Share

Chapter 58

Penulis: Mariahlia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-11 23:34:20

Malam pertama di Bali.

Kos-kosan kecil yang baru dihuni oleh Raka terletak di lantai dua sebuah rumah tua yang disulap menjadi tempat tinggal para perantau. Kamar 2x3 meter itu cukup hanya untuk kasur lantai, rak buku kecil, dan meja lipat yang menempel di dinding.

Tak ada suara, hanya derit kipas angin tua dan suara kendaraan dari jalan raya.

Raka duduk di lantai, menatap ponselnya yang kosong tanpa pesan masuk.

Biasanya, Nayara sudah mengirim pesan panjang. Tentang guru killer, drama kantin sekolah, atau sekadar foto wajah cemberutnya saat capek.

Tapi malam ini, tidak ada apa-apa.

Hari-hari pertama bekerja di cabang Mahendra Café Bali terasa seperti awal yang asing. Raka kini jadi koordinator shift, punya tanggung jawab mengelola laporan harian dan menjaga kualitas layanan.

Semua berjalan lancar.

Namun saat malam tiba, rasa hampa muncul seperti tamu tak diundang.

Ia membuka laci dan menemukan surat kecil dari Nayara yang diselipkan di koper:

“Kalau kamu kangen
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 63

    Beberapa tahun telah berlalu sejak hari pertama Raka melangkah ke warung kopi kecil milik Pak Man dan kembali menyambung sekolahnya. Ia tidak pernah tahu apakah keputusan untuk pergi saat itu adalah keputusan yang benar, tapi satu hal yang selalu ia pegang teguh adalah: ia tidak boleh menyerah. Dari seorang remaja SMA tanpa arah dan tujuan, yang hanya hidup dari satu kotak nasi bungkus ke kotak nasi bungkus berikutnya, Raka perlahan membangun kehidupannya sendiri. Saat teman-temannya merayakan kelulusan dengan pesta kecil, berswafoto bersama keluarga, dan berpelukan di lapangan sekolah, Raka hanya berdiri di ujung lorong kelas, memegang amplop kecil berisi hasil ujian kelulusannya. Ia lulus. Dengan nilai nyaris sempurna. Ia tidak menangis. Tidak bersorak. Hanya senyum kecil yang tak terlihat siapa pun. Hari itu, ia tidak pulang ke rumah membawa kue atau karangan bunga, hanya membawa satu hal—keyakinan bahwa perjuangannya belum sia-sia. Pak Man memberinya hadiah sederhana m

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 62

    Embun masih belum mengering saat Raka membuka pintu kamar kos kecilnya yang terletak di gang sempit belakang pasar tradisional. Kos-kosan itu bukan tempat mewah, hanya rumah tua yang disekat menjadi lima kamar kecil. Ia menyewa kamar paling pojok, dekat dengan kamar mandi umum. Tidak ada jendela, hanya ventilasi tinggi yang kadang membiarkan angin masuk. Tapi baginya, tempat itu sudah jauh lebih baik daripada tidur di emperan atau terminal. Raka sudah bangun sejak pukul lima pagi. Matanya masih sembab karena malam sebelumnya ia terjaga cukup lama. Bukan karena belajar, bukan karena kerja, tapi karena mimpi buruk. Sesosok gadis bermata sendu datang dalam mimpi dan memanggil namanya. Nayara... Nama itu masih menyakitkan. Ia mengusap wajahnya, lalu bersiap-siap bekerja. Sejak tiga minggu lalu, Raka bekerja di sebuah warung kopi sederhana bernama “Warkop Pak Man”. Letaknya hanya dua gang dari tempat tinggalnya. Bukan warung kopi kekinian dengan WiFi dan interior Instagramable—waru

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 61

    Pagi itu, langit biru cerah menggantung tinggi di atas kota kecil yang jauh dari hiruk-pikuk Jakarta. Kota ini bukan tempat yang dikenal banyak orang. Tapi untuk Raka, tempat ini adalah pelarian. Tempat untuk memulai ulang, menyusun ulang dirinya yang sudah terlalu lama tenggelam dalam bayang-bayang kelam masa lalu. Raka berdiri di depan gerbang sebuah sekolah negeri dengan bangunan tua bercat putih kusam. Di dadanya, tergantung name tag baru: Raka - Kelas 11 IPS 2. Seragamnya masih kaku, baru disetrika pagi tadi. Sepatunya sederhana. Rambutnya sudah dirapikan, tak lagi acak-acakan seperti dulu. Tapi sorot matanya… masih menyimpan kelam. Ia menarik napas panjang, lalu melangkah masuk ke halaman sekolah. Hari pertama kembali ke SMA. Langkah pertama Raka melewati halaman sekolah seolah membawa jutaan tatapan ke arahnya. Beberapa siswa yang duduk di bangku taman memandang penuh rasa ingin tahu. Wajah baru memang selalu jadi bahan pembicaraan. “Hei, itu anak pindahan ya?” bisik

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 60

    Langit kota Jakarta pagi itu tak secerah biasanya. Nayara berdiri di halaman rumahnya, membawa ransel yang tak terlalu besar, hanya berisi pakaian untuk dua hari, satu binder penuh foto, dan satu kotak kecil yang menyimpan semua kenangan tentang Raka. Di sampingnya, Revan menatap sang putri dengan tatapan rumit—antara khawatir dan ingin meyakinkan bahwa apa yang Nayara lakukan… mungkin perlu. "Kamu yakin akan baik-baik saja sendirian?" tanya Revan pelan. Nayara menatap mata papanya. "Kalau aku gak berusaha nyari dia sekarang, aku gak akan pernah bisa maafin diriku sendiri, pa." Revan tak berkata apa-apa lagi. Ia hanya mengangguk dan meremas pelan bahu Nayara sebelum melepasnya menuju stasiun. Kereta api ke Bandung sudah menunggu, dan Nayara melangkah dengan hati yang berat tapi tekad yang bulat. Bandara i Gusti Ngurah Rai Bali ramai, seperti biasa. Tapi di tengah lalu-lalang orang-orang yang saling buru-buru, Nayara merasa sangat sendirian. Ia membuka catatan kecil di ta

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 59

    Hari-hari berlalu tanpa kabar dari Raka. Sudah hampir dua minggu Nayara tak menerima pesan, panggilan, atau bahkan tanda bahwa Raka masih ingin terhubung dengannya. Tidak ada balasan saat ia mengirim pesan. Panggilannya hanya masuk ke voicemail. Awalnya Nayara mengira Raka hanya sibuk. Tapi semakin hari, ia mulai takut. Takut… bahwa ia memang benar-benar telah kehilangan seseorang yang selama ini ia jaga hatinya. Selama dua minggu yang terasa hampa itu, Rey menjadi sosok yang konsisten hadir. Ia tidak pernah bertanya tentang Raka. Tidak pernah memaksa untuk tahu. Tapi ia selalu ada—menawarkan tumpangan saat Nayara kehujanan, mendengarkan keluh kesahnya tentang rapat OSIS, bahkan ikut membawakan proposal saat Nayara lelah. Sore itu, mereka duduk berdua di kantin sekolah. Langit mendung, dan hawa dingin membuat Nayara menarik jaketnya lebih erat. Rey meletakkan kotak kecil di meja. “Apa ini?” tanya Nayara, bingung. “Cokelat. Aku tahu kamu suka yang pahit.” Naya

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 58

    Malam pertama di Bali. Kos-kosan kecil yang baru dihuni oleh Raka terletak di lantai dua sebuah rumah tua yang disulap menjadi tempat tinggal para perantau. Kamar 2x3 meter itu cukup hanya untuk kasur lantai, rak buku kecil, dan meja lipat yang menempel di dinding. Tak ada suara, hanya derit kipas angin tua dan suara kendaraan dari jalan raya. Raka duduk di lantai, menatap ponselnya yang kosong tanpa pesan masuk. Biasanya, Nayara sudah mengirim pesan panjang. Tentang guru killer, drama kantin sekolah, atau sekadar foto wajah cemberutnya saat capek. Tapi malam ini, tidak ada apa-apa. Hari-hari pertama bekerja di cabang Mahendra Café Bali terasa seperti awal yang asing. Raka kini jadi koordinator shift, punya tanggung jawab mengelola laporan harian dan menjaga kualitas layanan. Semua berjalan lancar. Namun saat malam tiba, rasa hampa muncul seperti tamu tak diundang. Ia membuka laci dan menemukan surat kecil dari Nayara yang diselipkan di koper: “Kalau kamu kangen

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status