Beranda / Romansa / The Sugar Baby of Uncle Blue / Bab 4: Menyelamatkan Kucing Seksi dan Liar! 2

Share

Bab 4: Menyelamatkan Kucing Seksi dan Liar! 2

Penulis: Miss.EA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-27 16:36:10

Napas Emely terdengar jelas di telinganya. Cepat, tersengal, dan tidak teratur. Begitu dekatnya Delon kini hingga ia bisa merasakan udara panas yang terpancar dari tubuh Emely.

“Emely ...,” panggil Delon akhirnya. Suaranya parau, hampir seperti bisikan yang disengaja untuk memancing reaksi.

Emely tersentak. Tubuhnya tegang seketika, matanya terbelalak, sebelum akhirnya ia menoleh ke sumber suara. Raut wajahnya berubah, keningnya mengerut tajam, menampilkan ekspresi penuh ketidaksukaan. Pandangannya menusuk, sinis, meski tubuhnya terlihat goyah.

“Mau apa kamu di sini?” tanya Emely. Suaranya lirih, tetapi nadanya tetap tajam.

Delon tersenyum tipis, mengabaikan nada ketus itu, seakan-akan tak berpengaruh padanya. “Aku menyusulmu ke sini,” jawabnya santai. Seolah-olah ia adalah pahlawan yang datang untuk menyelamatkan sang tuan putri. “Aku khawatir padamu.”

Delon mengambil selangkah lebih dekat. Namun, Emely seperti sebuah reaksi otomatis, langsung bergerak menjauh. Punggungnya makin menempel ke dinding di belakangnya, mencoba menciptakan jarak yang aman dari lelaki muda itu.

“Aku siap membantu, kalau kau menginginkannya,” lanjut Delon. Matanya memindai wajah Emely yang memerah, rambutnya yang kini basah oleh keringat, hingga dada wanita itu yang naik-turun cepat karena tarikan napasnya.

“Terima kasih,” ujar Emely dingin. “Tapi, aku tidak membutuhkannya sama sekali. Pergilah dan tinggalkan aku.”

Nada tegasnya membuat rahang Delon mengeras. Lelaki itu tidak menyangka bahwa Emely masih punya keberanian dengan menolaknya dalam keadaan seperti ini. Tatapannya berubah menjadi lebih tajam, lebih berbahaya, seolah-olah ia tidak akan menerima penolakan untuk kedua kalinya.

Namun, Emely tak menunggu jawaban. Dengan langkah tergesa-gesa, wanita itu mencoba meninggalkan tempat meskipun tubuhnya masih terasa berat dan lemas. Sayangnya, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, sebuah tangan besar menangkap pergelangan tangannya dengan kasar.

“Delon! Lepaskan aku!” seru Emely, mencoba melepaskan diri.

Namun, Delon tidak peduli. Dalam satu gerakan cepat, ia menarik Emely hingga tubuh wanita itu terhuyung, lalu menyentak tangannya ke atas. Kedua pergelangan tangan Emely kini terperangkap di dalam cekalan Delon, tergenggam erat di atas kepala. Tubuh Emely terpaku di dinding, tak mampu bergerak. Delon berdiri tepat di hadapannya, mengungkung tubuhnya tanpa cela sedikit pun.

“Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!” Emely meronta, suaranya bergetar ketakutan. Namun, kekuatannya tidak cukup untuk melawan. Efek obat itu membuat tubuhnya lemas, tak berdaya di bawah tekanan Delon.

Delon hanya menyeringai. Matanya berkilat penuh minat, memindai setiap inci wajah Emely yang kini memerah. Napas wanita itu begitu panas dan cepat, hampir membakar wajahnya yang makin mendekat.

“Kau butuh sentuhan pria saat ini, Emely,” bisik Delon dengan suara rendah. Sebelah tangannya turun ke pinggang Emely, memberikan remasan lembut di sana. Bibirnya hampir menyentuh telinga wanita itu saat ia melanjutkan, “Dan, aku dengan senang hati akan memberikannya untukmu, Sayang.”

Emely memutar wajahnya agar menjauh. Tubuhnya bergetar, bukan karena efek obat semata, melainkan karena rasa takut yang kini menjalar hingga ke tulang-tulangnya. “Delon, kumohon ... jangan lakukan ini .…” Suaranya kini hampir pecah, sebuah bisikan lirih yang penuh kepanikan.

Namun, Delon tak menjawab. Senyumnya makin melebar, seperti pemangsa yang sudah menangkap mangsanya dengan sempurna. Malam ini, ia yakin tak ada yang bisa menghalanginya.

Sebuah SUV mewah berwarna hitam berbelok mulus memasuki area parkir Azure Nightclub. Mesin mobil berhenti dengan suara halus. Kemudian, dari dalam, Blue melepas sabuk pengamannya dengan gerakan cepat. Satu tangan mematikan mesin, sementara tangan lainnya sudah meraih gagang pintu.

Pria itu turun dari mobil. Sepatunya menginjak lantai parkir, menghasilkan bunyi lembut yang memantul di udara. Dengan langkah lebar dan pasti, Blue berjalan menuju pintu utama club tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Udara malam terasa dingin, tetapi pria itu tetap tampak tenang dan fokus.

Begitu pintu club terbuka, suasana seketika berubah. Suara musik mengentak keras, bass berdentum hingga terasa di dada. Lampu-lampu warna-warni berkedip liar, menciptakan atmosfer gemerlap yang menggoda. Aroma alkohol dan keringat bercampur di udara, membuat suasana makin panas.

Blue terus melangkah masuk. Tatapannya yang tajam segera menyapu seluruh ruangan. Ia tidak datang ke sini untuk bersenang-senang seperti pengunjung lainnya. Matanya memindai setiap sudut, melewati kerumunan di lantai dansa yang bergerak liar mengikuti irama musik. Pria itu mencari satu sosok tertentu, seseorang yang ia tahu selalu memancarkan aura menggoda seperti kucing liar yang penuh misteri.

Namun, Blue tak kunjung menemukan sosok itu. Keningnya berkerut, ekspresi wajahnya berubah serius. Dengan langkah panjang, ia melangkah menuju meja bar. Bartender yang sedang mengelap gelas segera menawarkan minuman. Blue hanya mengangkat satu tangan, memberi isyarat penolakan yang tegas.

“Hai, Tuan Sinclair.” Suara lembut seorang wanita memecah fokusnya. Blue menoleh sedikit. Seorang wanita dengan gaun minim—yang lebih banyak memperlihatkan daripada menutupi tubuhnya—mendekat dengan senyum genit. Jemarinya yang lentik dan berhias cat kuku merah menyala mulai menyusuri bahu lebar Blue, berusaha menarik perhatiannya. “Senang sekali melihat Anda di sini malam ini.”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
siap² d bogemmm lu Delon
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 193: Happy Ending 2

    “Early, itu bukan anaknya Uncle Blue?” tanya Rich sambil menunjuk seorang gadis kecil yang tampak kebingungan. Dia adalah Amara. Early mengikuti arah pandangan Rich dan melihat Amara berdiri di sudut ruangan dengan wajah bingung. Bocah itu tampak seperti sedang mencari seseorang. “Sebentar,” ucap Early, meninggalkan saudaranya dan berjalan menghampiri Amara. “Hey, Amara?” sapanya lembut sambil meraih tangan mungil gadis itu. Amara terkejut sesaat sebelum mendongak menatap Early. “Uncle Early?” “Kamu lagi cari siapa, hmm?” tanya Early. “Aku cari Aunty Talia. Aku mau minta tolong antar ke toilet. Aku mau pipis,” jawab Amara polos, wajahnya menunjukkan betapa tersiksanya dia menahan keinginannya. “Uncle antar, mau?” tawar Early karena merasa iba. Menahan pipi adalah sesuatu yang tidak enak. “Mau, Uncle? Boleh?” Amara bertanya dengan mata berbinar. “Tentu saja,” jawab Early sambil menggenggam tangan kecil Amara. “Ayo, kita cari toilet,” ajaknya. Ketika Early dan Amara pergi, Ric

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 192: Happy Ending 1

    *** Pesta malam itu digelar dengan megah di Hotel Armani Milano, salah satu hotel paling mewah dan bergengsi di jantung kota Milan. Bangunan ini memadukan keanggunan arsitektur modern dengan kehangatan desain klasik khas Italia. Lobi hotel dihiasi lampu gantung kristal yang berkilauan, sementara lantai marmernya memantulkan kemegahan dekorasi bunga segar dan ornamen berlapis emas yang tersebar di seluruh ruangan. Ballroom utama, tempat resepsi berlangsung, dihiasi dengan nuansa putih dan emas, menciptakan suasana mewah namun tetap romantis. Tirai panjang dari kain sutra menghiasi dinding, sementara meja-meja bundar dilapisi kain beludru dengan centerpiece bunga mawar dan lilin aromatik. Emely, kini telah berganti ke gaun pengantin keduanya yang memukau. Gaun putih panjang itu dirancang dengan detail mewah, menampilkan potongan punggung terbuka yang memberikan kesan seksi namun tetap elegan. Bahan gaun terbuat dari satin berkilau dengan aksen renda halus yang melapisi bagian p

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 191: Wedding Day

    *** Di jantung kota Milan, berdiri megah Duomo di Milano, sebuah katedral ikonik yang menjadi saksi ribuan kisah cinta selama berabad-abad. Hari ini, katedral itu menjadi tempat sakral di mana Blue dan Emely akan melangsungkan pemberkatan pernikahan mereka. Setelah perjalanan panjang selama dua bulan yang penuh persiapan dan harapan, akhirnya pasangan itu sampai di titik ini—momen yang telah lama mereka nantikan. Di hadapan Tuhan, mereka akan berjanji untuk sehidup semati, mengikat cinta mereka dalam ikatan suci yang tak tergoyahkan. Hari itu, suasana di sekitar katedral penuh dengan kehangatan dan antusiasme. Keluarga besar dari berbagai penjuru datang, khusus untuk menyaksikan pernikahan Emely, salah satu cicit dari keluarga Blaxton. Di sisi lain, keluarga Sinclair tak kalah antusias. Jika dibandingkan dengan pernikahan Blue sebelumnya, kali ini seluruh keluarga Sinclair, dari berbagai generasi dan wilayah, hadir untuk memberikan restu mereka. Keindahan katedral Duomo di Milano

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 190: Permintaan Maaf Erlan 2

    Mendengar cerita Amara, tiba-tiba suara berat Erlan memecah suasana. “Mommy sama Daddy berendam di mana, Nak? Bareng sama Amara?” tanyanya dengan nada penasaran campur curiga. Sejenak, ruangan itu mendadak hening. Semua mata kini tertuju pada Erlan, termasuk Blue dan Emely. Wajah Emely langsung memanas, tubuhnya sedikit kaku. Dia menggigit bibir bawahnya, merasa gugup mendengar pertanyaan sang ayah. Apalagi ketika pikirannya melayang ke momen-momen intim antara dirinya dan Blue di jacuzzi tadi. ‘Aduh, bisa gawat kalau Daddy tahu apa yang terjadi tadi di jacuzzi,’ batinnya cemas. Sementara itu, Blue terlihat sangat tenang—mungkin terlalu tenang. Sikap santainya yang berlebihan justru membuat Emely semakin gelisah. Amara, yang polos seperti biasanya, mengalihkan pandangannya ke arah Erlan. Matanya berbinar cerah saat menjawab, “Tidak, Grandpa. Tempatnya terpisah. Aku berenang di luar bersama teman-teman, sedangkan Mommy sama Daddy berdua saja di dalam ruangan. Mereka berendam di jac

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 189: Permintaan Maaf Erlan 1

    *** “Mommy, Daddy, kenapa pintunya ditutup?” tanya Amara, sambil berdiri di dekat pintu ruangan jacuzzi. Wajah mungilnya menatap bergantian antara Blue dan Emely dengan rasa penasaran. Baru saja Amara masuk ke dalam ruangan tempat Blue dan Emely berendam, diantar oleh seorang petugas yang berjaga di kolam renang luar. Sementara itu, Blue dan Emely sudah keluar dari jacuzzi dan sedang mengganti pakaian serta mengeringkan tubuh mereka. “Pintunya memang harus ditutup, Nak. Ruangan ini memang khusus untuk privasi orang dewasa,” jawab Blue dengan suara lembut. “Tapi, ‘kan di luar juga ada orang dewasa, Daddy,” Amara balas sambil melipat kedua tangan di dada, tampak berpikir keras dan menatap sang ayah dengan ekspresi penasaran. “Begini, Nak. Di luar itu terbuka, ramai, dan orang-orang bebas masuk. Tapi di sini, di ruangan ini, kita mencari ketenangan. Jadi, orang yang masuk ke sini memang sengaja mencari suasana yang lebih tenang dan privasi. Itu sebabnya pintunya harus tetap tertutu

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 188: Godaan di Dalam Jacuzzi 3

    Namun, tiba-tiba, dengan gerakan sigap, Blue mengangkat tubuh ramping Emely dengan mudah ke atas pangkuannya. Air di jacuzzi sedikit bergolak akibat gerakan mendadak itu. Emely memekik kecil, terkejut dengan tindakan pria itu. Namun, dengan refleks, kedua lengannya segera melingkar di leher kekar Blue, berusaha menyeimbangkan diri. Tatapan mereka bertemu dalam jarak yang begitu dekat. Emely memandang Blue dengan mata yang sedikit membesar, penuh rasa gugup. Di sisi lain, Blue hanya menatapnya dengan tatapan intens penuh kekaguman. Sorot mata pria itu seolah mengungkapkan sesuatu yang lebih dalam daripada sekedar cinta. Blue tersenyum kecil, sebuah senyum yang menawan dan sarat makna. Baginya, gadis cantik di hadapannya ini adalah segalanya, membuatnya tak pernah tergoda oleh ribuan wanita lain yang menawarkan diri di luar sana. Bagi Blue, Emely adalah satu-satunya, makhluk Tuhan yang diciptakan khusus untuk dirinya. "Kau sangat cantik, Emely," bisik Blue dengan suara yang rendah,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status