Share

Tilly: Ini Wanita Idamanku

Author: Chani yoh
last update Last Updated: 2025-11-04 20:21:11

“Oh, aku tak tau harus berkata apa, Sergio. Yang pasti maafkan segala perilaku tak elokku dulu padamu.” Tilly memeluk Sergio lagi demi menghibur pria itu.

“Tidak ada yagn perlu dimaafkan, Tilly. Aku tidak pernah mengambil hati semua kata-kata dan sikapmu dulu itu.” Terasa kehangatan tangan Sergio mengelus pundaknya naik turun dan berakhir dengan mengelus rambutnya.

“Tak apa. Itu memang sudah jalan hidupku. Yang penting sekarang kau lah hidupku. Takkan kubiarkan mereka menyakitimu, atau siapapun di luar sana menyakitimu.”

Tilly begitu terhanyut akan bisikan cinta dari Sergio. Bagi Tilly, saat-saat seperti ini, saat Sergio mengikrarkan ulang tanggung jawab dan tekadnya pada Tilly, itu adalah saat-saat terbaik dan ternyaman dalam hidupnya.

Dieratkannya pelukannya ke Sergio yang juga dibalas lelaki itu dengan dekapan yang lebih erat lagi. Sergio juga menghujaninya dengan berbagai ciumann di kepala hingga ke pelipis, pipi, d

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Harapan Terpendam

    Tilly tahu apa yang dilihatnya. Sebuah Cadillac Escalade Sport berwarna hitam mengkilat yang berhenti di halaman rumah mereka.Pintu mobil terbuka dan Sergio turun dari sana.“Kau!” Tilly berseru seraya menghambur ke arah Sergio.Pria itu langsung memeluknya dan berputar-putar dengan Tilly di pelukannya.“Bagaimana mobil kita yang baru? Kau suka?” tanya Sergio dengan mata yang berbinar-binar, seperti bocah kecil menunjukkan hasil tangkapan ikannya yang pertama kali.Tilly semakin membelalak lebar karena perkiraannya ternyata benar.“Tentu saja aku suka!” jawab Tilly dengan pekikan tertahan.Meskipun bukan brand mobil paling top ataupun termahal, tapi Tilly menyukainya.Sekalipun misalnya siang ini Sergio bukan membawa Cadillac Escalade ini, sekalipun misalnya Sergio hanya membeli mobil bekas, Tilly tetap akan menyukainya karena dalam mobil itu, terkandung setiap tetes keringat yang dikeluarka

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Ini Wanita Idamanku

    “Oh, aku tak tau harus berkata apa, Sergio. Yang pasti maafkan segala perilaku tak elokku dulu padamu.” Tilly memeluk Sergio lagi demi menghibur pria itu.“Tidak ada yagn perlu dimaafkan, Tilly. Aku tidak pernah mengambil hati semua kata-kata dan sikapmu dulu itu.” Terasa kehangatan tangan Sergio mengelus pundaknya naik turun dan berakhir dengan mengelus rambutnya.“Tak apa. Itu memang sudah jalan hidupku. Yang penting sekarang kau lah hidupku. Takkan kubiarkan mereka menyakitimu, atau siapapun di luar sana menyakitimu.”Tilly begitu terhanyut akan bisikan cinta dari Sergio. Bagi Tilly, saat-saat seperti ini, saat Sergio mengikrarkan ulang tanggung jawab dan tekadnya pada Tilly, itu adalah saat-saat terbaik dan ternyaman dalam hidupnya.Dieratkannya pelukannya ke Sergio yang juga dibalas lelaki itu dengan dekapan yang lebih erat lagi. Sergio juga menghujaninya dengan berbagai ciumann di kepala hingga ke pelipis, pipi, d

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Dulu Aku Juga Begitu ...

    Dear Romeo Mari bertemu di Bar Dance and Shake malam ini untuk mengesahkan kontrak kerja sama di antara kita. Tertanda, Steve Nicholson.Romeo sangat terkejut saat itu hingga dia menginjak pedal remnya dalam-dalam.Keningnya sampai terantuk setir mobil.Caci maki keluar dari mulutnya diiringi air mata yang menetes ke pipinya.Katanya profesional, tapi nyatanya apa?Haruskah dia menghadirinya? Biar bagaimana pun dia belum pernah mendengar nama Bar Dance and Shake.“Hei, Bro, melamun saja! Apa yang kau pikirkan? Apakah sudah bosan dengan kencanmu si Annabella itu?”Arnold dan Stanley, dua teman terdekatnya tiba-tiba muncul entah dari mana. Dia berada di cafe saat ini, tapi tidak ada yang diingatnya sepanjang hari ini, termasuk bagaimana dia bisa tiba di kafe ini, kecuali pesan teks dari Steve.Dan tiba-tiba saja

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Profesionalisme

    Romeo telah memakai kemeja terbaiknya. Dia tampil rapi dengan jas yang kece membalut tubuhnya. Ketika tampil seperti ini, Romeo benar-benar merepresentasikan jiwa eksekutif muda yang sukses dan sempurna.Rambutnya digel rapi. Wajahnya bersih dari kumis sehelai pun. Tubuhnya pun harum semerbak.Bersama asisten dan arsitek dari perusahaannya, sehabis makan siang, Romeo menuju kantor Steve, tempat janji temu mereka.Steve muncul dengan langkah ringan lima menit setelah mereka semua dipersilakan duduk di ruang meeting yang nyaman dan elegan.“Perwakilan Poulter Construction di sana, Tuan Steve,” ujar suara lembut sang sekretaris saat menunjukkan pada Steve kehadiran Romeo dan kawan-kawannya.“Terima kasih.” Steve menyahut balik dengan senyum lembut di wajahnya.Suara yang renyah dan lembut. Senyum yang hangat dan ramah. Langkah yang tegap dan mantap. Semua itu terarah pada meja meeting yang berupa meja persegi panjang di

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Menggoda Sergio (4)

    ‘Kenapa?’ Tilly bertanya pada Sergio, tanpa suara, hanya melalui gerakan bibirnya saja saat dia menangkap delikan tajam mata Sergio.Pria itu menggeram tanpa suara. Tapi raut wajahnya terlihat teramat kesal.“Masih bertanya? Hah!”m Sergio mengeluh dalam bisiknya. Dia merasa malu sekali saat Trevor memergoki Tilly bersembunyi di bawah meja. Seolah-olah mereka hendak berbuat messum.Tapi, untung yang memergoki adalah Trevor. Setidaknya, masih keluarga sendiri. Andai orang lain, apalagi klien, mau ditaruh di mana lagi wajahnya.“Kenapa kau bersembunyi di kolong meja, Tilly? Apa yang kau perbuat sehingga harus bersembunyi di sana?”Trevor benar-benar tak habis pikir yang akan dia temukan di kolong meja adalah putrinya sendiri. Tadinya, dia sudah yakin sekali jika Sergio benar-benar selingkuh.Sergio menunjukkan gejala dan tanda-tanda baru saja habis bermesraan dengan wanita, dari sikap gelisah serta kegugupann

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Menggoda SErgio (3)

    “Tunggu!” serunya cepat dan menghambur ke Sergio. Dilapnya bibir itu. “Ada lipstickku,” katanya tersipu malu.“Sudah?”“Sudah,” sahut Tilly dan dia cepat-cepat menuju meja kerja Sergio.Sergio heran dengan apa yang akan dilakukan Tilly tapi dia tak punya waktu untuk bertanya lagi. Trevor sudah mengetuk lagi dan dia harus cepat membukanya.“Oh, hai, Tuan Trevor. Ma- maaf, aku sed-ang menelpon tadi, jadi tidak bisa cepat membukakan pintu,” kata Sergio yang tanpa sadar kegugupannya membuat dia terbata-bata.Dia melebarkan daun pintu seraya menatap ke arah lantai dan membiarkan Trevor masuk.Trevor memindai penampilan Sergio sejenak sembari dia mengangguk-angguk meski merasa sedikit aneh, kenapa Sergio begitu lama membuka pintu.Juga, penampilan Sergio sedikit berantakan, sangat berbeda dengan penampilan kerja Sergio selama ini.Tak ayal kecurigaan langsung terbersit di be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status