Suara berat Maksim menyudahi kegiatan berfoto Xandrova dengan para penggemar. Mereka semua menatap Maksim yang baru saja tiba. Sadar akan kehadiran Maksim, Viktor bergegas mengembalikan smartphone milik salah satu remaja dan menarik tangan Xandrova agar berdiri di sisinya.
"Buーbukankah Anda adalah ...."
"Ya, saya adalah Maksim Smirnov Romanov. Mantan tunangan dari Miss Pretty yang kalian puji-puji itu!"
Maksim memotong ucapan salah seorang gadis sambil menunjuk Xandrova dengan dagunya. Sikap angkuh Maksim barusan, tentu saja membuat Viktor naik darah.
"Tidak bisakah Anda menunjukkan sikap sopan santun di tempat umum, Tuan Maksim yang kaya raya?!"
Entah kalimat pertanyaan atau kalimat merendahkan yang keluar dari mulut seorang Viktor. Karena sejujurnya Viktor memang berniat merendahkan Maksim di setiap kesempatan yang ada.
"Jadi, mengapa kalian gagal menikah, Tuan Maksim?"
Lagi, si gadis pirang mengajukan pertanyaan yang menohok.
"Tuan Maksim, sekarang adalah kesempatan bagus untuk mempermalukan Tuan Viktor dan Anda tidak boleh melewatkannya begitu saja!"
Sebagai seorang asisten, Feliks selalu memberikan saran terbaik untuk sang tuan. Maksim menatap kedua mata Feliks dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya ia menyetujuinya.
Apa yang dikatakan oleh Feliks benar. Kesempatan emas ini tidak akan aku sia-siakan. Karena aku ingin seluruh dunia tahu bahwa Viktor adalah orang ke tiga yang hadir di antara aku dan Zoya!
Maksim membayangkan apa yang akan terjadi pada Viktor kelak di saat dirinya berhasil mempermalukan pria itu. Ia tersenyum sinis seraya menatap Viktor.
"Seperti yang kalian semua lihat. Si Angsa ini telah merebut Zoya dari saya dan kini mereka telah menjadi sepasang Suami Istri tanpa restu dari kedua orang tua Zoya."
Maksim membeberkan fakta mengejutkan bagi semua orang. Baik Viktor maupun Xandrova, keduanya sama-sama terkejut hingga Xandrova berdiri mematung.
"Angsa?! Siapa yang Anda maksudkan, Tuan Maksim?!"
Dan ya, diantara keempat remaja tadi hanya si pirang yang berani membuka mulutnya.
"Tentu saja Suami dari Zoya, Nona Manis. Ha! Ha! Ha!"
Maksim tertawa mengejek Viktor. Dia tidak berhenti tertawa juga hingga si pirang kembali bertanya.
"Dia adalah Tuan Viktor dan bukan Angsa!"
Kali ini, Viktor dan Xandrova seolah menahan napas mereka. Viktor menduga-duga bahwa Maksim akan menghina namanya.
"Viktor Gusev Konstantin adalah nama lengkapnya. Jika ditelaah lebih lanjut, Gusev berasal dari kata Goos dan kalian semua tahu apa artinya, bukan?! Ha! Ha! Ha!"
Tak ada yang berani mengelak. Apa yang dikatakan oleh Maksim memang benar, bahwa arti dari kata goos adalah angsa.
"Tunggu! Benarkah apa yang Anda katakan tadi tentang pernikahan mereka, Tuan Maksim?"
Seorang wanita dengan usia sekitar awal tiga puluhan yang sedang melintas di depan mereka pun menghentikan langkahnya dan bertanya. Namun tidak hanya itu, wanita tersebut pun menyudutkan Xandrova dengan kata-katanya.
"Menikah tanpa restu bukanlah hal yang baik, Nona Zoya! Seberapa pun kau mencintai Tuan Viktor, keputusanmu untuk menikah tetaplah salah!"
"Apakah kau mendengarnya, Zoya?!"
Maksim bertanya dengan bangga. Dia menyilangkan kedua tangan di depan perut.
"Bahkan tidak sedikit pasangan yang ingin menikah dengan restu dari kedua orang tua mereka."
"Tutup mulutmu, Maksim!"
Viktor mencoba memperingatkan Maksim untuk tidak asal bicara. Dan, perdebatan pun tidak dapat dihindari oleh keduanya.
Sial! Berani sekali dia memanggil ku hanya dengan nama depan saja, ucap Maksim di dalam benaknya.
"Mengapa Anda meminta saya untuk menutupi sebuah fakta? Apakah Anda merasa malu karena telah menjadi duri di dalam hubungan saya dengan Zoya?"
Zoya, tolong bicaralah! Katakan kepada mereka bahwa semua itu tidak benar!
Viktor berharap di dalam hatinya. Dia tahu Xandrova mati kutu di depan Maksim karena rasa bersalah selalu menghantuinya.
Setelah menunggu beberapa saat, Xandrova tidak juga membuka mulutnya. Viktor mengambil inisiatif untuk kembali mempermainkan hati Maksim.
"Dan jangan lupa, saya menikahi Zoya atas amanat dari Tuan Besar keluarga Konstantin karena telah menyelamatkannya dari maut. Sedangkan Anda?!"
"Oh, begitu 'kah yang terjadi sebenarnya? Namun, apakah Anda memiliki bukti akan kebenaran perkataan Anda, Tuan Viktor?"
Si wanita yang sempat menuduh Xandrova pun akhirnya mengerti, mengapa pernikahan Viktor dan Xandrova terjadi. Sedangkan keempat remaja yang bersama mereka sejak tadi tidak berani melontarkan apa-apa.
"Saya tidak memerlukan bukti apapun untuk mendukung pernyataan saya barusan. Karena langit tidak perlu membuktikan mengapa dirinya tinggi!"
Viktor dengan tegas merespon pertanyaan si wanita yang meragukan ucapannya. Xandrova tersenyum mendengarkan jawaban sekaligus bangga akan keberanian yang dimiliki oleh sang suami.
Kau memang mengagumkan, Viktor! Suatu saat, aku akan meminta pengampunan darimu, batin Xandrova. Wanita itu mulai merasa kagum terhadap Viktor yang memiliki keberanian tinggi.
Di saat bersamaan, Maksim mengingat momen saat Xandrova mengalami kecelakaan. Dia sedang melakukan perjalanan bisnis bersama sang ayah ke luar negeri.
Jane? Oh, saat itu aku berkenalan dengan Jane White di Inggris dan berakhir di salah satu kamar hotel bintang 5, batin Maksim seraya menyembunyikan fakta dari semua orang.
"Tuan Maksim, mengapa Anda tidak membalas perkataan Tuan Viktor?"
Feliks berbisik di telinga majikannya. Mengetahui hal tersebut, Viktor tidak tinggal diam.
"Mari, Zoya! Kita tinggalkan saja pria tidak waras ini!"
Aku tidak akan berdiam diri lagi jika kalian menindas ku dan membuat Zoya berada di posisi sulit. Aku bahkan tidak rela Zoya menanggung rasa bersalah karena telah menikah denganku dan meninggalkan pria hidung belang seperti Maksim.
Viktor membiarkan pikirannya berkelana kemana-kemana. Dia meraih tangan Xandrova dan mengajaknya pergi dari sana.
Aku akan mencari bukti bahwa Maksim tidak layak bersanding dengan wanita secantik dirimu, Zoya! Viktor berseru dalam hati seraya hendak berjalan meninggalkan kerumunan di mana Maksim masih berada di sana.
"Tidak, Zoya! Kau tidak bisa pergi begitu saja dengan pria pengecut ini."
Bukan hanya menghina Viktor, bahkan Maksim pun berbicara dengan nada tinggi. Maksim meraih tangan kiri Xandrova hingga wanita tersebut tidak bisa berkutik.
"Viktor?"
Xandrova menoleh ke arah sang suami dan mengarahkan kedua matanya ke tangan besar Maksim yang memegang erat lengannya.
"Lepaskan tangan Anda dari Istri saya!"
Seakan tidak ingin kalah, Viktor pun berseru dengan nada yang sama tingginya dengan Maksim.
"Lihatlah, Tuan Maksim! Anda bahkan tidak menyadari bahwa diri Anda sangat terobsesi dengan Istri orang lain."
Glek!
Maksim menelan saliva dengan susah payah. Kedua tangannya pun mengepal. Melihat kejadian tersebut, tentu saja menimbulkan spekulasi berbeda-beda dari setiap orang yang melihat kejadian tersebut.
Sial! Jika saja tidak banyak kerumunan orang di sini, mungkin saat ini aku sudah menghajar Viktor, Maksim membatin.
Sebagai seorang pria yang berasal dari keluarga kaya raya, Maksim tidak pernah direndahkan maupun terbantahkan. Namun demi menjaga nama baiknya, dia terpaksa merelakan Viktor membawa Xandrova.
"Ayo, Zoya!"
Setelah memastikan Maksim melepaskan tangannya dari Xandrova, Viktor segera membawa sang istri pergi dari sana. Beberapa orang menyingkir dari jalan guna membiarkan sepasang suami istri tersebut berjalan melewati mereka.
Saat ini, aku akan membiarkan mu menang, Viktor! Namun, lihat saja pembalasan ku nanti! ancam Maksim di dalam hatinya dengan tatapan tajam yang mengarah ke Viktor.
Beberapa bulan telah berlalu sejak kematian Viktor, tetapi suasana di pagi hari mansion keluarga Romanov tetap sama. Xandrova selalu berteriak di pagi buta saat membuka kedua matanya. "Aaarrgghh!" Fang beranjak dari sofa. Dia selalu setia di sisi majikannya meskipun kini Xandrova dan Galana tinggal di mansion keluarga Romanov yang berada di distrik Dmitrovka, Moskow. "Nona, bangunlah!" seru Fang membangunkan Xandrova. "Aaaarrgghhh!" Xandrova kembali berteriak. Fang mengusap lembut punggung tangan Xandrova berharap dia akan terbangun. Brak! Pintu ruang tidur Xandrova terbuka. Galana masuk dengan wajah cemas dan tegang. Di belakangnya, Morzevich dan Vladimir berjalan dengan langkah panjang. Keduanya sama cemasnya seperti Galana. "Fang, sepertinya Nona bermimpi buruk lagi sehingga berteriak seperti ini." Vasili mendekati Fang. Setelah mendapatkan maaf, dia kembali dipercaya oleh Vladimir dan Morzevich untuk menjaga Xandrova juga cicit keluarga Romanov. "Benar, Tuan Vasili.
Morzevich mengingat janji yang telah diucapkan di depan pusara Viktor. Morzevich menghela napas panjang. Kedua matanya kmebali menatap Vasili. Dia berkata, "Pergi dari hadapan saya sekarang!"Vasili menengadahkan wajahnya yang lebam. Dia menatap Morzevich yang begitu disayanginya sejak kecil. Dia terlihat sedang menahan air mata yang mungkin saja sebentar lagi akan terjatuh. 'Ternyata Nyonya Mozza benar-benar membenciku!' Batin Vasili menjerit. Namun, dia tidak bisa berbuat apapun lagi. Dia akhirnya berdiri."Saya permisi, Tuan dan Nyonya Besar," ucapnya sambil membungkukkan badan. Semua orang menatap kepergian Vasili. Pria itu berjalan dengan kaki yang terluka. Ya, Vladimir dan Leonid menendangnya berulang kali. Apakah seorang pengawal pribadi yang gagal menjaga tuannya pantas diperlakukan seperti itu?"Shura, apakah kau sudah membuang semua karangan bunga?!"Morzevich bertanya dengan nada tinggi. Dia tidak bisa mengontrol emosinya sebagaimana Vladimir. "Tentu saja, Nyonya. Saya
Waktu terus berjalan. Beberapa hari setelah kematian Viktor, suasana duka masih sangat terasa di mansion keluarga Romanov. Mansion mewah keluarga Romanov yang biasanya hangat, kini kelam. Semua pelayan masih memakai pakaian serba hitam, begitu juga dengan keluarga inti. Vladimir tak henti-hentinya menyalahkan semua orang yang berada di ruang kerjanya. "Saya bersumpah atas nama Tuhan dan Rusia, saya akan menemukan dalang di balik kematian Viktor!" Vladimir berteriak. Pria tua itu belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas insiden kematian sang cucu. Dia dan istrinya belum bisa berdamai dengan kejadian tersebut. "Saya pun bersumpah akan menebus kesalahan saya dengan mempertaruhkan nyawa saya sendiri, Tuan Besar! Mohon ampuni pengawal tidak berguna ini!" Vasili bersimpuh di hadapan Vladmir. Rasa penyesalan tak kunjung pergi darinya. "Vasili Rodamir! Bagaimana bisa kau membiarkan sniper berkeliaran di sekitar Viktor?! Hah?!" Buk! Buk! Buk! Entah sudah berapa kali Vasili mendapatka
Geram. Viktor geram bukan main. Dia mengeluarkan ponsel, lalu menekan nomor Leonid berharap sang sahabat akan menjawab panggilannya. "Halo, Viktor! Apakah kau akhirnya akan memberikanku ucapan selamat menikah?" Nada bicara Leonid di saluran telepon terdengar sangat bahagia. Viktor menyeringai tanpa diketahui oleh Leonid. "Jangan bergurau, Leon! Kau tidak benar-benar menikah tanpa memberitahu kami, kan?" Masih dengan sikap tidak percaya, Viktor mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa semua ini tidak nyata. "Apakah kau tidak rela jika sahabat mu ini menikah dan memiliki dunianya sendiri, Viktor? Ha! Ha! Ha!" "Leon, jangan bergurau! Sudah saya katakan untuk tidak bergurau." Viktor teringat wajah Vladimir dan Morzevich yang sedang tersenyum ke arahnya. "Leon, bagaimana dengan Kakek dan Nenek? Apakah kau tidak menganggap mereka ada? Apakah kau tidak menghormati mereka?" "Viktor, Apakah kau lupa jika aku telah memberitahumu satu minggu yang lalu? Aku tahu dan aku pun mengerti bahwa ke
Viktor melihat Galana dan Xandrova terdiam. Tidak satu pun dari mereka menjawab pertanyaannya. "Tuhan mengajarkan untuk memberikan maaf kepada seseorang yang telah mengakui juga meminta maaf kepada kita. Ampunilah Papa David sebagaimana Tuhan akan mengampuninya! Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua!" Xandrova memeluk Viktor dengan erat sambil menangis sejadi-jadinya. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi terhalang dengan isak tangisnya. Viktor mengambil tindakan. Dia meraih wajah istrinya dengan kedua tangan. "It's fine, Zoya. Everything has changed. Blood, tears and death to become one in our heart. Let's move on and give your best for the future!" Xandrova mengangguk berulang kali sambil berusaha melepaskan amarahnya kepada sang papa. Dia harus bangkitーsetidaknya demi sang buah hati yang mendiami rahimnya. "Aーaku telah memaafkan Papa, Viktor." "Mama juga memaafkannya. Dia adalah seorang Suami dan Papa yang terbaik di dunia ini." Baik Xandrova maupun Galana telah berkata
"Korban masih hidup! Korban masih hidup!" Salah seorang pria berteriak memecahkan ketegangan. "Sepertinya dia mengalami pendarahan hebat," sambung pria tadi saat melihat cairan merah segar tidak berhenti mengalir di bagian kepala Davidoff. Davidoff mencoba bertahan dari rasa sakit di sekujur tubuhnya. Davidoff teringat Galana yang menunggu di rumah juga Xandrova anak semata wayang yang kini tinggal di kota Moskow. Kesadaran Davidoff mulai menurun. Dia membuka dan menutup kedua matanya dengan kepayahan. "Toーtolong ...." Untuk berbicara saja sepertinya sangat sulit. Dia membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Davidoff merasa tangannya sulit digerakkan. Namun meskipun begitu, dia tetap berusaha melambaikan tangan kepada siapa saja yang mungkin melihatnya. "Aーapakah aku akan mati?" Davidoff mulai kehilangan kesadaran. Dengan kepala bersandar di kemudi mobil, Davidoff pun mengembuskan napas terakhir membawa penyesalan bersamanya. *** Viktor membawa Xandrova yang sedang hamil muda