Home / Romansa / Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah! / Bab: Jebakan yang Mengejutkan

Share

Bab: Jebakan yang Mengejutkan

last update Huling Na-update: 2024-10-09 00:16:20
“Apa yang kau pikirkan?”

Perkataan Roland membuat Michelle terkejut sampai bahunya terangkat. Wanita itu langsung berbalik dan panik menatap Roland yang sudah berada di dekatnya.

“Kapan kau keluar dari kamar?” Michelle gugup bertanya.

“Sejak kau keluar dari kamar.” Roland menanggapi tenang.

Pria itu memerhatikan Michelle yang berusah keras menyembunyikan kegelisahan. Dia berpikir dalam ketenangannya. Tidak akan mudah bagi Roland mencari tahu apa yang Michelle pikirkan saat itu, sehingga dia mencari cara agar bisa menuntaskan rasa penasarannya.

“Kau sudah mengantuk?”

“Jika aku katakan “ya”, kau tidak akan mengizinkanku masuk ke kamar dan membiarkanku tidur.”

Roland terkekeh lemah menanggapi sindiran sinis Michelle. “Aku membawa sebotol wine. Temani aku minum, setelah itu kau boleh tidur.”

Michelle berusaha memercayai karena malas berdebat dengan Roland. Wanita itu melenggang tenang menuju dapur dan mengambil satu gelas wine.

Seperti dulu, Michelle dengan terlatih membuka penutup botol w
Creamy Nyun_Nyun

Karena kemarin tidak update, semoga tuntas yaa 3 bab ini. Besok Nyun update lagi xoxo ....

| 5
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 91: Menggali Ingatan

    Handphone yang terus berdering di meja nakas telah membangunkan Michelle dari tidurnya. Wanita itu tersentak terbangun, namun sayangnya disambut oleh rasa pusing yang menyiksa.Michelle tak memaksakan diri, lebih dulu dia bergerak tenang lewat cara menjernihkan pandangan mata. Kedua tangannya di kepala sedang memijat-mijat lembut sembari mengusir pusing yang menyiksa. Dengan cara serupa pula Michelle menggali ingatan akan keberadaannya.Matanya yang terbuka telah sempurna memindai ruangan kamar di mana dirinya berada. Mentari pagi yang menyapa di luar beserta kicauan burung turut serta memberitahu jika hari telah berganti.Samar-samar Michelle mengingat kejadian sebelum dia berakhir di ranjang tidurnya. Dia sedang menemani Roland menikmati sebotol wine di meja makan.Semula Michelle tak tergoda ketika Roland menyuguhkan segelas wine. Dia tahu batasan diri yang hanya mampu menikmati dua gelas minuman beralkohol. Lebih dari itu, bisa dipastikan Michelle akan tumbang dan tak berdaya.Teta

    Huling Na-update : 2024-10-09
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 92: Cemas yang Mencekam

    Suara bel yang berbunyi tiba-tiba telah menyentak Michelle dari pemikirannya yang mencekam. Bersamaan dengan jantungnya tersentak kaget, tubuhnya sempat bergetar singkat. Michelle sempat lemas dan kehilangan saking cemasnya diri.Suara bel yang kembali membelai telinga menyadarkan Michelle. Sehingga dia tidak membuang waktu untuk membuka pintu.Apakah itu Leah? Apa Roland benar-benar tidak mengambil Leah?Pemikiran itu berputar ketika Michelle berjalan menuju pintu. Terlepas dari situasi yang tidak diketahui sebelum terbangun, Michelle berharap besar ingatannya itu keliru. Bahwa ketika mabuk dia tak memberitahu Roland perihal kebenaran Leah.“Hai, Michelle.”Mata Michelle membulat pada sosok tamu yang tersenyum menyapa di depan pintu yang dia buka. Saking terkejutnya, Michelle terpaku kaku menatap satu orang dewasa itu bersama sosok anak laki-laki di sebelahnya.“Maaf aku mengganggu pagi-pagi.” Dia—Valencia yang canggung menyapa Michelle.Bukan hanya itu, Valencia juga sama terkejutny

    Huling Na-update : 2024-10-11
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 93: Apa yang Kau Sembunyikan?

    Valencia langsung berinisiatif membawa Leah beserta Axel ke kamar Leah. Keputusannya memisahkan kedua anak-anak itu sangat tepat demi tak melihat perdebatan orang dewasa yang tak bisa meredam emosi.“Bibi, apa Mommy dan Paman Roland itu musuhan?” tanya Leah menarik perhatian Valencia.Valencia yang berdiri memutuskan duduk di sebelah Leah—yang duduk di tepian ranjang. “Kenapa Leah bicara seperti itu?”“Aku sedih setiap kali melihat Mommy dan Paman Roland seperti itu. Seperti kemarin sewaktu meninggalkan acara ulang tahun Axel, Mommy dan Paman Roland juga bertengkar hampir mirip seperti itu. Padahal waktu aku ada di penthouse Paman Roland, Paman Roland bilang mau menjadikan Mommy sebagai pacarnya. Kenapa mereka jadi bertengkar setiap kali bertemu?”Valencia tidak terlalu terkejut mendengar cerita Leah yang berbicara naif. Walaupun tidak menjalin hubungan baik, dia mengetahui Roland akan berusaha memiliki pada hal-hal yang disukai. Dan melihat sikap Roland beberapa waktu belakangan, Vale

    Huling Na-update : 2024-10-11
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 94: Meminta Bantuan

    Roland membiarkan Michelle melarikan diri dari pertanyaannya. Dia tak menahan Michelle yang mengunci diri di kamar dengan alasan ingin bersiap-siap.Roland merekam jelas di memori ingatannya mengenai semua perkataan yang Michelle ucapkan dalam keadaan mabuk. Dalam keterkejutan yang mengguncang mental dan pikiran, Roland sempat berulang kali bertanya pada Michelle yang sudah dipindahkan ke ranjang tidur.Di dalam pelukan Roland, Michelle yang mabuk dan mengantuk jelas-jelas mengatakan jika Leah adalah putri kandung Roland.Mengapa Michelle merahasiakan fakta itu? Mengapa Michelle mengumbar kebohongan mengenai sosok ayah Leah yang sudah meninggal sebelum Leah dilahirkan?Roland tak bisa tidur karena otaknya berpikir keras mencari jawaban. Pria itu menatap Michelle yang tertidur di pelukannya, berusa menyelami semua sikap Michelle yang selalu waspada terhadap dirinya.Roland terpaksa mengakui bahwa dia telah mengecewakan dan menyakiti Michelle enam tahun lalu. Sehingga Michelle memutuskan

    Huling Na-update : 2024-10-13
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 95: Salah Lawan

    “Anda mau menjaga Leah?” di meja makan itu, Michelle mengulangi pernyataan Valencia.Valencia tersenyum dan mengangguk yakin. “Nyonya Alins dan Tuan Darrol sedang tidak berada di sini, kau juga akan bekerja. Leah tidak mungkin sendirian di rumah. Dan menurutku sangat tidak tepat menitipkan Leah di tempat penitipan anak.”Jujur saja, Michelle merasa lega pada Valencia memberikan penawaran itu. Selain dirinya yang tidak bisa menjaga Leah karena harus bekerja, Michelle tidak punya pilihan tempat di mana Leah akan dititipkan. Sehingga ketika Valencia memberitahukan niat baiknya itu, Michelle yang baru keluar dari kamar langsung duduk di sebelah Valencia.Namun, ada keraguan yang menghambat Michelle untuk menjawab setuju. Selain takut merepotkan Valencia, Michelle takut Roland bertindak sesuatu pada Leah.Dia menatap Roland yang duduk bersebrangan dengannya, memindai reaksi pria yang banyak diam dan sibuk dengan handphone di genggaman tangan.Melihat tingkah Roland yang mendesak, Michelle

    Huling Na-update : 2024-10-14
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 96: Yang Michelle Sembunyikan

    Plak! Tangan Ella telah melayang kejam di pipi Jemmy yang memerah perih. Matanya yang melotot semakin kejam membidik, sementara dadanya telah naik-turun karena terengah-engah sesak.“Pria sialan! Tutup mulut menjijikkanmu itu!” Ella memekik kesal.Jemmy tertawa menghina kemarahan Ella, sementara tangannya mengelus-elus pipinya yang perih. “Wah ... sialan kau, Ella.”Ella yang ingin membuka mulut terkejut oleh Jemmya yang mendesakknya. Bukan hanya itu saja, kedua sisi rahangnya sudah tersakiti oleh tangan besar Jemmy yang mencapit kencang seperti ingin meremukkan tulang-tulang rahang Ella. Wanita itu dibuat tak berkutik ketika Jemmy menyudutkannya ke dinding sampai kepalanya terpaku kaku di dinding ruangan.“Beraninya kau menamparku, Wanita Sialan! Tcuih!”Spontan mata Ella terpejam ketika begitu kejinya Jemmy meludah ke wajahnya.“Aku memiliki semua video-video kau yang bertelanjang dan kenikmatan oleh batangku, Ella! Aku juga masih menyimpan bukti-bukti pesan ketika kau mengemis men

    Huling Na-update : 2024-10-14
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 97: Seperti Seorang Tersangka

    “Selamat pagi, Nona Michelle.”Michelle terperangah, namun ekspresinya masih tetap tenang menatap wanita yang menyapa dan tersenyum ramah kepadanya. Bukan karena dia tidak mengenal, melainkan wanita itu adalah seorang administrator yang biasa duduk di meja tim kantor CEO.“Selamat pagi.” Michelle berusaha tenang menyapa sembari menghampiri wanita itu. “Apa kau menggantikan aku yang kemarin tidak masuk?” tanya Michelle berpikir positif atas keberadaan wanita itu.Suara telepon yang berbunyi di meja kerja telah menginterupsi mulut wanita itu. Michelle yang merasa meja itu adalah daerah tanggung jawabnya secara refleks bergerak cepat ingin mengangkat telepon.Namun, gerak wanita itu lebih cepat dari Michelle yang berakhir terkejut. Michelle sampai tak berkedip menatap wanita itu yang berbicara santun pada seseorang yang merupakan David.“Tuan David memintamu menemui beliau di ruangannya sekarang juga.”Seolah belum diberi jeda untuk berpikir, Michelle melayangkan tatapan bingungnya ke pi

    Huling Na-update : 2024-10-16
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 98: Bantuan

    “Ini uang yang kau minta pagi tadi.” Ella melemparkan amplop cokelat berisikan uang pada Jemmy yang berbaring santai di sofa panjang.Matanya menatap kesal Jemmy tersenyum sumringah mengintip isi amplop cokelat itu. Rasanya ingin sekali Ella mencakar-cakar wajah Jemmy yang menunjukkan ekspresi begitu menjengkelkan.“Aku pikir kau tidak takut padaku,” ucap Jemmy yang tertawa mengejek menghitung uang di dalam amplop. “Ternyata kau masih manis dan penurut seperti dulu,” lanjutnya menatap Ella dengan tatapan menggoda.Ella mendesis kesal, sementara dari hidungnya telah keluar napas panas seperti uap. Di dalam hati, Ella sudah merutuk sikap tak tahu diri Jemmy.“Kau harus tepati janjimu!” Ella mengungkit dengan penuh penekanan. “Jika kau tidak menepati janji, aku juga akan menggeretmu ke neraka bersamaku!”Jemmy tertawa mengejek ancaman Ella yang seperti lelucon menyenangkan. Saking menyenangkannya, wajahnya sampai memerah dan matanya berair.“Baiklah, aku tidak akan membuatmu menggeret ak

    Huling Na-update : 2024-10-17

Pinakabagong kabanata

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 140: Bisikan Manis

    Michelle terdiam dengan tatapan linglung yang kosong. Dia sulit mencerna sempurna beberapa saat pasca tenggelam dalam kenikmatan erotis yang Roland antarkan lewat lumatan bibir.Setelah mengembuskan napas panas lewat celah bibir yang agak ranum, barulah Michelle memahami kabar yang Roland sampaikan.“K-kau ... kau akan kembali ke New York?” Michelle terbata memastikan ulang dalam kesadaran tidak memercayai.Dehemen ringan Roland terdengar menanggapi, namun kemudian lenyap oleh bibirnya yang menyapu singkat bibir Michelle.“Ada beberapa pekerjaan penting yang tidak bisa diwakilkan. Aku harus turun tangan langsung untuk menyelesaikan dan memastikan semua berjalan sesuai dengan harapanku.”Hati Michelle seketika tersadar pada sosok Roland yang bukan dari kalangan biasa seperti dirinya.Sudah lebih dari seminggu Roland merawat, menemani dan tak jauh dari sisi Michelle. Selama itu pula Michelle terbuai dalam kedamaian dan kenyaman yang Roland ciptakan. Sampai Michelle lupa bahwa Roland tak

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 139: Di Pangkuan yang Menggoda

    “Dasar mesum!”Michelle membalas kejam lewat gigitan kecil yang menyakitkan di telinga Roland. Wanita itu tak terpengaruh oleh Roland yang mengerang kesakitan. Sebaliknya, Michelle merasa puas melihat Roland yang meringis sembari menggosok-gosok telinganya yang habis digigit.“Aku sedang serius berbicara, Roland!” Michelle memprotes sampai matanya menyorot tajam. “Apa kau tidak bisa serius sedikit?” lanjutnya menghardik ketus.“Apa aku terlihat tidak serius?” Roland balik memprotes dengan tangan masih menggosok-gosok telinganya yang sakit. “Selama kau mengenalku, apa aku pernah tidak serius?”Michelle terdiam karena perkataan Roland tidak bisa dibantah. Memang benar, sepanjang Michelle mengenal pria itu tak pernah sekalipun ketidakseriusan terjadi. Michelle bahkan mengingat jelas Roland yang selalu konsisten pada ucapannya. Bahkan sekalipun Michelle menganggap hal itu tidak masuk akal, Roland tidak pernah bercanda dalam hidupnya.“A-aku sedang ingin berbicara serius denganmu!” Michell

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   BAB 138: Apa Bisa Bertanggung Jawab?

    Michelle mulai menjalani rutinitas pagi setelah merasakan kondisi tubuh semakin membaik. Sejak kemarin dia sudah mulai menyiapkan sarapan pagi dan membantu Leah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.Padahal Roland sudah bersikeras melarang dan menasihati Michelle agar lebih banyak beristirahat. Tetapi, wanita itu juga bersikeras tak bisa berdiam diri karena sudah terbiasa melakukan aktivitas seperti itu.Aktivitas paginya hanya sekadar itu. Michelle sudah resmi mengundurkan diri dari firma hukum David. Barang-barang miliknya pun sudah diantar oleh pihak firma sesuai alamat tempat tinggalnya.Pagi itu di ruangan santai yang bersebelahan dengan balkon, Michelle terlihat fokus pada sebuah buku yang dipegang.Dia sampai tidak menyadari kedatangan Roland yang baru saja kembali setelah mengantar Leah ke sekolah. Sampai-sampai Michelle tidak tahu Roland telah duduk di sebelahnya.“Apa yang sedang kau pikirkan?”Michelle tersentak kaget oleh Roland yang datang tiba-tiba. Wanita itu berings

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 137: Ayah dan Gadis Kecilnya

    “Ah ... untuk makan malam nanti Leah mau menu apa?”Michelle memalingkan pandangan setelah sengaja mengalihkan pembicaraan. Wanita itu pun beranjak dari duduk di tepian ranjang yang tak lama kemudian mengeluarkan handphone dari saku depan celana.“Sepertinya akan menyenangkan jika kita makan malam di luar.” Sembari memainkan handphone, Michelle sibuk berbicara sendiri tanpa peduli bagaimana Roland beserta Leah menatapnya. “Di sekitar sini banyak restoran, ‘kan? Sepertinya menu daging dan salad sayur akan terasa nikmat,” lanjutnya masih asyik sendiri.“Mom,” Leah menginterupsi datar.“Ya?” Michelle menyahut, kemudian menatap Leah yang menyorotnya tajam penuh rasa curiga. “Leah mau menu makan malam apa?” tanya Michelle yang sengaja menyembunyikan perasaan.“Mommy masih bisa memikirkan makanan ketika aku bertanya?” seperti biasa Leah mengkritik tajam ketika keinginannya belum terpenuhi.“Dokter mengatakan pada Mommy untuk banyak makan dan beristirahat. Mommy tidak salah jika lebih memiki

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 136: Berjanjilah Padaku

    Sejak masuk ke dalam kamar tidurnya, Roland tak lagi menyembunyikan kegelisahan diri. Sejak tadi dia sudah mondar-mandir tak jelas, sementara itu napas pun berkali-kali diembuskan kasar.Selain gelisah dan cemas yang merasuki jiwa, rasa bersalah turun ikut campur mempermainkan perasaan Roland. Samar-samar dia memperhatikan sikap Leah yang perlahan-lahan murung.Jujur saja, Roland sudah berniat menguping pembicaraan Michelle bersama Leah di dalam kamar. Pria itu sudah menajamkan telinga ketika menutup rapat pintu kamar tamu.Tetapi, logikanya telah menasihati untuk sedikit lebih sabar. Roland dengan terpaksa memercayakan segalanya pada Michelle.“Sebaiknya aku menenangkan diri dengan beberapa gelas air mineral,” gumamnya lemah yang memutuskan beranjak dari kamar.Ketika keluar dari kamar mata keabu-abuannya langsung membidik kamar tamu yang berada di ujung lantai. Keberadaan kamar itu bagaikan sebuah magnet besar yang sulit mengalihkan perhatian Roland.Meski perhatian tertuju ke kamar

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 135: Bagaimana Jika Tahu? (II)

    Roland masih tak banyak bersuara ketika tiba di penthouse. Dia hanya berbicara sekadarnya ketika ditanya. Tak peduli bagaimana cerewetnya Leah selama di perjalanan, hal tersebut sama sekali tak memengaruhi Roland.Sikapnya itu memantik rasa penasaran Leah yang setia menggenggam tangan Michelle. Bahkan Leah sampai menatap tajam Roland yang berjalan lebih dahulu di depannya.“Karena kamar yang tersedia hanya dua, kau dan Leah akan tidur di kamar tamu di lantai atas—yang berada di sebelah kiri,” jelas Roland tanpa menoleh pada Michelle dan Leah yang mengikuti dari belakang.“Kamar tamu di lantai bawah masih belum layak untuk ditempati dan masih tahap renovasi. Jadi, sementara waktu kau dan Leah akan tinggal dalam satu kamar.” Barulah Roland berbalik menatap setelah bersuara datar.“Kami tidak masalah.” Michelle menanggapi tenang.“Barang-barang kalian akan tiba sore nanti. Sementara waktu kalian bisa menggunakan barang yang telah aku siapkan.” Roland masih bersikap sama.Michelle mengang

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 134: Bagaimana Jika Tahu? (I)

    “Apa kita tidak ke rumah sebentar untuk mengambil beberapa barangku dan Leah?”Michelle berusaha memecahkan keheningan canggung yang membentang di dalam mobil. Dia melirik ke samping di mana Roland bergeming tenang sembari fokus mengemudi. Michelle sedang samar-samar menanti tanggapan Roland yang sejak tadi menutup mulut.“Karena tidak tahu berapa lama aku dan Leah tinggal di tempatmu, sepertinya tidak salah jika kita ke rumahku untuk mengambil beberapa barang keperluan kami.” Michelle kembali mencuri perhatian dengan ketenangan yang hati-hati.Sayangnya, usaha Michelle belum mampu menarik perhatian Roland. Pria itu masih bergeming seperti semula. Seolah-olah dia mengabaikan keberadaan Michelle.Sikap Michelle itu berkaitan dengan sikap Roland yang tiba-tiba menjadi pendiam. Padahal sebelumnya Roland sangat kritis atas apa pun ucapan Michelle. Sehingga Michelle menaruh kecurigaan pada Roland yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.Keheningan Roland dinilai gugup dan gelisah. Penda

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 133: Firasat

    ~ Beberapa hari kemudian ~Michelle mengantongi izin pulang setelah dokter memastikan kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Beberapa luka yang menggores di tubuhnya pun mulai menutup, termasuk luka memar di tangan juga sepenuhnya memudar.Meskipun sudah bisa bergerak bebas seperti biasa, Michelle tak diizinkan turun dari ranjangnya. Wanita itu hanya diperbolehkan duduk di sana.Dan tidak usah ditanyakan siapa pelaku yang membuat Michelle kesal. Dia adalah Roland—yang sibuk merapikan barang-barang milik Michelle ke dalam sebuah tas.“Kita akan lebih dulu menjemput Leah di rumah Valen, lalu setelah itu kita akan ke penthouse-ku.” Roland dengan tenangnya memberitahu sembari menyelesaikan kegiatannya merapikan barang-barang ke dalam tas.“Maksudmu dengan kita? Apa aku dan Leah juga akan ke penthouse-mu?” Michelle memprotes, sementara matanya telah menatap tajam pada Roland yang berakhir menatapnya.Sebelum bersuara, lebih dulu Roland mengancingkan tas berisi barang-barang Mich

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 132: Apa Kau Siap?

    Tidur yang Roland inginkan adalah berbaring di samping Michelle dengan tangannya menggenggam tangan Michelle. Kehangatan dari jemari yang menyatu mampu menghibur Roland yang menatap dingin langit-langit kamar inap itu.Keinginan sederhana itu membuat jiwa Michelle gelisah. Dia bertanya-tanya di dalam hati dan mulai menerka-nerka masalah apa yang Roland hadapi.Sebelum meninggalkannya bersama Valencia, Michelle mengingat Roland yang menerima telepon. Jika telepon itu berkaitan dengan pekerjaan, Roland tak akan ambil pusing sampai emosinya tak terkendali. Sehingga Michelle menyimpulkan jika telepon itu berkaitan dengan seseorang yang mampu menguras emosi seorang Roland Archer.“Tadi aku menghabiskan makananku.”Alih-alih menanyakan langsung, Michelle sengaja berbasa-basi demi bisa membangun suasana berbicara dengan Roland.Suara tawa ringan Roland merespon, sekaligus berhasil memancing perhatiannya yang lama membisu pasca ciuman erotis beberapa waktu lalu.“Kau memang harus makan dengan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status