Share

Bab 9

Author: Gorenganbasah
last update Huling Na-update: 2025-10-13 17:31:49

“Kau boleh menghinaku, tapi jangan sekali-kali kau menghina ibuku!” Suara Mada berubah menyeramkan. Dari yang awalnya agak serak basah, kini menggema, ditambah aura kengerian Zero yang semakin menyelimuti showroom.

Mada sadar akan hal itu dan ia harus mengendalikan diri. Ia tidak bisa membrutal di sini. Ia harus menekan Zero kembali ke dalam kegelapan.

Sejurus kemudian, dia menarik napas dalam-dalam, menahan seluruh kekuatan membunuh itu. Ia membiarkan telapak tangannya berdarah karena kuku jarinya sendiri menancap kuat, lebih baik daripada melayangkan pukulan maut.

Vincent dan Bella merasakan perubahan mendadak di udara. Mereka tidak tahu itu apa, tapi ada rasa takut yang merayap di punggung mereka. Mada yang baru saja mereka hina, kini tampak seperti predator kelaparan.

"Manajer! Panggil manajer kalian sekarang juga!" teriak Mada, suaranya tajam dan memerintah, memutus ketegangan yang mencekik.

Vincent mencoba memulihkan diri. "Hei, woy! Kau ini siapa, sok-sok perintah?! Kau pikir kau bos?!"

Mada menatap Vincent, tatapannya kosong, mematikan. "Aku adalah orang yang baru saja akan mengeluarkan Tujuh Puluh Lima Miliar di showroom ini. Dan aku tidak suka dilayani oleh orang sepertimu yang banyak omong."

Vincent dan Bella hanya bisa terdiam, tercengang. Mereka tidak percaya satpam ini berani melawannya sebegini rupa. Mereka sudah terbiasa dengan satpam yang membungkuk minta maaf dan langsung pergi.

"Kau berani mengancam kami?!" Vincent mengepal tinju. "Kau belum tahu siapa aku!"

"Aku tidak tertarik tahu siapa kau. Aku tertarik dengan Rolls-Royce ini," jawab Mada. Ia tidak lagi melihat Vincent, fokusnya hanya pada Manajer Showroom yang panik.

"Manajer! Cepat! Atau aku akan beli mobil ini di showroom sebelah!"

Tiba-tiba, dari ujung ruangan, seorang pria paruh baya bertubuh agak gempal dengan setelan jas mahal berlari tergesa-gesa. Itu adalah Tuan Robert, Manajer Utama FX Showroom. Ia mendengar teriakan Mada dan langsung merasa ada masalah besar.

Tuan Robert datang, napasnya tersengal. Dia melihat Vincent dan Bella berdiri dengan wajah memerah, dan seorang pria berpakaian sederhana berdiri angkuh di depan Rolls-Royce Ghost.

"Ada apa ini? Ada masalah apa, Tuan Vincent?" tanya Robert, mencoba bersikap ramah kepada Vincent yang dikenal sebagai pelanggan cash yang sombong.

Vincent langsung maju, menunjuk Mada. "Robert! Cepat usir sampah ini! Dia mengaku mau beli Rolls-Royce Ghost, padahal dia cuma satpam gila! Dia mengganggu istriku dan aku!"

Tuan Robert menoleh ke Mada. Ia melihat Mada, kemeja biasa, tangan yang sedikit lecet, dan aura aneh di sekelilingnya. Ia hendak meminta maaf dan menyuruh Mada pergi dengan halus.

Namun, sebelum Robert sempat membuka mulut, Mada hanya menunjuk mobil itu dan berkata dengan nada final: "Manajer. Aku ingin mobil ini. Tunai. Tujuh puluh lima miliar. Cepat siapkan berkasnya!"

Tuan Robert menatap Mada sejenak, lalu matanya terpaku pada... wajah Mada.

Bukan karena kemejanya, bukan karena auranya yang dingin, tapi karena tatapan mata Mada. Tatapan itu mengingatkannya pada seseorang yang sangat ia kenal, seseorang yang berkuasa dan sangat berbahaya. Robert merasa tenggorokannya tercekat. Jantungnya berdebar kencang.

Robert mengabaikan Vincent yang sedang melongo. Ia menatap Mada lagi, lebih dekat, mencoba mengingat di mana ia pernah melihat wajah Mada.

Tiba-tiba, sebuah memori muncul. Sekitar delapan tahun lalu, di pertemuan rahasia para petinggi militer dan konglomerat yang dijaga ketat, ia pernah melihat seorang pemuda yang mirip Mada, berdiri tegak di samping Jenderal tertinggi, dengan tato naga yang sama persis di belakang lehernya. Pria yang dijuluki Zero itu.

Mustahil. Tapi kemiripan mata dan aura dingin itu... sangat identik.

Tuan Robert seketika berkeringat dingin. Ia tahu betul, siapa pun yang pernah dekat dengan Jenderal itu, apalagi dijuluki Zero, adalah sosok yang tidak bisa disentuh. Tidak peduli pakaiannya.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Tuan Robert tiba-tiba membungkuk dalam-dalam di hadapan Mada, membuat Vincent, Bella, dan semua sales di showroom itu terkejut setengah mati.

"Maafkan keterlambatan saya, Tuan. Saya akan siapkan semua berkas Rolls-Royce Ghost yang Anda inginkan sekarang juga. Pembayaran tunai Tujuh Puluh Lima Miliar Rupiah akan segera diproses. Semua akan beres dalam lima belas menit. Silakan... Tuan Mada."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 37

    “Mada, barusan aku dapat mandat dari Jenderal Zhang Ze. Kamu diuruh mencairkan beberapa ratus dollar di ATM yang aku berikan kapan hari lalu. Pergilah ke Bank Platina di pusat ibukota. Setelah itu, carilah villa mewah yang kelak jadi tempat tinggalmu.”Baru saja ingin menutup mata, ponselnya berdering, dan Sofia segera memberi perintah.“Hmm, aku masih ngantuk. Apa nggak bisa diundur sampai nanti siang atau sore?” Mada menguap setelah semalaman tidak tidur.“Jenderal Zhang Ze ingin kamu segera pergi. Aku sarankan, villa Phoenix yang letaknya ada di perkomplekan mewah Heaven Garden.”“Ah, sialan! Oke. Aku pergi sekarang.”Dengan kantung mata bengkak dan pakaian kusut milik Boris yang belum diseterika, Mada pergi, tanpa membangunkan Boris yang masih mendengkur pulas.Sofia mengirim titik koordinat lokasi Bank Platina.“Aneh, kenapa hanya ada satu Bank Platina di ibukota? Harusnya, ada minimal tiga atau empat bank. Kenapa pula Jenderal Zhang Ze memberi perintah dadakan seperti ini!?”Sel

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 36

    “Benar. Barusan, aku dapat info dari markas pusat. Kamu pasti tahu, kan, dia bukan laki-laki biasa. Dia mantan pembunuh bayaran terkenal. Aku takut kalian berdua terluka, atau bahkan terbunuh karena laki-laki itu.”Boris dan Mada saling tukar pandang. “Tenang, Sofia, kami tidak semudah itu mati. Percaya pada kami. Kami akan membereskan orang ini, seberapapun mengerikannya dia.”Kekhawatiran Sofia ternyata tidak terjawab.Louis, yang rencana awalnya datang ke Cliff Inna untuk memburu Mada, tiba-tiba menghilang tanpa jejak.Padahal, lima menit sebelumnya, Mada mendapat kabar jika Louis dalam perjalanan menuju perbatasan mengendarai jeep dengan kaca anti peluru.Pun hingga pagi menyongsong, Mada tak kunjung menutup mata. Sementara Boris, dia sudah terlelap sebelum matahari terbit tadi. Mungkin pria itu capek setelah pertempuran tengah malam tadi.Merenung menatap latar pergudangan tua, Mada masih kepikiran, bagaimana nasib Kristal setelah rencana pembunuhan itu gagal.Serigala Merah past

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 35

    Sekarang, sisa satu perampok yang menggunakan topi baseball hitam. Dia memberondongkan senjata, menembak acak orang-orang sipil di sana.Mada menunggu kesemptan hingga perampok itu teralihkan perhatiannya oleh Boris, dan tidak menatapnya lagi.Julukan Zero tidak main-main. Kecepatan dan keakuratan serangan yang dimiliki Mada dalam menotok leher perampok itu, sangat cepat. Bagai ular, tepat di nadi meridian tengahnya.Perampok itu tumbang sebelum sempat membabi-buta lebih lama lagi. Urat nadinya mati sementara. Jangankan membalas pukulan Mada, untuk berteriak saja, dia tidak mampu.“Sssttt...”“Jangan berisik!”Mada menoleh ke seluruh pelanggan, memberi kode menggunakan gerakan bibir sembari menautkan telunjuknya. Mereka mengangguk paham. Tidak satu pun membuat kegaduhan sampai Mada selesai.Kecerdikan Mada didukung oleh prediksi akurat Boris, dia sudah menghitung estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mengalihkan perhatian, sampai Mada berhasil mengalahkan perampok satunya.Usai menenan

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!    Bab 34

    Mada terkenal dengan julukan Zero.Di Leviathan Army, ada kode tertentu yang diberikan sesuai kekuatan dan kepiawaian anggota dalam menjalankan misi. Makin kecil angkanya, makin tinggi pula pangkatnya.Zero sendiri merupakan julukan yang hanya diberikan pada militer-militer terkuat di zamannya.Di antara semua pasukan khusus Leviathan Army, hanya Mada yang menunjukkan kemajuan signifikan sejak dia bergabung.Hanya butuh waktu empat tahun dia menguasai semua ilmu beladiri, senjata, juga obat-obatan yang harusnya ditempuh dalam waktu minimal 15 tahun.Dalam empat tahun itu juga, Mada berhasil menyelesaikan misi-misi sulit, yang bahkan menurut anggota Leviathan Army lainnya, mustahil untuk diselesaikan.Salah satunya adalah, memberantas organisasi hitam yang merugikan dunia bernama Red Lotus, seorang diri, tanpa bantuan petinggi Leviathan Army yang lain.Dan, sekarang, para petinggi Red Lotus berkumpul, membentuk afiliasi baru bersama mafia-mafia kejam dunia, lalu menamai diri mereka seb

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 33

    “Berhasil atau tidak, kita belum tahu, sampai kita mencoba rencana ini! Tapi, ada satu hal yang perlu kamu ingat. Aku tidak bawa identitas apapun. Kemungkinan besar, aku diusir petugas keamanan. Jadi, keluar lah sebelum aku diusir!”Bertepatan juga, Nabila ingin membahas perceraian itu dengan Mada.Sesuai kata pepatah, tanpa perlu menebar umpan, jika timing mu sesuai, ikan pasti menyambar. Hal itu yang dialami Mada kala tatapan tajamnya direspon Nabila.Menggandeng mesra tangan Robby, Nabila mendekati posisi duduk Mada, lalu mengata-ngatainya. Tapi, kali ini, Nabila tidak terlalu ngotot.Sekali lagi, mereka membuat keributan dan memancing atensi tamu undangan. Semua perhatian terpusat.Sofia menggunakan kesempatan ini untuk mencari dua anggota Serigala Merah lain yang menyamar. Dan, benar kata Mada, ada empat anggota yang bertugas masuk hotel.“Sial! Begitu ingatannya pulih, akurasi pengamatannya jauh lebih hebat dari tiga tahun lalu!?” Sofia menggeleng, masih tidak percaya dengan apa

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 32

    “Diancam putus kontrak? Ti-tidak mungkin!”Gleg!Nabila meneguk ludah.Majalah Beautyness adalah satu-satunya majalah kecantikan terkemuka yang digunakan Nabila meraih follower serta popularitas. Tanpa majalah itu, dia hanya gadis biasa, tak punya pengikut, ataupun fans sejati.Meski cantik, perilaku arrogan dan lidahnya yang tajam, seringkali membuat netizen enggan untuk mengikuti segala postingan aktivitasnya.“Maafkan aku, Ris, bukan maksudku mengacau-”“Sekali lagi aku melihatmu mengacau, aku tidak segan memutus kontrakmu, juga seluruh aset-asetmu di salon kecantikan Beautyness. Camkan itu!”Nada dingin Risa membuat Nabila mati kutu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Amarah yang tertahan, dia luapkan dengan sorotan tajam ke arah Mada.Seolah gadis itu berkata, “lihat aja, Mada, kamu pasti terima akibatnya!?”Pesta berlanjut seperti biasa. Kali ini, Tuan Bram meminta orang-orang berkumpul di aula hotel yang disulap menjadi restoran prasmanan bNabilag lima.Malam ini terlihat sangat m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status