Beranda / Fantasi / The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND) / Act 3. Menuju ke Tingkat Berikutnya

Share

Act 3. Menuju ke Tingkat Berikutnya

Penulis: arrinknight
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-19 11:35:26

Lyxia langsung berlari menuju ke rumahnya. Orang tuanya terlihat baru saja pulang dari tempat mengajar. Mereka bertiga lalu berdiri, dan saling berhadapan di depan pintu rumah.

Lyxia langsung menghadap ibunya, dan berkata sambil memohon, "Ibu, aku ingin secepatnya menjadi penyihir tingkat tinggi!"

Ibunya terkejut dengan permintaan Lyxia itu, lalu ia tersenyum dan menjawab, "Kau masih harus belajar ilmu sihir lebih baik. Yang kau lakukan justru bukan belajar sihir, namun malah menari, Lyxia! Setiap pagi dan setiap hari, kau akan belajar sihir sambil menari. Apakah kau bisa fokus jika seperti itu terus?"

Lyxia lalu tersenyum, dan membalas ibunya, "Aku akan belajar sihir lebih giat lagi, aku bisa fokus, dan aku akan buktikan bahwa menari dan menyihir, keduanya bisa kulakukan!"

Ibunya hanya tertawa kecil sambil mengelus kepala Lyxia, lalu masuk ke dalam rumah bersama ayahnya. Lyxia langsung bergegas pergi ke perpustakaan terdekat, hendak bertemu dengan guru sihirnya, seorang wanita tua bernama Yvoxy.

Ia memiliki rambut berwarna abu-abu dengan bola mata berwarna putih.

Setibanya Lyxia di perpustakaan, ia masuk dengan terburu-buru sambil mencari-cari guru sihirnya itu. Melihat Yvoxy yang sedang duduk sambil membaca sebuah buku di pojok perpustakaan itu, Lyxia langsung berlari ke arahnya.

Yvoxy, yang mendengar suara langkah kaki Lyxia, langsung menoleh ke arah anak didiknya itu dan berbisik, "Ini perpustakaan. Kau jangan berlari keras-keras seperti itu, langkahmu itu, seolah kau punya keinginan yang harus cepat dipenuhi. Katakan, ada apa?"

Lyxia langsung menjawab pelan, "Guru, bisakah aku menjadi penyihir tingkat tinggi, dalam waktu satu minggu? Aku tidak akan menari selama satu minggu ini, aku akan fokus belajar sihir saja!"

Yvoxy langsung tersenyum mendengar permintaan aneh dari Lyxia, kemudian membalas, "Bisa saja. Aku sangat yakin kau bisa, lebih dari mampu. Bukankah tari balet saja kau kuasai hanya dalam waktu singkat di usia muda? Lagi pula kau adalah penyihir sejak lahir, hanya tinggal belajar sedikit saja."

Lyxia langsung senang mendengar jawaban guru sihirnya barusan.

Namun, Yvoxy seolah merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dari permintaan Lyxia, sehingga ia bertanya, "Ada apa denganmu sehingga kau ingin mempelajari sihir tingkat tinggi dengan cepat?"

Lyxia lalu mendekati guru sihirnya itu, dan berbisik, "Aku ingin ke dunia manusia. Mereka mempunyai makanan yang enak, minuman yang hangat, serta musik dan pemandangan yang indahaa! Kumohon, guru! Ajarkan aku untuk membuka portal itu!"

Yvoxy hanya bisa tertawa mendengar permohonan Lyxia yang menurutnya polos. Namun, ia tidak tahu itu hanyalah sebuah alasan yang dibuat-buat oleh Lyxia, untuk bisa membuka portal ke dunia manusia dan bertemu Mikhel, hari Senin depan.

Dengan berpikir bahwa Lyxia yang polos, hanya ingin ke dunia manusia hanya untuk bersenang-senang, Yvoxy lalu mengajak Lyxia ke dalam rumahnya dengan membuka sebuah pintu yang muncul dengan kekuatan sihir milik Yvoxy.

Mereka berdua lalu masuk ke dalam pintu tersebut dan sampailah mereka di dalam rumah Yvoxy, dan Lyxia mulai bercerita soal bagaimana ia tadi membuntuti kedua penyihir yang sedang membuka portal menuju dunia manusia, serta melihat banyak pemandangan yang indah serta jajanan pasar yang menarik, namun, Lyxia sama sekali tidak bercerita tentang pertemuannya dengan Mikhel, karena ia tahu itu adalah sesuatu yang berbahaya untuk diceritakan, jadi, ia memutuskan untuk merahasiakannya.

Yvoxy hanya tersenyum setelah mendengar seluruh cerita Lyxia, dan mulai bertanya, "Apakah kamu tidak pernah penasaran mengapa orang tuamu memintaku untuk mengajarkan sihir kepadamu?"

Lyxia terdiam sesaat, lalu menggelengkan kepala, dan menatap Yvoxy dengan ekspresi wajah yang bingung.

Yvoxy lalu menjawab, "Orang tuamu, padahal mereka bisa mengajar sihir untuk anak-anak lain, namun, karena kau adalah anak satu-satunya untuk mereka, maka mereka memutuskan aku untuk mengajarimu semua tentang sihir. Mereka hanya takut anak-anak lain menganggapmu spesial hanya karena kau adalah anak kandung mereka, nanti akan terjadi perdebatan. Namun, jika kau diajarkan oleh orang lain sepertiku, dengan demikian, akan tercipta keadilan. Lagi pula, dunia sihir ini tidak mempunyai seorang pemimpin. Ada baiknya seperti ini. Rakyat saja yang memutuskan, tidak perlu pimpinan yang mengatur ini dan itu. Berbeda sekali dengan dunia manusia."

Dengan penuh rasa penasaran, Lyxia lalu bertanya kepada guru sihirnya tersebut, "Apakah manusia memiliki pemimpin, guru?"

Yvoxy langsung mengangguk, dan berkata lagi, "Manusia mempunyai seorang pemimpin. Entah mereka bilang itu wali kota, presiden, menteri, atau apapun itu, yang jelas, pemimpin mereka banyak. Itu saja sudah membuatku pusing. Nah, kita sudah sampai di rumahku. Akan kuajari kau caranya untuk membuka portal itu, namun, kau sendiri harus bisa fokus dan konsentrasi penuh untuk mengeluarkan kekuatan sihir... dari dalam tubuhmu menuju kedua tanganmu."

Setelah mendengar perkataan guru sihirnya barusan, dengan mantap, Lyxia memutuskan untuk belajar sihir untuk membuka portal ke dunia manusia, namun dalam hatinya, ia justru hanya memikirkan bagaimana cara cepat untuk bertemu Mikhel.

Selama satu minggu lamanya, Lyxia benar-benar belajar ilmu sihir, bahkan ia tidak menari, sampai kakinya terasa kaku setelah satu minggu tidak melakukan pemanasan.

Namun, hari ini adalah hari penentuan, apakah ia bisa lulus dan menjadi seorang penyihir tingkat tinggi atau tidak, tergantung apakah ia bisa atau tidak membuka portal ke dunia manusia, dengan memfokuskan seluruh tenaga sihirnya yang mengalir dari dalam tubuhnya menuju ke kedua tangannya, dan latihan selama satu minggu penuh yang harus ada hasilnya.

Lyxia yang bangun pagi-pagi sekali hari ini. Ia langsung turun dari ranjangnya dan tanpa memakan sarapannya, ia langsung berlari, pergi menuju rumah guru sihirnya, Yvoxy. Kedua orang tuanya sendiri pagi itu sudah pergi untuk mengajar di tempat lain, sehingga Lyxia bisa leluasa langsung pergi begitu saja.

Entah mengapa, daripada membuat pintu magis untuk menuju ke rumah Yvoxy, ia lebih memilih berjalan kaki saja.

Yvoxy rupanya sudah menunggu Lyxia dari tadi, di halaman depan rumahnya. Ia tiba-tiba saja mendengar suara langkah kaki yang begitu berat, serta suara nafas yang terengah-engah. Yvoxy lalu menoleh ke arah suara-suara tersebut dan menatap Lyxia yang sudah berdiri agak jauh dari hadapannya sambil menarik nafas panjang, lelah karena berlari sepanjang perjalanan.

Lyxia lalu tersenyum pada guru sihirnya itu, lalu berkata, "Aku siap!"

Yvoxy langsung membalas, "Jika demikian, bukalah sebuah portal menuju dunia manusia, sekarang juga!"

Lyxia mengangguk. Ia lalu mengangkat kedua tangannya ke depan, dan memejamkan matanya, lalu berusaha fokus mengumpulkan seluruh energi-energi sihir yang mengalir di dalam dirinya, agar disalurkan melalui kedua tangannya.

Tiba-tiba, seberkas cahaya mulai muncul, sedikit demi sedikit, di hadapannya. Lyxia mulai membuka kedua matanya dan tersenyum. Semakin lama, cahaya tersebut semakin besar, dan besar, dan semakin membesar. Sebuah portal berhasil dibuat. Di hadapan Lyxia dan Yvoxy, sebuah portal menuju ke dunia manusia, sudah berada di depan mata.

Yvoxy langsung tersenyum melihat kemajuan anak didiknya itu.

Lyxia langsung melangkahkan kakinya, masuk ke dalam portal tersebut, dan berkata pada guru sihirnya, "Aku sudah bisa, berhasil membuat portal menuju ke dunia manusia, bukan, guru?"

Yvoxy tersenyum sangat lebar, dan membalas, "Akhirnya! Lyxia! Kau berhasil! Kali ini kau resmi adalah penyihir tingkat tinggi, namun, aku harap kedepannya, kau bisa memfokuskan dan mengendalikan kekuatanmu secara langsung dan cepat, sehingga kau tidak perlu lagi memejamkan matamu hanya untuk membuat sebuah portal!"

Lyxia mengangguk, dan langsung saja, ia masuk ke dalam portal, yang lalu membawanya ke dunia manusia. Portal itu ternyata menembus ke dalam sebuah hutan yang waktu itu ia lihat. Pemandangan yang sangat indah, namun tidak ada orang sama sekali di sana.

Ketika Lyxia sudah masuk ke dalam portal, langsung saja portal tersebut menghilang. Lyxia kini sendirian berada di dalam dunia manusia.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 86. Finale

    Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke ruang utama yang terlihat sudah banyak penyihir yang berkumpul di sana.Rae dan Naoki terlihat berdiri di barisan paling depan dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan Rae sampai menitikkan air mata dan berbisik, "Oh, anak itu sudah besar sekarang!"Yvoxy terlihat berdiri di atas altar pernikahan, karena diminta oleh Ixy untuk menikahkan mereka berdua. Hideki sendiri sudah berdiri di depan Yvoxy dan ketika Syerin dan Ixy masuk ke dalam ruang utama itu, kepalanya langsung menoleh ke arah Ixy, lalu menatap istrinya itu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca."Seekor angsa merah yang cantik," gumamnya dalam hati.Setelah tiba di hadapan Yvoxy, Syerin lalu menyerahkan Ixy kepada Hideki dan ia sendiri langsung berjalan menuju ke barisan di mana Rae dan Naoki berada.Yvoxy langsung saja memulai, "Aku tidak perlu bertanya lagi, kalian berdua pasti akan menjawab iya jika kutanya apakah kalian akan saling mencintai dan apakah kalian akan menerima kek

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 85. Buah dari Harapan

    Di babak ketiga, Ixy yang kali ini berperan sebagai Odile, justru semakin membuat setiap tarian dan adegan yang ia perankan bersama Hideki, semakin terlihat nyata. Seolah dunia adalah milik mereka berdua, dan nyatanya, seluruh mata tertuju hanya pada mereka berdua.Pas de deux yang mereka lakukan bahkan membuat para penonton mulai tegang, karena kuatnya chemistry di antara mereka berdua.Dalam babak keempat, menampilkan akhir yang tragis bagi Odette dan sang pangeran. Tarian yang dibawakan oleh Ixy dan Hideki, membuat beberapa penonton menangis karena akhir ceritanya yang tragis.Setelah pertunjukan The Swan Lake itu selesai dipentaskan dan seluruh pemainnya memberikan hormat kepada para penonton.Seluruh penonton yang hadir langsung saja berdiri dan bertepuk tangan.Pertunjukan yang hebat dengan chemistry yang sungguh menakjubkan di antara Ixy dan Hideki hingga mereka sendiri tenggelam dalam cerita tersebut.Setelah pertunjukan usai dan tirai panggung sudah diturunkan kembali, semua

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 84. Pertunjukan yang Akhirnya Tiba

    Setelah beberapa saat, Yvoxy kemudian mendekati Ixy dan berkata pelan, "Aku sejak awal, selalu mengira bahwa kau adalah penyihir, namun setelah Demona berhasil dikalahkan, ternyata selama ini, Ramona-lah yang telah membantumu, Ixy. Maafkan aku sudah mengira kau adalah penyihir sejak awal, ternyata kau sudah terlahir kembali sebagai manusia, dan bukankah ini adalah akhir yang bahagia untukmu?"Lalu Yvoxy menoleh ke arah Rae dan melanjutkan, "Rae, kau harus membereskan seluruh kekacauan yang kau buat di panti asuhan itu! Secepatnya! Yang kau lakukan hanya menari dan bermain-main saja!"Rae langsung tertawa, lalu membalas, "Apa? Aku sudah berhenti menari karena aku sendiri harus menjaga Ixy, nenek sihir tua!"Mendengar itu, Hideki dengan wajah yang memerah, dengan cepat langsung bertanya, "Jika begitu… Bukankah Ixy tidak memiliki tempat tinggal lain selain di panti asuhan itu? Ehm, Ixy… Boleh saja tinggal di rumahku, dengan senang hati!"Naoki langsung menepuk kepala Hideki dengan lemah

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 83. Semua Misteri yang Terpecahkan

    Rae langsung saja berlari ke arah Naoki yang sudah kembali seperti sedia kala, dan dengan cepat, ia memeluk Naoki yang baru saja tersadar. Naoki sendiri terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi."Naoki! Kau baik-baik saja!" seru Rae sambil memeluk Naoki dengan erat.Naoki, walaupun ia masih kebingungan, namun ia tersenyum, kemudian membalas, "Ah, ternyata kau mengkhawatirkanku. Maafkan aku, Rae," ia lalu membalas pelukan Rae dengan erat juga.Yvoxy sendiri terlihat tersenyum sambil memandang sekelilingnya. Semua penyihir akhirnya kembali lagi kepada keluarganya masing-masing, ada yang menangis terharu dan bahkan ada yang saling berpelukan.Keluarga-keluarga penyihir yang tadinya terpecah akibat salah satu dari mereka menjadi penyihir hitam atau terpisah karena diculik oleh Demona dan beberapa penyihir melarikan diri menuju ke Gedung Axell, akhirnya kini bisa bersatu kembali.Krahe yang tadinya tersungkur di atas tanah, kemudian bangkit perlahan dan melihat ibu kandungnya

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 82. Harapan yang Terwujud

    Ixy menggeram. Ia kali ini memberanikan diri untuk berkata kepada Demona, "Kembalikan Hideki sekarang juga! Bebaskan semua yang ada di sini, dan tebuslah dosamu, Demona!"Mendengar perkataan Ixy barusan, Demona menjadi semakin marah, kemudian berteriak, "Jadi kau ingin kematian yang perlahan? Baiklah. Tangkap gadis itu, dan hancurkan dia!"Para penyihir marionette langsung menyerbu dirinya, namun, tiba-tiba, kabut-kabut hitam mulai mengelilingi tubuh Krahe, dan ia menghilang seketika dari samping Rae.Yvoxy dan Rae tampak terkejut, karena kini, Krahe muncul di hadapan Ixy sambil memasang badan untuknya dari para penyihir marionette yang mulai mencoba untuk mencabik-cabik dirinya.Krahe mulai melakukan perlawanan dengan kekuatan sihir hitamnya, ia mulai menghalau satu per satu para penyihir yang masih di bawah kontrol Demona itu.Sambil melakukan perlawanan, Krahe berkata kepada Ixy, "Maafkan aku sudah membuat kekacauan padamu… Aku akui bahwa aku juga menyukai Hideki, namun, kini aku t

  • The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)   Act 81. La Sylphide

    Ixy kemudian melakukan fifth position dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Demona semakin tertawa melihat Ixy yang hendak menari, lalu ia berkata lagi, "Makhluk bodoh mana yang berpikir bahwa tariannya bisa mengalahkanku?""Ixy tidak lagi sendirian, Demona!" seru seseorang dari belakang Ixy.Rae, Yvoxy, Ixy dan Demona langsung mencari-cari asal suara itu, ternyata Hideki yang tiba-tiba muncul dan berdiri agak jauh di belakang Ixy, membuatnya membatalkan niatnya untuk menari. Ia langsung menatap pria itu dengan raut wajah yang sedih."Hideki? Kau adalah manusia, bagaimana caramu masuk ke dalam dunia penyihir?!" tanya Rae."Krahe membawaku ke sini tanpa sengaja," jawab Hideki dengan senyum kecil di wajahnya.Rae langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata Krahe terlihat sedang tersungkur di atas tanah, dan jaraknya agak jauh dari mereka semua. Hideki kemudian berlari mendekati Ixy, dengan menerobos seluruh penyihir yang sedang menari mengelilinginya.Kemudian ia langsung berdiri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status