Setelah Charles pergi, Henry bertanya dengan penasaran “Charles mau kemana ayah?”, “Lebih baik kamu bertanya kepadanya langsung nanti saat dipesta”, jawab Frans sambil tersenyum, “Baiklah ayah, apakah ayah tahu dimana ibu? Aku ingin menemuinya sebentar?”, tanya Henry lagi, “Mungkin dia sedang berada diruangannya untuk bersiap-siap”, jawab Frans, “Baiklah ayah, aku ingin pergi dulu, apa ayah tidak pergi?”, jawab sambil bertanya, “Ayah masih ada urusan sebentar Henry, kamu duluan saja”, jawab Frans sambil tersenyum, “Baik ayah, sebaiknya ayah tidak terlalu lama, atau akan dimarahi ibu lagi”, balas Henry sambil menunjuk kearah botol wine yang ada dimeja Frans, “Oh iya Henry tolong rahasiakan ini, jika ibu bertanya bilang saja ayah masih ada pekerjaan”, balas Frans sambil memohon, “Tenang saja ayah, aku akan merahasiakannya, aku pergi dulu ya”, jawab Henry yang mengacungkan jempol
Saat Henry ingin membuka pintu, pintu sudah terbuka duluan lalu masuk Zelona yang berkata “Oh halo Henry, pestanya sudah hampir dimulai bergabung kesana, para gadis impianmu sudah ada disana, oh iya dimana Charles, tumben kamu tidak bersamanya”, “Halo juga bibi Zelona, Charles tadi pergi kesuatu tempat bersama kakek Jason dan pelayan pribadinya, tapi aku tidak tahu dia pergi kemana”, jawab Henry, “Oh benarkah? sepertinya bibi juga harus menemui pelayan pribadinya itu”, jawab Zelona, “Charles sangat menyukai mereka bibi, aku yakin bibi juga akan menyukai mereka, aku pergi dulu ya bibi, aku tidak ingin waktu bibi bersama ibu”, jawab Henry yang tersenyum, “Baik Henry, bersenang-senanglah”, jawab Zelona yang mencium pipi Henry, kemudian Henry pergi keluar dari ruangan tersebut. setelah Henry pergi, Zelona menghampiri Diana yang masih tersenyum, “Ada apa Diana? Kamu terlihat bahagia sekali”, ujar Zelona dengan heran,
Beberapa saat kemudian Jacob datang bersama satu orang laki-laki berbadan besar yang membawa parang ditangannya dan kepala seperti Horus, lalu disamping ada seorang wanita yang membawa sabit besar dipunggungnya, lalu terlihat banyak jatihan dilengan bagian kirinya dan kepalanya terlihat seperti Menidos, setelah sampai dihadapan Frans, mereka langsung membungkuk dan berkata “Apa perintah anda Tuan Besar?”, “Maaf sudah memanggil kalian diwaktu istirahat sehabis bertugas, aku ingin kalian bermain dengannya”, jawab Frans sambil menunjuk kearah orang yang sedang dirantai, kemudian pria yang memakai kepada Horus berkata “Tidak masalah Tuan Besar, saya juga sedang bosan tidak melakukan apa-apa”, lalu wanita yang membawa sabit berkata sambil menunjuk kearah kepalanya “Lagipula kami sudah mendapat hiasan dari sana Tuan Besar, kami siap untuk misi berikutnya”, setelah itu mereka berdua berdiri dan langsung menghampiri orang yang sedang dir
Kemudian orang tersebut berkata “Aku hanya tahu sedikit tentang sekte itu karena aku hanya bawahan saja, tapi aku pernah mendengar bahwa markas kami tersebar dimana-mana bahkan disemua Kerajaan yang ada dibenua Kylum, tapi untuk di Kerajaan Bright markas terbesar ada di lembah Svenus tepatnya dibawah tanah yang terdapat reruntuhan kuno, untuk masuk kesana kalian harus mengucapkan salam”, “Kenapa berhenti? Apa salam yang harus di ucapkan?”, tanya Killer yang berjongkok melihat orang tersebut, “Aku tidak akan mengatakannya sampai kalian berjanji untuk melepaskanku dari sini, aku berjanji untuk hidup secara normal setelah keluar dari sini”, jawab orang tersebut, kemudian Killer melihat kearah Frans dan berkata “Bagaimana Tuan Besar?”, “Terserah kalian saja”, jawab Frans dengan tatapan dingin, setelah itu Killer kembali berkata kepada orang itu “Baiklah katakan”, “Salamnya adalah “Dunia kekosongan milik
Jeffry adalah seorang anak yang pintar dan cerdas, ia juga seorang yatim piatu yang tidak memiliki orang tua, saat umur 5 tahun ketika Jeffry dan keluarga ingin pergi liburan ke sebuah pantai yang ada di London, mobil yang mereka bawa tergelincir dari jalan raya karena hendak menghindari seorang anak yang sedang menyebrangi jalan, setelah kejadian itu Jeffry muda menjadi yatim piatu dan hidup dijalanan karena tidak ada satu pun kerabat yang ingin merawat dirinya, Jeffry selalu membenci dunia yang tidak adil dengan dirinya karena telah merenggut orang tua yang mencintai dirinya.Jeffry hidup dijalanan selama bertahun-tahun hingga dia berusia 25 tahun, karena ia seorang anak yang pintar dan cerdas dia bisa menghasilkan uang dengan cara membantu polisi menyelesaikan kasus pembunuhan yang memiliki teka-teki yang sangat rumit. Saat umur jeffry 15 tahun dia bekerja menjadi penyemir sepatu, saat dia sedang bekerja ada seorang yang menghampiri dirinya dan berkata “H
Polisi dan rekannya tersebut melihat kearah Jeffry kembali sambil berkata “Karena hal tersebut lah yang membuatku bingung nak,jika tidak kenapa aku mengoceh dari tadi” ujar polisi itu sambil menggosok dagunya dengan jari telujuk dan jempol tangan kanannya. “Ya mereka sangat baik mereka saja sering membantu orang-orang miskin dengan memberikan mereka pekerjaan yang layak diperusahaan nya” ujar rekan polisi tersebut sambil menatap Jeffry dengan heran. “Bolehkan aku melihat foto kejadiannya tuan” ujar Jeffry sambil tersenyum kearah polisi tersebut dan langsung berdiri untuk menatap foto yang dipegang oleh salah satu polisi.Sambil tertawa polisi tersebut berkata “ Hahaha, ini lihatlah nak, bahkan aku saja yang seorang petugas tidak mengerti apalagi kamu” dan memperlihatkan foto tersebut kepada Jeffry. Sambil mengambil foto dari tangan petugas Jeffry melihat-lihat foto tersebut dan berkata dengan tegas “Aku sudah tahu si
Saat ini Jeffry yang memegang kartu tanda pengenal polisi tersebut dengan segera melihat kearah kedua polisi yang berlari bergegas mobil mereka dan segera menghilang dan pandangan Jeffry. Jeffry saat ini mulai mengemasi peralatan kerjanya kemudian berkata “Aku harus meminta mahal untuk kasus ini pada polisi itu, setidaknya harus cukup untuk diriku makan satu minggu” sambil mengambil beberapa peralatan dan kemudian pergi dari tempat itu. Setelah itu Jeffry tiba sebuah kantor polisi kota London, kemudian dia masuk kedalamnya saat dia masuk ada seseorang yang menarik tangannya sambil berkata “Hei nak apa yang kamu lakukan disini, cepat keluar” saat ini Jeffry melihat kearah pria berbadan besar dengan kacamata hitam dan tidak memiliki rambut dan kemudian berkata “Aku sudah mendapatkan izin tuan dari salah satu polisi” sambil menyerahkan tanda pengenal yang diberikan polisi tadi.
Saat itu tiba-tiba datang dua orang pria berbadan besar lainnya dan langsung menyeret pria yang ditunjuk oleh Nona Wenn lalu terdengar suara teriakan “Tidak Nona ini salah paham aku tidak bersalah” , tanpa mengacuhkan teriakan tersebut Nona Wenn kemudian bertanya pada Jeffry sambil tersenyum “Siapa namamu anak muda?” Jefrry menjawab dengan gugup “ Na,,nama,,,namaku Jeffry Nona” lalu Nona Wenn kembali berkata “Ikutlah denganku kamu pasti belum makan, Tuan Rick sudah menyuruhku untuk memberikanmu makan sambil menunggu dia kembali kesini”. Setelah berbincang-bincang dengan Jeffry dengan secara tidak sadar Nona Wenn meteskan air mata setelah mendengar apa yang sudah dialami oleh Jeffry, kemudian dia membuka kacatamanya lalu megambil tissue dan berkata “Sungguh berat apa kamu dialami oleh seorang anak sepertimu,dengan bakat seperti ini, jika kamu bersekolah bahkan kamu bisa menjadi seorang detektif yang handal” sambil mengelap a
Saat ini mereka sampai disebuah ruangan kemudian saat mereka masuk terlihat 5 orang berada diruangan tersebut yang salah satunya adalah Joy rekan Tuan Rick. Joy adalah wakil inspektur polisi dia sahabat terbaik Tuan Rick dan rekan yang paling dia percayai. Lalu terlihat juga seorang pria dan wanita paruh baya, mereka adalah tukang kebun dan pembantu dirumah Tuan dan Nyonya Hills. Samping mereka berdua ada seorang wanita dan pria yang masih muda mereka adalah pelayan yang merawat Tuan dan Nyonya Hills. Saat ini Jeffry berkata pada Tuan Rick “Tuan berikan aku foto yang aku minta tadi” sambil menatap Jeffry, Tuan Rick lalu mengeluarkan sebuah foto yang ada disaku bajunya dan memberikan pada Jeffry. Saat Jeffry sudah menerima foto dari Tuan Rick dia kemudian berkata “Sudah kuduga” kemudian Jeffry kembali berkata sambil melihat kearah empat orang yang berdiri di depannya “Baiklah Tuan