"Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah
“Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in
Pukul sepuluh malam, kota Yogyakarta. Seorang wanita paruh baya berjalan di trotoar jalanan sendirian. Dia baru saja pulang bekerja, lelahnya pekerjaan membuatnya sedikit mengantuk. BRAK! Tiba-tiba dari arah belakangnya terdengar suara keras, sebuah mobil melaju dengan kencang menabrak tempat sampah. Kecepatannya yang tinggi membuat mobil itu tidak terkendali dan akhirnya menabrak wanita paruh baya itu, dan membuatnya meninggal ditempat. Wanita itu adalah Ibu kandung dari Sean. Hasil investigasi menyatakan bahwa sopir itu menyetir mobil dalam keadaan mabuk, tapi Sean tidak percaya akan semua ini. Dia sangat yakin bahwa kecelakaan ini ada hubungannya dengan wanita simpanan sang ayah. — Kediaman Keluarga Diningrat. "Ayah! Aku ingin mendengar penjelasan darimu!" Sean bertanya kepada Ayahnya. "Apa yang ingin kamu ketahui?" tanya sang ayah. "Apa yang kamu rencanakan? Apa kamu sengaja membunuh ibuku?" tanya Sean dengan penuh amarah dalam hat
Natalie langsung marah setelah melihat Sean, "Menantu brengsek! Orang yang tak berguna! Sudah tujuh tahun lebih, kamu mau terus bergantung kepada putriku? Lebih baik aku memelihara seekor anjing penjaga daripada kamu! Kamu, bahkan anak sendiri juga tidak bisa menjaganya, benar-benar tidak berguna!" "Orang yang mengejar anakku begitu banyak, semuanya sangat baik. Entah sihir apa yang kamu gunakan kepada anakku, hingga dia bisa menikah denganmu!" Natalie berteriak marah lalu berbalik dan berkata kepada Mega, "Dengar kata-kata Ibu, segera ceraikan laki-laki pecundang ini. Jangan menghabiskan waktumu untuk pria sampah sepertinya!" "Benar, Kak, aku setuju!" Jennie menatap ke arah Sean dan lanjut berkata, "Biaya pengobatan Andin beberapa hari ini telah menghabiskan seluruh tabunganmu, tapi apakah dia pernah mengeluarkan uangnya sedikitpun? Orang ini tidak bisa disebut sebagai lelaki! Kudengar atasanmu yang bernama, Khair Alfarizky, tertarik kepadamu? Lebih baik kamu bersama d
Khair menatap sekilas kearah Mega dan Sean, seketika dia muncul ide. Lalu berkata, "Mega, sepertinya bantuanku tidak disetujui suamimu. Kalau begitu, aku pergi dulu." "Tunggu, Pak Khair..." ucap Mega pelan. Khair tertawa ke arahnya dan melangkah besar meninggalkan ruang pasien. Dia sudah menebak bahwa Sean dan Mega tidak bisa membayar tiga ratus juta saat ini, jadi dia terlihat sangat percaya diri, seperti ingin mengalahkan Sean. Setelah Khair pergi, dia menunjukkan senyuman liciknya dan menemukan suster yang bertanggung jawab untuk memberi obat untuk Andin. Diam-diam Khair memberikan tiga juta rupiah kepada suster itu, "Orang tua Andin belum mendapatkan uangnya. Tolong nanti kamu suruh mereka untuk mengurus administrasi keluar rumah sakit." Suster tersenyum senang dan mengangguk kepalanya setelah melihat sejumlah uang yang diberikan. Setelah kepergian Khair, tatapan Mega menjadi kosong dan raut wajahnya penuh dengan kekecewaan, "Sean, apakah harga d
Kalau bukan karena anaknya memiliki anak, dia ingin sekali anaknya cerai dengan pengecut ini. Sean lihat dirinya tidak bisa menghindari Natalie, kemudian dia berkata, "Aku datang kesini untuk meminjam uang." "Sean… Sean, kamu juga tidak lihat dulu tempat apakah ini. Karpet merah di depan pintu itu lebih mahal dari nyawamu. Bagaimana kamu bisa meminjam uang dari sana? Benar-benar tidak tahu diri!" Natalie mendengus. Natalie adalah Wakil manajer dari Perusahaan Arizona. Beberapa hari ini, dia sedang membahas kerjasama dengan pihak Perusahaan Rhys. Setelah dia pergi meninggalkan rumah sakit, dia langsung datang kesini. Hanya saja dia tidak bisa masuk ke Perusahaan Martaguna, sehingga ini membuat dia sangat kesal. Suasana hatinya tentu akan sangat tidak baik. Kebetulan dia melihat Sean dan melampiaskan kekesalannya. "Dasar sampah! Kakakku harus bekerja dan merawat Andin. Kamu sekarang datang kesini untuk bermain dengan alasan meminjam uang. Apakah kamu adala
Wanita itu membungkuk pelan kepada Sean dan berkata, "Tuan Muda, silahkan, ikuti aku." Sean mengangguk dan tatapannya menyapu pelan dari wajah Jennie dan Fikri, lalu ia pergi bersama dengan sekretaris cantik itu. Menyisakan Natalie bertiga terdiam, terkejut dan curiga di tempat. — "Tapi, Paman, sungguh aku tidak ingin menjadi pewaris Keluarga Diningrat! Mereka telah menbunuh Ibuku!" "Tuan Muda, tolong kerja samanya, ya?" Sean dan Roby berbincang sesaat, fdia masih saja tidak ingin meneruskan warisan, sungguh tidak ingin untuk mengalah dengan Ayahnya. Tapi kalau dia tidak menandatangani surat perjanjian itu, Roby tidak akan pernah meminjamkan uang untuknya, atau mungkin dia akan membiarkan Arga menghubunginya. Sean menghela nafas tak berdaya dan hanya bisa mengambil pena lalu menandatangani surat itu. Lalu dia menyuruh Roby untuk mencari orang yang memiliki sumsum yang sama dengan Andin. Dia juga menyuruh Roby untuk memberikan tiga ratus juta kep
Dia sangat mengetahui apa yang dipikirkan oleh Khair, tentunya sekarang dia tidak menunjukkan raut wajah yang baik untuknya. Khair tercengang, setelah melihat sejumlah uang yang memenuhi koper itu, dia tidak dapat berkata-kata. Khair sama sekali tidak menyangka bahwa Sean yang bekerja sebagai seorang satpam, bisa memiliki uang tiga ratus juta dalam begitu cepat. Siapakah orang yang begitu baik, rela meminjamkan tiga ratus juta kepada seorang satpam yang gajinya hanya satu juta lebih perbulan? Mega juga terkejut, gaji Sean per bulan dia mengetahuinya. Da tidak dapat membayangkan darimana Sean mendapatkan uang tiga ratus juta ini. “Kamu pinjam uang dari mana? Apakah kamu pergi meminjam kepada rentenir?” Setelah Mega terkejut, dia dengan kesal menatap Sean. Sekarang kondisi mereka sudah sangat sulit, jika Sean meminjam kepada para rentenir, maka keluarga mereka akan hancur di tangan Sean. Sean tidak peduli terhadap omongan Mega, dia hanya memandang dingin ke