Chapter: Bab 42 EndingSetelah mendapatkan kabar dari Tiar, bude Sira, Doni dan juga Desi langsung menuju ke rumah sakit tempat dimana keberadaan Kemuning yang saat itu sedang di rawat. Untuk sementara waktu, acara tahlilan Mirna di hentikan sebentar, sampai mereka kembali ke desa. Bukannya apa, karena tidak ada yang mengurus acara tersebut. Denny? Bahkan batang hidungnya saja tidak muncul. Pria itu bagaikan di telan bumi, entah kemana. "Tiar, bagaimana dengan kondisi Kemuning?" Tanya bude Sira pada anaknya itu. Tiar menatap sendu mereka semuanya. "Kemuning, Kemuning masih kritis. Bahkan, setelah di operasi pun, keadaannya belum baik-baik saja. Ia bahkan harus kehilangan banyak darah. Akibat perdarahan hebat." Ucap Tiar sambil menundukkan kepalanya. Bude Sira dan Desi saling memeluk, mereka menumpahkan tangis mereka. Begitupun dengan Doni yang sudah terduduk lemas di sana. Ia benar-benar merasa sudah gagal menjadi seorang Abang.Hingga beberapa saat, seorang dokter keluar dari ruangan ICU itu. Raut w
Last Updated: 2025-03-09
Chapter: bab 41"loh, mbak Nisanya mana tadi buk?" Tanya Desi yang baru saja kembali dari rumah warga, ia sudah tidak mendapati lagi keberadaan Nisa di sana. Padahal Desi ingin sekali ngobrol dengan Nisa, sudah lama sekali ia tidak ngobrol dengan wanita itu. "Mbak Nisa pulang. Bapaknya ada kerjaan besok, nggak bisa menginap, nak." Desi mengerucutkan ujung bibirnya. "Yahh. Padahal tadi aku sempat pulang loh buk, udah siapin kamar buat ibu dan bapaknya mbak Nisa. Aku juga udah semprotin parfum di kamar aku, aku pengen tidur sama mbak Nisa, udah lama banget nggak ngobrol, pengen ngobrol semalaman sama mbak Nisa." Bude Sira tersenyum. "Lain kali saja. Ibu juga nggak bisa menahan mbak Nisa, kasihan dia juga pasti harus menahan diri agar traumanya tidak kambuh." Ucap bude Sira membuat Desi mengerutkan keningnya bingung. "Trauma? Trauma apa yang ibuk maksud? Mbak Nisa juga baik-baik aja tadi Desi lihat." Bude Sira menatap sekelilingnya, saat di rasa sepi dan tidak ada orang selain ia dan Desi, bude S
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: bab 40 Di rumah sakit. Tiar duduk termenung di depan ruangan operasi itu. Pikirannya benar-benar kacau lebur saat ini. Ia masih tak menyangka jika Kemuning harus segera di operasi, karena bayinya tidak bisa di selamatkan. Ia tak tau bagaimana hancurnya hati wanita itu nantinya jika sampai tau kenyataan ini. Joko, pria itu juga masih ada di sana, ia tak pulang ke rumahnya, perasaan bersalah di dalam dirinya terus menyeruak, membuat Joko merasa sangat menyesal. Ia hanya bisa berandai-andai. Andai saja ia bisa mengulang waktu lagi, ia tak akan menyia-nyiakan Kemuning. Walupun kedua orangtuanya melarang keras hubungan mereka berdua, tapi akan Joko usahakan untuk tetap mempertahankan hubungan keduanya. Ia tak peduli dengan restu keduanya, yang penting ia tak akan menyakiti hati wanita itu. Terutama anak yang ada di dalam kandungan wanita itu. Tapi, semuanya sudah menjadi bubur. Joko tak bisa berkata-kata, dokter sudah mengatakan jika anaknya tidak bisa di pertahankan lagi. “Bang
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: bab 39"Nis, boleh Abang ngomong sebentar?" Doni menatapi Nisa dengan tatapan yang sulit di artikan. Ada tatapan penyesalan yang paling mendalam di dalam diri Doni, entahlah, apalagi saat melihat sosok mantan istrinya yang terlihat lebih baik dari sebelumnya itu, ada perasaan tak rela jika sampai suatu hari nanti Nisa menikah lagi dengan seorang pria. Nisa menoleh ke arah sang ibu dan bude Sira yang juga menatap ke arah Doni. "Kamu mau ngomong apo toh, Don. Kalau kamu mau ngomong, yaudah di sini aja, ada ibu mertuamu sama bude." Kata Bude Sira. Doni menghembuskan nafasnya kasar. "Doni mau ngomong berdua saja sama Nisa, bude. Ada hal yang harus kami luruskan lagi di dalam hubungan kami, lagian Nisa belum resmi Doni talak, masih ada harapan bukan?" Ucap Doni penuh dengan harap. Ibunya NIsa dan bude SIra melotot mendengar perkataan dari Doni, terlebih Nisa yang juga sangat terkejut. "Kamu ngomong apa bang? Kita sudah berakhir saat kamu menjatuhkan talak sama aku waktu itu. Kita su
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: bab 38"Win, mertuamu kan meninggal, kok kamu sama keluargamu malah di rumah saja? Enggak pada ke rumah almarhumah ibunya suami kamu?" Tanya Kokom pada Wina yang saat ini sedang sibuk memilih sayuran di depan rumah gadis itu. Wina berdecih mendengarnya, namun tetap memasang wajah biasa saja. "Saya ada ke sana kok buk Kokom, mama dan bapak saya juga ke sana kok." Sahut Wina sambil tersenyum. Kening Kokom berlipat mendengarnya. Setau dirinya semalam dirinya pergi membaca doa di rumah Mirna, batang hidung Wina dan keluarganya saja tidak ada. Padahal bapak Wina kan RT di kampung ini. "Tapi tadi malam kamu enggak ada Win." Wina tergeragap mendengarnya, kalau sudah seperti ini dirinya harus mengatakan apa? Tidak mungkin dirinya mengatakan yang sebenarnya pada mereka semuanya. "Saya tadi malam datang loh Win. Duduk di dalam lagi. Yang ada di dalam rumah juga bude Sira doang sama anak gadisnya. Denny dan Doni entah pergi kemana. Kemuning lagi. CK, entah kemana enggak ada nampak. " Ucap Koko
Last Updated: 2025-02-13
Chapter: bab 37Kemuning dan Tiar saling pandang, lalu sedetik kemudian, Tiar melengos ke samping. "Enggak usah! Enggak perlu juga bantuan dari kamu! Saya dan Doni akan melakukan apa pun, demi kesembuhan Kemuning dan bayi nya . Dan kami tidak perlu bantuan orang seperti dirimu " tegas Tiar , sungguh dirinya amat marah pada pemuda itu . Bagaimana pun , Joko tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah di perbuat oleh nya . Dan keluarga nya malah mencerca Kemuning . Joko menundukkan kepala nya . Rasa sesal itu tidak ada di dalam dirinya . Dirinya tetap kekeuh tidak mau bertanggung jawab pada bayi yang sedang Kemuning kandung . Ini semua di lakukan oleh nya , saat seorang pria pengacara yang ada di desa nya tadi melihat semua yang di lakukan oleh sang ibu. Dan pria itu mengancam akan melaporkan ibu nya Joko dan Joko ke kantor polisi atas tindakan kekerasan . Joko yang tidak mau dirinya dan sang ibu di penjara langsung berinisiatif mengatakan jika dirinya akan menanggung semua biaya pengobatan Ke
Last Updated: 2025-02-13

Istri Kedua sang Dosen
Suatu kejadian tidak terduga menimpa Zahra, pada saat itu dirinya tak sengaja menabrak seseorang, hingga membuat dirinya harus menanggung semua akibatnya. Zahra menabrak istri dosennya sendiri, sehingga Zahra di minta menjadi istri kedua oleh istri dosennya itu karena tidak bisa memiliki keturunan lagi, akibat kecelakaan itu.
Pria tampan yang bernama Abian Kaliandra itu menolak mentah-mentah, tapi karena terus di desak oleh istrinya, terpaksa Abian menerimanya.
Pernikahan itu terjadi, namun sama sekali tidak membawa kebahagiaan di dalam hidup Zahra, bahkan Abian terus bersikap kasar pada istrinya itu.
Zahra di paksa memiliki keturunan oleh pak Landra- papi Abian. Karena Abian harus memiliki seorang pewaris.
Namun sikap Abian yang kejam dan tak pernah menganggap Zahra, membuat Zahra akhirnya menyerah.
Hingga pada akhirnya, Zahra memilih pergi, dirinya menyerah dengan semua ini. Dirinya sungguh tidak sanggup lagi hidup bersama dengan Abian...
Dan siapa sangka, Abian sadar akan semuanya, apalagi saat menemukan sebuah fakta yang membuatnya semakin merasa bersalah pada Zahra...
Read
Chapter: bab 47Pernikahan Zahra dan Abian berjalan dengan baik-baik saja. Setelah kejadian waktu itu, Dona juga sudah tidak pernah mengganggu Zahra maupun Abian lagi. Bahkan Dona mencoba mengikhlaskan semuanya. Dan ingin berubah menjadi pribadi yang baik lagi. Ia terlalu takut dengan ancaman yang di ucapkan oleh Abian maupun Landra. Mereka punya kekuasaan yang tidak di tandingi, dan Dona tidak mau berakhir sia-sia. Dona juga sudah bekerja di sebuah cafe yang ada di kota Jakarta itu. Dan Dona juga sudah meminta maaf kepada Zahra setelah kejadian waktu lalu. Seminggu kejadian, Dona datang dengan ketulusan hatinya, meminta maaf kepada Zahra dan juga kepada Abian, atas apa yang sudah di perbuat olehnya selama ini. Bahkan Dona juga sudah mengakui semua perbuatannya dulu, Dona yang memang sengaja menabrakkan mobilnya ke arah mobil Zahra sehingga kecelakaan itu tidak dapat terhindarkan, pada saat itu ia berharap jika yang mengendarai mobil itu merasa bersalah dan bisa Dona manfaatkan. Dan takdi
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: bab 46"Mbak Dona?" Zahra membulatkan kedua bola matanya ketika melihat Dona sudah berdiri di depan pintu rumah sambil menatap sinis ke arahnya. Ia sungguh terkejut saat melihat keberadaan mantan istri dari suaminya itu yang datang ke rumahnya seperti ini. Tanpa memperdulikan Zahra, Dona langsung menerobos masuk ke dalam rumah tersebut , dan menuju ke lantai atas tepat dimana kamar milik Abian berada. Dona sangat yakin jika Abian ada di dalam kamarnya, atau bahkan Abian ada di ruangan kerjanya.Zahra yang melihat tubuh Dona naik tangga menuju ke lantai atas sana langsung menatapnya dengan kesal, tanpa berniat mengikuti Dona sama sekali, atau mencegahnya, Zahra langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar dirinya dan Abian, tepat berada tidak jauh dari sana. Ya, keduanya sudah pindah kamar. Abian yang meminta tidur di kamar yang ada di lantai bawah sini. Zahra langsung duduk di sofa dan memberengut kesal sambil menatap ke arah sang suami yang baru saja keluar dari dalam kamar man
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: bab 45Kesialan Dona nyatanya tidak sampai di situ saja. Dona bahkan harus pulang jalan kaki karena tidak ada satupun kendaraan yang di stop oleh dirinya yang mau berhenti. Alasannya karena mereka mengira jika Dona itu gembel, dan takutnya Dona tidak akan membayar mereka. Dona sangat geram dengan semua orang yang menganggapnya gembel. Dirinya ingin melihatkan uang dan kartu ATM miliknya, namun lagi-lagi kesialan berpihak kepada Dona. Ponsel, kartu ATM dan uangnya tertinggal di rumah. Dona lupa membawanya. Dona malah hanya membawa tas berisi makeup saja.Terpaksa karena mereka tidak percaya jika Dona akan membayar mereka setelah sampai di rumah, jadi lah Dona memutuskan untuk berjalan kaki. Ya walaupun sangat jauh jarak yang akan ia tempuh itu.Dona menghela nafasnya kasar, sembari berhenti dan duduk di sebuah teras rumah milik orang. Rasanya sakit sekali kakinya, kakinya bahkan terasa mau copot saja, pegal sekali. Dona mensejajarkan kakinya, tangannya terulur perlahan memijitnya."Uh
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: bab 44Dona tersenyum puas ketika melihat pesannya yang sudah tanda centang dua biru. Itu tanda ya Abian pasti sudah melihat isi pesan yang di kirim oleh dirinya tadi. "Tunggu saja, aku yakin sebentar lagi kamu pasti akan di marahi habis-habisan oleh mas Abian, Zahra.... Hahaha rasakan" ucap Dona sambil tertawa lebar. Ia bahkan sudah membayangkan bagaimana marahnya Abian nanti. Dan pastinya Abian tidak akan pernah memaafkan Zahra, dan berakhir mereka akan berpisah. Maka dari situ, Dona akan mencuri hati Abian kembali, ia akan masuk kembali ke dalam kehidupan Abian, dan ia akan menjadi istri satu-satunya Abian. "Aku udah nggak sabar, nungguin mereka cerai." Ucap Dona lagi. "Aku harus siap-siap, pasti sebentar lagi mas Abian bakalan usir Zahra, dan aku akan ke sana, pasti mas Abian membutuhkan aku" ucap Dona, Dona lalu membuka lemarinya, tangannya dengan lihai mencari-cari baju mana yang pantas untuk dirinya kenakan. Dona harus tampil cantik dan membuat Abian terpesona oleh dir
Last Updated: 2025-04-23
Chapter: bab 43Abian menghembuskan nafasnya lelah, sedari tadi ia tampak kesal sendiri, bagaimana tidak kesal, dirinya harus di hadapkan oleh wanita seperti Dona ini. Ya, setelah dari rumah Abian tadi, ternyata Dina mengikutinya sampai dirinya ke kampus tempatnya mengajar, dan lebih parahnya lagi, Dona terus saja merengek-rengek pada Abian, dan membuat semua para mahasiswanya sampai di buat heboh. Abian yang kesal, langsung membawa Dona ke dalam ruangannya. Udah nyuruh wanita itu pulang, tapi Dona itu keras kepala banget, dan mau maksa Dona pulang, Abian tidak punya banyak waktu, Abian masih punya jam mengajar di kelas. "Sana pulang, saya sibuk" ucap Abian datar, tanpa menatap ke arah wanita itu. Dona tersenyum getir, tapi dirinya tidak patah semangat, apa pun yang terjadi diri nya harus tetap bisa membuat Abian bertekuk lutut padanya. "Mas, aku rindu sama kamu" Dona sampai ingin beranjak dari duduknya dan ingin berjalan ke arah Abian, namun Abian yang menyadarinya langsung bangkit dari duduk
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: bab 42"Kenapa mau buat sarapan sendiri hm? Padahal kita bisa beli." Tanya Abian menatap lekat wajah sang istri yang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi... Zahra sangat cantik seperti itu, membuat Abian tidak henti-hentinya memandangi Zahra. Sungguh entah seberapa besar cinta yang telah Abian rasakan, Abian sangat mencintai Zahra ,Dan untuk masalah bik Sumi, Abian juga telah memecat wanita itu. Ia sudah mendapatkan bukti jika bik Sumi bersengkokol dengan Dona. Zahra tersenyum, tangannya masih sibuk menuangkan nasi goreng ke piring. Ya Abian itu selalu suka jika pagi di buat kan nasi goreng oleh Zahra, dan tidak bosen sama sekali. Kata Abian nasi goreng buatan Zahra itu sangat lah enak, Zahra sampai malu ketika Abian memuji nasi goreng buatannya. Padahal menurut Zahra biasa saja, dirinya juga belajar dari bundanya, karena ayah dan adiknya sama-sama pecinta nasi goreng. Dan juga hubungan keduanya selama seminggu ini semakin membaik... Zahra bahkan tidak segan selalu ingin bermanja-manja
Last Updated: 2025-04-18
Chapter: bab 41Malam itu, kabar tentang kecelakaan hebat yang menimpa Nayaka menyebar seperti api di musim kemarau. Nayaka, seorang pengusaha terkenal, mengalami kecelakaan saat berkendara di kota Bali. Mobil mewahnya terlihat ringsek total di tepi jalan, puing-puing berserakan di sekitar area kecelakaan, menarik perhatian publik dan media yang berdatangan yang ada di kota Bali. Wartawan dan paparazzi berlomba-lomba mendapatkan gambar dan informasi terbaru dari lokasi kejadian. Bahkan berita itu sudah terdengar sampai Jakarta karena begitu cepat tersebar di media sosial. Di media sosial, tagar #PrayForNayaka menjadi trending topik. Unggahan demi unggahan berisi doa dan dukungan untuk kesembuhan Nayaka memenuhi lini masa, menunjukkan betapa banyaknya orang yang terpukul dan berharap Nayaka baik-baik saja. Mereka juga mendapatkan kabar bahwa Nayaka tak sadarkan diri, dan kemungkinan besar Nayaka koma mengingat mobilnya saja hancur seperti itu. Sementara itu, Nayaka yang ada di salah satu rumah saki
Last Updated: 2025-05-04
Chapter: bab 40Rara melangkah gontai keluar dari bandara, tas ranselnya bergeser ke salah satu bahu sementara pikirannya melayang pada pertemuan yang akan segera terjadi. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi Lupus, pria yang sudah menunggunya selama tiga tahun lamanya. Saat tiba di depan apartemen Lupus, jantung Rara berdebar kencang. Ia menekan bel dan menunggu dengan gelisah. Lupus membuka pintu, matanya bersinar gembira melihat Rara yang sudah lama tidak dilihatnya. Namun, Rara tidak bisa membalas kegembiraan itu. "Lupus, kita perlu bicara," ujarnya dengan suara yang sedikit bergetar. Lupus memandangi Rara dengan datar. "Mau bicara apa? Semuanya sudah jelas." Sahut Lupus, membuat Rara langsung terkesiap. "Lupus, semuanya tidak seperti yang kamu pikirkan." Rara mencengkram erat kedua tangannya itu, melampiaskan rasa sesak yang ada di dalam dadanya sana. Lupus menghela nafasnya kasar, di tatapnya wanita yang di cintainya itu, lalu membuka lebar pintu
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: bab 39Rasa kecewa yang mendalam terasa menyayat hati Lupus saat Rara menolak lamarannya. Raut wajahnya yang biasanya ceria kini suram, matanya yang sembab menunjukkan ia telah menangis sepanjang malam. Dengan hati yang berat, Lupus memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta, meninggalkan Bali yang penuh kenangan pahit itu.Esok harinya, dengan langkah gontai, Lupus menemui Nayaka, bosnya, yang sedang duduk di teras hotel mereka. "Pak Nayaka, saya minta izin untuk kembali ke Jakarta hari ini juga," ucapnya dengan suara yang serak.Nayaka menatapnya dengan pandangan penuh kebingungan dan kekhawatiran. Apa lagi saat pria itu dengan tak biasnya memanggil sebutan dirinya yang lain, dari biasanya. "Lupus, ada apa? Kamu terlihat pucat," tanya Nayaka dengan nada yang penuh perhatian.Lupus menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menceritakan kegagalannya."Saya ditolak, Pak. Rara tidak mau menerima lamaran saya," ungkapnya sambil menundukkan kepala.Nayaka, yang selama ini men
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: bab 38Desa wisata yang terletak di Bali ini menghadirkan nuansa pedesaan yang otentik dan mempesona. Jalanan desa yang berliku dikelilingi oleh sawah hijau yang membentang luas, di mana petani tampak sibuk dengan aktivitas bertani tradisional mereka. Di sisi lain, rumah-rumah penduduk terbuat dari bahan alami seperti bambu dan atap alang-alang, mencerminkan arsitektur khas Bali yang ramah lingkungan.Pohon-pohon kelapa menjulang tinggi, menciptakan bayangan yang menyejukkan di bawah sinar matahari tropis. Di kejauhan, gunung-gunung mengelilingi desa ini, menambahkan latar belakang yang dramatis pada pemandangan pedesaan yang sudah indah.Suara gemericik air dari sungai kecil yang mengalir melalui desa menambahkan ketenangan pada suasana, sementara aroma bunga frangipani yang manis tercium di udara, menyatu dengan bau tanah yang baru digarap.Nayaka dan Anandita berjalan sambil bergandengan tangan menyusuri jalanan yang ada di desa itu, sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan, apalagi ba
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: bab 37Malam itu juga, Ziren langsung berangkat ke Jakarta. Beruntung malam itu, masih ada penerbangan menuju ke kota Jakarta.Anandita sudah di antar ke penginapannya, karena wanita itu masih syok, Nayaka meminta Rara untuk selalu menemaninya. Bahkan, Rara di larang meninggalkan Anandita sendirian.Dan untuk berjaga-jaga, takut ada orang jahat lagi, Nayaka dan Lupus memesan tempat penginapan di dekat penginapan Anandita dan juga Rara. Nayaka juga mengatakan jika ada hal yang aneh-aneh, Rara ataupun Anandita harus segera menghubungi mereka berdua."Satu kamar aja bos?" Tanya Lupus saat Nayaka hanya memesan satu penginapan saja. Di sana hanya ada satu kamar dan satu ranjang.Nayaka mengangguk. "Saya tidur di kamar. Kamu di sofa depan tivi ya, kalau ponsel bunyi, kamu jangan lupa bangunin saya. Saya capek banget, mau tidur dulu" kata Nayaka dan langsung pergi menuju ke kamar yang ada di penginapan itu.Lupus cengoh, setelah kepergian bosnya itu, Lupus mendengus. "Lah, saya jadi tumbalnya, saya
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: bab 36Langit sore itu tampak seperti palet pelukis yang dipenuhi dengan warna-warna memukau. Cahaya matahari yang mulai terbenam menciptakan gradien oranye dan merah muda yang berbaur sempurna dengan biru langit yang tenang.Awan-awan tipis, seperti kapas yang terhampar, menambah keindahan dengan siluet mereka yang lembut dan hampir transparan, terbawa oleh angin yang ringan. Di kejauhan, sinar matahari yang terakhir mencerminkan kilauan emas di atas permukaan bangunan dan pepohonan, memberikan sentuhan akhir pada lukisan alam yang sempurna itu.Beberapa orang sudah kembali pada rumah masing-masing, termasuk Nayaka dan Anandita yang tampak sudah sangat kelelahan saat ini. Keduanya benar-benar di sibukkan oleh pekerjaan. Eh, bukan Nayaka, tapi hanya Anandita. Tapi Nayaka menemani wanita itu sampai sore hari."Uhh aku capek banget." Keluh Anandita saat ini keduanya sedang berjalan menuju ke penginapan Anandita."Nanti aku pijitin kamu deh. Biar kamu nggak capek lagi." Kata Nayaka sambil melem
Last Updated: 2025-04-28