Share

9. Taruhan sebotol bir

"Kau mau permen?" Tanya Kanha sambil mengulurkan sebungkus permen rasa jeruk padaku.

Kuterima permen itu dan memakannya. "Terima kasih."

Sudah lima belas menit, kami menunggu di halaman depan klenteng. Baik Guru Gan dan gadis-gadis kelas satu, belum nampak batang hidungnya.

"Yas, kau pernah merokok?" Tanya Kanha lagi sambil mengulum permennya. 

"Tidak."

"Hmm, sudah kuduga. Aku pernah merokok dan sekarang sedang proses untuk berhenti."

Entah kenapa, tiba-tiba aku jadi sedikit penasaran, "Kenapa kau masuk ke tempat ini?"

Diluar dugaan, ternyata jawabannya sederhana. "Ayahku alumni dari tempat ini."

"Oh, berarti sekolah ini sudah berdiri sejak lama?"

"Begitulah. Kakakku juga masuk di akademi untuk cenayang. Di kota suci Atrazal."

"Baru pertama kali aku mendengar nama itu."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status