Share

The Weakest Prince
The Weakest Prince
Penulis: nafelixz_

Bab 1

Suara gemuruh berbunyi di atas langit yang gelap gulita. Seluruh kerajaan diselimuti dengan hawa dingin dan penuh ketegangan. Di sebuah aula besar Istana Ratu, terlihat seorang pemuda yang sedang mendekap sang Ibunda yang baru saja mengembuskan napas terakhirnya di pelukannya. Pemuda itu adalah Pangeran kedua dari Kerajaan Mamertino yang bernama Alzio de Mamertino. Di belakangnya ada seorang pemuda lainnya yang tampak lebih tua darinya yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Dia menatapi pemuda yang sedang mendekap Ibunya tersebut dengan mata penuh kebencian.

“Kenapa Kakak tega melakukan hal seperti ini?” lirih Alzio dengan penuh kesedihan. Sang adik menatap lekat mata kakak satu-satunya itu dengan penuh rasa kekecewaan. Kenapa kakak yang sangat ia hormati melakukan hal seperti ini?

“Keluargamu pantas mendapatkannya,” ucap sang kakak dengan ekspresi dingin di wajahnya. Dengan sigap sang kakak mengacungkan pedang yang sudah bersimbah darah ke arah leher Alzio. Dia menatap tajam sang adik dengan tatapan yang sama seperti sebelumnya. Dengan tatapan pasrah dan berlinang air mata Alzio sudah siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Terima kasih sudah menjadi adikku selama ini.” Tanpa belas kasih sang kakak langsung memenggal kepala adik laki-lakinya tersebut. Di sinilah kisah sang Pangeran Kedua berakhir dengan begitu tragis.

Brak!!!

Di sisi lain, seorang pemuda lainnya baru saja melemparkan buku novel yang ia baca ke lantai begitu saja. Novelnya berjudul 'Cinta Sejati' yang bercerita tentang percintaan antara Pangeran Pertama dengan tunangan Pangeran Kedua.

“Sialan, kenapa endingnya berakhir seperti itu?!” gerutu pemuda bernama Kamal dengan penuh kekesalan. Dia sangat tidak puas dengan ending novel yang baru saja ia baca. Padahal itu adalah sebuah novel romansa yang seharusnya berakhir dengan hal yang manis, tetapi ini malah berakhir tragis seperti ini.

Kamal adalah seorang anak lelaki yang saat ini menduduki bangku kelas XII di SMA unggul di kota. Dia dikenal oleh para guru sebagai anak yang berprestasi dan berkepribadian baik. Namun, tak disangka, ternyata Kamal sebenarnya adalah pemimpin dari kumpulan anak-anak nakal di kotanya.

Kamal pun mengambil smartphone yang ada di dekatnya begitu mendengar ada pesan yang masuk. Di pesan itu terlihat seperti kumpulan anak-anak nakal yang sedang mempermainkan seseorang pria dan menyuruh Kamal untuk datang ke sana.

“Baguslah, aku butuh hal seperti ini untuk meredakan kekesalanku,” gumam Kamal sambil tersenyum. Dia pun bergegas bangkit dari tempat tidurnya untuk segera pergi menuju tempat yang tertera di dalam pesan tersebut. Sebelum pergi, dia melihat ke arah rak buku yang ada di kamarnya.

‘Mungkin aku akan membawa satu novel agar tidak bosan nantinya,’ batin Kamal.

Sesampainya di tempat yang dijanjikan, Kamal sudah disuguhi oleh pemandangan yang amat tidak sedap dipandang. Orang yang tadi ada di foto itu sudah memiliki banyak memar di wajahnya. Kamal menatap dengan wajah datarnya ke arah anak-anak yang sudah memukuli orang tadi.

“Padahal jangan sampai babak belur begini,” ujar Kamal sambil menghela napasnya. Dia pun menatap ke arah seorang lelaki yang sudah babak belur itu. Mengangkat wajahnya dan memandanginya dengan aura penuh ancaman. Sebelumnya orang itu sudah mengganggu teman-teman Kamal, bahkan sampai membuat salah satunya masuk ke rumah sakit. Karena itu mereka ingin membalasnya.

“Sepertinya kau sudah cari masalah dengan orang yang salah,” ucap Kamal sambil tersenyum sinis. Kamal pun menyuruh salah satu bawahannya untuk membawa pergi orang itu. Tadinya dia ingin sedikit menghajarnya tetapi karena orang itu sudah babak belur dia sudah tidak punya keinginan seperti itu. Dengan berjalan diiringi oleh para anak buahnya, Kamal pun membuka novel yang ia bawa tadi. Salah satu anak buah terdekatnya heran sempat-sempatnya Kamal membawa novel di situasi seperti ini.

Saat sedang berjalan, Kamal secara tak sengaja berpapasan dengan seorang gadis yang tengah terburu-buru melewati mereka. Gadis itu tak sengaja menabrak Kamal sehingga novel yang tengah ia baca terjatuh. Melihat hal itu para anak buah Kamal langsung menatap sinis ke arah gadis itu. “Ma-maafkan aku!” teriak gadis itu dengan suara yang gemetaran. Dia langsung mengambil novel yang terjatuh tadi dan memberikannya kepada Kamal.

Sambil tersenyum Kamal menerima novel tersebut. Dia pun mengatakan itu bukanlah masalah besar. Tak sengaja gadis itu melihat judul novel yang dibawa Kamal.

“Eh? Kenangan Manis di Musim Panas?” ucap gadis itu spontan. Kamal pun bertanya apa dia tau novel itu. Gadis itu menjawab iya, dia sangat menyukai isi novel tersebut. Kamal menjadi tertarik dengan gadis itu dan menanyakan namanya.

“Namaku Mia,” ucap gadis itu sambil tersenyum.

Begitulah pertemuan pertama Kamal dengan gadis yang sudah mencuri hatinya tersebut. Tak disangka, semakin lama mereka semakin dekat. Kamal yang mengetahui kalau Mia satu sekolah dengannya sering menghampiri ke kelasnya. Rumor pun mulai bertebaran di sana-sini.

Hingga tiba saat Kamal sudah membulatkan tekadnya untuk menyatakan perasaannya kepada Mia. Sepulang sekolah, mereka berdua bertemu di taman dan di situlah Kamal menyatakan perasaannya. Mia yang terkejut walaupun sebenarnya senang mendengar hal itu meminta waktu untuk menjawabnya. Dia berjanji akan menjawabnya besok di sini dan waktu yang sama. Kamal menantikan saat itu.

Keesokan harinya, di kelas Mia beredar gosip kalau Kamal sedang berpacaran dengan seorang gadis. Mia mengatakan kepada salah satu temannya kalau Kamal baru saja menyatakan perasaannya kepadanya. Mendengar hal itu, temannya itu terkejut. Dia mengatakan kepada Mia kalau Kamal itu sebenarnya pasti hanya mempermainkannya. Kamal dikenal sebagai seorang playboy yang suka mendekati banyak wanita.

Seketika pikiran Mia menjadi kosong mendengar hal itu. Dia tidak bisa percaya kalau Kamal hanya mempermainkannya. Tapi tiba-tiba dia teringat dengan sosok Ayahnya yang dulu selingkuh dan meninggalkan keluarganya. Sekali lagi, Mia menjadi tidak percaya kepada laki-laki. Karena sudah termakan gosip dan kenangan di masa lalu,  Mia mulai membenci Kamal tanpa sebab.

Saat pulang, ia menghampiri Kamal yang sedang berkumpul dengan anak buahnya. Melihat Mia datang, Kamal dalam lubuk hatinya yang paling dalam sangat gugup. Namun, bukan sebuah jawaban yang ia dapat malah sebuah cacian dan makian yang ia dapatkan.

“Kau laki-laki brengsek! Mendekatiku hanya untuk mempermainkanku, ini sebabnya aku benci laki-laki ... Kuharap kau mati sebagai orang yang sangat baik!”

Saat itu pula Mia langsung pergi begitu saja meninggalkan tempat tersebut. Kamal terdiam sejenak mendengar cacian yang lontarkan Mia barusan. Wajahnya langsung berubah menjadi penuh amarah. Dengan suasana hati yang buruk ia bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, pelayan di rumahnya menyambutnya dan bilang kalau Ayahnya akan pulang sebentar lagi. Tidak peduli dengan hal itu, Kamal langsung menuju ke kamarnya. Terhanyut dalam perasaan kesal, sedih, dan marah menjadi satu tak lama kemudian Kamal mulai tertidur.

Keesokan harinya, keanehan mulai terjadi di sekitar Kamal. Saat membuka mata ia merasa asing dengan suasana di kamarnya dan ia juga merasa tubuhnya sedikit berbeda. Ia pun bangkit dari tempat tidurnya. Saat tak sengaja melewati sebuah cermin, ia terkejut begitu melihat sosok yang ada di pantulan cermin tersebut. Seorang pria berwajah cantik berambut pirang dengan mata berwarna biru seperti lautan.

‘Si-siapa pria cantik yang terlihat lugu itu?!’ batin Kamal dengan penuh kepanikan.

Ia pun mendekat ke arah cermin, memastikan secara rinci yang ternyata pria cantik yang ada di hadapannya itu ternyata adalah dirinya sendiri. Mengetahui hal itu, Kamal berkali-kali mencubit wajahnya agar ia bisa terbangun dari mimpi ini. Namun ini bukanlah mimpi, ini adalah kenyataan. Dari luar kamar terdengar suara ketukan pintu.

Tok-tok!

Kamal langsung waspada dan menoleh ke arah pintu tersebut.

“Yang Mulia, apakah Anda sudah bangun?” ucap orang yang ada di luar tersebut. Kamal sedikit kebingungan begitu mendengar apa yang baru diucapkan oleh orang itu.

‘Yang Mulia? Aku?’ batin Kamal.

Orang yang ada di luar itu langsung membuka pintu kamar Kamal. Seorang pria dengan rambut perak dan mata berwarna abu-abu memasuki kamarnya. Ketika ia melihat Kamal sedang berdiri di depan cermin, ia sedikit heran.

“Ternyata Anda sudah bangun, kenapa tidak menjawab saya,” ucap pria itu sambil mendekat ke arah Kamal. Secara tidak sengaja Kamal malah berteriak.

“Hah? Si-siapa kau? Kakek dari mana kau?!” teriak Kamal sampai terdengar oleh seluruh pelayan lainnya. Pria itu menatap Kamal dengan tatapan khawatir.

“Apa yang terjadi? Apakah Anda sakit, Yang Mulia Alzio?” ucapnya sambil memeriksa tubuh Kamal. Mendengar pria itu menyebutkan nama Alzio, Kamal merasa tak asing dengan nama tersebut.

“Alzio? Siapa itu?” ucapnya spontan. Seluruh pelayan yang ada disana langsung dilanda kehebohan. Terutama pria berambut perak tersebut dia terlihat sangat panik. Tampaknya ia adalah pelayan pribadi pemilik tubuh yang sedang dirasuki oleh Kamal.

“Cepat panggil Dokter Kerajaan! Sepertinya Yang Mulia sakit parah!” teriak pria itu memerintah pelayan yang ada di sana. Tanpa diberikan kesempatan untuk mencerna situasi yang terjadi di depannya, Kamal dipaksa untuk berbaring dan diperiksa oleh seorang dokter.

“Sepertinya tidak ada masalah besar, mungkin beliau hanya gugup sebelum perayaan kedewasaannya dimulai besok,” ucap dokter yang baru saja memeriksa Kamal. Seluruh pelayan yang ada disana langsung merasa lega.

Akhirnya perlahan Kamal mulai memahami apa yang terjadi. Sekarang ini ia ada di dalam tubuh Alzio de Mamertino, seorang Pangeran dari Kerajaan Mamertino. Tokoh pendukung dari novel yang ia baca belum lama ini yang berjudul 'Cinta Sejati', yang artinya sekarang ia sedang berada di dalam dunia novel.

“Ah ini sangat menyebalkan,” gerutu Kamal. Di endingnya Alzio mati secara mengenaskan di tangan kakaknya sendiri. Mengetahui kenyataan kalau sekarang ia menjadi Alzio, ia benar-benar merasa kesal. Alzio di dalam novel dikenal sebagai Pangeran yang murah hati dan baik. Ia adalah Pangeran yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tetapi lemah dalam bela diri. Karena itu ia dijuluki sebagai Pangeran Terlemah.

‘Ah, yang benar saja ... Kenapa aku harus masuk ke novel ini dari sekian banyaknya novel yang kubaca? Ini adalah satu-satunya novel yang paling kubenci,’ batin Kamal penuh kekesalan.

Di sinilah perjalanan Kamal sebagai Pangeran Alzio de Mamertino untuk merubah ending dari novel tersebut dimulai.

-tbc.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status