Share

Ayu Diningtyas Melancholy

***

"Namamu Ayu bukan, sini kubantu,"

Ajakan itu ga bakal saya lupakan, setelah 2 tahun bersama-sama di SMP. Meski kami sangat minim berbincang, namun akhirnya dia memanggil namaku. Kak Indri, majikanku di toko kelontong memberi tahu jalan menuju SMK yang saya tuju tidak melulu aman. Kadang-kadang ada begundal yang anti dengan pengidap sindrom ludens seperti saya.

Setelah mengajukan cuti untuk mendaftar ulang, Kak Indri memeluk saya erat. Ia mengucapkan lagi ucapan selamat karena berhasil diterima di sekolah yang baik dengan beasiswa. Saya tidak akan lupa pertemuan pertama kali di depan toko itu saat saya masih kecil. Kak Indri datang dengan sebuah handuk.

"Kamu sakit dan dengan matamu yang kuning itu, tidak akan ada rumah sakit yang akan merawatmu," katanya waktu itu dengan wajah serius. Saat itu karena ketakutan, saya memilih berlari.

Saya tidak tahu berapa lama saya berada di jalan, dipikul, dihina dan didera. Saya tidak sendiri namun mereka tid

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status