Home / Romansa / Tolong Ceraikan Aku, Suamiku! / Kepalsuan Dalam Ikatan.

Share

Kepalsuan Dalam Ikatan.

Author: Dinary
last update Last Updated: 2024-07-18 17:53:28

Seharusnya malam pengantin akan menjadi malam romantis. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Alexa. Sesampainya mereka di kamar pengantin, Kevin justru segera mengganti pakaiannya dan bergegas untuk keluar dari sana.

"Kamu mau pergi ke mana?"Alexa yang masih berdiri di tengah kamar dengan gaun pengantin mencoba untuk menghentikan Kevin.

Kevin menatapnya dengan pandangan dingin, "Itu bukan urusanmu," jawabnya singkat. Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Kevin membuka pintu kamar dan pergi begitu saja, meninggalkan Alexa yang berdiri terpaku.

Alexa terduduk di tepi ranjang, perasaan hancur dan kesepian melanda hatinya. Ia memeluk dirinya sendiri, menangis tanpa henti, merasakan kehampaan yang menyakitkan di malam yang seharusnya menjadi momen terindah dalam hidupnya.

Malam itu, setelah membersihkan diri. Alexa nyaris tidak bisa tidur. Ia terjaga, menantikan kepulangan Kevin. Jam telah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

Alexa terbangun ketika mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Dalam gelap, ia bisa melihat bayangan Kevin yang baru saja pulang dalam keadaan limbung karena mabuk.

"Kevin?" panggil Alexa dengan suara pelan, mencoba mengendalikan rasa cemas yang tiba-tiba menyelimutinya.

Kevin menoleh dengan mata setengah tertutup, senyum miring terukir di wajahnya.

Dengan susah payah, Alexa membantu Kevin menuju tempat tidur. Rambut Kevin terlihat acak-acakan, jauh berbeda saat pesta pernikahan mereka berlangsung. Bau alkohol menyengat di mana-mana, mulai dari mulut bahkan hingga ke kemejanya.

Begitu tubuhnya terbaring di ranjang, Kevin tertidur dengan lelap. Melihat hal itu, Alexa mulai merasa tenang karena setidaknya kini Kevin sudah ada di rumah. Sehingga Alexa kemudian ikut membaringkan diri di sebelah Kevin dan memejamkan matanya.

***

Alexa membuka matanya begitu merasakan sebuah gerakan di ranjang. Dirinya dapat melihat Kevin yang sedang mengusap kasar wajahnya.

Menyadari kini Alexa telah terbangun, Kevin kembali menatapnya dengan tajam.

“Lain kali biarkan saja aku tidur di sofa,” ucapan itu membuat Alexa tampak kebingungan.

“Aku akan meminta Bibi untuk membersihkan kamar tamu, dan mulai malam ini aku akan tidur di sana,” lanjut Kevin saat menyadari Alexa yang terlihat bingung.

“Kenapa?” Alexa menelan ludah, takut pertanyaannya akan menyinggung Kevin. Namun, dirinya juga merasa penasaran.

Kevin berdiri, menghadap Alexa dengan tatapan yang masih sama dingin, “Pernikahan ini hanya sebuah status. Jadi kita tidak perlu bersikap seperti suami istri.”

Setelah mengatakan itu, Kevin masuk ke dalam kamar mandi dan membiarkan Alexa lagi-lagi harus menelan kenyataan pahit di depannya.

Tak lama kemudian, Kevin keluar dari kamar mandi. Alexa dapat melihat dada bidang dan bahu lebar suaminya. Ditambah dengan lengan Kevin yang berotot. Sontak hal itu membuat Alexa menjadi tersipu. Meskipun mereka memang sudah pernah melakukan hubungan intim, namun saat itu ruangan gelap sehingga Alexa tidak melihat tubuh Kevin sejelas ini.

Berusaha untuk mengenyahkan pikirannya yang kembali teringat akan adegan satu malamnya bersama Kevin. Alexa bangkit berdiri dari ranjang dan mendekati Kevin. Dirinya membantu untuk memilihkan Jas dan dasi untuk pria itu.

Tanpa sepatah kata pun, Kevin menerima jas dan dasi dari tangan Alexa dan memakainya. Hanya saja, dasinya masih terlihat miring. Sehingga dengan spontan, Alexa mengulurkan tangannya dan merapikan dasi Kevin.

Kevin terkesiap begitu merasakan tangan Alexa di lehernya. Namun, dengan segera ia menepiskan tangan Alexa.

"Aku bisa sendiri," melihat wajah datar Kevin, membuat Alexa akhirnya menyadari dan segera menjauhkan dirinya dari Kevin.

Kevin kemudian berangkat tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Alexa.

Di perjalanan menuju kantor, Kevin memijit keningnya. Semalam dirinya sengaja kabur ke bar untuk menghindari Alexa. Dan Kevin teringat akan perkataan temannya, bahwa Alexa bisa saja menjebak Kevin hingga dirinya hamil dan akhirnya memanfaatkan pernikahan ini karena bisnis keluarganya sedang dalam kebangkrutan.

Hal itu membuat Kevin merasa begitu dipermainkan dan enggan untuk menunjukan sikap hangat pada Alexa.

Suara notifikasi handphone, menyadarkan Kevin dari lamunan. Ia mengecek ponselnya dan mendapati sebuah pesan dari orang tuanya.

‘Kami akan berkunjung hari Minggu nanti.’

Kevin menghela nafas berat. Itu artinya, dirinya harus berperan menjadi suami yang baik bagi Alexa hari minggu nanti.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rian Irwanti
mungkin PO erasaan hancur akekxa
goodnovel comment avatar
Yuda Prataman
Harusnya Alexa lebih tegas, kalau tidak Kevin pasti akan menindaknya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tolong Ceraikan Aku, Suamiku!   Ahkir Ending

    Setelah kejadian malam itu, Gina dan Kevin merasa ada sesuatu yang berubah dalam hubungan mereka. Bukan dalam bentuk jarak, tetapi sebaliknya—perasaan saling pengertian dan kedekatan yang lebih mendalam. Gina, yang semula dibelenggu oleh kecurigaan dan rasa cemburu, kini merasa lega. Kevin, di sisi lain, merasakan beban yang terangkat karena tidak lagi harus menyembunyikan rencana kejutan untuk ulang tahun istrinya.Beberapa hari kemudian, ulang tahun Gina tiba. Kevin sudah merencanakan acara kejutan kecil di rumah mereka. Sejak insiden di mana Gina mengetahui tentang kalung berlian itu, Kevin berusaha memberikan lebih banyak perhatian. Ia pulang lebih awal, membantu di rumah, dan sering kali memastikan mereka memiliki waktu berkualitas bersama, meski hanya sekadar menonton film atau berjalan-jalan di sekitar lingkungan mereka. Gina pun mulai merasa lebih tenang dan percaya pada Kevin, berusaha membuang jauh-jauh rasa cemburu yang sempat mengganggunya.Malam ulang tahun Gina dimulai d

  • Tolong Ceraikan Aku, Suamiku!   Di Balik Keraguan Gina

    Beberapa hari kemudian, Gina merencanakan untuk mengikuti Kevin. Ia telah mengumpulkan cukup keberanian, dan perasaan curiga yang membebani pikirannya semakin sulit diabaikan. Malam itu, Gina mengatur alarm di ponselnya dengan pelan, lalu menunggu saat Kevin pulang terlambat seperti biasanya. Ketika Kevin akhirnya tiba di rumah, ia tampak lelah seperti biasa, menjelaskan bahwa rapat berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.Gina berusaha menahan diri, pura-pura tersenyum dan memberikan pelukan hangat. Namun, pikirannya sudah penuh dengan rencana. Ia bertekad untuk mencari tahu apakah ada sesuatu yang lebih dari sekadar "proyek kerja" antara Kevin dan Karla.Keesokan harinya, Gina mengamati Kevin dengan cermat saat ia bersiap-siap pergi ke kantor. Sesaat setelah Kevin keluar dari rumah, Gina segera menyusul, memastikan jaraknya cukup jauh sehingga Kevin tidak akan menyadari bahwa ia sedang diikuti. Jantungnya berdebar kencang sepanjang perjalanan. Gina mencoba menenangkan diri, me

  • Tolong Ceraikan Aku, Suamiku!   Kedekatan Yang Berlebihan

    Malam itu, meski Kevin sudah berusaha meyakinkannya, Gina masih tak bisa sepenuhnya mengusir rasa cemas yang menyelimuti hatinya. Setelah Kevin tertidur di sampingnya, Gina terjaga dalam kegelapan, pikirannya terus memutar ulang percakapan mereka. Hatinya gelisah. Sesuatu di balik senyum ramah Karla dan reaksi Kevin yang canggung saat melihatnya di kafe tidak bisa ia abaikan.Beberapa hari berlalu, dan Gina mulai memperhatikan perubahan kecil dalam perilaku Kevin. Ia menjadi lebih sering pulang terlambat, selalu dengan alasan pekerjaan atau rapat mendadak. Setiap kali Gina mencoba mengajak Kevin berbicara tentang perasaannya, Kevin akan menjawabnya dengan nada lembut namun penuh penjelasan logis, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, semakin banyak Kevin beralasan, semakin Gina merasa dirinya diabaikan.Suatu malam, ketika Kevin kembali terlambat lagi, Gina memutuskan untuk mengambil tindakan. Ia tidak bisa lagi duduk diam dan menunggu sesuatu terjadi. Setelah anak-anak ti

  • Tolong Ceraikan Aku, Suamiku!   Diantara Bayangan Masa Lalu

    Gina tidak langsung mendekati Kevin dan Karla. Ia berdiri dari kejauhan, memperhatikan suaminya tertawa lepas dengan wanita lain—wanita dari masa lalunya. Hati Gina berdebar keras, sementara pikirannya dipenuhi berbagai pikiran yang berkecamuk. Ia tahu, sebagai seorang istri, Kevin selalu jujur padanya, dan Gina berusaha untuk mempercayai suaminya. Tapi melihat kedekatan Kevin dengan Karla membuat hatinya tak tenang. Gina menggenggam erat tasnya, mencoba meredam emosi yang mulai naik.Saat Gina akan berbalik pergi, tanpa disadari, tatapan Kevin tertuju padanya. Wajahnya berubah seketika—senyum yang tadi mengembang kini tergantikan oleh keterkejutan. Karla, yang menyadari perubahan ekspresi Kevin, mengikuti arah pandangannya dan juga melihat Gina."Hei, Gina?" sapa Kevin dengan nada ragu. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Gina berusaha tersenyum meski hatinya tak menentu. "Aku hanya mampir sebentar untuk mengejutkanmu, mungkin kita bisa makan siang bersama," katanya pelan, mencoba terde

  • Tolong Ceraikan Aku, Suamiku!   Kecemasan Gina

    Kehidupan Kevin dan Gina setelah liburan di desa berjalan kembali ke ritme kota besar. Kevin tenggelam dalam pekerjaannya sebagai eksekutif di perusahaan besar, sementara Gina sibuk mengurus Keiva dan Keanu serta menjalankan bisnis kecil yang ia mulai dari rumah. Mereka masih sering mengenang momen indah di desa, dan meski topik tentang anak ketiga jarang dibicarakan lagi, Kevin tidak pernah benar-benar melupakannya.Suatu sore, saat Gina sedang menyiapkan makan malam, Kevin tiba-tiba menerima telepon dari perusahaannya. Ada proyek besar yang memerlukan perhatiannya, dan rapat mendadak dijadwalkan. "Gina, aku harus ke kantor sebentar, ada rapat penting yang harus kuhadiri," katanya sambil mengambil jasnya."Rapat lagi?" tanya Gina sedikit kecewa, tapi ia tahu pekerjaan Kevin memang selalu menuntut. "Baiklah, tapi jangan pulang terlalu larut ya."Kevin tersenyum dan mencium keningnya sebelum berangkat. "Aku akan segera pulang. Aku janji."Di kantor, Kevin disambut dengan atmosfer yang

  • Tolong Ceraikan Aku, Suamiku!   Keinginan Kevin Kepada Gina

    Kevin dan Gina memutuskan untuk menghabiskan liburan mereka bersama kedua anak mereka, Keiva dan Keanu, di sebuah desa kecil yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota. Desa itu terletak di kaki gunung, dengan pemandangan yang menakjubkan dan udara yang sejuk. Bagi mereka, ini adalah kesempatan untuk melepas penat, bersantai, dan menikmati kebersamaan sebagai keluarga. Hari pertama di desa dimulai dengan sarapan yang sederhana namun lezat. Gina memasak roti panggang dengan selai buatan sendiri, sementara Kevin sibuk membantu Keiva dan Keanu bersiap-siap untuk berjalan-jalan. Keiva, yang kini berusia lima tahun, sangat antusias untuk menjelajahi desa dan melihat hewan-hewan di peternakan terdekat. Keanu, yang baru berusia satu tahun, juga tampak senang meskipun ia belum mengerti banyak tentang petualangan yang menunggu. Pagi itu, mereka berjalan menyusuri jalan setapak yang dipenuhi bunga liar. Kevin menggandeng tangan Keiva, sementara Gina menggendong Keanu yang terus tertawa melihat ku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status