Beranda / Romansa / Transmigrasi Tuan Muda Palsu yang Malang / Chapter 24: Tuan Muda dan Keputusannya

Share

Chapter 24: Tuan Muda dan Keputusannya

Penulis: Arta Pradjinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-16 11:42:33
Valerin pun melakukan aksinya. Dia mengenakan sebuah jubah hitam, penutup kepalanya menghadang sebagian wajah manisnya. Tangan kecil yang ramping itu membawa sebuah lentera, seorang yang berjalan ditengah sepinya malam.

“Ayolah, makanan kalian sudah tiba!” teriak Valerin. Dia justru sengaja melukai lengan kanannya sendiri dengan sebuah belati yang dipegang.

Ribuan manusia terinfeksi obscure mencium aroma Darah Kaum Gandaria, darah yang memang beraroma manis melebihi manusia biasa. Mereka bahkan dapat memandang percikan kemilau violet dari seseorang bertudung hitam itu.

Seringai puas dari seorang Valerin Grayii, ia berlari cepat memutar memasuki kembali manor Viscount Rovana. “Ayo sedikit lagi!” Saat dikejar segerombolan manusia terinfeksi selayaknya zombie itu ia tiba-tiba saja berhenti, Panacea yang sudah berada disana menggantikan Valerin dengan cara Valerin yang sengaja memercikkan darahnya ke jubah hitam yang dikenakan Panacea.

"Bergegaslah Tuan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Transmigrasi Tuan Muda Palsu yang Malang   Chapter 29: Boneka itu Memanggil Tuan Muda

    Panacea membelalakkan kedua matanya. “Bagaimana T-tuan Muda tahu?” tanya Panacea terkejut.Valerin tak menjawab hanya tersenyum simpul. “Katakanlah,” perintah Valerin. “Aku memang menguasai sihir seni hitam dan Benda itu ada di ruang bawah tanah. Panacea terpaksa merusak seluruh anggota geraknya.” “Begitu, begitu, menarik," ucap Valerin memengangi dagunya sendiri. "Tuan Odolf masih menyiapkan makanan pagi, apakah Tuan Muda ingin makanan pembuka terlebih dahulu?” tanya Panacea. Valerin menggeleng, dia keluar dari kamar dengan langkah bersemangat. “Sambil menunggu Tuan Odolf, mari menuju ruang bawah tanah. Kita harus menyapa Gadis robot itu!" Valerin berjalan lebih dulu dengan riang dan ceria, padahal sebenarnya ia berusaha mengalihkan rasa sedihnya terhadap perginya Friday. “Kenapa Friday bilang jika kak Darly yang menciptakan robot Diablerie? Apakah Kerajaan Crave Rose sengaja mengambil hasil ciptakan kakak? Kemudian mengcopy bentuk lain lebih bany

  • Transmigrasi Tuan Muda Palsu yang Malang   Chapter 28: Pelayannya Pergi

    Friday sudah membasuh diri dan berganti pakaian karena beberapa noda merah ada dibajunya. Setelah itu dia kembali ke kamar Sang Tuan Muda yang masih terlelap. Friday hanya sekedar memastikan keadaan Valerin yang masih tertidur pulas. Dia sempat mengambil sebuah selimut, berjalan perlahan mendekati Valerin yang sedang tertidur di ranjang Kasur itu. Dia menyelimuti sekujur tubuh si manis. Friday menunduk sejenak untuk memandangi paras cantik yang sedang terlelap. Friday mengulum senyuman kecilnya sendiri saat ia hendak mengecup puncak kening Valerin. Seseorang berhasil mengejutkannya. “Yang Mulia Pangeran Frederitch.” Panacea berdiri diambang pintu. Wajahnya datar dengan bercak noda merah di wajah serta apron putihnya. Friday menegakkan tubuhnya, pria dengan kemeja putih polos dan celana hitam itu berdecak terperanjat terkejut. “Ah, Panacea,” sahut Friday jadi kikuk. “Ehem, omong-omong bentuk Benda itu mirip dengan buatan Valerin, apa kau lihat seri nomornya?”

  • Transmigrasi Tuan Muda Palsu yang Malang   Chapter 27: Buku Clandestine Sang Tuan Muda

    Valerin Grayii mengigit bibir bawahnya, satu demi persatu jawaban atas teka-teki kehidupannya mulai terungkap. Kini, Valerin hanya bisa duduk diatas ranjang kasur ditemani oleh Panacea yang baru usai mengatakan kebenaran dari Buku Clandestine. “Jadi, buku itu dibuat khusus untukku? Sementara kakakku sudah tahu semuanya, dia memintamu membuatkan buku itu.” Valerin berucap lirih. Panacea mengangguk. “Bisa dibilang, buku itu adalah semua kisah pertualangannya tapi dibuat seperti buku-buku pengetahuan. Isinya memang mengenai penjelasan mengenai dunia ini bahkan ada beberapa fakta lain yang tak seorang pun tahu.” Panacea berucap sambil memungut pakaian kotor Valerin yang sejak pagi sudah digunakannya.“Tuan Muda, Diablerie sudah ada beratus tahun lamanya. Dulu sosok mereka bukan tercipta dari virus melainkan dari energi gelap seorang Iblis.” Panacea berjalan mendekati pintu kamar Sang Tuan Muda. “Vampir itu adalah Para Diablerie yang sempurna, kemudian berratus tahu

  • Transmigrasi Tuan Muda Palsu yang Malang   Chapter 26: Tuan Muda jadi Incaran

    “Nah, Valerin. Saat aku kecil, aku sangat suka berbaring seperti ini bersama ibuku.” “Pasti menyenangkan.”“Seharusnya, sebelum ibuku meninggal dan ayahku yang menikah lagi dengan Alexandria ... Kau tahu, dia bukan manusia.”"Lantas siapa dia sebenarnya Yang Mulia?""Kau bisa menebaknya Valerin, ayolah, kau handal soal seperti ini,""Apakah Vampir?" “Benar, Alexandria vampir dia Ibu dari Alexander tapi aku tetap menyayangi Alex.” “Valerin ... aku rindu ibuku," ucap Alphonse meraih tangan Valerin kemudian meletakkannya kepada puncak kepalanya sendiri. “Ibu sering mengelus kepalaku, bisakah kau lakukan itu sebentar?” Valerin dengan wajah datarnya mengarahkan tangannya mengusap puncak kepala Alphonse Caleum, dia mengusapnya dengan pelan. "Yang Mulia ... apa menurutmu jika kerajaan mendirikan panti asuhan?” tanya Valerin.“Ide yang bagus. Apakah kau ingin mengolah panti asuhan itu? Jika mau aku bisa membantumu," ucap Alphonse yang masih memejamkan matanya. “Akan sangat be

  • Transmigrasi Tuan Muda Palsu yang Malang   Chapter 25 : Terpikat pada Tuan Muda

    “Apa yang sudah terjadi padaku? Bagaimana Viscount Rovana?” tanya Valerin sebelum menyesap tehnya.“Sudah tertidur selama satu harian, tuan muda bangun-bangun malah cerewet ya?” Friday mencubit pipi Valerin dengan gemas. “Makan dulu, setelahnya Friday akan menceritakan semua hal yang telah terjadi.” Valerin mendengar dengan seksama laporan dari Sang Pelayan atas misi saat ini sebelum dia ambruk tak sadarkan diri, semua itu akibat Valerin tidak sadar jika melukai tangannya menyebabkan pendarahan. Kini Valerin melihat lengan tangannya yang dibalut oleh perban. Misi kali ini berhasil, Para Terinfeksi sudah dibasmi menyisakan Desa Utara yang sepi hening. Valerin langsung berkemas bersama kawan-kawan Divisi ini untuk kembali ke Istana. Mereka berpisah saat sampai di Pusat Kota, Valerin lanjut ke Istana bersama Friday. Valerin Grayii, berada pada sebuah kereta kuda dalam perjalanan menuju istana kerajaan Dust Bones. Dari jendela yang dibiarkan terbuka, ia memandang beberapa anak-anak b

  • Transmigrasi Tuan Muda Palsu yang Malang   Chapter 24: Tuan Muda dan Keputusannya

    Valerin pun melakukan aksinya. Dia mengenakan sebuah jubah hitam, penutup kepalanya menghadang sebagian wajah manisnya. Tangan kecil yang ramping itu membawa sebuah lentera, seorang yang berjalan ditengah sepinya malam. “Ayolah, makanan kalian sudah tiba!” teriak Valerin. Dia justru sengaja melukai lengan kanannya sendiri dengan sebuah belati yang dipegang.Ribuan manusia terinfeksi obscure mencium aroma Darah Kaum Gandaria, darah yang memang beraroma manis melebihi manusia biasa. Mereka bahkan dapat memandang percikan kemilau violet dari seseorang bertudung hitam itu. Seringai puas dari seorang Valerin Grayii, ia berlari cepat memutar memasuki kembali manor Viscount Rovana. “Ayo sedikit lagi!” Saat dikejar segerombolan manusia terinfeksi selayaknya zombie itu ia tiba-tiba saja berhenti, Panacea yang sudah berada disana menggantikan Valerin dengan cara Valerin yang sengaja memercikkan darahnya ke jubah hitam yang dikenakan Panacea. "Bergegaslah Tuan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status