Share

Bab 13

Annika tampak sedih.

Pakaian Zakki masih rapi, hanya saja celana panjang berwarna gelapnya terkena noda sedikit.

Dia benar-benar terlihat bergairah.

Tangan Annika gemetar hebat sehingga dia beberapa kali tidak bisa mengambil kancing kecil yang putus itu.

Zakki berdiri di samping sambil menatap Annika, dia tidak berniat membantu.

Dia mempunyai kebiasaan mengelus kancing mansetnya, tetapi dia tidak memakainya, jadi dia hanya bisa mengerutkan kening.

Dia masih belum menemukan kancing mansetnya, tetapi dia tidak mungkin menundukkan wajahnya untuk bertanya pada Annika.

Setelah sekian lama, Annika akhirnya selesai merapikan diri.

Mereka berdua saling bertatapan. Tatapannya terlalu dalam dan sulit dibaca, tetapi Annika juga tidak ingin mengetahuinya. Annika berkata dengan putus asa, "Zakki, aku sudah capek! Ayo kita pisah baik-baik!"

Setelah mengatakan itu, Annika keluar dari ruangan.

Kali ini, Zakki tidak menghentikannya.

Dia hanya berdiri diam sambil melihat sosok Annika yang pergi. Setelah itu, dia menunduk dan tersenyum dingin.

Pasangan yang bercerai biasanya terjebak dalam banyak masalah.

Hampir tidak ada yang namanya pisah baik-baik!

*

Ketika Annika meninggalkan gedung Grup Ruslan, kakinya masih gemetar.

Kulit yang disentuh Zakki rasanya masih panas seperti api. Apa yang dikatakan Zakki terus bergema di benaknya.

"Pulanglah bersamaku, kamu masih Nyonya Ruslan!"

"Kamu pikir kamu bisa masuk keluar Keluarga Ruslan sesuka hatimu? Atau kamu pikir aku adalah orang baik yang akan membiarkan orang lain pergi begitu saja?"

Kata-kata itu membuat napas Annika terengah-engah.

Dia berjalan-jalan di luar untuk yang lama, lalu kembali ke rumah kontrakannya.

Rumah tua seluas 60 meter persegi ini hanya memiliki perabotan seadanya, benar-benar jauh berbeda dengan vila Keluarga Chandra dulu. Hari itu, Bibi Shinta berdiri diam di aula sempit untuk waktu yang lama.

Annika tahu bahwa Bibi Shinta tidak terbiasa, tetapi Annika hanya bisa melakukan ini saat ini.

Bibi Shinta sedang membuat sup di dapur.

Ketika melihat Annika pulang, dia berhenti memasak sebentar dan bertanya, "Bagaimana kabar kakakmu?"

Annika tidak menyebut kejadian Zakki. Dia melepas sepatunya di depan pintu dan berkata dengan lembut, "Kakak memintaku untuk mencari pengacara bernama Yoyok Martha, katanya dia bisa membantu kami."

"Yoyok Martha?"

Bibi Shinta tampak memikirkan sesuatu, "Sepertinya aku pernah mendengar nama itu! Apa pun yang terjadi, kamu harus cari orang itu. Kalau dia benar-benar hebat, kakakmu bisa keluar."

Annika menghela napas dan berkata, "Aku baru saja menelepon Sania dan memintanya untuk mencari tahu."

Annika sudah mengenal Sania Lindarto sejak kecil.

Sania menjadi seorang model setelah lulus dari universitas. Dia sering berkeliling dunia dan memiliki jaringan yang luas.

Bibi Shinta agak terkejut ketika mendengar nama Sania Lindarto.

Dulu dia tidak senang Annika berteman dengan Sania. Dia merasa bahwa Sania adalah orang di industri hiburan yang memiliki latar belakang yang rumit. Dia tidak menyangka bahwa Sania bisa membantunya sekarang.

Bibi Shinta terdiam beberapa saat.

Dia menyajikan semangkuk sup kepada Annika. "Makan yang banyak, kamu kurus sekali akhir-akhir ini. Bukannya kamu akan mulai bekerja di lembaga pelatihan minggu depan?"

Annika menatap supnya dan berkata dengan lembut, "Aku nggak akan kerja di sana! Aku akan mencari pekerjaan lain."

Shinta duduk dan bertanya, "Apa yang terjadi?"

Annika tidak ingin Shinta khawatir, jadi dia berpura-pura santai. "Ini semua salah Zakki! Dia membuatku gagal bekerja di sana! Aku nggak apa-apa, Bibi Shinta. Aku bisa cari pekerjaan lain, ada banyak informasi lowongan di surat kabar. Aku pasti bisa menemukannya."

Dia pikir Shinta akan menyalahkannya.

Akan tetapi, Shinta terdiam cukup lama dan hanya berkata, "Semua akan baik-baik kalau kakakmu bebas."

Shinta berdiri, lalu pergi ke dapur.

Setelah beberapa saat, Annika mendengar suara Shinta dari dapur. "Annika, apa menurutmu aku begitu kejam sehingga aku harus memaksamu untuk melihat wajah Zakki demi menjalani hidup? Ayahmu dan aku tahu tentang temperamennya, tapi kami nggak bisa melakukan apa-apa! Kalau kakakmu nggak bisa bebas, apa yang akan kamu lakukan di masa depan?"

Shinta merasa tertekan hingga menangis saat dia berbicara.

Annika juga sedih, tetapi dia masih menahan emosinya. Dia bersandar di bahu Bibi Shinta dan berkata, "Bibi Shinta, aku sudah dewasa! Aku bisa menghidupi keluarga tanpa Kakak."

Shinta menangis ….

Annika mencari pekerjaan selama beberapa hari, tetapi belum menemukan pekerjaan yang cocok.

Dia tahu bahwa semua institusi kelas pasti sudah dihubungi oleh Zakki, jadi mereka tidak akan menerima Annika.

Jadi, dia menurunkan ekspektasinya dan pergi ke perusahaan pertunjukan. Perusahaan itu sebenarnya membuka lowongan untuk acara perayaan dan pekerjanya dibayar sesuai jumlah pertunjukan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status