Sesampainya di rumah sakit, Kiano membawa Kenzi turun dari mobil, Aluna membiarkan Kenzi dibantu oleh Kiano dan Luna pamannya. "Pelan-pelan, woi jangan buat masalah kalian berdua, aku ingin kalian hati-hati, nanti kakiku dan lukaku sakit," omel Kenzi yang membuat Kiano dan Luna kesal padanya. "You turun saja sendiri, kalau you tidak mau kaki dan luka you itu sakit, terlalu banyak drama, you," ucap Luna yang kesal karena Kenzi sedari tadi selalu saja mengoceh.'Kakak, terima saja apa yang kami lakukan, Kakak jangan banyak protes nanti kaki kakak dan luka Kakak, aku tekan biar makin sakit dan berdarah, mau tidak, diam aja ya," sahut Kiano yang membuat Kenzi membolakkan mata mendengar apa yang dikatakan oleh Luna dan Kiano. Kalian berdua memang benar-benar tidak punya hati, harusnya Istriku yang melakukan ini ini kenapa harus kalian, pergi sana,, sungut Kenzi yang melihat istrinya berjalan bersama dengan Mommynya. Terlihat keduanya saling bergandengan tangan. "kakak tidak lihat itu,
"Apa maksud Kakak?" tanya Kahfi memandangi ke arah Kenzi, Kiano dan Paman Luna yang saat ini diam. "Apa kalian hanya diam saja, tidak mau katakan sesuatu gitu, jangan buat kami mati penasaran, katakan saja," desak Dio penasaran dengan wajah memohon. Luna yang tau arah pembicaraan dari Kenzi memijit keningnya. Dia berusaha untuk melupakan malah diingat. Kiano menoleh ke arah Luna yang memijit keningnya. "Paman pusing? Apa Paman mau tidur?" tanya Kiano. "I bukan mau tidur, i mau buang kakak you semua dalam karung dan i bawa ke kapal tangker dan kirim dia ke samudera Hindia, i benar-benar geram dengan you. I pikir you sudah tidak mengingatnya itu, ternyata you mengingatnya. Luar biasa sekali you," ucap Luna. "Bukannya Paman katakan akan menceritakan padaku dan kamu juga Kiano. Sekarang katakan, sebelum aku mencari tau siapa dia," sahut Kenzi dengan wajah yang menyebalkan menurut Kiano dan Luna. Dio, Arvan, Hans, Mike dan Kahfi memandangi mereka bertiga. Mereka masih penasaran den
"Siapa dia, Paman, apa boleh kami tahu dia siapa?" tanya Arvan dengan raut wajah penasaran. "Dia adalah istri dari seorang mafia yang suaminya terbunuh saat Daddy you menyelamatkan Alena dan Kiano saat itu Daddy you semua datang ke sana tapi saat ingin mengeksekusi suami dari wanita tersebut, dia tiba-tiba meninggal dengan sendirinya alias ditembak padahal Daddy you tidak sedikitpun membunuh dia. Sampai saat ini, kami belum tahu siapa yang sudah melakukannya. Sungguh kejam bukan masa itu, Daddy you semua tertuduh," ucap Luna menjelaskan kronologis kejadian masa lalu mereka. Yang dimaksud Luna kepada mereka siapa lagi kalau bukan Maria. Kali ini Maria datang lagi ke rumah sakit dia, ingin melihat Cakra. Maria ingin mendekati pria tampan tersebut yang sudah diincar waktu dulu. Pesona Cakra membuat dia jatuh cinta dan dia ingin mendapatkan Cakra walaupun dia dendam kepada Cakra dalam hal nuklir bukan membunuh Edo. "Oh, begitu, Paman. Jadi, apakah dia tahu kalau Daddy itu mafia?" tany
"Paman, siapa dia?" tanya Kahfi berbisik di telinga Luna yang saat ini terlihat kesal dan jengkel dengan orang yang ada di depannya. "Lukman atau Luna benar tidak apa yang aku katakan. Sedang apa you di sini? Apa you sudah lupa dengan teman lama you ini yang selalu memberikan informasi mengenai hal yang penting? Apa sekarang mau jadi kacang lupa isinya?" tanya pria tersebut sembari tertawa. Luna pergi begitu saja meninggalkan pria yang menertawakan dia. Kiano mengikuti Luna karena dia tidak tau siapa yang mengenal pamannya ini. Begitu juga dengan Hans, Dio, Arvan, Mike dan Kahfi. Mereka masih penasaran karena Luna tidak mengatakannya dan saat di lift pria tersebut ikut berdiri di sebelah Luna dengan raut wajah yang serius. "Sudah tau apa yang ingin aku katakan?" tanya pria tersebut yang membuat Luna terdiam. "Apa mau you? Bukannya you di luar negeri kenapa ada di sini. Apa kekasih you meninggalkan you? Atau dia lari dimakan musang?" tanya Luna tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya.
Cakra yang melihat raut wajah anaknya berubah setelah mendapatkan telepon sedikit curiga. Dia menunggu sampai Kiano slesai menjawab telepon. Setelah selesai, Kiano memandang ke arah sepupunya dan semuanya yang ada di ruangan tersebut."Apa yang terjadi?" tanya Mike kepada Kiano. "Apa rusuh lagi ya di sana?" tanya Kahfi menduga jika terjadi rusuh lebih tepatnya klan mafia sedang melakukan serangan."Iya, kalian benar. Mereka sekarang sudah mendekati markas kita, sepertinya mereka menduga kalau kitalah yang menyimpannya. Aku tidak tahu siapa yang menghembuskan isu itu," jawab Kiano."Markasmu di mana,? Di Indonesia atau di sini?" tanya Cakra. "Italia, Daddy," jawab Kiano."Oh, ya sudah, kalau seperti itu, pergilah ke sana. Luna tunjukkan di mana tempatnya," jawab Cakra."You yakin, maksud i you harus diskusi dengan teman-teman you dulu," ucap Luna yang menegaskan kepada Cakra untuk mendiskusikan mengenai nuklir tersebut kepada teman-temannya. "Tidak apa dari awal mereka sudah menyerah
"Mami tidak akan kasih tau, karena Mami tidak mau kamu merusak rencana Mami. Mami tidak mau kamu merusak rencana Mami. Kamu urus semuanya, bukannya di dunia mafia sedang tidak kondusif? Jadi, kamu urus dan cari nuklir dan juga racun serta penawarnya. Jangan sampai ketiganya jatuh di tangan yang salah, itu punya Daddy kamu, mengerti! Mami mau pulang dulu," ucap Maria yang meminta kepada Alex untuk tidak ikut campur dengan apa yang akan dia kerjakan. Alex mendengar perkataan dari Maria tertawa dia tidak menyangka kalau Maria berbohong kepadanya. Alex menggelengkan kepala dan mendekati Maria dan tersenyum penuh arti. "Mam, aku tidak menyangka Mami itu baik sekali karena tidak menginginkan aku ikut campur tapi sayangnya, aku itu tidak seperti orang lain yang bodoh tidak tau semuanya. Kalau Mami ingin berbohong silahkan, karena apa? Karena, aku tidak peduli, aku akan mencari kebenarannya. Untuk nuklir dan lainnya akan aku usahakan merebutnya setelah itu aku akan pergi, Mami silahkan den
"Akhh, Mika jangan seperti ini. Aku minta maaf padamu. Aku janji tidak akan melakukannya lagi, aku janji Mika. Tolong hentikan Mika. Aku masih ingin jadi bujang, Mika!" pekik Kenzo yang berusaha untuk tidak bergairah saat melihat Mika tanpa busana sama sekali. Mika kesal karena dia dikatai kerempeng, tidak membuat pria bergairah. Jadi, dia buktikan kepada Kenzo kalau dia itu lebih bisa membuat pria bergairah termasuk Kenzo. Tidak peduli di antara mereka belum ada cinta. "Apa yang kamu lakukan Mika! Aku sudah katakan kalau aku tidak akan melakukannya. Jangan salahkan aku jika malam ini eh, sore ini akan jadi malam pertama kita menjadi suami istri. Jangan menangis kamu ya!" pekik Kenzo sekali lagi. "Aku tidak peduli kakak, aku sudah terlanjur ingin membuktikan kalau aku tidak seperti itu kakak. Aku tidak peduli kalau kamu melakukan itu karena kita sudah suami istri," ucap Mika yang meluapkan kekesalannya kepada Kenzo. Dia marah dan kecewa kepada Kenzo, dia yang awalnya mengatakan in
Luna menghela napas, karena mendengar suara orang yang dia tidak sukai. Kiano dan yang lainnya menoleh ke arah orang yang memanggil paman mereka. "Apalagi mau you? Kenapa you ganggu i ? Apa you tidak bisa sekali saja tidak memperlihatkan diri you itu di depan i ?" tanya Luna saat melihat siapa yang memanggil dirinya. Daniel yang mendengar perkataan Luna tertawa. Dia menepuk pundak Luna, tapi Luna mencoba menepis tangan Daniel karena dia mendengar nasehat Cakra kalau dia harus hati-hati, apalagi saat ini, pria ini sudah mengelabui dia dengan trik yang menyebalkan itu bertambah kesal lah Luna padanya. Daniel yang tangannya ditepis hanya menatap Luna dengan tatapan yang Kiano lihat agak sedikit berbeda. Dio yang sebelas duabelas seperti Kenzo konyolnya segera angkat bicara. "Permisi, Paman. Kami mau pergi ke kantor, ada urusan ini, bisa kami bawa Paman Luna kami ini? Kalau paman mau bicara dengan Paman Luna nanti saja," ucap Dio tanpa peduli dengan apa yang akan dipikirkan oleh pria