"Kenapa Kak Hans lama sekali? Apa yang diperbuatnya di Aula bersama Raja?"Rhea mondar-mandir di kediamannya. Makanan dan minuman yang sudah diantar dari 10 menit yang lalu juga sudah dihabiskannya."Katanya kamu akan menjelaskan ini semua. Apa aku sebaiknya keluar memeriksa?""Putri, sebaiknya kita tunggu sebentar lagi. Ini bukan Kerajaan Aphrodite, kita tak bisa mondar-mandir dengan leluasa. Apalagi Kerajaan Theligonia ini juga luas," Shera memberi saran.Shera dan Pearl masih dalam berbentuk peri kecil. Mereka duduk di tepi meja makan dengan kaki bergelantungan di bawahnya."Tapi coba kalian pikir. Kita sudah di dalam kediaman ini selama setengah jam. Tidakkah kalian merasa takut? Apalagi," Rhea berjalan mendekat. Berlutut di dekat mereka. Ia berbisik, "aku takut kalau penyamaranku terbongkar."Pearl dan Shera tersentak. Mereka jatuh ke belakang. Lalu, kembali ke ukuran semula. Sekarang mereka duduk di meja dalam ukuran normal
"Pangeran, Putri Rhea berjalan bersama Pangeran Bladwin!" Steve berlari. Lalu, berhenti di belakang Hans."Siapa itu Putri Rhea?" Hans berhenti menyirami tanamannya. "Yang kutahu ada Putri Helena disini." Hans memberikan alat siraman kepada Steve. Lalu, berlalu pergi. Masuk ke dalam kediamannya.Steve menaruh alat siraman itu pada meja kayu. Berjalan menyusul Hans."Maafkan aku, Pangeran. Aku keceplosan."Hans duduk bersila di atas bantal. Belakang meja."Kau selalu begitu Steve. Sudah aku peringatkan beberapa kali, tapi kau, ya sudahlah percuma,""Maafkan aku, Pangeran!" Steve berlutut dengan kedua kakinya."Tadi kau bilang Putri Helena bersama Pangeran Bladwin? Sejak kapan Baldwin tertarik dengan tamu Kerajaan?""Aku kurang tahu, Pangeran. Tapi Pangeran yang mendatangi kediaman Putri. Lalu menjemputnya,"Sepertinya sainganku bertambah. Sial.***"Bagaimana dengan taman ini? Indah buk
"Hai, Putri Helena!" Hans menyapa ramah.Berani-beraninya dia. Tadi mengolokku, sekarang tersenyum polos seperti itu. Apa ini definisi bermuka dua yang ada di buku?Selama ini aku tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan bermuka dua. Pengalaman sendiri lebih mudah dimengerti daripada penjelasan buku berlembar-lembar.Kenapa Rhea tidak merespon? Apa dia marah karena menungguku terlalu lama?, pikir Hans."Kenapa kamu kesini?" tanya Rhea ketus. Ia duduk di sebuah bantal di balik meja."Seperti janjiku, setelah pertemuan Aula selesai. Aku kesini,""Oh,""Lalu, kau tadi mau tahu kalau kenapa aku bisa jadi Putra Mahkota kan?"Hans berdiri saja. Ia merasa dirinya tak boleh duduk jika si pemilik kediaman belum mempersilakannya."Aku sudah tahu dari Pangeran Bladwin. Kau adalah anak dari Putra Mahkota Dalmacio. Tetapi dikarenakan beliau meninggal dalam pertarungan. Kamu diangkat menjadi anak Raja Harry,"
"Ouch," Rhea mengerang.Reflek tangannya ditempelkan di dada sebelah kiri. Tepat di jantung. Jantungnya terasa tertusuk.Sakitnya datang lagi. Apakah ini benar-benar karena Kak Hans?, pikir Rhea."Rhea, kau kenapa? Kau sakit?" tanya Hans cemas.Dengan sigap ia memegang kedua lengan atas Rhea. Ia menggenggamnya dengan kuat. Di saat yang bersamaan, kedua kaki Rhea terasa lemas. Rhea berakhir di pelukan Hans."Hei, Kak Hans jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan," protes Rhea.Walaupun matanya sudah tidak terlalu berfungsi dengan baik, ia masih tahu dengan keadaan di sekitarnya. Sinar mentari mulai menusuk matanya. Silau.Hans yang memiliki tingkat peka tinggi, membentangkan telapak tangannya di atas mata Rhea. Menghalau sinar mentari."Mana mungkin aku seorang Putra Mahkota akan melakukan tindakan jahat seperti itu. Aku hanya akan mengambil kesempatan di saat kau mengizinkan,""Apa. maksud. perkataa
Rhea terkulai lemah saat Hans membaringkannya di atas batu besar di dalam gua. Napasnya tersengal kadang sesak. Kekuatannya seperti lenyap seketika.Jantungnya terasa seolah-olah bisa berhenti kapan pun jantungnya mau. Terasa jantungnya akan copot saat ini juga.Rhea berusaha membuka kedua kelopak matanya setelah ia sadar dari jatuh pingsan. Ia mengerjap-ngerjap matanya. Gua yang tidak terlalu terang membuat penglihatannya pulih lebih cepat."Aku ada di gua Red Stone?" Rhea tanya memastikan."Iya Putri. Saat Putri jatuh pingsan, Pangeran Hans juga yang menggendong Putri masuk ke dalam gua," jawab Shera. Ia telah kembali ke ukuran normal. Begitu juga dengan Pearl.Shera berdiri tak jauh dari tempat Rhea terbaring, sedangkan Pearl lebih memilih mengitari gua. Sesekali berjongkok karena kakinya terasa pegal."Apa pecahan Red Stone ini bisa membantuku pulih?""Sedari tadi kami mencoba untuk mempelajari Red Stone ini Putri. R
"Pearl, aku akan ikut bermeditasi disini. Aku akan menjemput Putri dari alam kekal," Shera melepaskan tangannya dari punggung Rhea.Ia duduk memunggungi Rhea. Duduk bersila."Hei, apa kamu yakin dengan cara ini? Kita hanyalah peri kecil tanpa kekuatan yang berarti. Jika kamu masuk ke alam sana, bukannya kamu yang menyelamatkan Putri, malah sebaliknya,"Benar juga kata Pearl. Mereka hanyalah peri biasa. Peri yang biasa diakui sebagai peri tingkat terendah. Walaupun Rhea tidak masalah dengan kekurangan mereka, namun tidak ada yang bisa menutupi fakta bahwa hanya pelayan Putri Rhea yang kekuatannya hanya sebesar biji wijen.Shera mengurungkan niatnya. Ia turun dari batu. Kembali membantu Pearl menahan berat tubuh Rhea."Jadi, hanya Putri yang bisa menyelamatkan diri sendiri,""Dan jika ada mukjizat,"***Hans cepat-cepat turun dari langit kira-kira jaraknya 5 meter jauh dari Istana. Ia tak mau jika ia terkena masal
Kerajaan Aphrodite."Yang Mulia Raja, Pangeran Philip datang menghadap!" seorang kasim memasuki Aula Kekaisaran.Raja Heros menurunkan buku hologram yang ia baca. Layar hologram otomatis padam saat Raja menaruhnya kembali ke rak buku kecil di sampingnya.Buku hologram itu sangat efisien. Peri hanya perlu memegang sebuah stik kecil dengan ukiran yang menuliskan tema bacaan yang berbeda-beda.Buku-buku hologram itu merupakan inovasi terbaru dari hasil penelitian Raja Heros dan Pangeran Philip.Selamat tinggal untuk buku Ensiklopedi super tebal, sebentar lagi Para Peri bisa menyimpan ratusan buku hanya dalam ukuran satu tempayan."Biarkan ia masuk," jawab Raja.Kasim tersebut mundur sekitar dua langkah kemudian berbalik dan berjalan keluar."Pangeran, silakan masuk!" Kasim merentangkan tangannya."Terima kasih, Kasim!""Yang Mulia Raja, saya datang menghadap," Philip memberi hormat dengan telapak
Rhea sudah berada dalam kereta kuda. Namun, kudanya terasa lebih stabil dan cepat."Ini bukan kuda seperti tadi pagi. Apakah kuda ini juga menyerap kekuatan Red Stone?""Iya, Putri. Benar sekali," jawab Hans lewat telepati."Hei, kamu menguping?""Tidak. Aku tidak sengaja mendengarnya karena ternyata pemancar sinyalku masih dalam keadaan nyala. Maaf. Aku lancang sekali,""Kamu memang lancang sekali dan tidak beradab Pangeran. Bahkan kamu mengolok-olok aku,""Ngolok? Kapan?""Sudahlah. Aku malas menjelaskannya padamu. Energiku habis karena aku terlalu lama ada di Kerajaan Manusia""Tenang saja. Setelah kau percaya sama aku, kau boleh pulang. Dan aku harap, kau bisa menjelaskan maksudmu tentang mengolok-olok,""Persetan!""Putri, apa kau lebih mempercayai Pangeran Bladwin daripada aku?""Kenapa malah bawa-bawa Pangeran Bladwin?""Jawab saja!""Jika kamu mau tahu, iya. A