Share

Bab 111

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-07-24 13:31:13

Alvaro memandangi cangkir kopinya yang mulai mendingin. Uapnya sudah hilang, tapi hatinya justru terasa menghangat. Ada sesuatu dalam cerita Amora yang membuatnya tak bisa berpaling, seperti cermin dari rasa sepi yang lama ia pendam.

Perempuan itu tidak pernah sedikit pun meminta dikasihani. Tapi caranya menyembunyikan luka dengan senyum, membuat Alvaro ingin memeluk dan melindunginya.

"Aku dibuang, setelah mereka menganggap tidak membutuhkan aku lagi. Tapi Ya sudah tidak apa, ini takdirku. Dan aku terima semuanya." Amora tertawa kecil. Dan kemudian membelakangi Alvaro. Dengan cepat ia mengusap air matanya.

"Kalau aku bilang," ucap Alvaro perlahan, "bahwa kamu bukan satu-satunya yang pernah dibuang, apa kamu percaya?"

Amora menoleh, matanya menyiratkan keterkejutan.

"Aku juga pernah merasa tidak diinginkan," lanjut Alvaro, menatap langit-langit rumah yang temaram. "Bukan oleh istri, tapi oleh orang-orang yang mengira aku akan segera mati. Dulu, saat aku dinyatakan mengidap penyakit y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 201

    Ruangan itu masih dipenuhi keheningan. Hanya suara isak tangis Amora dan Dewi yang terdengar. Dokumen-dokumen, rekening, dan kotak perhiasan tergeletak di atas meja, seakan menjadi saksi bisu dari penebusan yang terlambat. Amora menatap surat wasiat di tangannya. Tulisannya jelas, setiap kata penuh dengan cinta dari seorang ayah angkat yang selama ini diam-diam melindunginya. Air matanya jatuh lagi, membasahi huruf-huruf di atas kertas itu. “Nyonya…” suara Amora pecah, lirih dan bergetar. “Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak bisa begitu saja menghapus semua luka yang pernah ada. Luka itu terlalu dalam… dan setiap kali aku mengingatnya, rasanya seperti sesak yang tak berujung.” Dewi menunduk, bahunya berguncang menahan tangis. “Mami tidak berharap kamu melupakan semuanya, Nak. Itu mustahil. Mami hanya ingin… diberi kesempatan. Sedikit saja. Biarkan mami menebus dengan apa yang masih bisa mami lakukan.” Amora menghela napas berat. Hatinya seperti ditarik ke dua sisi yang ber

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 200

    Dewi masih berlutut, tubuhnya gemetar. Kakinya sudah terasa sakit, tapi ia tidak peduli. Air matanya mengalir tanpa henti, jatuh membasahi lantai marmer yang dingin.Amora berdiri kaku, dadanya naik turun tak beraturan. Luka di hatinya seolah terbuka kembali, bercampur dengan rasa iba yang sulit ia bendung.Tiba-tiba, suara langkah terdengar dari arah pintu. Yurika masuk, matanya menatap pemandangan itu dengan sorot sulit terbaca.“Ada apa ini?” suara Yurika pelan, tapi penuh wibawa. Pandangannya tertuju pada Dewi yang berlutut di depan Amora.Amora buru-buru mengusap air matanya, namun suaranya masih bergetar. “Nyonya ini datang… katanya ingin meminta maaf.”Yurika menatap Dewi tajam. Ada sedikit keheranan, namun rasa dingin jelas terpancar dari sorot matanya. “Meminta maaf?” ia mengulang pelan. “Setelah semua yang sudah kamu lakukan pada anakku?”Dewi menunduk semakin dalam, suaranya parau. “Aku tahu… aku tak pantas, Yurika. Aku salah besar… aku dibutakan kebencian dan tipu daya. Ta

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 199

    Ruangan itu mendadak terasa sesak. Hanya suara tangisan Dewi yang terdengar, memecah keheningan di antara mereka.Amora menunduk, air matanya jatuh satu per satu. Hatinya diguncang hebat. Selama ini, ia sering membayangkan bagaimana jika suatu hari Dewi muncul kembali. Dalam bayangannya, ia ingin menatap wanita itu dengan penuh kebencian, melontarkan kata-kata tajam yang bisa membalas semua luka.Namun kini, kenyataan jauh berbeda. Di hadapannya, Dewi justru berlutut dengan tubuh gemetar, menangis seperti seorang ibu yang kehilangan segalanya.Kaki wanita itu bahkan belum pulih total. Rasa sakit jelas menusuk setiap kali ia memaksa diri berlutut. Tapi Dewi tidak peduli.“Kenapa baru sekarang…?” suara Amora pecah, parau, penuh luka yang tak bisa lagi disembunyikan. “Kenapa saat aku hampir mati sendirian, anda tidak ada? Saat aku butuh pengakuan sebagai keluarga, anda justru mengatakan tidak mengenalku.”Tangis Amora pecah hingga tubuhnya bergetar.“Nak… mami salah. Mami mohon… maafkan

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 198

    Randy berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah merah padam. Kedua tangannya mengepal, urat di lehernya menegang. Suara napasnya berat, seperti hewan buas yang dikurung.“Mami tidak mengerti…” gumamnya, suaranya serak namun penuh tekanan. “Amora itu milikku. Dia istriku. Dia melahirkan anakku. Tidak ada yang boleh mengambilnya dariku, bahkan Alvaro Dominic sekalipun!”Dewi menatap putranya dengan cemas dari kursi roda. “Randy… tolong tenangkan dirimu, Nak. Jangan bicara seperti itu. Kau tidak tahu siapa keluarga Dominic. Mereka bukan orang yang bisa kau lawan begitu saja.”Namun Randy tak mendengar. Matanya berkilat liar. “Aku tidak peduli! Aku akan melawan siapa pun yang mencoba memisahkan aku dari Amora. Kalau perlu… aku akan hancurkan Alvaro!”Suara Randy meninggi, tangannya menghantam dinding hingga meninggalkan bekas darah. Dewi tersentak, tubuhnya bergetar. Ia belum pernah melihat anaknya seobsesif ini.“Randy!” seru Dewi, suaranya serak bercampur ketakutan. “Kau tidak b

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 197

    Randy melangkah masuk ke kediaman Sanjaya dengan wajah kusut, matanya merah sehabis menangis. Kertas DNA yang tadi ia sodorkan ke Amora kini terlipat kusut di genggamannya, nyaris robek karena genggaman terlalu erat.Dewi, sang mami, duduk di kursi roda dengan gaun mewah yang menegaskan statusnya. Meski wajahnya tetap anggun, sorot matanya langsung berubah tegang saat melihat putranya.“Randy? Kenapa wajahmu seperti itu? Ada apa?” tanyanya, nada tajam namun penuh kegelisahan.Randy tidak menjawab. Ia hanya melempar kertas DNA itu ke meja dengan gerakan kasar, lalu menjatuhkan tubuh ke sofa dengan napas berat. “Aku… aku bertemu Amora, Mi.”Dewi membeku. Nama itu menghantam telinganya seperti gelegar petir. “Apa… kau bilang Amora?” bisiknya tak percaya. “Dia masih hidup?”“Dia bukan hanya hidup,” Randy menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca, penuh luka. “Dia sehat… cantik… dia punya anak. Anakku. Tapi dia tidak sendiri, Mi. Dia bersama Alvaro Dominic.”Wajah Dewi seketika pucat. “Apa?

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 196

    Alvaro tersenyum samar. Tubuhnya menjulang, sorot matanya menusuk langsung ke dalam jiwa Randy. Nafasnya tenang, tapi penuh tekanan. Ia menunduk sedikit, bibirnya hanya berjarak beberapa senti dari telinga Randy.“Dengar baik-baik, Tuan Randy. Demi batu krikil, kau membuang berlian,” suaranya dalam, lirih, namun tajam bagai bilah pedang. “Kamu sudah membuangnya. Kamu sudah menghancurkannya. Sekarang, kamu tidak punya hak lagi. Amora adalah milikku, dan segera akan menjadi istriku. Sedangkan Emran, dia putraku. Jika kau berani menyentuh atau sekadar mengusik ketenangan mereka…” Alvaro menahan sebentar, lalu menatap lurus ke mata Randy, “Aku akan pastikan kau menyesal seumur hidup.”Senyum dingin mengembang di bibir Alvaro, sebelum akhirnya ia berbalik, masuk ke dalam mobil, dan duduk di samping Amora.Randy terpaku. Kata-kata itu menghantam dadanya lebih keras daripada pukulan apa pun. Jemarinya yang menggenggam kertas DNA bergetar hebat, lalu tanpa sadar, kertas itu terlepas dari tang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status