Share

Bab 114

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-07-28 23:38:59

Alvaro duduk termangu, menatap kosong ke arah jendela. Hujan tipis mengetuk-ngetuk kaca, seolah turut menyuarakan kekalutan pikirannya.

Ucapan Eliza terus menggema di kepalanya, tentang Amora, tentang perjuangan Amora yang datang ke rumah sakit sendirian untuk melahirkan. Membayangkan seorang perempuan hamil yang harus bertarung antara hidup dan mati tanpa seorang pun mendampingi, membuat dadanya terasa sesak. Bahkan membayangkan bagaimana ketika Amora disuru latihan miring setelah paskah operasi. Pasti sangat sulit sekali karena melakukannya sendiri.

Belum lagi ketika belajar berjalan. Dimana ia harus berjuang sendiri tanpa berpegang dengan siapapun.

dalam kondisi lemah, menggendong bayi sendirian. Membayangkan hal ini saja sudah membuat hatinya ngilu.

Ia tak pernah membayangkan, bahkan dalam mimpi terburuknya, bahwa seorang wanita seperti Amora akan melalui kehidupan sekeras itu. Tak terbayangkan olehnya jika Amora harus bertarung sendiri, di saat semua orang yang seharusnya ada, j
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Liazta
bulan depan author akan gas, 2-4 bab perhari ya beb. Akhir bulan ini author up slow dulu.
goodnovel comment avatar
Netti Yana
knp cuma satu bab aja min minimal 3 bab...
goodnovel comment avatar
Surtinah Surtinah
lanjutttt kak.. up yg banyak ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 115

    Malam itu, hujan belum berhenti. Lampu-lampu jalan berpendar redup di balik kabut tipis yang turun bersama rinai. Mobil Randy berhenti tepat di depan rumah.Ia turun perlahan. Langkah kakinya tak tergesa, namun menyimpan tekanan yang berbeda. Bukan lagi langkah suami yang pulang dengan rindu, melainkan pria yang membawa badai dalam diamnya.Begitu pintu utama terbuka, aroma parfum Miranda langsung menyambutnya. Aroma yang dulu ia suka, kini justru membuat dadanya sesak.Miranda sedang duduk di ruang tamu. Tubuhnya berselonjor santai di sofa, mengenakan daster tidur sutra berwarna merah muda. Wajahnya terlihat lelah, tapi masih berusaha tampil manis ketika melihat suaminya datang."Sayang... kamu baru pulang?" tanyanya dengan senyum tipis, seolah tak terjadi apa-apa.Miranda akan memanfaatkan momen seperti ini. Ada dua keuntungan yang pasti akan langsung didapatkan. Yang pertama, orang suruhannya bisa langsung bergerak ke rumah sakit berhubung Randy tidak berada di sana dan menjaga Dew

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 114

    Alvaro duduk termangu, menatap kosong ke arah jendela. Hujan tipis mengetuk-ngetuk kaca, seolah turut menyuarakan kekalutan pikirannya.Ucapan Eliza terus menggema di kepalanya, tentang Amora, tentang perjuangan Amora yang datang ke rumah sakit sendirian untuk melahirkan. Membayangkan seorang perempuan hamil yang harus bertarung antara hidup dan mati tanpa seorang pun mendampingi, membuat dadanya terasa sesak. Bahkan membayangkan bagaimana ketika Amora disuru latihan miring setelah paskah operasi. Pasti sangat sulit sekali karena melakukannya sendiri.Belum lagi ketika belajar berjalan. Dimana ia harus berjuang sendiri tanpa berpegang dengan siapapun. dalam kondisi lemah, menggendong bayi sendirian. Membayangkan hal ini saja sudah membuat hatinya ngilu.Ia tak pernah membayangkan, bahkan dalam mimpi terburuknya, bahwa seorang wanita seperti Amora akan melalui kehidupan sekeras itu. Tak terbayangkan olehnya jika Amora harus bertarung sendiri, di saat semua orang yang seharusnya ada, j

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 113

    Alvaro menunduk, menatap jemarinya yang saling bertaut di atas pangkuan. Ada perasaan asing yang muncul di hatinya. Perasaan yang perlahan menumbuhkan kekaguman, lalu berubah menjadi kekhawatiran… terhadap seorang wanita yang bahkan belum benar-benar ia kenal.“Kenapa dia bisa sampai seperti itu...?” gumam Alvaro lirih, seakan bertanya pada dirinya sendiri.Eliza menoleh, memandangnya. Matanya sendu, namun lembut.“Karena dia tidak pernah diperjuangkan, Alvaro. Dan ketika seseorang tidak punya siapa-siapa, satu-satunya yang bisa mereka andalkan hanyalah... diri sendiri.”Alvaro terdiam lama. Kalimat itu menghantam hatinya. Ketika ia dikhianati oleh wanita yang sangat dicintainya dan kemudian wanita itu pergi dengan pria lain, pada saat itu, Alvaro bisa tetap bertahan karena ada Zolin dan juga ibunya. Namun Amora, dia benar-benar sendiri. “Amora sangat tangguh. Disaat semua orang pisimis, dan pasrah melihat kematiannnya, namun dia tetap bertahan. Yang lebih menyakitkan, ketika dia mem

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 112

    “Zolin…” Amora tersenyum canggung, lalu mengusap lembut kepala anak kecil itu.“Jangan bicara sembarangan, sayang,” bisiknya lirih, penuh peringatan. Suara polos Zolin bisa menimbulkan fitnah, dan itulah yang paling ia hindari selama ini.Namun Zolin justru menatapnya dengan tatapan jujur nan polos.“Tapi memang benar, kan? Daddy yang bilang Mommy harus makan banyak, biar cepat gemuk, sehat, dan nggak gampang sakit,” sahutnya lantang.Suara nyaring bocah itu membuat Eliza menahan tawa, sementara Nathan buru-buru menunduk, menahan geli. Suasana yang awalnya canggung, berubah jadi sedikit hangat, walau Amora justru merasa semakin gugup. Wajahnya memerah, jantungnya berdebar seolah sedang berdiri di bawah sorotan lampu panggung yang tak diinginkannya.Melihat suasana mulai canggung, Alvaro akhirnya angkat bicara, mencoba mengalihkan perhatian.“Ayo masuk. Kalian pasti lelah setelah perjalanan panjang,” katanya sambil menepuk ringan pundak Nathan.“Iya, kami memang lelah,” jawab Eliza sam

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 111

    Alvaro memandangi cangkir kopinya yang mulai mendingin. Uapnya sudah hilang, tapi hatinya justru terasa menghangat. Ada sesuatu dalam cerita Amora yang membuatnya tak bisa berpaling, seperti cermin dari rasa sepi yang lama ia pendam.Perempuan itu tidak pernah sedikit pun meminta dikasihani. Tapi caranya menyembunyikan luka dengan senyum, membuat Alvaro ingin memeluk dan melindunginya."Aku dibuang, setelah mereka menganggap tidak membutuhkan aku lagi. Tapi Ya sudah tidak apa, ini takdirku. Dan aku terima semuanya." Amora tertawa kecil. Dan kemudian membelakangi Alvaro. Dengan cepat ia mengusap air matanya. "Kalau aku bilang," ucap Alvaro perlahan, "bahwa kamu bukan satu-satunya yang pernah dibuang, apa kamu percaya?"Amora menoleh, matanya menyiratkan keterkejutan."Aku juga pernah merasa tidak diinginkan," lanjut Alvaro, menatap langit-langit rumah yang temaram. "Bukan oleh istri, tapi oleh orang-orang yang mengira aku akan segera mati. Dulu, saat aku dinyatakan mengidap penyakit y

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 110

    Pintu mobil terbuka perlahan, disambut hembusan angin malam yang lembut dan aroma segar dari taman bunga di halaman depan.Alvaro turun lebih dulu, menggendong Zolin yang masih terlelap di pundaknya, sementara Amora menyusul dengan langkah pelan, mengayun pelukan hangat untuk Emran yang telah kembali tertidur nyenyak.Suasana rumah terasa damai. Hangat. Seolah menyambut mereka pulang dari sebuah perjalanan kecil yang sarat makna.Setelah menidurkan Zolin di ranjangnya dan meletakkan Emran ke dalam boks bayi, mereka keluar dari kamar dengan langkah ringan, menjaga keheningan demi dua malaikat kecil itu.Di ruang keluarga yang remang dan hanya disinari lampu temaram di dinding, mereka saling berpandangan dalam diam.Tak ada kata.Hanya tatap penuh rasa.Amora menunduk, memainkan ujung lengan bajunya, seolah menyibukkan diri dari kebingungan harus bicara apa.Sementara Alvaro bersandar di dinding, kedua tangannya dimasukkan ke saku celana, mencoba tampak santai... padahal detak jantungny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status