Share

13. Makan malam yang sunyi

“Akh segarnya,” kata Aga mengeringkan rambutnya dengan handuk.

“Makan malam ya?” tanya pada dirinya seolah enggan untuk makan malam bersama.

     Aga mau tidak mau harus melakukannya. Jika tidak dia akan dicoret namanya dalam deretan nama pewaris. Ya walaupun hanya ada Aga dan Mos.

“Makan malam saja walaupun suasana hati sedang tidak ingin makan,” ucapnya meletakkan handuk di kamar mandi.

     Crekkk.

     Aga berjalan menuju ruang makan. Dia yakin semua sudah berkumpul di ruang makan.

“Se-lamat malam,” sapa Aga terkejut karena melihat Kakek Aga tidak ada di kursinya.

“Ada apa Ga?” tanya Mama Lud.

“Kakek ke mana?”

“Kakek ke rumah Paman Bimo.”

“O.”

     Hidangan makan malam tersedia di meja makan, tentu Mama Lud yang memasaknya. Aga menyukai masakan dan apa saja yang dibuat oleh beliau. Ruang makan dengan 10 kursi dengan meja panjang menjadi saksi kesunyian pada  makan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status