Share

Bab 19

"Radit!"

Radit yang sudah siap dalam balutan seragam sekolah berhenti mendengar panggilan dari ayahnya saat ia melangkah melewati ruang makan. Ia pun berbalik. Sudah lama tak ada kata di antara mereka. Sejak... lama. Dan ini pasti penting sampai ayahnya mau repot menyapanya.

Tak segera Radit menjawab apalagi mendekat. Ia berdiri saja di tempat, dengan tangan menggantung di tali tas.

"Papa mau bicara. Bisa ke sini sebentar?"

Radit menggembuskan napas. Namun ia mendekat juga ke meja makan. Sudah ada lima tahun mungkin ia tak pernah lagi satu meja dengan ayahnya. Amarah dan rasa benci langsung menggerogotinya setiap bertemu tatap dengan pria menjelang paruh baya itu.

"Duduk!"

"Aku berdiri juga bisa denger," Radit menolak.

Adit mencengkram gelas jus jeruknya. Buku-buku jarinya memutih. Jelas sekali bila pagi ini amarahnya mulai menyala.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status