Share

Act 5. Angsa Putih yang Indah

Lyxia mengajak Mikhel untuk menemaninya menari bersama, di tengah-tengah taman tersebut, di samping api unggun yang besar itu. Mikhel akhirnya menuruti ajakan Lyxia walaupun ia tidak bisa menari sebenarnya. Sesampainya mereka di tengah-tengah taman itu,

Lyxia lalu melakukan fifth position sambil mengayunkan kedua tangannya, lalu mengulurkan tangan kanannya kepada Mikhel. Mikhel kemudian meraih tangan Lyxia, dan Lyxia mulai menari, beberapa gerakan sederhana dari tarian balet yang indah.

Semua orang langsung terdiam dan mata-mata mereka langsung menatap ke arah Lyxia yang sedang menari dengan begitu anggun, bahkan ada beberapa orang yang memang terlihat membawa alat musik, mulai memainkan musik untuk Lyxia.

Tubuhnya begitu lentur, gerakan-gerakannya begitu indah. Kedua kakinya sangat lincah dan kedua tangannya bergerak mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh beberapa orang tersebut. Mikhel memperhatikan Lyxia yang sedang menari balet dengan begitu anggun, dengan decak kagum.

Matanya tidak bisa berhenti melihat tarian indah tersebut, dan beberapa kali ia terlihat menari sedikit bersama Lyxia, seolah tubuhnya tahu gerakan apa selanjutnya.

Lyxia ternyata sedang membawakan sebuah cerita tari balet klasik, yang berkisah tentang seorang ratu angsa bernama Odette yang jatuh cinta kepada seorang pangeran. Lyxia yang sedang menari di hadapan Mikhel, seolah-olah Odette yang sedang menunjukkan rasa cintanya yang begitu dalam, kepada sang pangeran.

Ia ingin Mikhel melihat gerakan-gerakan tarian itu, tarian di mana Odette menunjukkan perasaannya kepada sang pangeran. Semua orang yang berada di sana, benar-benar terpana melihat tariannya.

Lyxia menari dengan begitu lembut, sehingga seolah-olah dia menjadi ratu angsa putih, Odette, dalam cerita itu. Ekspresi wajahnya juga sangat jelas menunjukkan bahwa ia seolah-olah seperti ratu angsa yang penuh dengan cinta dan harapan.

Mikhel menatap Lyxia yang masih menari di hadapannya, dan jantungnya mulai berdebar cepat. Seolah ia tahu bahwa tarian tersebut memang ditujukan untuknya.

Lyxia terlihat masih menari. Tangan dan kakinya juga masih terlihat begitu lincah dan anggun dalam membawakan tarian ratu angsa putih. Sampai pada akhirnya, ia menyelesaikan seluruh gerakan dari tarian ratu angsa putih, dan kembali berdiri dan menatap Mikhel dengan senyuman akhir yang lembut.

Wajah Mikhel menjadi merah. Dalam hatinya, ia tidak menyangka seorang gadis akan menyatakan perasaannya melalui tari balet yang indah dan anggun. Ketika Lyxia sudah selesai menari, seluruh orang yang sudah melihatnya menari dari tadi, langsung bertepuk tangan, dan bersorak-sorai. Festival kembang api pun dilanjutkan dengan sangat meriah.

Orang-orang mulai berkumpul lagi dan bersenang-senang, pesta yang meriah.

Lyxia lalu berjalan mendekati Mikhel, berdiri dekat di hadapannya dan bertanya, "Aku baru saja bertemu denganmu, walaupun pertemuan kita sangat singkat, namun aku harap, kau sudah mengetahui perasaanku lewat tarian yang baru saja aku bawakan." Dan Mikhel sendiri terkejut mendengar perkataan Lyxia barusan.

"Aku tidak tahu harus berkata apa. Tarian tadi begitu indah, dan aku sudah tahu, dengan tarian itu, kau menyatakan perasaanmu kepadaku. Aku sangat senang, Lyxia," balas Mikhel.

Jantung Lyxia semakin berdetak kencang mendengar balasan dari Mikhel barusan. Mikhel langsung meraih dagu Lyxia, dan tiba-tiba saja, ia mencium bibir Lyxia. Di tengah keramaian dan api unggun yang menyala-nyala sangat tinggi ke atas, Lyxia membalas ciuman Mikhel dengan memeluknya erat-erat.

Mereka berdua seolah dimabuk cinta, dan seakan-akan dunia adalah milik mereka berdua, tidak peduli dengan orang-orang yang melihat mereka berdua sedang berciuman di depan umum. Setelah itu, Mikhel lalu mengajak Lyxia pergi dari festival, dengan menggandeng tangannya.

Mereka berdua mulai berlari bersama, di tengah indahnya malam ini, dengan bulan purnama yang terang sekali yang menemani mereka berdua berlari sambil bergandengan tangan dan saling tersenyum.

Lyxia sangat senang mengetahui bahwa perasaannya kepasa Mikhel terbalaskan, walaupun ia baru bertemu Mikhel satu atau dua kali, ia sudah merasakan cinta pada pandangan pertama, sampai ia lupa bahwa ia adalah penyihir, dan penyihir tidak diperbolehkan mencintai manusia.

Setelah berlari untuk sekian lama, mereka berdua akhirnya tiba di depan sebuah rumah yang terlihat tidak begitu menarik, dan kecil. Itu adalah rumah Mikhel yang baru saja ia beli di kota kecil ini.

Mikhel lalu mengajak Lyxia masuk ke dalam rumahnya, hanya untuk sekedar berbicara berdua, mengenal masing-masing lebih dalam. Begitu mereka berdua masuk ke dalam rumah tersebut, Mikhel lalu menyalakan api unggun untuk menghangatkan mereka berdua.

Ia juga tidak lupa untuk menyuguhkan minuman kepada Lyxia, lalu, mereka duduk bersama di atas lantai, sambil bercerita tentang apapun.

Lyxia merasa nyaman duduk di sebelah Mikhel, lalu ia menyandarkan kepalanya di atas bahu Mikhel, dan tiba-tiba saja, wajah Lyxia berubah menjadi sedih.

Ia lalu bertanya, "Mikhel, apakah kau akan berhenti menyukaiku ketika kau tahu bahwa aku adalah seorang penyihir?"

Mikhel terkejut dengan pertanyaan itu, namun, ia menjawab, "Aku tidak peduli, lagi pula di dunia ini tidak pernah kutemukan ada penyihir satu orang pun. Kau hanya berandai-andai. Aku menyukaimu, lagi pula jika benar kau adalah penyihir, maka memang, tarianmu tadi-lah yang menyihir hatiku."

Lyxia sangat senang mendengarnya. Ia memeluk erat Mikhel dari samping. Mikhel lalu menoleh, dan menatap Lyxia dengan tatapan yang penuh cinta. Lyxia lalu mencium bibir Mikhel lagi, dan kali ini, Mikhel membalas ciuman tersebut.

Lyxia sendiri tampaknya lupa sama sekali bahwa ia tidak boleh mencintai manusia, namun, ia justru malah bermesraan dengan seorang manusia. Ia sangat percaya bahwa Mikhel adalah jodohnya, walaupun dunia mereka berbeda, dan Mikhel tidak tahu sama sekali tentang itu, bahkan, Lyxia memutuskan untuk -merahasiakannya.

Mereka bermesraan berdua dan Lyxia sama sekali tidak kembali ke dunia penyihir. Ia ingin merasakan apa itu cinta, cinta pertamanya di dunia manusia. Ia lalu berpikir bahwa manusia tidak sejahat itu, lalu, mengapa bisa ada kutukan bahwa setiap penyihir yang mencintai manusia, maka akan mendapatkan sebuah musibah dalam hidupnya?

Lyxia hanya bisa tersenyum sambil menatap wajah pria manusianya tersebut, yang tidur di sampingnya dengan begitu lelap.

Pagi menjelang, dan mereka berdua terlihat tidur sambil berpelukan semalaman penuh. Lyxia sama sekali tidak kembali ke dunia penyihir, sehingga kedua orang tuanya, yang berada di dunia penyihir, tentu terlihat sedikit panik dan mulai mencari-cari putri semata wayangnya tersebut.

Kedua orang tua Lyxia bahkan mencari-cari dirinya hingga harus menemui dan bertanya kepada semua teman-temannya, namun, tidak -membuahkan hasil. Ibunya, mulai berpikir bahwa anak gadisnya itu pergi ke dunia manusia yang mungkin membuatnya penasaran dan tidak segera kembali ke dunia sihir.

Dengan perasaan yang tidak tenang, kedua orang tuanya lalu membuka sebuah portal menuju ke dunia manusia, dan mulai mencari keberadaan anak gadis mereka.

Ketika mereka berdua tiba di dunia manusia, tepatnya di tengah hutan di mana sinar matahari bisa menembus seluruh pepohonannya, dengan cepat, mereka berdua lalu berlari ke arah kota kecil tepat di sebelah hutan tersebut letaknya. Lyxia yang tidak mengetahui bahwa kedua orang tuanya mencari-carinya hingga memaksa mereka untuk datang ke dunia manusia.

Pagi itu, Lyxia dan Mikhel setelah bangun dari tidurnya, mereka kemudian berjalan menuju ke dapur dan lalu Lyxia duduk di atas sebuah sofa yang empuk. Setelah itu, Mikhel membuatkan Lyxia sebuah minuman hangat. Lyxia, dengan senyum yang polos, memandang punggung Mikhel yang sedang membersihkan piring-piring kotor, dengan penuh cinta, sambil meminum minuman hangat yang baru saja Mikhel bawakan untuknya.

Mereka berdua lalu memutuskan untuk keluar dari rumah dan berjalan-jalan mengelilingi kota. Ketika mereka berdua melewati taman di tengah kota, tiba-tiba saja, Lyxia menghentikan langkahnya, dan terkejut dengan apa yang ia lihat dari kejauhan, yakni kedua orang tuanya yang terlihat panik di wajah mereka, sambil mencari-cari dirinya di setiap kios yang mereka lewati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status