bagi mereka berdua.

Terdapat tiga buah anak tangga yang menuju ke atas sebuah altar besar yang letaknya persis di tengah Gedung Axell. Yvoxy lalu menaiki anak-anak tangga tersebut dan ketika ia sampai di atas altar, ia kemudian berdiri tegak sambil masih menggandeng Rae yang terlihat agak bingung dan panik.

Yvoxy lalu berbisik pada Rae, "Ini kali pertamamu, jangan tegang, seluruh penyihir yang berkumpul di sini adalah para penyihir senior, kau tidak perlu setakut itu."

Kemudian, Yvoxy menoleh ke depan, ke arah para penyihir senior yang sudah menunggu-nunggu kedatangannya sejak tadi.

Seorang penyihir senior lalu berteriak, "Apa yang sudah terjadi, Yvoxy? Lyxia adalah anak didikmu, bagaimana kau bertanggung jawab akan hal ini?"

Seorang penyihir lainnya berteriak juga, "Apakah mungkin Lyxia sudah jatuh cinta pada seorang manusia dan perasaan itu membangkitkan Demona? Jelaskan, Yvoxy! Dia adalah anak didikmu, dan kini Demona sudah kembali, lalu apa yang akan kau lakukan?"

Bahkan, seorang penyihir lainnya juga turut berteriak, "Ramona memilihmu menjadi penerusnya, Yvoxy, bukankah itu berarti kau juga harus melakukan hal yang sama seperti yang Ramona lakukan dulu untuk menyegel kembali Demona?"

Yvoxy hanya bisa menghela nafas panjang mendengar semua keluhan-keluhan tersebut. Ia lalu berdehem sedikit, kemudian mulai berbicara panjang lebar:

"Tenang saudara-saudaraku! Ramona memang memilihku sebagai penerusnya, namun usiaku sendiri sudah delapan puluh dua tahun, dan aku akui, bahwa sistem yang kubuat sekarang tentang penyihir kelas bawah, menengah, dan atas, harus diakhiri hari ini juga, karena kembalinya Demona, kita harus kembali kepada sistem lama, yakni pembagian kelompok penyihir-penyihir hitam dan penyihir-penyihir putih! Dan untuk Lyxia, dia sudah tidak ada... Maafkan aku, aku sudah gagal menjaga dan mendidiknya... Aku benar-benar minta maaf... Namun aku benar-benar tidak mengetahui apapun tentang kebangkitan Demona untuk sekarang."

Seorang penyihir tiba-tiba menunjuk ke arah Yvoxy dengan jari telunjuk kirinya, dan berteriak, "Kau harus bertanggung jawab atas semua ini, Yvoxy! Kau harus jelaskan semua kepada kami, apa yang terjadi! Mengapa segel Demona bisa dibuka oleh anak didikmu?!"

Yvoxy mulai kesal mendengar pernyataan tersebut, lalu ia membalas, "Baiklah akan kujelaskan beberapa kemungkinan yang membuat segel Demona terbuka, dan kemungkinannya hanya dua, apakah anak didikku, Lyxia, jatuh cinta kepada manusia, atau kepada seorang penyihir sehingga membuat ia dimabuk asmara yang begitu besar? Atau apakah ia memiliki sebuah keinginan jahat yang membuat kegelapan dalam hatinya membesar?"

Namun, seorang penyihir tua menyela Yvoxy, "Jika memang karena cinta maka segel Demona terbuka, maka seluruh penyihir di dunia ini tidak mungkin bisa mencintai sesama penyihir, menikah, dan lalu mempunyai anak!"

Yvoxy langsung saja membalas pernyataan penyihir tua tadi, "Yang bisa membuka segel Demona, bukanlah cinta! Demona tidak membutuhkan cinta untuk membuka segelnya!"

Langsung saja, seorang penyihir lainnya bertanya, "Lalu apa jika bukan rasa cinta? Semua orang melihat bahwa Demona membunuh kedua orang tua Lyxia hanya untuk menyerap energi korbannya dan membuat energinya sendiri bertambah, lantas mengapa Demona menanyakan kesediaan korbannya untuk merelakan diri kepadanya, sebelum membunuh korbannya. Lalu menurutmu apa kalimat itu, Yvoxy?"

Dengan tatapan tajam, Yvoxy lalu menatap seluruh penyihir-penyihir senior yang berdiri di hadapannya, dan berseru, "Keinginan yang jahat, ambisi yang salah! Demona tidak mengincar cinta, yang membuat segel Demona terbuka itu adalah ambisi! Sebuah ambisi dengan niat jahat, pasti telah membangkitkan kegelapan dan menuntun Lyxia ke dalam ruangan rahasia tersebut, sehingga ia bisa dengan mudah membuka segel batu kristal hitam itu dan membuat Demona bangkit!"

Seluruh penyihir-penyihir senior yang mendengarkan pernyataan Yvoxy tersebut, justru terkejut bahkan ada yang terheran-heran, sehingga salah satu dari mereka bertanya, "Lalu, anak didikmu itu, Lyxia, punya ambisi jahat apa yang kuat yang bisa membuat Demona bangkit?"

Yvoxy langsung menjawab, "Aku tidak tahu, aku akan mencari tahu hal ini nanti, lalu akan kukabarkan lagi kepada kalian, jika aku sudah mengetahui apa yang telah terjadi!"

Rae sendiri masih berdiri dengan penuh rasa takut di belakang Yvoxy, kemudian berbisik, "Lalu mengapa kau membawaku ke atas sini, Yvoxy?"

Yvoxy lalu menoleh kebelakang, menatap Rae, dan mulai berteriak, "Akan ku perkenalkan pada kalian, cucu dari Ramona, inilah Rae!"

Yvoxy kemudian menoleh lagi ke arah para penyihir senior, dan melanjutkan, "Aku rasa kalian sudah tahu bahwa Rae adalah satu-satunya penyihir yang membawa kebudayaan manusia, yakni seni tari balet yang indah, anggun dan elegan..."

Namun tiba-tiba saja perkataan Yvoxy langsung dipotong oleh seorang penyihir tua, "Hei Yvoxy! Cucu-cucu kami juga belajar tarian bodoh itu, di dalam kelas yang dia buka di sini!" ucap penyihir tua itu.

Kemudian, ia mengangkat jari telunjuk kanannya lalu menunjuk-nunjuk ke arah Rae, lalu melanjutkan perkataannya, "Aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri, tarian yang dibawakan oleh Demona ketika ia hendak membunuh ibunya Lyxia barusan, itu bukanlah sebuah tarian yang anggun, melainkan sebuah tarian yang menakutkan! Tarian yang membawa kematian!"

Rae dan Yvoxy langsung terdiam tidak bisa membantah perkataan penyihir tua tersebut.

Namun, setelah beberapa saat, Rae mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk membalas perkataan penyihir tua tadi, dan mulai berseru, "Hei kakek tua! Tarian yang dibawakan Demona bukanlah tujuan dari tari balet itu sendiri! Aku belum pernah melihat manusia yang saling membunuh dengan sebuah tarian! Tari balet itu indah, anggun, dan elegan, serta di setiap tariannya, selalu terselip banyak emosi dan perasaan, yang bisa dipelajari oleh penyihir-penyihir muda! Tari balet adalah seni, bukan tarian kematian!"

Penyihir tua tadi rupanya kesal setelah mendengar seruan Rae barusan, lalu membalas lagi, "Lantas, tarian apa yang dilakukan oleh Demona barusan ketika ia hendak membunuh korbannya? Ia justru menghipnotis korbannya melalui tarian bodoh itu! Sudahlah! Hentikan seluruh kegiatan belajar mengajar tarian bodoh itu sekarang juga!"

Dan seluruh penyihir-penyihir senior yang berada di sana, mulai mengangguk setuju kemudian ikut berteriak, "Hentikan, hentikan kelas tari balet itu!"

Rae menatap seluruh penyihir-penyihir senior tersebut, dengan wajah yang penuh dengan kekecewaan.

Yvoxy langsung mendekati telinga Rae, dan berbisik, "Mengalah saja dulu, untuk sekarang. Bagaimana mengalahkan Demona adalah prioritas kita semua, sebelum ia mencari korban lain untuk dijadikan pemuas ilmu hitamnya."

Rae akhirnya mengangguk walaupun air matanya mulai keluar, ia tidak bisa membela dirinya sama sekali, satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah... Mengalah.

Yvoxy lalu menatap lagi penyihir-penyihir senior tua yang berkumpul di hadapannya, kemudian berseru, "Baiklah, kelas tari tersebut akan dihentikan mulai besok. Aku juga akan mencari tahu apa yang sudah terjadi pada Lyxia sehingga segel Demona bisa ia lepas dengan mudah. Kembalilah tiga hari lagi di gedung ini, aku akan menyampaikan hasilnya. Beri aku waktu tiga hari."

Seluruh penyihir-penyihir senior tampak saling berdiskusi setelah mendengar pernyataan Yvoxy tersebut, dan selang beberapa waktu kemudian, mereka semua setuju dengan Yvoxy, dan akhirnya mulai membubarkan diri, pulang ke rumah masing-masing.

Setelah seluruh penyihir-penyihir senior tersebut sudah meninggalkan Gedung Axell, kini tinggallah Rae yang masih berdiri bersama Yvoxy di atas altar.

Rae lalu menepuk bahu penyihir tua itu dan bertanya, "Dengan cara apa kau akan tahu apa yang sudah terjadi pada Lyxia?"

Yvoxy hanya terdiam. Ia sendiri sebenarnya kebingungan harus melakukan apa dan mulai dari mana.

"Aku... Belum berpikir sampai ke situ, Rae..." ucap Yvoxy pelan.

Mereka berdua hanya bisa menghela nafas panjang, karena masih kebingungan dengan apa yang harus mereka lakukan setelah ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 86. Finale

    Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke ruang utama yang terlihat sudah banyak penyihir yang berkumpul di sana.Rae dan Naoki terlihat berdiri di barisan paling depan dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan Rae sampai menitikkan air mata dan berbisik, "Oh, anak itu sudah besar sekarang!"Yvoxy terlihat berdiri di atas altar pernikahan, karena diminta oleh Ixy untuk menikahkan mereka berdua. Hideki sendiri sudah berdiri di depan Yvoxy dan ketika Syerin dan Ixy masuk ke dalam ruang utama itu, kepalanya langsung menoleh ke arah Ixy, lalu menatap istrinya itu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca."Seekor angsa merah yang cantik," gumamnya dalam hati.Setelah tiba di hadapan Yvoxy, Syerin lalu menyerahkan Ixy kepada Hideki dan ia sendiri langsung berjalan menuju ke barisan di mana Rae dan Naoki berada.Yvoxy langsung saja memulai, "Aku tidak perlu bertanya lagi, kalian berdua pasti akan menjawab iya jika kutanya apakah kalian akan saling mencintai dan apakah kalian akan menerima kek

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 85. Buah dari Harapan

    Di babak ketiga, Ixy yang kali ini berperan sebagai Odile, justru semakin membuat setiap tarian dan adegan yang ia perankan bersama Hideki, semakin terlihat nyata. Seolah dunia adalah milik mereka berdua, dan nyatanya, seluruh mata tertuju hanya pada mereka berdua.Pas de deux yang mereka lakukan bahkan membuat para penonton mulai tegang, karena kuatnya chemistry di antara mereka berdua.Dalam babak keempat, menampilkan akhir yang tragis bagi Odette dan sang pangeran. Tarian yang dibawakan oleh Ixy dan Hideki, membuat beberapa penonton menangis karena akhir ceritanya yang tragis.Setelah pertunjukan The Swan Lake itu selesai dipentaskan dan seluruh pemainnya memberikan hormat kepada para penonton.Seluruh penonton yang hadir langsung saja berdiri dan bertepuk tangan.Pertunjukan yang hebat dengan chemistry yang sungguh menakjubkan di antara Ixy dan Hideki hingga mereka sendiri tenggelam dalam cerita tersebut.Setelah pertunjukan usai dan tirai panggung sudah diturunkan kembali, semua

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 84. Pertunjukan yang Akhirnya Tiba

    Setelah beberapa saat, Yvoxy kemudian mendekati Ixy dan berkata pelan, "Aku sejak awal, selalu mengira bahwa kau adalah penyihir, namun setelah Demona berhasil dikalahkan, ternyata selama ini, Ramona-lah yang telah membantumu, Ixy. Maafkan aku sudah mengira kau adalah penyihir sejak awal, ternyata kau sudah terlahir kembali sebagai manusia, dan bukankah ini adalah akhir yang bahagia untukmu?"Lalu Yvoxy menoleh ke arah Rae dan melanjutkan, "Rae, kau harus membereskan seluruh kekacauan yang kau buat di panti asuhan itu! Secepatnya! Yang kau lakukan hanya menari dan bermain-main saja!"Rae langsung tertawa, lalu membalas, "Apa? Aku sudah berhenti menari karena aku sendiri harus menjaga Ixy, nenek sihir tua!"Mendengar itu, Hideki dengan wajah yang memerah, dengan cepat langsung bertanya, "Jika begitu… Bukankah Ixy tidak memiliki tempat tinggal lain selain di panti asuhan itu? Ehm, Ixy… Boleh saja tinggal di rumahku, dengan senang hati!"Naoki langsung menepuk kepala Hideki dengan lemah

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 83. Semua Misteri yang Terpecahkan

    Rae langsung saja berlari ke arah Naoki yang sudah kembali seperti sedia kala, dan dengan cepat, ia memeluk Naoki yang baru saja tersadar. Naoki sendiri terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi."Naoki! Kau baik-baik saja!" seru Rae sambil memeluk Naoki dengan erat.Naoki, walaupun ia masih kebingungan, namun ia tersenyum, kemudian membalas, "Ah, ternyata kau mengkhawatirkanku. Maafkan aku, Rae," ia lalu membalas pelukan Rae dengan erat juga.Yvoxy sendiri terlihat tersenyum sambil memandang sekelilingnya. Semua penyihir akhirnya kembali lagi kepada keluarganya masing-masing, ada yang menangis terharu dan bahkan ada yang saling berpelukan.Keluarga-keluarga penyihir yang tadinya terpecah akibat salah satu dari mereka menjadi penyihir hitam atau terpisah karena diculik oleh Demona dan beberapa penyihir melarikan diri menuju ke Gedung Axell, akhirnya kini bisa bersatu kembali.Krahe yang tadinya tersungkur di atas tanah, kemudian bangkit perlahan dan melihat ibu kandungnya

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 82. Harapan yang Terwujud

    Ixy menggeram. Ia kali ini memberanikan diri untuk berkata kepada Demona, "Kembalikan Hideki sekarang juga! Bebaskan semua yang ada di sini, dan tebuslah dosamu, Demona!"Mendengar perkataan Ixy barusan, Demona menjadi semakin marah, kemudian berteriak, "Jadi kau ingin kematian yang perlahan? Baiklah. Tangkap gadis itu, dan hancurkan dia!"Para penyihir marionette langsung menyerbu dirinya, namun, tiba-tiba, kabut-kabut hitam mulai mengelilingi tubuh Krahe, dan ia menghilang seketika dari samping Rae.Yvoxy dan Rae tampak terkejut, karena kini, Krahe muncul di hadapan Ixy sambil memasang badan untuknya dari para penyihir marionette yang mulai mencoba untuk mencabik-cabik dirinya.Krahe mulai melakukan perlawanan dengan kekuatan sihir hitamnya, ia mulai menghalau satu per satu para penyihir yang masih di bawah kontrol Demona itu.Sambil melakukan perlawanan, Krahe berkata kepada Ixy, "Maafkan aku sudah membuat kekacauan padamu… Aku akui bahwa aku juga menyukai Hideki, namun, kini aku t

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 81. La Sylphide

    Ixy kemudian melakukan fifth position dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Demona semakin tertawa melihat Ixy yang hendak menari, lalu ia berkata lagi, "Makhluk bodoh mana yang berpikir bahwa tariannya bisa mengalahkanku?""Ixy tidak lagi sendirian, Demona!" seru seseorang dari belakang Ixy.Rae, Yvoxy, Ixy dan Demona langsung mencari-cari asal suara itu, ternyata Hideki yang tiba-tiba muncul dan berdiri agak jauh di belakang Ixy, membuatnya membatalkan niatnya untuk menari. Ia langsung menatap pria itu dengan raut wajah yang sedih."Hideki? Kau adalah manusia, bagaimana caramu masuk ke dalam dunia penyihir?!" tanya Rae."Krahe membawaku ke sini tanpa sengaja," jawab Hideki dengan senyum kecil di wajahnya.Rae langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata Krahe terlihat sedang tersungkur di atas tanah, dan jaraknya agak jauh dari mereka semua. Hideki kemudian berlari mendekati Ixy, dengan menerobos seluruh penyihir yang sedang menari mengelilinginya.Kemudian ia langsung berdiri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status