Share

129. Nona besar dan budaknya

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-13 21:03:13

Geum berlari kecil menuju taman kota untuk menemui nona besarnya, bibir itu sedikit tersenyum ketika melihat punggung yang dikenalnya meskipun jarak mereka masih sangat jauh namun punggung itu sudah sangat familiar untuk Geum apalagi saat ini rambut panjang itu sedang diurai hanya sekali lihat Geum sudah bisa mengenalinya. Ketika jarak mereka sudah lebih dekat langkah itu sedikit lebih pelan.

Langkah kaki melambat Geum juga melihat penampilannya sendiri memastikan jika tidak berantakan agar ketika nanti ada di samping nona besarnya tidak membuatnya malu, Yukine nampak sangat cantik bagaimana mungkin orang yang berada di sampingnya begitu kusut. Yukine masih belum menyadari kedatangan Geum, perempuan itu sedang melihat kerumunan anak-anak yang sedang bermain dengan fasilitas taman yang ada, sedangkan dirinya hanya berdiri sambil menyadarkan tubuhnya di pagar pembatas. Angin sore sedikit memainkan rambut panjang itu menambah keanggunan perempuan itu.

Geum mendekat berdiri di samping Yuk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   131. Berkunjung

    Tubuh Geum seperti terpenjara dalam rooftop itu namun otaknya berkelana kesana kemari menyusuri memori semua hal yang pernah dilewatinya, untuk saat ini rooftop menjadi tempat yang paling nyaman untuk dirinya dan juga tempat itu memiliki sedikit kenangan dengan orang tertentu yang sudah berminggu-minggu tidak dilihatnya, tepat kenangan yang bisa dilihatnya tanpa harus mengerakkan tubuhnya karena tempat lainnya tidak terjangkau oleh Geum, banyak kenangan di berbagai tempat yang membutuhkan tenaga dan biaya untuk mengunjunginya."Sebenarnya apa yang aku inginkan?" gumam Geum sambil menatap seonggok bathtub di sudut.Bathtub itu sudah cukup lama tidak digunakan namun Geum masih membiarkan benda itu di sana, benda itu akan terus mengingatkan dirinya pada nona besarnya yang menyuruhnya berendam dengan air es."Bisakah kamu kembali, sepetinya sekarang aku tidak keberatan jika harus kembali berendam."Setelah mengabiskan banyak waktu bersama dengan Yukine membuat laki-laki itu cukup bergantu

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   130. Dua biji telur

    Senja sudah berganti malam, menutup rasa lelah penghuni bumi yang menghabiskan 8 jam sehari untuk bekerja, rooftop itu nampak sunyi meskipun ada seseorang yang menghuninya. Pria itu hanya duduk termangu sendirian menatap luasnya langit yang baru menunjukkan seluruh penghuninya, menatap luasnya langit penuh bintang yang nampak cerah dan bahagia sedangkan dirinya menatap keindahan di dalam kegelapan.Pintu itu kembali mengeluarkan suara keras hanya perempuan bernama Ischa yang akan membukanya dengan kasar sampai pintu itu bertabrakan dengan dinding mengeluarkan suara dentangan. Ischa menghidupkan lampu membuat rooftop itu memiliki cahaya untuk menerangi seluruh area. Barang bawaannya hampir saja jatuh ketika melihat keberadaan saudaranya yang seperti patung. "Kau mengagetkanku!" seru Ischa berteriak sambil memegangi dadanya hanya karena melihat penampakan Geum sudah membuatnya senam jantung ringan.Geum sendiri tidak merespon hanya meliriknya sedikit kemudian kembali menatap langit."Ke

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   129. Nona besar dan budaknya

    Geum berlari kecil menuju taman kota untuk menemui nona besarnya, bibir itu sedikit tersenyum ketika melihat punggung yang dikenalnya meskipun jarak mereka masih sangat jauh namun punggung itu sudah sangat familiar untuk Geum apalagi saat ini rambut panjang itu sedang diurai hanya sekali lihat Geum sudah bisa mengenalinya. Ketika jarak mereka sudah lebih dekat langkah itu sedikit lebih pelan.Langkah kaki melambat Geum juga melihat penampilannya sendiri memastikan jika tidak berantakan agar ketika nanti ada di samping nona besarnya tidak membuatnya malu, Yukine nampak sangat cantik bagaimana mungkin orang yang berada di sampingnya begitu kusut. Yukine masih belum menyadari kedatangan Geum, perempuan itu sedang melihat kerumunan anak-anak yang sedang bermain dengan fasilitas taman yang ada, sedangkan dirinya hanya berdiri sambil menyadarkan tubuhnya di pagar pembatas. Angin sore sedikit memainkan rambut panjang itu menambah keanggunan perempuan itu.Geum mendekat berdiri di samping Yuk

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   128. Dokter bedah yang buruk

    Yukine baru saja menjadi seorang dokter bedah untuk pertama kalinya meskipun kemampuan sebenarnya tidak seburuk itu tapi malam ini Yukine menjadi dokter yang begitu ceroboh, melakukan pembedahan tanpa anastesi membuat pasien hampir mati karena rasa sakit namun itu yang dicarinya membedah monyet bekantan itu hidup-hidup dengan kesadaran penuh, mengeluarkan sumber bencana yang telah merusak banyak wanita.Tubuh Alga yang masih terikat kuat menggigil karena rasa sakit yang begitu luar biasa juga karena hembusan angin yang sangat kencang, tubuhnya yang tidak terlapisi dengan sedikitpun kain menjadi sedingin es namun banyak butiran keringat di pelipisnya.Mata Alga seperti akan menutup kesadarannya mulai pudar namun masih bisa bergumam. "Bunuh saja aku."Sudut bibir Yukine di tarik mengejek ucapan Alga. "Kamu ingin mati?""Ya," sahut Alga dengan suara parau."Ini adalah makanan terakhirmu!"Alga belum sempat mengerti apa yang diucapkan oleh wanita di depannya karena tidak bisa melihatnya j

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   127. Operasi kecil menjadi kasim

    Cuaca di luar sangat buruk, petir bersahutan satu sama lain, hujan deras berserta angin memperburuk keadaan. Bulan bulat sempurna telah tertutup oleh awan hitam tidak ada lagi cahaya bulan yang menerangi tempat itu membuat Geum harus menghidupkan flash di ponselnya untuk menerangi Yukine yang sedang berdiri tepat di hadapan seorang laki-laki yang berdiri tegak dengan kedua tangannya terikat dan kedua kakinya yang terbuka.Alga meringis merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya. Alga menarik tangan kanannya namun tidak bisa begitu juga dengan tangannya lainnya."Kalian dimana? Lepaskan aku," ujar Alga lirih sambil mencoba menggerakkan kedua kakinya yang terbuka lebar namun ikatan itu terlalu kuat. Keadaan Alga sekarang seperti sebuah kulit binatang yang sedang dikeringkan."Hai ... kalian!" Alga berteriak begitu kencang padahal Yukine ada tepat di depannya, mata Alga masih tertutup rapat tidak bisa melihat keberadaan Yukine dan laki-laki itu juga tidak bisa mendengar napas perempuan

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   126. Sumpit

    Mobil itu berhenti di sebuah bangunan terbengkalai yang belum selesai di bangun lokasinya di pinggiran kota dekat waduk, suasana yang mencekam gelap gulita tidak ada penerangan hanya ada cahaya rembulan malam ini namun tidak mengurangi niat dua orang untuk mengeksekusi seorang penjahat kelamin seperti monyet bekantan ini.Yukine duduk di atas bongkahan beton tidak mempedulikan jika gaunnya akan kotor karena debu yang begitu tebal di tempat itu. Pandangannya tertuju pada Geum yang baru saja sampai menyeret tubuh Alga yang masih belum sadarkan diri."Sial, kau menguras banyak tenagaku," umpat Geum sambil melempar tubuh itu di tumpukan pasir yang bercampur dengan batu kecil."Istirahatlah," ujar Yukine pelan.Geum mematuhi ucapan nona besarnya mencari tempat secara acak untuk mengistirahatkan tubuhnya. Yukine menatap laki-laki yang terkulai di lantai itu dengan tatapan jijik kemudian mendengus sambil bangkit. Sambil berjalan menghampiri Alga tangan kirinya memainkan sebuah barang pipih d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status