Share

Tilly: Jangan Cemburu

Author: Chani yoh
last update Last Updated: 2025-10-13 00:00:37

“Apa yang kau lakukan di sini?” bisik Sergio di telinga Tilly sambil menggigiti kecil daun telinga itu.

Tilly terkesiap dan tersadar dari lamunannya. “Oh, kau sudah berdansanya? Bagaimana dansanya?” tanyanya lirih.

Hatinya masih terasa hancur saat melihat ternyata ada Romeo di pesta ini dan pria itu begitu mesra bersama sepupunya, Annabella.

“Tidak menyenangkan berdansa jika pasanganku bukan dirimu,” bisik Sergio lagi.

Tilly hanya tersenyum kecil. Dia masih tidak tahu harus bersikap seperti apa pada pemandangan di depannya.

Namun, entah kenapa dia tidak ingin Sergio melihat Romeo. Tilly pun berbalik dan mengajak Sergio pergi dari sana, sebelum Sergio melihat Romeo.

“Kau kenapa? Terlihat tegang,” tanya Sergio sambil merangkul pinggang Tilly.

“Tidak apa-apa. Bagaimana dansanya?” tanya Tilly lagi.

“Kau sudah menanyakannya tadi.”

“Oh! Benarkah?”

“Iya. Lihat, kan? Ada apa denganmu?”

“Ah? Tidak apa-apa. Mungkin saja efek lapar,” elak Tilly dengan mengeleng pelan.

Sergio menatap Tilly. Dia m
Chani yoh

Sabar yaa, man teman, ... entah mengapa di sini Tilly sangat menyebalkan. mungkin tertular paman Rafaele. :D :D :D yg pasti sabar ya .... apalagi nanti akan ada lubang besar lagi yg harus mereka lompati ... author cm bisa bilang ... tahan dan sabar ... badai pasti berlalu ... :D :D

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Serba Salah

    Tapi lagi-lagi, Tilly mengelak. “Aku cemburu? Yang benar saja!”Mendengar itu, Sergio terdiam sejenak.Rasanya konyol juga dia beranggapan Tilly cemburu.Sedangkan Tilly semakin memanas rasa hatinya, meskipun dia sempat menyesal mengatakan kalimatnya barusan dengan nada teramat ketus.Jika dia mau jujur, memang ada sedikit kecemburuan. Kenapa Lucy bisa dengan mudah merayu Sergio tanpa merasakan egonya tersentil? Sedangkan dirinya?Entah mengapa di hadapan Sergio dia menunjukkan penolakan pada apa yang dia inginkan dan malah melakukan apa yang tidak dia inginkan.Huuuffft ... rasanya sungguh memusingkan.Perasaan memang sulit diatur.“Kalau kau tidak cemburu, kenapa kau marah-marah tidak jelas?” Suara Sergio kembali menggema membuat Tilly terhenyak.“Siapa yang marah-marah? Mungkin kau saja yang merasa aku marah karena jelas tadi kau begitu teramat menikmati pesta karena seorang Lucy-Lucy tadi, kan? Tubuh kalian menempel dan kau bisa merasakan dadanya yang besar dan kenyal di dadamu.

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Jangan Cemburu

    “Apa yang kau lakukan di sini?” bisik Sergio di telinga Tilly sambil menggigiti kecil daun telinga itu.Tilly terkesiap dan tersadar dari lamunannya. “Oh, kau sudah berdansanya? Bagaimana dansanya?” tanyanya lirih.Hatinya masih terasa hancur saat melihat ternyata ada Romeo di pesta ini dan pria itu begitu mesra bersama sepupunya, Annabella.“Tidak menyenangkan berdansa jika pasanganku bukan dirimu,” bisik Sergio lagi.Tilly hanya tersenyum kecil. Dia masih tidak tahu harus bersikap seperti apa pada pemandangan di depannya.Namun, entah kenapa dia tidak ingin Sergio melihat Romeo. Tilly pun berbalik dan mengajak Sergio pergi dari sana, sebelum Sergio melihat Romeo.“Kau kenapa? Terlihat tegang,” tanya Sergio sambil merangkul pinggang Tilly.“Tidak apa-apa. Bagaimana dansanya?” tanya Tilly lagi.“Kau sudah menanyakannya tadi.”“Oh! Benarkah?”“Iya. Lihat, kan? Ada apa denganmu?”“Ah? Tidak apa-apa. Mungkin saja efek lapar,” elak Tilly dengan mengeleng pelan.Sergio menatap Tilly. Dia m

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Kamu Perkasa

    Tilly terus berpikir dengan serius, memikirkan alasan apa yang bisa dia berikan pada Sergio jika pria itu menagih apa yang dia tangguhkan saat di kereta.Jika dia memberinya lampu hijau, maka dia harus memberikan alasan baru. Kenapa tadinya dia marah lalu sekarang dia bersedia.Tapi jika dia memberi lampu merah, Tilly seperti menggigit jarinya sendrii.Entah mengapa bayangan benaknya sudah terisi adegan panas di antara mereka, yang membuatnya malu sekaligus penasaran.Tanpa dia sadari, Sergio sudah melepaskan pelukannya. Pria itu mengambil pakaian dan mengenakannya.Ketika Tilly tersadar, dia menatap heran tapi juga kesal karena Sergio sudah berpakaian lengkap.Jika memang tidak mau, untuk apa merayunya tadi?Lalu saat Sergio menyadari tatapannya, pria itu hanya berkata, “Aku tidak akan memaksakan keinginanku padamu hanya karena kau istriku. Tilly ... aku sudah memutuskan aku akan menunggu sampai kau menginginkannya dariku.”Tilly menatap hampa pada Sergio. Kalimat ini seharusnya bagu

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Ternyata Ada Pesona

    “Ini mesin penyulingan yang paling kecil. Itu yang medium. Yang large harus dipesan dulu.”Pria yang ditemui Sergio menjelaskan sambil menunjuk beberapa mesin yang memang sudah lama ingin dilihat Sergio.Pria itu melihat-lihat. Dia juga bertanya harga dan kualitas satu dari lainnya.Setelah beberapa saat melihat-lihat, Sergio memutuskan untuk membeli yang medium.Dia membayar, kemudian memberikan alamat rumahnya.“Baiklah. Dalam paling lambat satu minggu, barang sudah akan diterima.”Sergio mengangguk setuju. Mereka berjabatan tangan dan Sergio kembali ke hotel.Waktu sudah cukup sore saat itu.Dan saat Sergio memasuki kamar, terdengar suara Tilly yang sepertinya sedang menelepon.“Aku tidak tau, Dad. Dia tiba-tiba menghilang!Saat tiba aku langsung melanjutkan tidurku. Beberapa jam kemudian aku terbangun dan dia tidak ada di mana-mana! Aku sudah menanyakannya ke petugas hotel, tapi mereka tidak melihat Sergio di

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Sama-Sama Cuti?

    Sisa perjalanan terlewati dengan dingin, mengalahkan dinginnya malam. Tilly akhirnya tertidur di kursinya sendiri, begitu juga dengan Sergio.Dan saat mereka tiba keesokan paginya, Tilly tidak ingin melihat wajah Sergio. Dia selalu berpura-pura melihat ke arah lain. Pokoknya ke arah lain, selain Sergio.Meski begitu, Sergio tetap menurunkan kopernya dan membawa koper Tilly bersama dengan kopernya juga. Tilly hanya perlu melenggang begitu saja. Santai. Tanpa bawaan.Setibanya di hotel, Trevor ternyata telah memesankan kamar yang nyaris satu level di bawah presidential suite.“Ayahmu sungguh berlebihan. Ruangan ini pastilah sangat mahal,” ucap Sergio yang ingin mencairkan suasana kaku di antara mereka.Tapi Tilly malah berkata, “Ini bahkan bukan presidential suite. Tidak mahal untuk ayahku.”Sergio menoleh dan menyadari pemahaman ‘mahal’ mereka berbeda.Tilly pun menuju jendela lebar dan besar yang ada di samping meja rias

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Bagaimana Caranya Menyerah?

    Tak ada dari mereka yang menyadari bagaimana tiba-tiba tubuh Tilly sudah terbaring di atas kursi empuk, sedangkan Sergio menghimpit di atasnya.Mereka saling menatap saat pagutan panas mereka terputus. Deru napas yang berhamburan, serta tatapan penuh kabut hasrat.Tilly menatap lekat Sergio. Terbayang suara lembut gadis yang berbicara dengan Sergio di gudang, Tilly bisa membayangkan betapa cantik gadis itu. Mungkin juga manis. Yang pasti gadis itu lemah lembut.Sedangkan dirinya sendiri? Tilly merasa dia kalah lembut. Cantik memukau juga tidak. Biasa saja. Apalagi manis. Mungkin tidak ada manis-manisnya.Ditambah sekarang, dia wanita yang pernah ditinggalkan di hari pernikahannya, hanya karena ayahnya mengaku bangkrut. Apakah dirinya memang tidak ada artinya bagi Romeo, selain kilau harta yang berasal dari ayahnya?Jika Romeo saja bisa berpikiran seperti itu, berarti Sergio juga bisa, dalam hal yang lain. Dan selama ini, sikapnya pada Sergio sangat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status