Aku tidak mempedulikan kata-kata wanita itu. Aku yakin aku tidak hamil karena kami hanya beberapa kali bercinta dan David pun mengantisipasi kehamilanku, dengan secepatnya ia memberikan pil kontrasepsi setelah kami selesai bercinta. Aku pasti tidak hamil itulah sugesti yang aku ucapkan dalam hatiku.Aku pun memutuskan untuk kembali bekerja setelah mengambil libur setengah hari. Rasa lapar membuatku menuju ke kantin untuk memesan masakan yang mempunyai rasa sedikit asam. Namun usahaku untuk mengisi perut pun gagal karena hanya dengan dua nasi dan sedikit daging, perutku sudah tidak bisa menampungnya. Masakan itu terasa hambar dan perutku rasanya sangat mual.Dengan langkah berat aku menuju meja kerjaku lalu menyelesaikan tugas yang harus aku kerjakan. Aku bekerja sampai larut malam, aku terus saja mengetik laporan hingga mataku seakan tidak bisa terbuka. Dalam keadaan setengah sadar, aku kembali ke apartemennya Mary. Tanpa mandi dan membersihkan tubuhku, aku langsung tidur di bawah seli
Suara teriakan Marry membuat orang-orang yang berada di depan ruangan dokter obgyn itu menoleh kepada kami. Pengunjung yang mayoritas adalah wanita hamil beserta suaminya itu langsung melingkari kami sambil mengucapkan hal-hal buruk kepada Lily, sang wanita simpanan.“Dasar tidak tahu malu, wanita simpanan kok berani-beraninya memukul istri sah.”“Benar sekali, saat ini memang kebalikannya. Seorang simpanan berani mempermalukan dirinya hanya untuk mendapatkan pengakuan di publik. Padahal dialah yang mencuri suami orang.”“Jika diperhatikan baik-baik, masih cantik kan istri sah dibanding wanita simpanannya. Sungguh mata laki-laki itu sepertinya telah buta.”Kulihat Lily menutup kedua telinganya. Wajahnya pun berubah menjadi kesal. Ia pun tidak sanggup berlama-lama di tempat yang sama denganku. Tanpa menunggu lama, ia menyibak kerumunan orang lalu meninggalkan kami.Aku menghela napas lega, setidaknya seseorang yang membuat mood-ku buruk menghilang dari hadapanku·“Ayo kita pergi dari si
“Tuan David Wales, rupanya Anda tidak mengenal siapakah istri Anda yang sebenarnya ini. Saya memang miskin dan sebatang kara tapi saya punya harga diri dan saya tahu betul lembaran kertas yang saya tanda tangani itu mempunyai konsekuensi seperti apa. Saya bukan wanita murahan yang gampang disentuh oleh sembarang laki-laki.”Mendengar perkataanku yang panjang lebar David langsung membuang muka. Ia melepaskan kungkungan tubuhnya lalu meninggalkanku begitu saja. Dalam keremangan malam, aku melihat punggung David dari kejauhan. Apakah aku salah lihat? Kenapa David yang arogan itu terlihat seperti sangat kesepian dan sendirian. Bukankah ada Lily yang mencintainya dan David pun mencintai sepupuku itu? Ah entahlah, mungkin perasaanku juga salah menilainya.***Keesokan harinya saat aku sudah berada di kantor, Pak Simon memanggilku. Ia mengatakan jika ada hal yang harus beliau sampaikan.“Ana Lopez, ada pesan dari ketua manajer untukmu.”“Ya, Pak. Pesan apakah itu? Apakah terkait dengan pekerj
Aku mendadak takut karena kepergok dua hari berturut-turut dengan laki-laki yang sama.Setelah menyapa Jack, David berjalan mendekati kami. Ia lalu menggamit pinggangku untuk menunjukkan jika aku adalah miliknya.“Halo, Tuan Young. Perkenalkan, nama saya David Wales, suaminya Ana Lopez.” David mengulurkan tangannya kepada Jack dan Jack pun menerima jabat tangan dari David.Awalnya aku mengira jika Jack akan kecewa. Tapi ia malah tersenyum setelah bergantian memandangi wajah kami. “Baiklah, saya pamit dulu. Selamat malam.”“Selamat malam, Jack.” ucapku.Jack langsung naik ke mobilnya dan meninggalkan kami.Dan tiba-tiba saja David menyeretku ke basement. “Siapa dia? Kenapa kalian sangat dekat. Apakah kau lupa dengan isi perjanjian yang sudah kau tanda tangani?”“Dia ….” sebelum aku menjawab, David tidak sabar lalu membuka gaunku.“David, apa yang kau lakukan?” Aku terkejut dengan ulah David.“Meminta hakku, kau adalah istriku. Tentu kau harus melayaniku karena saat ini aku ingin.”“Apa?
“Tentu saja bayi suamiku,” entah kenapa aku langsung mengakui jika bayi dalam kandunganku adalah anaknya David.“Bagaimana dengan bayimu, anak siapa itu?” Aku tahu saat di bangku kuliah, Lily pernah aborsi dua kali. Karena tidak ingin rahasuanya terbongkar, Lily mengajakku untuk menemaninya. Ia mengancamku supaya aku tidak buka mulut tentang rahasianya.“Kau ….” Lily melotot sambil mengacungkan jari telunjuknya padaku. Kulihat tubuhnya bergetar menahan marah. Ia meremas kertas hasil pemeriksaan kandungannya.“Ana Lopez, aku tidak akan membiarkanmu melahirkan anaknya David ke dunia ini!”.puas mengancamku, Lily pergi begitu saja dari hadapanku.Aku langsung terduduk dengan hati yang bergetar. Sebenarnya aku takut dengan ancaman Lily. Gadis itu selalu mempunyai niat buruk padaku. Dan kali ini aku takut jika ancamannya jadi kenyataan. Bagaimanapun, dia akan selalu did ujung David. Kejahatannya pasti akan selalu terlindungi.Aku menimbang, haruskah aku memberitahu David tentang kehamilanku
Waktu berlalu begitu cepat. Seminggu kemudian Jack sudah muncul kembali di kantor. Ia datang ke meja kerjaku dengan senyum yang mengembang.“Ana, apa kabar?”“Aku baik, Jack.”“Maaf, aku tidak pamit saat Bos menugaskanku ke luar negri untuk mengurus suatu kontrak kerja dengan perusahaan asing. Waktu itu sangat larut dan aku harus pergi malam itu juga.”“Tidak apa, Jack. Aku mengerti.”“Ana, maukah kau mengantarku ke mal untuk membeli baju? Aku pindah ke sini secara mendadak. Dan sekarang musim mulai dingin. Aku tidak mempunyai baju tebal yang cukup untuk kupakai sehari-hari.”“Oke,” aku tidak bisa menolak ajakan Jack karena dia banyak membantuku selama ini. Hanya mengantar ke mal membeli baju tidaklah hal yang menyulitkan bagiku.“Ana, bagaimana dengan yang ini?” tanya Jack setelah kami tiba di outlet penjual baju laki-laki. Jack mengambil jaket parasit yang berisikan bulu angsa. Warna jaket itu sangat terang dan aku tidak menyukainya. Aku lebih suka warna-warna gelap seperti jaket ya
Aku menatap Jack dengan saksama.“Ah lupakanlah, aku hanya bercanda.” Jack menggaruk rambutnya.“Jika ada masalah, datanglah padaku. Aku pasti akan membantumu.” Jack mengelus rambutku lalu keluar dari lift. Dari dulu Jack selalu begitu. Tidak pernah mendesakku atau memaksakan kehendaknya. Semua berjalan natural dan apa adanya. Satu hal yang kusukai dari Jack. Selalu membuatku nyaman ketika berada di sisinya.***Aku kembali ke duniaku yang sibuk dengan pekerjaan. Tiba-tiba saja telepon dari pelanggan yang terkenal rese menelponku. Pelanggan itu adalah selebgram terkenal yang sedang naik daun. Gadis itu terkenal dengan attitude yang kurang baik. Tapi anehnya dia terkenal dan selalu banjir job dari brand-brand ternama.“Halo, Nona Phillips.” Aku terpaksa mengangkat telepon dari Amanda Philips, klien yang desainnya aku tangani.“Oke, silakan.” Aku mulai mendengarkan kemauan Amanda tentang desain interior untuk pesta pernikahannya. Walaupun terkesan berbelit-belit, aku mendengarkannya deng
“Anda tidak bisa mengelak, Nona. Bukti sudah jelas.”“Tidak, saya tidak melakukan itu. Saya dijebak.”Beberapa kali aku membela diriku. Tetap saja tidak ada gunanya. Aku tetap dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam keremangan, aku melihat seseorang datang mendekati sel yang kuhuni. Dan bisa kutebak jika orang itu adalah David. Apa pun bisa dibelinya. Menemuiku di dalam penjara adalah hal mudah baginya. Aku diam menanti dia bicara. Bagaimanapun aku harus menunggu kata-kata apa yang keluar dari mulutnya. Aku takut berharap yang akhirnya aku kecewa berat.“Ana!” teriak David dalam kegelapan.Aku diam di pojokan tanpa bersuara. Aku tidak akan menggantungkan harapan padanya.“Ana, kenapa kau melukai Lily?” David mencengkram kerah bajuku.“Aku tidak pernah menyentuhnya. Dalam sebulan ini kami tidak pernah bertemu. Malah dia yang ingin menyakitiku.” Walaupun aku tahu pembelaanku akan sia-sia. Aku tetap mengatakan kejadian yang sebenarnya kepada David.“Kau masih mengelak? Bukti-bukti sudah