“Cukup!” Tamara berseru dan memelototinya. “Anda gila?”“Aku masih waras. Tapi kalau aku dihalang-halangi terus, aku mungkin saja bisa gila.”Tamara frustrasi hingga akhirnya dia pun melihat ke arah jam.Logan berjanji akan datang dan mengantar triplet ke sekolah hari ini. Tapi ini sudah jamnya triplet berangkat sekolah. Jika Logan tak kunjung datang, triplet akan terlambat.Diliriknya Trevor yang menunggu dengan angkuh.“Mau pergi sekolah atau melanjutkan cerita tadi?” tanyanya pada triplet.Tamara mau tak mau langsung menjawabnya, “Sudah sana kalian berangkat sekolah dengan paman menyebalkan ini.”“Horeeee!” seru Thea dan Tilly serempak.Trevor pun tersenyum penuh kemenangan.Ketika mereka semua sudah di pintu, Trevor menoleh pada Tamara lalu bertanya, “Kau tidak ikut?”“Tidak.”“Kau menunggu pacarmu itu?” selidik Trevor.“Ha? Apa sih?” Tamara menolak menjawab. Tapi melihat wajah meremehkan Trevor mau tak mau Tamara menambahkan, “Dia temanku. Anda tak pernah berteman dengan wanita?”
Dengan kata lain, Tilly memaksa Trevor untuk memeluk erat sembari menggendongnya.Setelah Tilly, Thea pun memeluknya dengan cara yang serupa.Sedangkan Travish hanya memandang dalam diam, tidak ikut memeluknya.Meski demikan, Trevor merasakan kehangatan yang begitu teduh mengaliri hatinya ketika dia mendapatkan pelukan ini.Tak ada lagi hal lain yang dia pikirkan selain satu hal, bahwa dia harus mendapatkan putra putrinya ini.Mereka semua harus tinggal bersamanya.Dia tak mau lagi hidup terpisah dari mereka.***Trevor kembali ke apartemen Tamara. Niatnya adalah untuk mengajak wanita itu sarapan bersama.Bibi Beatrice yang membukakan pintu dan dia pun masuk lalu duduk di sofa.Bunga mawar pemberiannya sudah tidak ada lagi di sana.Trevor tidak mempermasalahkannya.Bunga itu memang akan layu, tapi dia yakin niatnya untuk memberikan keluarga yang utuh pada triplet tidak akan layu seperti mawar-mawar itu.Trevor duduk diam hingga Tamara keluar dan menemuinya.“Anda sudah mengantar mereka
“Memangnya aku boleh cemburu?” Darla berdalih dengan wajah sedih.Sungguh dia benar-benar sedih.Kenapa di hadapan Trevor dia benar-benar seperti kain usang yang tak laku.Pria di sampingnya tiba-tiba tertawa lantang.“Hahahahaha! Aku tidak peduli dengan cemburumu. Mau cemburu atau tidak, tidak ada hubungan denganku.Tapi ... membuat Trevor frustrasi merupakan kesenangan tersendiri bagiku. Kau pulanglah ke mansion The Kozlov.Sore ini dia pasti akan pulang.Temui dia, hibur dia. Dengan begitu kau bisa menuangkan obat ke minumannya.”Darla tidak bertanya lagi, tapi dia bertanya-tanya apa sebenarnya yang dilakukan Pablo pada Trevor. ***Seperti kata Pablo, Trevor benar-benar sudah berada di mansion ketika Darla pulang. Mobilnya ada di parkiran.Darla pun langsung menuju paviliun Trevor.Dia bertemu tatap dengan Bruno yang baru saja keluar dari pintu ruang depan Trevor.“Lady El ... Mau bertemu Signor?”“Ya, kenapa?”“Biar kuberitahukan kedatangan Anda, Lady.”“Tidak perlu, Bruno. S
Darla membuat wajahnya sedih.Tanpa dia sadari setiap kata-katanya melukai hati Trevor seperti sayatan silet.Pria itu benar-benar sudah merasakan ikatan yang mendalam antara dirinya dengan triplet. Lalu tiba-tiba ada hasil tes yang menyatakan dia bukanlah ayah kandung triplet, hati Trevor hancur berkeping-keping.Baru kali inilah kekecewaan akan sesuatu yang tidak dia dapatkan terasa menusuk sampai ke ulu hati.Di saat yang sama dia harus mendengarkan omong kosong wanita ini ...Trevor langsung mencekik leher Darla.“Apa kau tidak bisa diam? Apa aku ada menyuruhmu bicara? Aku bahkan takkan membolehkanmu masuk ke sini jika bukan kau diam-diam masuk ke sini!”“Aakh! Tr- ... Aakh ... aakh ...”Kedua mata Darla sudah melotot merasakan cekikan kuat di lehernya.Sampai pada titik di mana dia tak bisa menarik napasnya lagi, Trevor melepaskannya.“Uhuk! Uhuk! Uhuk! Ka- kau ... uhuk!”Kedua mata Darla memerah dan dia begitu membenci Trevor karena tidak memberiknya kasih sayang sedikit pun.Ke
Trevor berpikir untuk kembali menemui triplet.Dia tidak memiliki rambut triplet lagi, untuk itu dia harus kembali menemui mereka dan mengambilnya secara diam-diam.Memikirkan dia akan bertemu triplet, hati Trevor dilanda berbagai emosi. Jika dulu dia hanya merasakan antusiasme, kini dia merasa bagai ada batu besar yang menghimpitnya.Kekecewaan dan kesedihannya telah membuat pikirannya seakan buntu.Di benaknya, Trevor menganggap hasil tes itu tidak mungkin dipalsukan.Satu-satunya yang membuat hasilnya seperti itu karena memang triplet bukan darah dagingnya.Kata-kata Tamara padanya terus bergaung di benaknya, bahwa ayah biologis triplet memiliki fitur wajah yang mirip dengannya. Dan makin lama Trevor semakin percaya pada ucapan Tamara ini.Ini juga yang membuatnya tertekan. Dia mengeluarkan ponsel dan mencari tentang doppelganger. Trevor terkesima sekaligus terhantam ulu hatinya.Ada cukup banyak contoh selebritis yang wajahnya sangat mirip bagai kembaran padahal mereka tidak memil
Trevor terkesiap.“Kenapa kau bisa bertanya seperti itu?” tanyanya dengan heran.Dia segera tahu bahwa ini adalah Tilly. Tapi percakapan mereka lebih jauh dari sekadar siapa yang membukakan pintu.“Karena wajah Paman muram seperti habis dihukum ayah paman.”“Ah ... masa sih? Aku baik-baik saja. Tapi memang ayahku menuntutku sesuatu yang penting.”Entah mengapa Trevor seperti menjelma menjadi sahabat bagi Tilly yang juga menceritakan isi hatinya dengan cara yang polos.Dua mata Tilly membola besar. “Benarkah? Kakek yang di ruang makan waktu itu memarahi paman? Hah! Berani sekali dia! Apa kakek itu tidak melihat bahwa paman sudah dewasa?”Kembali Trevor terkesiap. Ada rasa geli yang menyelusup hatinya yang membuatnya ingin tertawa.Tapi dia juga kehabisan kata-katanya.Tak pernah dia menyangka bahwa gadis kecilnya akan menjadi seperti seseorang yang membelanya tanpa pamrih.Dan ... tidak bisa dia pungkiri ternyata dibela oleh gadis kecil selucu Tilly sangatlah menyenangkan rasanya. Seol
Tamara tak bisa menahan dirinya untuk menatap sinis pada Trevor. Dia mendelik lewat ujung matanya, lalu menyapu tubuh itu dari atas hingga bawah.“Perasaan tubuh Anda masih bagus dan kencang seperti dulu. Tidak ada tanda-tanda kendur atau pun menciut.” Tamara mencibir ketika tak tahu lagi harus berkata apa.“Itu karena kau tidak tahu apa yang terjadi padaku. Kau tidak pernah melihat aku menimbang badan, kan?Kalau kau tahu dan mengikutiku, pastilah kau akan shock, betapa drastis penurunan tubuhku ini.”“Drastis? Tubuh Anda dari dulu sampai sekarang masih gagah seperti ini. Drastis darimana?”Tamara menaikkan nadanya, tapi Trevor malah tersenyum.Sontak, Tamara terperangah. Seakan dia tak percaya dengan penglihatan matanya.Senyum macam apa pula itu?Hanya sebelah sudut bibir yang terangkat.“Gagah, huh?” tanya Trevor singkat sehingga Tamara pun sadar dia telah memuji tubuh Trevor tanpa sadar.Tamara mendelik padanya lebih sinis dari sebelumnya.Semua itu membuat Thea dan Tilly tak ten
‘Yang benar saja, Trev! Dia putramu kenapa kau malah gugup ditatap olehnya?’Suara hatinya menegur Trevor membuat pria itu berpikir dan sesaat kemudian merasa malu.Bisa-bisanya dia gugup ditatap bocah 5 tahun.Trevor menggeleng lalu menatap kembali ke arah Travish. Dia ingin mengembalikan harga dirinya yang sempat goyah karena kegugupannya tadi.Dia tak boleh kehilangan kejayaan hanya karena tadi tiba-tiba gugup.Namun, ketika dia mengarahkan mata pada Travish, bocah itu ternyata sudah menatap ke arah lain.Rasanya sia-sia Trevor bergumul dengan batinnya tadi.Trevor pun memutuskan untuk mengelilingi rumah itu, hingga langkah kakinya tiba di dapur.Dia melihat Thea dan Tilly mencuci piring bersama Bibi Beatrice.Hatinya merasa teriris. Sekecil itu sudah harus membantu mencuci piring. Sedangkan dirinya saat seumur Thea dan Tilly, dia belum bisa membantu apa-apa.Trevor pun mencari Tamara hendak memprotes wanita itu kenapa membiarkan anak-anaknya mengerjakan pekerjaan orang dewasa.Puj
Darla cukup puas dengan hasil dari dirinya memelas iba dari Rodrigo dan Rosemary.Dengan restu dari kedua mertuanya, dia bisa lebih tegas pada Trevor.***Tamara masih menahan sebalnya pada Trevor karena pria itu terus memaksanya sarapan ke-2 demi menemaninya.Pada awalnya, Tamara mengalah dan hendak membiarkan Trevor menikmati kopinya seorang diri.Tapi aroma pie strawbery yang dibawa Trevor begitu menggugah selera.Tak ayal, Tamara heran bagaimana pria itu bisa tahu bahwa dia sangat menyukai stroberi. Cukup mengherankan di antara berbagai pie yang tersedia di toko, Trevor memilih pie stroberi.“Ayolah, Tamara, duduk sarapan bersama. Aku sudah membawakanmu strawbery pie. Aromanya saja selezat ini. Aku jamin rasanya sangat lezat.”Trevor sudah semakin pandai membual. Dia saja belum pernah mencoba kopi di kedai kopi tadi, apalagi mencicipi pie yang dijual di sana.Tapi dia bisa menjamin rasanya lezat!Di sudut hatinya Trevor merasa dia sudah seperti sales obat yang sedang mempromosikan
Bagi orang lain, pertanyaan itu terdengar sangat perhatian. Seakan orang itu peduli apakah dia baik-baik saja.Tapi Trevor bisa menangkap bahwa pertanyaan itu sebenarnya sarkastik.Rekan pelayan itu menatapnya dengan jengah saat bertanya, “Anda baik-baik saja?”Hah! Apakah hanya karena dia meminta Teh Camomile di kedai kopi maka dia dianggap sedang tidak baik-baik saja alias gila?Trevor akhirnya meninggalkan cafe dengan satu gelas kopi americano, dan sekotak stroberi pie yang dipesannya untuk Tamara.Tidak ada teh camomile, setidaknya dia membawakan Tamara pie.Dia cukup senang karena strawberry pie itu, meskipun dia sudah kesal setengah mati terlebih ketika rekan pelayan yang menjamunya bertanya apakah dia baik-baik saja.Ketika tiba di depan pintu Tamara lagi, Trevor memencet bel tanpa sungkan.Ting tong ting tongTamara yang kali ini sudah mengoleskan lipgloss stroberi di bibirnya pun mengernyit heran.Siapa lagi yang datang jam segini?Dengan tanda tanya di hatinya, Tamara membuk
“Tapi, Tamara, semakin ke sini anak-anak semakin dekat dengannya. Biar bagaimana pun kau harus membuka hatimu untuk dia, Tamara. Dia ayah kandung mereka.”“Justru itu, Bibi! Dunianya dengan kita jauh berbeda. Ada jurang besar antara dunia kita dan dunia Trevor. Tidak mungkin aku merasa tenang jika anak-anak berada dalam pengasuhannya!”Bibi Beatrice setuju dengan Tamara untuk hal satu i ni, meskipun Bibi Beatrice tidak sampai memahami bahwa Tamara mengatakan itu semua karena Tamara takut jika hubungan darah di antara mereka terungkap, Trevor akan mengambil Triplet dan memisahkan dirinya dari mereka.Sebelum wanita itu kembali ke kamarnya, Bibi Beatrice berkata lagi, “Tetap saja, Tamara, tidak baik menyembunyikan kebenaran selama-lamanya. Pikirkan anak-anakmu. Mereka berhak tahu tentang ayah mereka yang sebenarnya.”Tamara menatap Bibi Beatrice yang menyiratkan wanita selayak ibunya sendiri. Dia sempat menyelami jalan pikiran wanita itu dan merasa sepaham.Tapi pada akhirnya, Tamara men
Ting tong ting tong ....Bunyi bell langsung mencuri perhatian Thea dan Tilly.“Itu pasti Paman Padre! Biar aku yang buka pintu!” seru Tilly yang langsung turun dari kursi makan dan melesat menuju pintu.Di belakangnya, Thea berseru, “Aku juga mau membuka pintu Paman Padre!”Thea mengejar Tilly dan akhirnya ketika dia sampai di pintu, Tilly sudah membuka pintu.“Ciao!” ujar Trevor sebagai kata selamat paginya.Begitu dia melihat Thea pun turut membuka pintu, Trevor langsung berujar lagi, “Eh, halo juga kau Thea! Tumben ikut membuka pintu!”Di hadapannya, Thea tersenyum manis sambil memutar-mutar tubuhnya. “Karena kan Paman mau mengantar kita ke sekolah, lalu menjemput dari sekolah, dan lalu Paman akan-”“Ssttt!! Jangan keras-keras! Mommy kalian tidak boleh mendengarnya!” Trevor langsung meletakkan telunjuk di bibirnya.Thea pun baru menyadari dia hampir keceplosan.Gadis kecil itu terkikik sambil menutup bibirnya. Lalu dia turut menggerakkan bibir, “Sssttt!”Lalu tiba-tiba suara di be
Tamara tak habis pikir. Rasanya dia ingin meremukkan tubuh Trevor hingga menjadi bola. Seperti kertas yang diremukkan dan menjadi bola lalu tinggal dilempar ke tempat sampah.Benar-benar pria ini pandai mempermainkan dirinya!Saking kesalnya, apalagi Trevor malah melipat dua lengannya di depan dada, Tamara langsung saja menggunakan triplet.“Lihat ini, Paman kesayangan kalian, lebih memilih masakan mami daripada mengajak kalian jalan-jalan. Paman macam apa itu?”Mendengar seperti itu, Thea dan Tilly langsung menangis.“Paman kok gitu sih?”“Kok gitu? Kenapa memangnya? Masakan mami kalian kan delizioso numero uno! Siapa suruh mami kalian jago masak seperti itu?”Tamara benar-benar kehilangan kata-katanya. kalimat yang harusnya pujian malah membuatnya kesal. Tamara yakin, Trevor tidak sedang memujinya, tapi sedang mempermainkannya.Terlalu kesal, Tamara pun pada akhirnya masuk dan meninggalkan Trevor.Tinggallah pria itu menghadapi Thea dan Tilly yang memelototinya.“Paman kok gitu?” se
‘Yang benar saja, Trev! Dia putramu kenapa kau malah gugup ditatap olehnya?’Suara hatinya menegur Trevor membuat pria itu berpikir dan sesaat kemudian merasa malu.Bisa-bisanya dia gugup ditatap bocah 5 tahun.Trevor menggeleng lalu menatap kembali ke arah Travish. Dia ingin mengembalikan harga dirinya yang sempat goyah karena kegugupannya tadi.Dia tak boleh kehilangan kejayaan hanya karena tadi tiba-tiba gugup.Namun, ketika dia mengarahkan mata pada Travish, bocah itu ternyata sudah menatap ke arah lain.Rasanya sia-sia Trevor bergumul dengan batinnya tadi.Trevor pun memutuskan untuk mengelilingi rumah itu, hingga langkah kakinya tiba di dapur.Dia melihat Thea dan Tilly mencuci piring bersama Bibi Beatrice.Hatinya merasa teriris. Sekecil itu sudah harus membantu mencuci piring. Sedangkan dirinya saat seumur Thea dan Tilly, dia belum bisa membantu apa-apa.Trevor pun mencari Tamara hendak memprotes wanita itu kenapa membiarkan anak-anaknya mengerjakan pekerjaan orang dewasa.Puj
Tamara tak bisa menahan dirinya untuk menatap sinis pada Trevor. Dia mendelik lewat ujung matanya, lalu menyapu tubuh itu dari atas hingga bawah.“Perasaan tubuh Anda masih bagus dan kencang seperti dulu. Tidak ada tanda-tanda kendur atau pun menciut.” Tamara mencibir ketika tak tahu lagi harus berkata apa.“Itu karena kau tidak tahu apa yang terjadi padaku. Kau tidak pernah melihat aku menimbang badan, kan?Kalau kau tahu dan mengikutiku, pastilah kau akan shock, betapa drastis penurunan tubuhku ini.”“Drastis? Tubuh Anda dari dulu sampai sekarang masih gagah seperti ini. Drastis darimana?”Tamara menaikkan nadanya, tapi Trevor malah tersenyum.Sontak, Tamara terperangah. Seakan dia tak percaya dengan penglihatan matanya.Senyum macam apa pula itu?Hanya sebelah sudut bibir yang terangkat.“Gagah, huh?” tanya Trevor singkat sehingga Tamara pun sadar dia telah memuji tubuh Trevor tanpa sadar.Tamara mendelik padanya lebih sinis dari sebelumnya.Semua itu membuat Thea dan Tilly tak ten
Trevor terkesiap.“Kenapa kau bisa bertanya seperti itu?” tanyanya dengan heran.Dia segera tahu bahwa ini adalah Tilly. Tapi percakapan mereka lebih jauh dari sekadar siapa yang membukakan pintu.“Karena wajah Paman muram seperti habis dihukum ayah paman.”“Ah ... masa sih? Aku baik-baik saja. Tapi memang ayahku menuntutku sesuatu yang penting.”Entah mengapa Trevor seperti menjelma menjadi sahabat bagi Tilly yang juga menceritakan isi hatinya dengan cara yang polos.Dua mata Tilly membola besar. “Benarkah? Kakek yang di ruang makan waktu itu memarahi paman? Hah! Berani sekali dia! Apa kakek itu tidak melihat bahwa paman sudah dewasa?”Kembali Trevor terkesiap. Ada rasa geli yang menyelusup hatinya yang membuatnya ingin tertawa.Tapi dia juga kehabisan kata-katanya.Tak pernah dia menyangka bahwa gadis kecilnya akan menjadi seperti seseorang yang membelanya tanpa pamrih.Dan ... tidak bisa dia pungkiri ternyata dibela oleh gadis kecil selucu Tilly sangatlah menyenangkan rasanya. Seol
Trevor berpikir untuk kembali menemui triplet.Dia tidak memiliki rambut triplet lagi, untuk itu dia harus kembali menemui mereka dan mengambilnya secara diam-diam.Memikirkan dia akan bertemu triplet, hati Trevor dilanda berbagai emosi. Jika dulu dia hanya merasakan antusiasme, kini dia merasa bagai ada batu besar yang menghimpitnya.Kekecewaan dan kesedihannya telah membuat pikirannya seakan buntu.Di benaknya, Trevor menganggap hasil tes itu tidak mungkin dipalsukan.Satu-satunya yang membuat hasilnya seperti itu karena memang triplet bukan darah dagingnya.Kata-kata Tamara padanya terus bergaung di benaknya, bahwa ayah biologis triplet memiliki fitur wajah yang mirip dengannya. Dan makin lama Trevor semakin percaya pada ucapan Tamara ini.Ini juga yang membuatnya tertekan. Dia mengeluarkan ponsel dan mencari tentang doppelganger. Trevor terkesima sekaligus terhantam ulu hatinya.Ada cukup banyak contoh selebritis yang wajahnya sangat mirip bagai kembaran padahal mereka tidak memil