"Aku tidak bawa ganti."
"Ya sudah tidak usah berpakaian. Begitu saja repot."
Malam itu setelah berdebat dengan Kristan panjang lebar, Bella lebih baik mengalah, Kristan ingin Bella mengganti pakaian sedangkan Bella tidak membawa pakaian ganti. Akhirnya Kristan menelepon orang rumah untuk membawakan aku gaun untuk pergi ke rumah Kakek dan setelahnya, kami pun berangkat ke rumah kakek.
Di dalam mobil, keduanya diam dengan pikirannya masing-masing, Bella berkutat dengan pikirannya sendiri begitu juga dengan Kristan, Kristan mengikuti kemauan Bella yang ingin pergi ke rumah Kakek. Kristan ingin tau sampai mana Bella mengikuti alasannya itu.
Di dalam pikiran Bella, sebenarnya tidak ada rencana sama sekali untuk Bella pergi ke rumah Kakek. Ini hanyalah ide spontan yang terlintas begitu saja dari dalam kepalanya ketika Kristan menyudutkannya untuk bilang sejujurnya.
Perjalanan yang sepi dan sunyi itu akhirnya berhenti di rumah Biantara. Kami pun kel
Bella melamun beberapa saat sampai sebuah bentakan dari Kristan terdengar ke dalam telinga Bella. Membuat Bella tersentak kaget dari lamunannya saat itu.'Sial. Tidak bisakah Kristan lembut sedikit saja.' ujar Bella dalam hati.Bella lebih memilih memalingkan wajahnya ke arah lain ketimbang melihat ke arah Kristan, perdebatan dari pertemuan di kantor tadi sampai sekarang tidak bisa berhenti dan itu membuat sakit hati."Bella kamu dengar tidak sih apa yang aku katakan."Kembali Kristan membentaknya dan itu membuat Bella tak lagi bernafas dengan tenang. Kenapa hidupnya sangat berat di samping laki-laki ini."Turunkan aku!" ucap
Bella buru-buru menggambil handuk yang tergantung di salah satu tembok di dalam kamar mandi itu dan memakainya. Bella keluar dari sana dan mendapati Xavier telah berdiri di depannya dengan tangan yang di taruh di tembok menghalangi Bella yang akan keluar dari kamar mandi itu. Bella celingukan mencaribaju yang dikatakan Xavier. Namun tidak ada di tangannya. "Hei mana baju yang mau aku pakai. Kenapa tidak ada dimana pun? Jangan bercanda Xavier. Aku sudah kedinginan nih. Kamu mau menggodaku?""Aku kira kamu itu sudah tidak bernafas di dalam sana. Lama sekali kamu berada di dalam kamar mandi.""Maaf aku menikmati acara mandiku itu. Makanya lama. Habis airnya hangat dan membuat tubuhku ha
Setelah mobil Xavier menjauh dari pandangan, Bella memutuskan untuk berjalan kaki menuju mansion Kristan. Bella sengaja menyuruh Xavier untuk menurunkan Bella tidak jauh dari mansion itu agar Kristan tidak mengetahui kalau Bella di antar oleh seorang laki-laki.Dengan langkah lesu, Bella membuka pintu pagar lalu berjalan masuk ke dalam. Hujan rintik masih membasahi bumi saat itu, pakaian Bella yang basah dan lembab tidak lagi Bella pedulikan. Baginya cepat pulang dan berganti pakaian itu adalah tujuan utamanya saat ini.Begitu Bella masuk, ruangan sepi menyambut, ruangan demi ruangan Bella dapati saat kaki itu melangkah sampai depan pintu kamarnya. Tidak ada yang menyambut Bella pulang malam itu karna Bella tau pasti Kristan yang menyuruh semua orang yang ada di dalam rumah untuk tidak menyambutnya. Terserah, itu yang Bella katakan dalam hati, tiada tempat yang nyaman selain kehidupan Bella yang dulu, rumahnya yang aman Bella dapati setelah pulang kerja dan
Pagi itu rasa lemas terasa pada tubuh Bella, setelah perdebatan panjang dengan Kristan kemarin malam mengenai perselingkuhan yang Bella lakukan. Bella memilih untuk tidur daripada menanggapi perdebatan Kristan, rasa lapar yang Bella rasa, Bella tepis kuat-kuat sembari berdoa dalam hati agar rasa laparnya hilang dengan tidur saja.Tak lama sebuah aroma harum tercium begitu kami selesai berdebat dan Bella memilih untuk tidur. Sebuah ketukan pintu terdengar dan Kristan menyuruh orang yang mengetuk masuk ke dalam. Seorang pelayan laki-laki entah siapa namanya mendorong troli yang berisi makanan aneka macam masuk ke dalam kamar lalu memberhentikan troli itu di samping meja. Setelahnya pelayan itu membungkuk sopan pada Kristan yang berdiri melihatnya lalu keluar setelah menaruh makanan itu.Kristan berkata pada Bella untuk memakan makanan yang sudah di siapkan sebelum tidur. Bella yang sudah terlanjur kesal dan malas untuk bergerak makan. Akhirnya tidak Bella gubris ka
Bella terbangun entah pukul berapa. Matanya mengedipkan beberapa kali untuk menyesuaikan keadaan lampu ruangan yang saat itu sudah menyala terang di seluruh penjuru ruangan. Setelah itu Bella mengedarkan pandangan dan mendapati Kristan yang saat ini sedang duduk di sampingnya sedang mengerjakan pekerjaan dengan laptopnya. Pakaian Kristan pun sudah berganti dengan kaos dan celana bahan pendek.Aku jadi bertanya-tanya sendiri, jadi Kristan seharian ini menunggunya di kamar dan tidak pergi bekerja. Sebegitu berharganya kah dirinya sampai Kristan rela menunggu Bella seharian di rumah? Tapi mengapa setiap hari kelakuannya selalu saja bikin miris saja. Apa itu yang sisi lain dari Kristan terkadang baik terkadang bisa jahat juga.Setelah makan dan minum obat tadi, Bella merasakan kantuk yang sangat parah dan itu membuat Bella tidak bisa bertahan untuk melakukan apa-apa lagi, Bella menyerah dan memilih untuk pergi tidur saja."Kamu sudah bangun? Bagaimana kondisim
Bella merenggangkan kedua tangan dan kaki yang terasa kaku setelah tidur panjangnya semalaman lalu membuka mata dan melihat ke sekeliling kamar namun tidak mendapati Kristan ada di dalam kamar itu. Bella pun terduduk di tempat tidur lalu beranjak ke kamar mandi untuk mandi lalu memakai pakaian untuk bekerja. Setelahnya Bella beribadah sendiri dan memoles wajahnya senatural mungkin. Tidak perlu make up berlebihan demi tampil cantik. Orang pasti akan suka dengan tampilan sederhana dan terkesan ramah. Daripada memakai make up berlebih. Setelah puas dengan dandanan singkatnya, Bella keluar dari kamar dan turun untuk melihat apakah Kristan sudah berada di meja makan atau malah Kristan sudah pergi bekerja. Sesampainya di ruang keluarga ruangan itu sepi tidak ada orang sama sekali sampai seorang pelayan wanita melewati Bella yang berdiri diam di sana. "Eh aku mau tanya kamu tau dimana tuan Kristan?" "Tuan Kristan sedang berada di dapur nona."
Sudah kesekian kalinya Bella mengeluh tentang sikap yang dilakukan oleh Kristan pada dirinya. Terkadang Bella sudah teramat jenuh dengan kelakuan Kristan yang bisa dibilang sangat menyebalkan itu. Tapi mau bagaimana lagi, Bella tidak bisa melakukan apa-apa selain menjalani takdir hidup ini.Bella kembali masuk ke dalam kamarnya lalu mengganti blouse yang sudah di sobek oleh Kristan sewaktu mereka bercumbu.'Aish ada ya laki-laki macam dia yang bisa-bisanya selalu membuat kesal. Aku harus mengganti pakaian dulu sebelum pergi bekerja.' gerutu Bella dalam hati. Dengan berat hati Bella mencari pakaian yang senada dengan celana yang sudah Bella pakai sebelumnya lalu memakainya dengan cepat.Kristan masuk ke dalam kamar dalam diam saat Bella memakai blouse. Bella tidak tau kalau saat Bella memakai Kristan sudah ada di dalam kamarnya. Saat berbalik, Bella pun menjerit kaget begitu Kristan memperhatikannya dan sekarang berdiri dengan melipat tangan di dada.
Xavier melangkah maju mendekati Bella yang saat itu sedang melihatnya sedangkan Bella tidak melakukan apa-apa karna Bella ingin tahu apa yang Xavier lakukan padanya. Memang tidak waras, seharusnya Bella mengusir Xavier untuk pergi dari sini tapi Bella malah memberikan ruang untuk Xavier di dalamnya. Xavier jadi leluasa dalam bertindak. Heran, apa yang terjadi dalam benak Bella sebenarnya. Apa yang Bella inginkan? "Apa yang kamu mau lakukan Xavier? Ini sangat tidak lucu. Bagaimana jika orang lain tahu dan tiba-tiba saja Kristan datang ke kantor ini. Oh tidak! lebih tepatnya masuk ke dalam ruangan ini lalu memergoki kita sedang berdua di dalam ruangan yang tertutup. Habislah aku. Aku tidak mau itu terjadi. Bisa fatal akibatnya. Hidupku saja sudah kacau untuk saat ini. Jangan kamu tambah kacau dengan sikap gilamu itu." Bella memundurkan kursinya untuk bergerak menjauh dan itu secepet Bella b