Share

4. Dear Agony

Maksim menatap Viktor dengan penuh tanda tanya. Dia menunggu Viktor menjelaskan arti dari kalimat yang sempat membuatnya tersinggung. 

"Katakan!"

Dengan sedikit membentak, Maksim memerintahkan Viktor untuk lekas menjawab pertanyaannya. Namun dengan gertakan serta sorot mata tajam Maksim, tidak lantas membuat nyali Viktor menciut. Pria itu justru menatap Maksim seraya menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. 

"Untuk pria seperti Anda, bukankah sudah semestinya Anda cukup cerdas untuk memahami perkataan saya, Tuan Maksim Smirnov Romanov yang terhormat?!"

Viktor menyeringai sambil menepuk pelan bahu kiri Maksim. Dia menoleh ke arah Xandrova dan mendapatkan wanita itu sedang memandangnya. Viktor pun mengangguk kepada istrinya.

"Ayo, Zoya!"

Sial! Berani sekali dia menyebutkan nama lengkap ku dengan nada menghina! Dan, berani sekali dia membalas tatapan ku, batin Maksim geram dengan tingkah Viktor barusanPria miskin itu seharusnya tidak bisa berkutik saat aku memandangnya, lanjutnya di dalam hati

Viktor pergi bersama Xandrova meninggalkan keluarga istrinya juga Maksim yang selalu saja mencoba merebut Xandrova darinya. Pria tanpa pekerjaan itu menggandeng tangan Xandrova dengan erat, sedangkan Maksim hanya bisa menyingkir dan membiarkan Viktor pergi bersama istrinya.

"Kalian lihat, 'kan?!"

Maksim menunjuk sepasang suami istri yang baru saja pergi dari sana. Dia meluapkan emosi kepada kedua orang tua Xandrova yang terbengong-bengong melihat kepergian anak kandungnya serta sang menantu. 

"Bukankah kalian berjanji akan membantu saya mendekati Zoya dan merebutnya kembali dari si pecundang itu?!"

Maksim lantas menagih janji yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu Maksim dan kedua orang tua Xandrova. Dia tidak ingin pengorbanannya sia-sia karena sudah memberikan banyak sekali hadiah mewah untuk Davidoff juga Galana.

"Tenang, Tuan Muda Maksim!"

Davidoff beranjak mendekati Maksim. Dia menepuk pelan bahu kanan pria bernetra biru dengan bentuk alis diagonal dan terlihat jelas dari sorot matanya memancarkan emosi kuat dari dalam diri Maksim.

"Kami masih memiliki banyak cara untuk menjauhkan pria pecundang itu dari Zoya. Bukankah seperti itu, Galana?"

Davidoff meminta pembelaan dari istrinya yang selalu memiliki ide-ide cemerlang untuk melancarkan rencana mereka memisahkan Xandrova dan Viktor.

"Apakah kalian lupa akan hadiah yang telah saya berikan?! Hah?!"

Oh, astaga! Mengapa Maksim senang sekali menyinggung hal itu?

Davidoff bertanya di dalam hati seraya mencari jawaban yang tepat agar tidak membuat Maksim tersinggung. Di tengah kebingungannya, dia dan Galana saling melemparkan pandangan. 

Tanpa diketahui oleh kedua mertuanya dan Maksim, Viktor masih bisa mendengarkan dengan jelas percakapan orang-orang yang tidak menyukainya.

Ternyata Papa David dan Mama Galana menerima hadiah dari Maksim! Pantas saja mereka berdua selalu bersemangat menjauhkan aku dari Zoya, ujar hati kecil Viktor. 

"Viktor, ada apa? Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu?"

Xandrova menghentikan langkahnya ketika mereka baru saja berbelok kanan dan berjalan semakin menjauh dari Four Seasons Hotel.

"Apakah kau masih memikirkan kejadian tadi?"

Xandrova tidak juga mendapatkan jawaban dari sang suami. Dia menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Viktor. Xandrova meraba-raba wajah maskulin sang suami dengan kedua tangannya. Tidak lupa, wanita muda itu tersenyum juga berharap dapat menghilangkan keresahan di hati Viktor.

Ya, Zoya. Sebagai seorang Suami, aku merasa tidak berguna dan perasaan cemburu ini selalu muncul ketika melihat Maksim datang untukmu! Namun bukan hanya itu, aku pun berpikir keras bagaimana caranya agar aku dapat terlepas dari kemiskinan yang senantiasa tersematkan di diriku! Dan, aku tidak akan pernah menceraikan mu sampai kapanpun!

Viktor menjawab pertanyaan Xandrova dengan jujur di dalam hatinya. Dan sekali lagi, dia akan terus mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Xandrova.

"Aku ... aku tidak ...."

Viktor tidak berniat melanjutkan kalimatnya. Dia tersenyum ketika melihat empat remaja perempuan datang dari arah belakang Xandrova sembari memegangi smartphone milik masing-masing. 

"Mengapa kau tersenyum seperti itu, Viktor?"

Xandrova menaruh curiga saat melihat Viktor tersenyum dan bertingkah aneh kepadanya.  

Kau selalu penuh dengan tanda tanya. Sebenarnya, siapa dirimu hingga berhasil membuat Kakek begitu mempercayai mu, Viktor?!

Xandrova melanjutkan kalimat tanyanya di dalam hati seraya tetap tersenyum agar tidak membuat Viktor mencurigainya.

"Kau akan mengetahuinya sebentar lagi, Zoya."

Viktor terkekeh dan siap menjadi bodyguard sang istri yang selalu dikelilingi oleh penggemar.

"Nona Zoya!"

"Nona Zoya!"

Hanya butuh waktu hitungan detik sejak Viktor menutup mulutnya, Xandrova mendengar namanya disebut-sebut oleh beberapa orang. Dia menoleh ke belakang seraya memaksakan diri untuk tetap tersenyum.

"Ah! Apakah mereka akan datang padaku, Viktor?"

Viktor mengangguk membenarkan dugaan istrinya. Dia tersenyum lebar ketika melihat ekspresi wajah bahagia keempat remaja tersebut. 

"Benar, Zoya. Sepertinya mereka sengaja menunggu mu." 

Baru saja Viktor merapatkan bibirnya, sekelompok remaja itu sudah berada di hadapan Xandrova dan Viktor. Beberapa diantara mereka menyodorkan ponsel.

"Nona Zoya, bisakah kami berfoto dengan Anda?"

"Ya, Nona. Tolong izinkan kami untuk berfoto dengan Anda!"

Viktor tersenyum lebar ketika melihat Xandrova dikelilingi penggemarnya. Pria itu seolah sudah terbiasa dengan kehadiran para penggemar di mana pun mereka berada.

"Berikan ponsel Anda! Saya akan membantu mengambil beberapa potret."

Viktor berkata seraya tersenyum kepada Xandrova yang sedang mengangkat bahu.

"Apakah kau tidak keberatan jika aku melayani mereka?"

Xandrova bertanya dengan lembut. Dia menatap Viktor, begitu juga dengan keempat remaja tersebut.

"Tuan, apakah Anda tidak keberatan jika membantu kami mengambil beberapa foto bersama Nona Zoya?"

Remaja berambut pirang bertanya dengan tatapan memohon. 

"Oh, ayolah Zoya! Aku ini, 'kan Suamimu. Jangan sungkan padaku, oke!"

Viktor mendekap erat tubuh istrinya sejenak, lalu berpaling ke arah remaja berambut pirang yang bertanya tadi.

"Tentu saja tidak, Nona. Kemari 'kan smartphone Anda!" 

Semua penggemar Xandrova tersenyum lebar. Mereka saling pandang, lalu mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada Viktor.

"Terima kasih, Tuan."

"Terima kasih, Tuan."

Tidak hanya ucapan terima kasih yang terdengar, tetapi juga berbagai kalimat pujian pun mengalir dari mulut para penggemar dan berhasil membuat kedua pipi Xandrova merona.

"Anda sungguh seorang pria yang baik! Dan, Nona Zoya sangat beruntung memiliki Suami seperti Anda!"

"Ah, benar! Saya yakin, Tuan Viktor pastinya rela mengorbankan apa saja miliknya untuk Anda, Nona Zoya!"

Si pirang berseru tentang apa yang bersarang di hati dan kepalanya.

"Bahkan nyawanya sekali pun!"

Si pirang melengkapi kalimatnya disertai anggukan kepala ketiga teman lainnya. Keempat remaja itu pun tertawa bahagia karena Viktor dan Xandrova mengabulkan permintaan mereka.

Namun tidak jauh dari sana, terdapat sepasang mata memperhatikan setiap gerak-gerik Viktor dan Xandrova. Yaitu sepasang mata elang milik Maksim. 

"Cihh! Saya sangat muak melihat tingkah si pecundang itu, Feliks!"

Maksim mencemooh Viktor bersama sang asistenーFeliks Grobachiev. Dia segera mengambil langkah seribu menghampiri Viktor dan Xandrova. Sesampainya di sana, Maksim lantas melontarkan kata-kata yang menurut Viktor tidak pantas.

"Bozhe! Posmotri, chto zdes proiskhodit?" Memiliki arti, "Astaga! Lihatlah, apa yang sedang terjadi di sini!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status