" Sayang mau keluar gak, jalan-jalan gitu?" saran Arkan mencoba mengajak Aisyah untuk menghilangkan rasa sedih. " Gak mau, mata aku sembab gini mana ngajak jalan-jalan lagi." gerutu Aisyah dengan menatap kesal Arkan." Tapi mata kamu makin sipit, bukan sembab matanya sayang." " Ya sama aja, tetap aja malu keluar." kekeh Aisyah yang tidak ingin keluar rumah." Tolong lepaskan tangannya di pinggang aku." pinta Aisyah dengan nada sabar, sedangkan Arkan menggeleng tetap tangganya erat memeluk pinggang Aisyah." Issh, lepas Arkan!" Aisyah mendengus melihat Arkan yang suka sekali menempel kepada dirinya." Sayang bisa gak kamu jangan panggil aku nama?" pinta Arkan dengan menatap Aisyah serius.Dua alis Aisyah naik bingung." Kalau kemarin kamu panggil aku nama, aku maklumi. Tapi sekarang jangan panggil nama lagi ya." pinta Arkan." Kenapa?"" Sayang aku suami kamu, aku lebih tua tujuh tahun dari kamu. Apalagi kalau di dengar orang lain kamu panggil aku nama, tidak enak aja di dengarnya.""
Reza yang sudah berada di dalam kantor yang dari tadi sudah mengerutu Arkan yang sebagai bos nya tidak jadi datang untuk meeting hari ini. Yaitu di perusahaan Abelard Group, sudah lebih dari lima tahun Reza bekerja sama dengan Arkan yang sebagai bosnya dan sahabatnya. Banyak orang bilang Reza enak bisa bekerja di perusahaan besar seperti di Abelard Group, tapi mereka tidak tahu aja setiap hari Reza sudah kebal dengan sifat bos-nya dan tugas setiap hari selalu menumpuk seperti cucian kotor kata Reza." Si Arkan nih tumben tunda meeting. Biasanya boro-boro tunda meeting, telat dikit aja udah julid nya minta ampun." gerutu Reza sambil memeriksa beberapa berkas dokumen yang seharusnya Arkan yang periksa." Mentang-mentang sudah punya bini, meeting yang biasanya gak pernah di tunda. Sekarang malah tunda meeting katanya lagi ada urusan penting bersama istrinya." Tok... tok..." Masuk. " " Permisi pak, saya ingin menyampaikan bahwa ruangan meeting sudah siap." kata seorang staff yang tugasn
Setelah makan siang Arkan dan Aisyah langsung masuk ke dalam kamar mereka yang terletak di lantai dua. Arkan yang sudah berganti pakaian dengan pakaian santai, sedangkan Aisyah tengah sibuk memainkan game di handphonenya tanpa repot mikirin suaminya yang sudah pulang ke rumah." Sayang sejak kapan kamu pakai kaos sama celana pendek?" tanya Arkan yang sedikit terkejut melihat istrinya memakai kaos dan celana pendek.Aisyah yang sedang memainkan game di handphonenya, spontan melihat pakaian yang ia pakai. Menurutnya apa yang salah dengan pakaian yang ia kenakan tidak ada yang salah. Terus kenapa suaminya kayak sangat terkejut gitu dengan respon ia pakai baju kaos dan celana pendek." Dari tadi lah, tuh lah mata entah di pakai ke mana aja!" jawab Aisyah dengan nada sewot, tangannya masih asik memainkan game di handphonenya.Arkan mengangguk saja, lalu mendekati Aisyah yang sedang duduk di sofa yang berada di dalam kamar mereka. Arkan merebahkan tubuhnya di paha Aisyah yang lagi sibuk mema
Arkan dan Aisyah berjalan bersama ke arah rak yang berisi berbagai macam sayuran mentah. Setelah membeli sayuran mentah mereka, menelusuri rak daging, buah-buahan, dan kebutuhan sehari-hari mereka." Sayang mau beli apa lagi?" tanya Arkan di samping Aisyah yang sedang sibuk melihat snack.Aisyah menoleh ke arah Arkan. " Hm... gak tahu sih, coba keliling aja dulu."Arkan mengangguk penuh pengertian. Tiba-tiba saja handphone Arkan berbunyi menandakan bahwa notifikasi dari whatsapp masuk. Arkan merogoh saku celananya untuk mengambil handphonenya, keningnya berkerut melihat pesan dari Reza yang seperti mengirim dokumen. Sebelum Arkan melihat pesan yang di kirim Reza, Arkan melihat Aisyah terlebih dahulu takut Aisyah pergi dari pandangannya. Setelah melihat Aisyah masih sedang melihat snack di rak para cemilan hati Arkan lega, baru ia membuka pesan yang di kirim Reza kepadanya.Aisyah yang sudah bosan melihat para snack, membuat ia berjalan mencari rak berisi mie instan. Tanpa melihat ke
Kini pasutri baru itu tengah berada di dalam mobil sedan berwarna hitam, yang di Kendari langsung dengan Arkan dan mereka sedang berjalan ke arah pulang ke rumah mereka." Sayang ada yang mau kamu singgah ke tempat lain atau ada yang mau di beli sesuatu apa gitu?" tanya Arkan dengan melirik istrinya sebentar, setelah itu fokus kembali membawa mobilnya. Aisyah yang sedang memakan es krim rasa coklat pun menoleh ke arah samping. " Beli bakso." " Bakso?" tanya Arkan dengan memastikan ucapan istrinya barusan. Aisyah yang sedang memakan es krim pun mengangguk. Tanpa Arkan sadari bibirnya terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman tipis. yang sangat jarang sekali tersenyum, tapi kini lihat lah hanya melihat istrinya sedang memakan es krim berhasil membuat seorang Arkan yang terkenal dingin sedang tersenyum hangat. " Sayang jangan bakso ya, beli yang lain aja." saran Arkan yang tidak ingin istrinya memakan bakso, karena lebih baik menurutnya istrinya makan yang ada nasi nya, dari pada m
Malam harinya pasutri baru yang sudah berada di dalam kamar mereka, dan saat ini mereka tengah berada di tempat tidur dengan Aisyah yang masih merajuk dengan suaminya. Dan Arkan yang sudah frustasi membujuk istrinya dari tadi sore bahkan sampai di malam harinya." Sana jauh-jauh, gak usah dekat-dekat!" ujar Aisyah yang posisinya sudah di paling ujung kasur. Karena tidak mau suaminya mendekati dirinya, gadis itu masih kesel dan bete atas kejadian sore tadi.Arkan menggeleng, pria itu tidak menggubris perkataan istrinya. Yang ada pria itu mendekati istrinya yang sudah berada di paling ujung kasur. Aisyah menatap datar suaminya yang tidak mendengarkan perkataan dirinya. " Ihhh... sana! jangan dekat-dekat!" Tanpa banyak kata Arkan langsung menarik pinggang istrinya dengan posesif agar mendekat kepadanya. Dengan matanya memandang wajah istrinya dan satu tangannya merapikan rambut istrinya yang menghalangi wajah cantiknya istrinya untuk pria itu lihat.Aisyah sampai membelalakkan matanya k
" Sayang hari ini aku kerja, kamu gak papa kan di rumah sendiri?" tanya Arkan yang sudah siap dengan pakain kantor, pria itu sedang berdiri di depan cermin dengan jari-jari tangannya merapikan rambut hitamnya.Aisyah sedang asik membaca buku novel, beberapa hari yang lalu gadis itu membeli beberapa buku novel di toko Oren. Tanpa melihat ke arah suaminya yang sedang bersiap-siap untuk pergi kerja. Gadis itu hanya menggeleng dengan matanya masih fokus menatap buku novel di tangannya. Arkan melangkah kakinya dengan mendekati istrinya yang sedang duduk di sofa, yang sedang serius membaca buku novel tanpa tahu kalau dirinya mendekati. Pria itu menunduk dengan mengsejajarkan tubuhnya dengan istrinya. Bibirnya mendarat di pipi kanan istrinya, sampai mampu membuat istrinya terkejut dengan mendongak menatap kearahnya. Tanpa bersalah pria itu hanya tersenyum manis membalas menatap wajah istrinya yang masih shock karena kejadian tadi. " Ihhh... apasih cium-cium!" ucapnya dengan mengusap pipinya
Reza saat ini tengah bersiap-siap untuk pergi ke ruangan bos nya, pria itu sedang mengumpulkan beberapa berkas dokumen yang harus di tanda tangani oleh bosnya. Tok! Tok!Suara ketukan pintu dari luar terdengar beberapa kali, sampai di dalam ruangan menyahut untuk mempersilahkan untuk masuk ke dalam ruangan." Masuk." Reza mendorong pintu masuk dengan satu tangannya, pria itu berjalan dengan langkah pelan menuju meja Arkan yang sedang sibuk dengan komputer di hadapannya." Selamat pagi pak." sapa Reza yang sudah di depan meja kerja Arkan." Pagi." jawab Arkan singkat tanpa melihat ke arah Reza yang sudah berada di depannya." Saya mengira bapak hari ini libur lagi, tapi Alhamdulillah bapak masuk ke kantor hari ini." ucap Reza dengan lega karena Arkan masuk ke kantor setelah beberapa hari libur.Arkan mendongak menatap ke arah Reza dengan datar. " Kamu mau saya libur lagi?" Reza menggeleng tidak setuju. " Jangan lah pak, pekerjaan pak Arkan sudah pada menunggu untuk di kerjakan." " A