Tatapan lima orang wanita mengarah pada pintu masuk bar. Salah satu dari mereka menatap pintu itu dengan antusias. Ia sangat berharap bahwa yang muncul dari pintu itu adalah pria tua yang mengerikan.
Tiga lainnya menatap pintu masuk itu dengan penasaran, sementara satu lagi yang tersisa hanya menatap pintu itu acuh tak acuh.
Beberapa detik kemudian pintu terbuka. Pandangan keempat wanita menjadi semakin serius, sementara satu wanita masih tetap acuh tak acuh, sampai akhirnya sosok pria dengan setelan jas mahal berwarna hitam muncul di sana bersama dengan seorang pria yang mengikutinya dari belakang.
Wanita yang berharap bahwa yang masuk adalah pria tua merasa sangat jengkel. Ia tidak mengerti kenapa wanita di depannya selalu beruntung.
Tidak, wanita itu masih belum tentu menang dari taruhan mereka. Jika dia berhasil mencium pria itu, baru dia akan mengakui kekalahan dan menjadi pelayan selama satu minggu penuh.
Lampu di bar itu redup, tapi kelima wanita itu bisa melihat seperti apa rupa pria yang paling depan yang baru saja masuk.
Pria itu memiliki postur tubuh yang sangat baik, wajahnya terlihat dingin, tapi dia benar-benar tampan. Dengan semua yang dimiliki oleh pria itu, dia bisa mengalahkan semua model tertampan di dunia.
"Skyla, kenapa kau belum berdiri? Kau tidak berani mencium pria asing itu, kan?" Alessa menatap Skyla mengejek.
Skyla melepaskan gelas yang ia pegang dengan tenang, wanita itu berdiri dari tempat duduknya. Ia melangkah dan berhenti di depan Alessa. "Tidak berani? Sayang sekali, Skyla Liora tidak dilahirkan untuk menjadi seorang pengecut. Siap-siap untuk menjadi pelayanku selama satu minggu, Alessa." Ia tersenyum miring.
Skyla adalah wanita muda yang galak, liar dan sombong. Ia dibesarkan sebagai pewaris keluarganya, jadi ia memiliki tempramen yang membuatnya sulit untuk dijangkau oleh orang lain. Ia juga tidak akan pernah mengaku kalah dari orang lain karena ia tahu bahwa ia sangat mampu.
Wanita itu melangkah dengan percaya diri, ia mendekati sosok pria yang memiliki aura yang sangat kuat. Namun, hal ini tidak membuat Skyla takut.
Alessa menonton dari belakang, wanita itu berharap Skyla akan dilempar keluar dari bar oleh pria yang baru saja masuk. Ia harap bahwa Skyla tidak akan begitu beruntung.
Skyla berhenti tepat di depan targetnya. Dari jarak yang begitu dekat ini, Skyla bisa mengatakan bahwa pria ini benar-benar tampan, tapi wajahnya begitu dingin dan tatapannya sangat menakutkan.
Di bawah pencahayaan yang redup, fitur-fitur wajahnya diukir dengan cermat dan bangga. Dia sangat tampan sekaligus berbahaya.
Skyla tidak pernah bertemu dengan tipe pria seperti ini sebelumnya. Dia yakin siapapun tidak akan berani menatapnya lebih dari sepupuh detik dengan tatapan mengerikan dari pria itu.
Seorang pria segera maju ke depan, tapi Shael mengangkat tangannya menghentikan pria itu. Ia ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh gadis di depannya.
Skyla tidak mengatakan apapun, ia hanya menarik kerah jas pria itu dan mencium bibir pria di depannya.
Pria yang ada di belakang Shael terkejut melihat apa yang dilakukan oleh gadis muda itu terhadap tuannya. Terakhir, wanita yang berani menyentuh tuannya telah dilemparkan ke laut untuk dijadikan makanan ikan.
Ciuman itu berlangsung sangat singkat. Skyla hanya ingin menyelesaikan taruhannya. Setelah mencium seperti itu, Skyla berbalik seolah tidak melakukan apapun.
"Mau pergi begitu saja setelah menciumku, Nona?" Suara berat Shael terdengar.
Skyla berhenti melangkah, wanita itu berbalik. Menatap Shael tanpa rasa takut sama sekali. "Tuan, itu hanya sebuah ciuman. Anda tidak dirugikan sama sekali."
"Ciuman?" Shael tertawa rendah. "Kau menyebut yang tadi adalah ciuman?"
Skyla merasakan bahaya mengancamnya, tapi saat ia mencoba untuk melarikan diri, ia telah tertangkap lebih dahulu.
Shael kemudian menarik tangan Skyla, pria itu mencengkram leher Skyla dengan satu tangannya sementara tangannya yang lain bberpindah dan memegang pinggang ramping Skyla.
Sebuah ciuman yang dalam dan dipaksakan dirasakan oleh Skyla. Tubuh wanita itu menegang untuk beberapa saat sampai akhirnya ia tersadar dan berjuang untuk melepaskan diri. Ia telah belajar bela diri sebelumnya, dan ia sangat mahir dalam melindungi dirinya, tapi kali ini meski ia berjuang dengan seluruh kekuatannya, ia masih tidak bisa membebaskan dirinya dari pria bajingan yang menciumnya dengan kuat.
Skyla hampir mati karena kehabisan napas, ia pikir ia akan dicium sampai pingsan. Namun, ternyata ia dilepaskan di detik terakhir. Ia segera menghirup udara sebanyak-banyaknya.
"Bajingan sialan!" Skyla mengumpat, matanya yang tadinya terlihat malas kini menatap Shael dengan marah.
"Kenapa marah? Itu hanya sebuah ciuman, kau tidak dirugikan sama sekali, Nona." Shael mengembalikan kalimat yang diucapkan oleh Skyla.
Skyla benar-benar ingin memukul kepala pria di depannya dengan vas bunga atau apapun, tapi daripada bertarung dengan hasil yang sudah ia ketahui, ia lebih memilih untuk mengepalkan kedua tangannya dan berbalik pergi.
Skyla kembali ke sisi teman-temannya. Ia sekarang melihat Alessa dengan tatapan mengejek. "Alessa, kau tidak akan pernah bisa menang dariku. Ingat untuk tidak melarikan besok sampai satu minggu ke depan."
Wajah Alessa sangat buruk. "Pelacur sialan!" Ia mengumpat lalu kemudian pergi dengan dua temannya.
Skyla tertawa kecil, ia kemudian duduk di tempat duduknya lagi.
"Alessa benar-benar konyol, dia yang memulai taruhan, dia juga yang marah ketika kalah." Richelle, satu-satunya sahabat yang dimiliki oleh Skyla memandangi Alessa yang menjauh dengan tatapan heran.
"Lupakan tentang wanita gila itu. Ayo kita minum lagi." Skyla mengisi gelasnya, ia kemudian menuangkannya ke gelas Richelle juga. Mereka mengangkat gelas mereka lalu kemudian menenggak isinya.
Skyla mengumpat dalam hatinya, bahkan rasa minuman yang baru saja ia telan tidak bisa menghilangkan rasa ciuman pria asing tadi.
tbc
Selama satu minggu, Skyla dan Shael menghabiskan waktu mereka berdua saja.Saat ini Skyla sedang berdiri di balkon kamar yang langsung menghadap ke laut. Wanita itu menatap jauh ke depan.Udara dingin memeluk tubuh Skyla, tapi itu tidak membuatnya kedinginan melainkan merasa begitu segar.Di kamar, Shael baru saja bangun. Pria itu mendekati Skyla, memeluk Skyla dari belakang. “Selamat pagi, Istriku,” suara Shael terdengar serak. Pria itu memberikan kecupan di pipi Skyla.“Selamat pagi, Suamiku.” Skyla memiringkan wajahnya lalu memberikan ciuman balasan untuk Shael.“Apakah semalam aku menyakitimu?” Shael bertanya lembut.Skyla menggelengkan kepalanya. “Kau tidak menyakitiku sama sekali.”Shael merasa lega, semalam ia kehilangan kendali dan menjadi lebih liar dari malam sebelumnya. “Aku akan membuatkan minuman hangat untuk kita dulu.”“Ya.”Shael melepaskan pelukannya dari tubuh Skyla, ia masuk ke dalam lalu membuat kopi untuk dirinya sendiri dan susu hangat untuk Skyla.“Terima kasih,
Pintu kamar Shael terbuka sesaat suara ketukan terdengar dari sana. Sosok Ron masuk dengan tergesa, wajah pria itu terlihat menyimpan rasa gugup.“Tuan, pihak rumah sakit menghubungi saya dan mengatakan bahwa Nona Skyla mengalami henti jantung.”Shael yang sedang merokok segera mematikan rokoknya. Pria itu bergegas meninggalkan kamarnya. “Pergi ke rumah sakit!”“Baik, Tuan.”Selama dalam perjalanan wajah Shael tampak sangat muram. Skyla tidak boleh meninggalkannya dengan cara seperti ini. Tidak, ini pasti salah! Skyla pasti baik-baik saja. Dia tidak mungkin meninggal. Shael menolak untuk mempercayai bahwa Skyla sudah tiada.Sampai di rumah sakit, Shael segera berlari menuju ke ruang ICU. Pria itu berhenti di depan pintu dan membukanya dengan kasar. Saat pintu terbuka ada ada Tyler dan Zara yang saling berpelukan.Tatapan Shael tertuju pada ranjang, tubuh Skyla yang beberapa hari berbaring di sana ditutupi oleh kain penutup dari atas sampai ke bawah.Shael ingin mendekati Skyla, tapi k
Keesokan harinya Shael masuk ke dalam ruang ICU, ia menggenggam tangan Skyla dengan lembut, tatapannya ke wajah Skyla begitu sendu.“Skyla, aku tahu kau sangat membenciku karena aku menyakitimu. Bangunlah, jika kau benar-benar tidak ingin melihatku lagi maka aku akan menghilang dari pandanganmu, aku berjanji padamu. Jangan gunakan cara seperti ini untuk tidak melihatku lagi.Putra kita membutuhkanmu. Aku dan orangtuamu bisa memberikan kasih sayang dan semua hal yang terbaik untuknya, tapi cinta dan kasih sayang seorang ibu, kami semua tidak akan bisa memberikannya kecuali dirimu.Skyla, aku sangat mencintaimu. Aku benar-benar minta maaf karena menyakitimu. Aku sangat menyesal. Aku tahu aku sangat salah, jadi tolong jangan menghukumku seperti ini.Jika ingin menghukumku, tidak apa-apa, hukum saja aku, tapi jangan hukum anak kita atau orangtuamu yang menyayangimu.”Dada Shael sangat sesak, sungguh ia bersedia menghilang dari hidup Skyla asal Skyla membuka matanya. Ia lebih baik melihat
“Tuan Shael, Nona Skyla terjatuh dari tangga.” Ron melapor pada Shael.“Apa?!” Shael segera meninggalkan ruang kerjanya dan pergi ke villa Skyla. Pria itu berlari tergesa.Saat pria itu sampai di villa Skyla, Skyla telah digendong oleh salah satu penjaga tempat itu. Shael segera mengambil alih tubuh Skyla dan membawanya menuju ke mobil yang dikemudikan oleh Ron.“Skyla, bertahanlah, kita akan segera sampai ke rumah sakit.” Shael menggenggam tangan Skyla dengan erat. Ia menatap wajah Skyla yang pucat dan menahan kesakitan.“Anakku.” Skyla merintih.“Dia pasti akan baik-baik saja. Dia adalah anak yang kuat dan hebat. Dia pasti akan bertahan,” seru Shael meyakinkan Skyla.Skyla merasa perutnya semakin sakit, darah yang mengalir di pahanya terasa semakin deras. Ia takut, ia takut kehilangan calon anak yang sangat ia cintai.“Jika dokter meminta memilih, maka selamatkan anakku.” Skyla merasa bahwa anaknya lebih berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup.“Apa yang kau bicarakan, Skyla?! Kau
Dua hari berlalu, Skyla pikir Shael akan datang mengganggunya lagi, tapi ternyata pria itu tidak datang lagi.Setelah makan malam, Skyla pergi ke ruang kerjanya. Meski ia berada di luar negeri, ia masih ikut membantu ayahnya di perusahaan.Usai bekerja Skyla pergi ke kamarnya, ia tidak boleh bekerja lembur atau duduk terlalu lama karena itu akan membuat pinggangnya sakit.Dengan perutnya yang besar, Skyla kesulitan untuk tidur terlentang. Dokter juga menganjurkan untuk tidur miring agar Skyla bisa bernapas dengan baik.Skyla memejamkan matanya, beberapa saat kemudian ia sudah tertidur.Satu jam berikutnya, Shael masuk ke kamar Skyla. Ia tidak akan pantas menjadi pemimpin kelompok Vortexia jika hanya menyelinap masuk ke sebuah rumah saja tidak bisa.Shael naik ke atas ranjang dengan hati-hati agar tidak membangunkan, Skyla. Ia kemudian berbaring di sana menghadap Skyla. Pria itu memandangi wajah tenang Skyla. Ia tidak bisa mendatangi Skyla di siang hari karena tidak ingin membuat emosi
Shael dan Shea sedang berada dia atas ranjang untuk tidur. Sejak beberapa bulan lalu kembali bersama, Shael tidak pernah menyentuh Shea lebih dari sekedar pelukan atau kecupan singkat di puncak kepala.Malam ini Shea mencoba untuk mengambil inisiatif. Ia mencium bibir Shael dengan lembut. Awalnya ia bisa merasakan tubuh Shael membeku, tapi kemudian Shael menerima ciumannnya, tapi itu tidak berlangsung lama.“Shea, maafkan aku.” Shael meminta maaf. Ia tidak bisa melanjutkan ciuman itu. Rasa bibir Shea tidak seperti bibir Skyla yang manis.Saat membiarkan Shea menciumnya, Shael ingin tahu bagaimana reaksi tubuhnya, dan ia merasakan penolakan yang cukup kuat.Shea tersenyum lembut. “Tidak apa-apa, Shael. Kita tidak berhubungan lebih dari enam tahun, kau mungkin merasa asing dengan ciumanku.”“Tidurlah duluan, Shea. Aku akan pergi ke ruang kerja.”“Ya.”Shael segera meninggalkan kamarnya. Di ranjang, Shea tersenyum sedih.“Shael, hati, pikiran dan tubuhmu sudah dimiliki oleh Skyla sepenu